Anda di halaman 1dari 42

INSTALASI TENAGA LISTRIK SATU FASA

A. Sistem Tenaga Listrik


1. Sejarah Tenaga Listrik

Pada era sekarang, energi listrik merupakan kebutuhan primer bagi


umat manusia, bisa kita bayangkan bagaimana kekacauan yang terjadi apabila
tiba-tiba energi listrik itu hilang, mulai dari peralatan sederhana di rumah
tangga, mesin-mesin canggih di industri, sistem telekomunikasi semua tidak
akan bisa berfungsi. Hal tersebut menunjukan betapa pentingnya energi listrik
bagi kehidupan kita.
Sejarah energi listrik dimulai pada tahun 1831-1832, ketika ilmuan asal
Inggris Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan
antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus
terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama
berdasarkan efek ini menggunakan cakram tembaga yang berputar antara
kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.
Desain alat yang dijuluki ‘cakram Faraday’ itu tidak begitu efisien
dikarenakan oleh aliran arus listrik yang arahnya berlawanan di bagian
cakram yang tidak terkena pengaruh medan magnet. Arus yang diinduksi
langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke bagian cakram di luar
pengaruh medan magnet. Arus balik itu membatasi tenaga yang dialirkan ke
kawat penghantar dan menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga.
Generator homopolar yang dikembangkan selanjutnya menyelesaikan
permasalahan ini dengan menggunakan sejumlah magnet yang disusun
mengelilingi tepi cakram untuk mempertahankan efek medan magnet yang
stabil. Kelemahan yang lain adalah amat kecilnya tegangan listrik yang
dihasilkan alat ini, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks magnetik.
Gambar 1.1. Cakram faraday
(https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik)

Gambar 1.2. Generator awal abad ke 20


(https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik
Di Indonesia sendiri sejarah pembangkitan tenaga listrik dimulai sejak
beroperasinya pusat tenga listrik di Gambir, Jakarta (Mei 1897), Medan
(1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan Banjarmasin
(1922).

Perkembangan tekhnologi pembangkitan energi listrik menjadikan


penyediaan energi listrik sudah hampir merata di seluruh dunia, pembangkit-
pembangkit listrik dengan kapasitas besar sudah banyak yang didirikan,
sarana transmisi dan distribusi energi listrik juga sudah tersinkronisasi
dengan baik sehingga sistem pembangkitan dan tenaga listrik sudah berjalan
dengan baik. Berikut gambar sistem tenaga listrik mulai dari pembangkitan,
transmisi, sampai sistem distribusi.

Gambar1.3. Sistem tenaga listrik

(Operasi Sistem Tenaga Listrik Berbasis EDSA,2010:2)

Gambar di atas memperlihatkan pusat pembangkit dengan sumber


daya energi primer seperti bahan baker fosil (minyak, gas alam, dan buatan),
hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Generator sinkron
mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin menjadi energi
listrik tiga fasa.

Melalui transformator penaik tegangan (step-up transformator) energi


listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi
menuju pusat-pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan
demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus
rendah dan berarti mengurangi rugi-rugi daya akibat panas pada penghantar.
Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut kembali
diturunkan menjadi tegangan menengah, melalui transformator penurun
tegangan (step-down transformator).

Di pusat-pusat beban yang terhubung dengan saluran distribusi, energi


listrik ini diubah lagi menjadi bentuk-bentuk energi yang langsung terpakai
oleh konsumen seperti energi mekanis (motor), penerangan, pemanas,
pendingin, dan lain sebagainya.

Secara umum sistem tenaga listrik dibangun oleh empat komponen utama,
yaitu pembangkit, transmisi, distribusi, dan beban. Selanjutnya proses proses
pengiriman daya listrik dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian
pembangkit kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi, dan disalurkan
ke beban-beban menggunakan saluran distribusi. Energi listrik dibangkitkan
di pusat-pusat pembangkit dengan mengkonversikan sumber energi primer
yang tersedia, seperti air, angin, panas bumi, panas matahari, batu bara atau
lainnya. Dengan mengacu pada sumber energi primer yang digunakan sebagai
penyedia awal, maka dikenal berbagai tipe pembangkit, misalnya Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) atau yang lainnya. Sedangkan pemakai
atau beban biasanya terletak jauh dari pusat pembangkit, sehingga untuk
memanfaatkan energi listrik yang telah dibangkitkan diperlukan saluran atau
jaringan listrik. Oleh karena itu, untuk menunjang proses penyaluran energi
listrik secara memadai dibutuhkan sistem transmisi dan sistem distribusi
yang baik, agar beban-beban yang tersebar mendapat kiriman daya listrik
sesuai kebutuhannya

a. Instalasi Listrik Satu Fasa

Dari hasil pembangkitan energi listrik melalui generator menghasilkan


sumber energi listrik satu fasa dan tiga fasa. Instalasi listrik satu fasa adalah
jenis instalasi yang menggunakan dua buah kawat penghantar berupa kawat
berarus (positif) dan satu kawat penghantar untuk nol (netral). Instalasi listrik
ini biasanya bekerja pada tegangan 220 V. Pemasangan instalasi listrik satu
fasa biasanya lebih mudah karena hanya menggunakan dua buah kawat
penghantar.
Untuk dapat mengerti berapa besaran daya listrik yang tersedia pada isntalasi
listrik satu fasa kita bisa melihat MCB yang digunakan pada instalasi tersebut.

Tabel 1.1 penggunakan MCB untuk instalasi listrik satu fasa

No Daya Terpasang MCB/MCCB


(volt ampere) (Ampere)
1 250 1,2
2 450 2
3 900 4
4 1300 6
5 2200 10
6 3500 16
7 4400 20
8 5500 25
9 7700 35
10 11000 50
11 13900 63
12 17000 80
13 22000 100

b. Instalasi Listrik Tiga Fasa

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan


3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut
phase sebesar 120 derajat. Tiga kawat penghantar tersebut biasa disebut
dengan Phase (R,S,T) dan tambahan satu kawat neutral (N) atau sering
dibilang kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel
bertegangan listrik dan 1 kabel neutral. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan
380 volt yang banyak digunakan Industri atau pabrik.

c. Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa

Adalah jenis instalasi listrik yang digunakan untuk sarana kotak kontak
atau beban beban listrik selain lampu dengan menggunakan 2 buah kawat
penghantar, yaitu 1 (satu) kawat penghantar untuk phase
(Sumber/Tegangan) dan 1 (satu) kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral).

2. Komponen instalasi tenaga listrik


a. Jenis-jenis Kabel

Kabel adalah media yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik


dari potensial tinggi ke potensial rendah. Ada berbagai macam bahan yang
digunakan untuk membuat kabel, yang membedakan adalah sifat konduktansi
dari beberapa bahan tersebut. Khusus untuk penghantar yang digunakan pada
instalasi listrik penerangan dan tenaga, bahan yang paling sering digunakan
adalah jenis logam tembaga.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis kecil, berikut
tabel tahanan jenis dari beberapa bahan penghantar:

Tabel 1.2. Tahanan jenis penghantar

Nama Bahan Tahanan Jenis


Perak 0,016
Tembaga 0,0175
Cobalt 0,022
Emas 0,022
Alumunium 0,03
Molibdin 0,05
Wolfram 0,05
Seng 0,06
Kuningan 0,07
Nikel 0,079
Platina 0,1
Nikeline 0,12
Timah putih 0,12
Baja 0,13
Vanadium 0,13
Bismuth 0,2
Mangan 0,21
Timbel 0,22
Duraluminium 0,48
Manganin 0,48
Konstanta 0,5
Air raksa 0,958

Penggunaan tembaga sebagai penghantar yang sering digunakan


adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan bahan yang
mempunyai daya hantar yang baik kedua setelah perak namun dengan harga
yang lebih terjangkau. Berdasarkan konstruksinya, penghantar
diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Penghantar Pejal (Solid)

Penghantar berukuran diameter maksimal sampai 10 mm2 yang berbentuk


kawat pejal. Batas ukuran maksimal tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah penggulungan maupun pemasangan.

Gambar 1.4 Penghantar Pejal


(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-
taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)
2) Penghantar Berlilit (Stranded)

Penghantar yang terdiri dari beberapa kawat yang saling berlilitan dengan
ukuran diameter 1 mm2 – 500 mm2

Gambar 1.5 Penghantar berlilit


(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-
taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)

3) Penghantar Serabut (Fleksibel)


Penghantar berupa serabut fleksibel, biasanya digunakan ditempat-tempat
yang sulit dijangkau dan sempit, alat-alat ukur listrik, alat-alat portabel, dan
pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel serabut ini antara 0,5 mm2 - 400
mm2

Gambar 1.6 Penghantar serabut


(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-
taruno/materi-instalasi-listrik.pdf)

4) Penghantar Persegi (Busbar)


Penghantar berupa logam tanpa isolasi berbentuk persegi empat yang
berfungsi sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini
biasanya terdapat pada papan hubung bagi (PHB)
Gambar 1.7 Penghantar Persegi (Busbar)
(http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/04/penghantar-
listrik.html)

Selain dari konstruksinya, kabel juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah


penghantar dalam satu kabel, berikut klasifikasinya:

1) Penghantar Simplex

Kabel yang berisi satu buah penghantar saja yang berfungsi untuk
menghantarkan satu jenis aliran saja, misalkan untuk penghantar fasa saja
atau netral saja. Contoh dari penghantar ini adalah kabel NYA 0,75 mm2
dan NYAF 1,5 mm2

2) Penghantar Duplex

Kabel yang berisi dua buah penghantar yang dapat mengalirkan 2 buah
aliran sekaligus, misalkan dua buah fasa yang berbeda atau aliran fasa
dengan netral. Kabel ini berupa dua buah penghantar dengan masing-
masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu
menggunakan selubung. Contoh dari penghantar ini adalah kabel NYM
2x1,5 mm2 dan NYY 2x1,5 mm2.

3) Penghantar Triplex

Kabel yang berisi tiga buah penghantar yang dapat mengalirkan 3 buah
aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa (R,S,T) atau mengalirkan fasa,netral,
dan grounding. Kabel ini berupa tiga buah penghantar dengan masing-
masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu
menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM
3x1,5 mm2 dan NYY 3x1,5 mm2.
4) Penghantar Quadruplex
Kabel yang berisi empat buah penghantar yang dapat mengalirkan 4 buah
aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa dan netral atau 3 buah fasa dan
grounding. Penghantar Quadruplex ada yang berupa penghantar pejal,
berlilit, ataupun serabut. Kabel ini berupa empat buah penghantar dengan
masing-masing penghantar dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi
satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM
4x1,5 mm2 dan NYMHY 4x1,5 mm2.

Dari klasifikasi di atas kabel listrik kemudian dibedakan menjadi


beberapa jenis, untuk seorang tekniksi khususnya dibidang kelistrikan kita
wajib mengetahui beberapa jenis kabel yang biasa digunakan pada kehidupan
sehari-hari maupun pada instalasi tertentu, berikut jenis-jenis kabel yang ada
di pasaran:

1) Kabel NYA

Jenis penghantar berinti tunggal dengan lapisan bahan isolasi PVC satu
lapis, kabel jenis ini adalah jenis kabel yang paling sering digunakan pada
instalasi listrik rumah. Kode warna isolasi kabel ini ada yang merah, kuning,
biru, dan hitam sesuai dengan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL).
Kelemahan dari kabel jenis ini adalah mudah cacat karena lapisan isolasinya
yang hanya satu lapis, tidak tahan air, dan mudah digigit tikus. Agar aman,
ketika memakai kabel ini kita bisa memasukan kabel jenis NYA ini di dalam
pipa jenis PVC atau saluran tersebut untuk menghindari gigitan tikus dan
apabila mengelupas tidak akan langsung tersentuh dengan orang disekitarnya.
Gambar 1.8 Kabel NYA
(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

2) Kabel NYM

Jenis penghantar yang memiliki inti lebih dari satu, biasanya digunakan
pada instalasi gedung atau bangunan yang tertanam pada dinding. Juumlah
inti dari kabel jenis NYM ini adalah 2,3, dan 4 dengan masing-masing inti
dipisahkan dengan isolasi kemudian keempatnya diikat menjadi satu dengan
selubung isolasi PVC. Karena lapisan isolasinya yang lebih banyak dari kabel
jenis NYA maka kabel jenis NYM ini kebih aman untuk digunakan sebagai
bahan instalasi pada gedung atau bangunan.

Gambar 1.9 Kabel NYM


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

3) Kabel NYY

Secara konstruksi dan jumlah penghantarnya kabel NYY hampir sama


dengan kabel NYM bedanya adalah pada jenis isolasinya. Kabel NYY didesain
untuk penggunaan instalasi bawah tanah ataupun outdoor disegala kondisi.
Bahan isolator kabel NYY didesain lebih kuat dan kaku dari pada jenis NYM.
Selain itu bahan isolatornya juga dibuat anti gigitan tikus.
Walaupun bahan isolatornya yang sudah kuat akan tetapi untuk lebih
amannya dalam penggunaan kabel ini sangat direkomendasikan untuk
menggunakan pelindung lagi seperti pipa PVC ataupun pipa besi terutama
apabila digunakan pada aliran listrik tegangan tinggi.

Gambar 1.10 Kabel NYY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

4) Kabel NYAF

Sebuah penghantar yang memiliki inti serabut dari tembaga fleksibel


berisolasi PVC. Kabel NYAF biasa digunakan pada instalasi panel yang
memerlukan fleksibiitas tinggi.Kabelnya yang fleksibel memudahkan untuk
digunakan pada instalasi yang banyak belokan-belokan tajam. Kabel ini
direkomendasikan untukinstalasi dalam kabel kotak distribusi pipa atau di
dalam kabel duct.

Gambar 1.11. Kabel NYAF


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)
5) Kabel NYMHY/NYYHY

Kabel jenis ini banyak digunakan untuk instalasi rumah tangga kelas kecil,
kabel ini tidak direkomendasikan untuk instalasi rumah atau gedung di atas
900 watt. Kabel NYMHY terdiri dari beberapa kabel inti serabut yang dilapisi
dengan isolasi PVC.

Gambar 1.12 NYMHY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

6) Kabel NYFGbY

Sebuah Penghantar yang dirancang untuk instalasi-instalasi bawah tanah,


kabel ini bisa ditanam tanpa harus menggunakan pelindung tambahan.

Gambar 1.13 kabel NYFGbY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)
7) Kabel NYCY

Jenis kabel yang biasa digunakan sebagai penghantar dalam ruangan,


bawah tanah, bahkan untuk saluran terbuka kering maupun lembab, kabel
jenis ini sangat aman karena lapisan isolatornya terdapat tambahan pelindung
pita CU kabel sehingga tahan dalam berbagai kondisi cuaca.

Gambar 1.10 Kabel NYY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

8) Kabel NYAF

Sebuah penghantar yang memiliki inti serabut dari tembaga fleksibel


berisolasi PVC. Kabel NYAF biasa digunakan pada instalasi panel yang
memerlukan fleksibiitas tinggi.Kabelnya yang fleksibel memudahkan untuk
digunakan pada instalasi yang banyak belokan-belokan tajam. Kabel ini
direkomendasikan untukinstalasi dalam kabel kotak distribusi pipa atau di
dalam kabel duct.
Gambar 1.11. Kabel NYAF
(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

9) Kabel NYMHY/NYYHY

Kabel jenis ini banyak digunakan untuk instalasi rumah tangga kelas kecil,
kabel ini tidak direkomendasikan untuk instalasi rumah atau gedung di atas
900 watt. Kabel NYMHY terdiri dari beberapa kabel inti serabut yang dilapisi
dengan isolasi PVC.

Gambar 1.12 NYMHY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)
10) Kabel NYFGbY

Sebuah Penghantar yang dirancang untuk instalasi-instalasi bawah tanah,


kabel ini bisa ditanam tanpa harus menggunakan pelindung tambahan.

Gambar 1.13 kabel NYFGbY


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)
11) Kabel NYCY

Jenis kabel yang biasa digunakan sebagai penghantar dalam ruangan,


bawah tanah, bahkan untuk saluran terbuka kering maupun lembab, kabel
jenis ini sangat aman karena lapisan isolatornya terdapat tambahan pelindung
pita CU kabel sehingga tahan dalam berbagai kondisi cuaca.
Gambar 1.14 kabel NYCY
(https://panduanteknisi.com/jenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html)

12) Kabel ACSR (Aluminum Conduct Steel Reinforced)

Kabel jenis ini merupakan penghantar yang terdiri dari alumunium


dengan inti baja,tanpa isolasi tambahan. Kabel ACSR biasa digunakan untuk
saluran-saluran jaringan tegangan tinggi dengan jarak tiang berjauhan bahkan
sampai ratusan meter sehingga membutuhkan jenis kabel dengan kuat tarik
yang tinggi.

Gambar 1.15 kabel ACSR


(https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-
beserta-kegunaannya/)

b. Jenis-jenis Kotak Kontak

Kotak kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai


muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Agar alat
listrik terhubung dengan kotak kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau
colokan yang nantinya akan ditancapkan pada kotak kontak.
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

1) Kotak kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal)
yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alatalat
listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.
2) Kotak kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC
yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC
yang berfungsi sebagai ground. Kotak kontak jenis ini biasanya digunakan
untuk daya yang lebih besar.

Gambar 1.16 kotak kontak kecil dan kotak kontak besar


(http://eprints.polsri.ac.id/4385/3/FILE%203.pdf)

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop


kontak, yaitu:

1) Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam


tembok.
2) Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan
dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
Gambar 1.17 kotak kontak in bow dan out bow
(http://eprints.polsri.ac.id/4385/3/FILE%203.pdf)
Berikut tipe-tipe stop kontak yang dipakai di seluruh dunia:

Gambar 1.18 tipe kotal kontak di seluruh dunia


(http://infopromodiskon.com/news/detail/170/model-stop-kontak-colokan-
listrik-atau-outlet-plug-di-berbagai-negara.html)
c. Jenis-jenis Saklar

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menyambung


dan memutuskan aliran listrik
. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang dapat berfungsi
sebagai penghubung atau pemutus aliran listrik baik itu pada jaringan arus
listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah. Secara garis besar, saklar
memiliki 2 macam penggunaan, yaitu untuk instalasi penerangan dan instalasi
tenaga.
Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah
adalah bentuk fisiknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus
lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika
aliran listrik semakin kuat.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua buah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan
sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam
yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak
bekerja.
Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus
disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Saklar sangatlah bermanfaat
dalam menunjang keselamatan penggunaan tenaga listrik. Karena penggunaan
saklar dalam instalasi sangat membantu mengurangi risiko korseleting.

Contoh penggunaan saklar di peralatan-peralatan listrik maupun


elektronik :

1) Tombol on/off dan volume up down di ponsel


2) Tombol on/off di TV, tombol-tombol di remote TV
3) Saklar dinding untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik
4) Tombol on/off di laptop atau komputer
5) Tombol-tombol keyboard pada laptop atau komputer
6) Tombol on/off dan tombol pilihan kecepatan di kipas angin
Saklar Listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah Kontak dan Kondisi
yang dimilikinya. Jumlah Kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut
biasanya disebut dengan istilah “Pole” dan “Throw”.
a) Pole Adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah saklar
sedangkan

b) Throw Adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar.

Contoh jenis saklar listrik yang digolongkan berdasarkan Pole dan


Throw :

SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik
ON/OFF pada lampu.

SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3


Terminal. Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya
Saklar pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.

DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4


Terminal. DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan
dalam satu mekanisme.

DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6


Terminal. DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan
dalam satu mekanisme.

SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal
yang pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak
ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan
Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.
Macam-Macam Saklar pada pengendali ( instalasi tenaga ) dan
elektronik:

1) Selector Switch, disingkat (SS )

Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi


off, ada dua, tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe
geser maupun putar. Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol
untuk memilih jenis operasi yang berbeda, dengan rangkaian yang berbeda
pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap kontak
dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk
rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat.
Atau pada rangkaian audio misalnya memilih posisi radio, tape dan lainnya

2) Saklar Toggle

Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara


menggerakkan toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil,
pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika.

3) Limit Switch (LS)

Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada


dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas
karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi
yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c)
Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang bisa diatur. Pada saat
tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya.
Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk
menghentikan putaran motor lengan PMS.

4) Saklar Mekanik

Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga


proteksi rangkaian. Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh
sebuah proses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau
temperatur. Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah
tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit Switch,
Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch. Contoh
pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature Switch.

5) Flow Switch (FL)

Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di
dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa
tidak ada aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan
disebelah kanan dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka
tuas/piston akan bergerak dan kontak akan berubah sehingga dapat
menyambung atau memutusklan rangkaian.

6) Float Switch (FS)

Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan
untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairan
dalam tangki digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar. Posisi
level switch ada yang horizontal dan ada yang vertikal.

7) Temperature Switch

Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan


temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian
cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini
terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari stainless steel.
Cairan di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang tinggi,
sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan menimbulkan
tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan
kontak berubah status.Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu
bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak.
Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik
biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi
pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau
sebaliknya).

8) Saklar Push Button

Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran


listrik sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada
posisi off. Saklar tipe ini banyak digunakan pada rangkaian elektronika yang di
kombinasikan dengan rangkaian pengunci.

d. Jenis-jenis Pipa dan kotak sambung

Untuk instalasi di dalam gedung sering sekali digunakan kabel rumah


yang dipasang dalam pipa instalasi. Pipa instalasi dapat dibeda-bedakan
sebagai berikut:

1) pipa baja dicat dengan meni;


2) Pipa PVC;
3) pipa fleksibel.

Pada umumnya pipa instalasi dijual dalam potongan empat meter;


diameternya berbeda-beda. Pipa instalasi harus cukup tahan terhadap
tekanan mekanis, tahan panas dan lembab dan tidak boleh menjalarkan nyala
api (ayat 730 D2)

Permukaan luar maupun dalam pipa instalasi harus licin dan rata, dan
dilindungi dengan baik terhadap karat (ayat 730 D3 sub b). Jadi bagian luar
maupun dalam pipa baja harus dicat dengan meni. Pipa instalasi PVC memiliki
antara lain sifat-sifat berikut ini:

1) Daya isolasinya baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya


gangguan tanah (gangguan tanah dapat menimbulkan kebakaran)
2) Tahan terhadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat
3) Tidak menjalarkan nyala api
4) Mudah digunakan.
Pipa baja lebih kuat dan lebih tahan terhadap panas dan nyala api. Pipa
PVC tidak dapat digunakan untuk suhu kerja normal di atas 60 derajat celcius
(ayat 730 F10 sub a).

Ditempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi terhadap


kerusakan mekanis, misalnya di tempat-tempat penembusan lantai.
Sebaliknya pipa baja yang berada dalam jarak jangkauan tangan dan dipasang
terbuka, harus ditanahkan secara sempurna, kecuali bilamana pipa baja
tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel berisolasi ganda (misalnya
NYM), atau hanya untuk menyelubungi kawat pentanahan (ayat 730 F3).

Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengaman terhadap


kemungkinan terjadinya kegagalan isolasi pada hantaran di dalam pipa.

Menurut ayat 730 D3 sub c, pada ujung bebas dari pipa instalasi baja harus
dipasang selubung masuk (tule) yang berbentuk baik, tahan lama dan cocok
ukurannya

Untuk pipa PVC tidak diperlukan selubung masuk.

Pembengkokan pipa instalasi harus dilaksanakan sedemikian hingga


tidak terjadi penggepengan (ayat 730 D3 sub e). Jari jari lengkungnya, diukur
hingga bagian dalam dari lengkungan, harus sekurang-kurangnya sama
dengan:

1) 3D untuk pipa PVC;


2) 4D untuk pipa baja sampai dengan ukuran 16 mm atau 5/8 inchi;
3) 6D untuk pipa baja yang ukurannya melebihi 16 mm atau melebihi 5/8
inchi.

di mana D sama dengan diameter luar pipa instalasi.

Pipa instalasi yang tidak ditanam dengan sempurna, harus dipasang secara
baik dengan menggunakan alat penopang atau klem yang cocok. Jarak antara
alat-alat penopang itu tidak boleh melebihi satu meter (ayat 730 F9).
Menurut ayat 730 F8, khusus untuk pipa baja dengan kampuh terbuka atau
kampuh terlipat berlaku:

1) pipanya tidak boleh dibengkokkan;

2) pada pemasangan mendatar, alur kampuhnya harus berada di bawah, dan


pada pemasangan tegak lurus alur kampuhnya harus menghadap dinding.

Gambar 1.19 Pipa PVC

e. Benda bantu

Untuk merangkai pipa instalasi digunakan benda bantu.

Pada saluran yang panjang harus dipasang cukup banyak kotak tarik. Jarak
antara dua kotak tarik ditentukan oleh panjang pegas tarik yang digunakan
untuk menarik kabelnya ke dalam pipa. Panjang pegas tarik yang dapat dibeli
ialah 10 meter atau 20 meter.

Menurut ayat 730 F6, antara dua kotak tarik tidak boleh ada lebih dari empat
benda bengkok atau lebih dari 20 meter pipa lurus. Benda bengkok S ringan,
juga disebut bayonet, dihitung sebagai satu benda bengkok.

Kalau tidak perlu, dalam kotak tarik kabelnya tidak boleh dipotong
untuk kemudian disambung lagi.

Untuk pemasangan pipa PVC, sok dan benda bengkok jarang digunakan.
Belokan-belokan yang diperlukan dibuat pada pipanya sendiri. Dengan
demikian tidak ada kemungkinan terlepasnya suatu benda bengkok pada
waktu kabelnya ditarik kedalam pipa.
Untuk membuat cabang pada instalasi pipa harus digunakan kotak
cabang, misalnya kotak-T atau kotak cabang empat. Kotak-kotak cabang ini,
dan juga kotak-kotak tarik, harus mudah dicapai, jadi misalnya tidak boleh
diletakkan di belakang lapisan dinding yang sulit dilepas.

Penyambungan kabel dalam instalasi pipa hanya boleh dilakukan di


dalam kotak cabang atau kotak tarik (ayat 741 A3 sub a). Sambungannya
harus baik dan kuat, misalnya dengan memilin kawat-kawatnya dan kemudian
menutup sambungannya dengan lasdop (ayat 741 A1 sub g). Supaya isolasi
sambungannya baik, mutu lasdopnya harus baik.

Menurut ayat 741 A2, isolasi sambungannya harus menyamai isolasi


penghantar-penghantar yang disambung.

Dengan satu lasdop tidak boleh disambung lebih dari lima kawat.

Jumlah sambungan dalam kotak sambung, yaitu kotak tarik atau kotak cabang,
harus dibatasi supaya kotaknya masih dapat ditutup dengan baik.

Lubang-lubang pemasukkan pipa pada kotak sambung diberi batas


penahan, supaya pipanya tidak dapat masuk sampai ke dalam pipa (gambar
2.2).

Gambar 1.20 Lasdop dalam kotak sambung


f. Kotak sambung

Menurut sistem pemasangan instalasinya, dapat dibedakan jenis-jenis kotak


sambung berikut ini :

1) kotak normal;
2) kotak sentral;
3) kotak banula;
4) kotak rangkaian ganda.

1) Kotak Normal

Kotak sambung normal banyak sekali ragamnya. Selain kotak-kotak yang


dibuat dari besi cor atau pelat baja yang dicat dengan meni, ada juga kotak-
kotak dari bahan buatan.

Pada gambar diperlihatkan kotak-kotak normal dari bahan buatan. Kotak-


kotak ini dan pipa PVC kini banyak digunakan.

Penggunaan kotak normal dapat menghemat pipa, karena kotak-kotaknya


dapat diletakkan di tempat-tempat yang paling menguntungkan.

Sebaliknya penggunaan kotak normal juga ada kerugian-kerugiannya, yaitu


:

a) letak kotak-kontaknya tersebar dimana-mana, sehingga memberi kesan


kacau dan tidak teratur
b) bila terjadi gangguan, kotak-kotaknya sering sulit dicapai, lebih-lebih kalau
dipasang di antara langit-langit rumah bertingkat, di belakang lapisan
dinding atau di belakang dan di atas mesin-mesin yang sedang digunakan
c) kotak-kotak yang dipasang tersembunyi, sering hanya dapat dicapai dengan
merusak interior rumah.
Gambar 1.21 macam-macam kotak sambung

2) Kotak Sentral

Kotak sentral dikembangkan untuk menghindari keberatan-keberatan


yang dimiliki kotak normal. Dengan menggunakan kotak sentral, seluruh
instalasinya menjadi mudah dicapai, tanpa harus memasuki rumah orang lain.

Kotak-kotak sentral dipasang di atas titik-titik lampu. Semua sakelar dan


kotak kontak dinding dihubungkan langsung dengan kotak sentral dengan
menggunakan pipa instalasi. Kini umumnya digunakan kotak-kotak sentral
dari bahan buatan. Jenis-jenis yang digunakan ialah:

a) kotak sentral dengan delapan lubang pemasukkan pipa mendatar;


Gambar 1.22 kotak sentral instalasi listrik

Gambar 1.23 pemasangan kotak sentral

Lubang-lubang untuk memasukkan pipa pada kotak ini berada pada


ketinggian yang berbeda, sehingga pipa-pipanya tidak perlu banyak
dibengkokkan (lihat gambar di atas). Penempatan lubang-lubang pemasukkan
itu sedemikian hingga sebagian dari pipa-pipanya dapat diletakkan di
atas papan penunjang langit-langit, dan sisanya diantara papan-papan itu.
Dengan demikian pipa-pipanya bisa tetap lurus.

b) kotak beton
Kotak beton digunakan dalam lantai beton. Lubang-lubang pemasukkan kotak
ini tidak mendatar , tetapi miring. Maksudnya supaya lubang yang harus
dibuat dalam lantai beton bisa sekecil mungkin.

Gambar 1.24 kotak beton

Biasanya kotak-kotak ini dan pipa-pipa instalasinya diikat pada rangka besi
beton. Sebelum dimulai dengan pengecoran beton, letak kotak-kontaknya
harus diteliti lebih dahulu dengan cermat.

3) kotak-kotak jenis lain.


a) Kotak sentral isolit

Kontak sentral isolit dapat digunakan misalnya untuk


pemasangan dalam lantai dari batu bangunan berlubang, yaitu apa yang
dinamakan lantai perfora. Kotak ini memiliki tujuh lubang pemasukan di
sebelah atasnya. Selain itu di dua sisi yang saling berhadapan terdapat
tonjolan, masing-masing dengan dua lubang pemasukan untuk pipa 5/8 inchi.
Jadi seluruhnya ada sebelas lubang pemasukan. Tonjolan-tonjolan di sisi kotak
itu sekalian digunakan untuk meletakkan kotaknya di atas besi beton.
Gambar 1. 25 kotak sentral isolit

Pipa-pipanya diletakkan di atas batu-batu bangunan berlubang. Batu-batu


bangunan ini kemudian ditutup dengan lapisan semen setebal kira-kira 3 cm
(lihat gambar di atas).

b) Kotak Universal

Untuk membatasi jumlah jenis yang harus digunakan, dapat dipakai kotak
universal (seperti gambar di bawah). Kotak ini memiliki sampai 16 lubang.
Pada lubang-lubang itu dapat dipasang cerat-cerat lurus atau miring seperti
dapat dilihat pada gambar. dengan demikian dapat dibentuk jenis-jenis kotak
sentral yang telah dibahas

Gambar 1.26 kotak universal

Sistem pemasangan dengan kotak sentral memerlukan banyak pipa.


Pemakaian pipa ini dapat dikurangi dengan cara membuat juga pencabangan
di belakang sakelar dan kotak-kontak dinding. Akan tetapi, supaya
instalasinya tidak menjadi terlampau rumit, jumlah percabangan demikian
harus dibatasi.

Sistem dengan kotak sentral yang juga menggunakan kotak sambung jenis
lain, dinamakan sistem kotak sentral yang dimodifikasi.

c) Kotak Banula

Nama banula adalah akronim dari “Bakker nummer lasdozen”, yang


berarti ” kotak sambung bernomor dari Bakker”, Sesuai dengan namanya,
setiap kotak banula diberi nomor. Lubang-lubang pemasukannya berada pada
dua ketinggian yang berbeda. Gambar dibawah memperlihatkan sebuah
kotak banula dari bahan buatan

Gambar 1.27 kotak banula


Gambar 1.28 instalasi pipa

Instalasi dengan kotak banula selalu dipasang tampak, jadi tidak ditanam.
Kotak ini banyak digunakan di rumah-rumah sakit, di gedung-gedung sekolah
dan di gedung-gedung lain, di mana terdapat lorong-lorong panjang. Pipa-pipa
dan kotak-kotak sambungnya dipasang sepanjang lorong dan diletakkan pada
dinding dekat langit-langit itu sendiri. Dari situ dibuat cabang-cabang ke
semua sakelar, kotak-kontak dinding dan lampu. Apabila dipasang dengan
cermat dan lurus, dan diberi warna yang serasi, saluran-saluran sepanjang
lorong itu akan tampak cukup rapi.

d) Kotak Rangkaian Ganda

Ada kalanya digunakan kotak-kotak besar yang dibuat khusus untuk


setiap keadaan. Kotak-kotak ini dipasang di beberapa tempat yang mudah
dicapai, dan umumnya digunakan untuk beberapa rangkaian sekaligus. Untuk
memisahkan rangkaian-rangkaian itu, di dalam kotak dipasang sekat-sekat.

Kotak kotak ini digunakan di bangsal-bangsal pabrik dan di gedung-


gedung besar lain; kadang-kadang digunakan bersama-sama dengan kotak
banula. Jika dipasang di atas lorong atau di atas jalur jalan, kotak-kotaknya
selalu dapat dicapai dengan mudah, dan instalasinya bisa rapih.
Gambar berikut memperlihatkan beberapa jenis kotak rangkaian ganda.
Dengan menggunakan kotak-kotak ini, pipa-pipanya dapat dipasang lurus
tanpa persilangan.

Gambar 1.29 kotak rangkaian ganda

Untuk pemasangan instalasi di ruang kantor, laboratorium dan


sebagainya, kotak-kotak rangkaian ganda ini diletakkan di dalam lantai. Untuk
itu dapat digunakan kotak-kotak yang dapat dibeli sudah dalam bentuk jadi
misalnya seperti gambar berikut ini.

Gambar 1.30 kotak rangkaian ganda pipa

Kotak-kotak ini saling dihubungkan dengan pipa-pipa atau atau dengan


saluran-saluran lantai (lihat gambar di bawah). Di atas kotak umumnya
ditempatkan tiang saluran. Pada tiang ini dapat dipasang kotak-kotak kontak
dinding dan sebagainya. Di dekat tiang saluran dapat ditempatkan meja tulis
atau meja kerja lain.

Sistem saluran lantai ini dapat sekaligus digunakan untuk saluran telepon
dan saluran arus lemah lain.

Gambar 1. 31 saluran di dalam lantai

g. Jenis-jenis Pengaman

Pengaman dalam kelistrikan adalah sebuah cara dalam tindakan usaha


untuk mengamankan peralatan listrik yang kita pakai sehari hari, terutama
dalam pengaman listrik ini sangatlah penting untuk mengamankan diri kita
maupun orang lain dari bahaya yang bisa disebabkan dari arus listrik tersebut.
Contohnya seperti kebakaran, akibat korsleting listrik, yang tidak ada
pengamannya. Ada beberapa jenis pengaman listrik :
1) MCB

MCB adalah Miniatur Circuit Breaker suatu peralatan pemutus


rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk
membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus
hubung singkat, sesuai dengan ratingnya dan juga pada kondisi tegangan yang
normal ataupun tidak normal.

Fungsi utama Miniature Circuit Breaker (MCB) :

a) Mengamankan kabel terhadap beban lebih dan arus hubung singkat.


b) Melewatkan arus tanpa pemanasan lebih.
c) Membuka dan menutup sebuah sirkit di bawah arus pengenal.

Dalam pemilihan pemutus tenaga ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :

a) Standar SPLN 108 / SLI 175, bila digunakan oleh pemakai umum (instalasi
perumahan - kapasitas pemutusan rendah) dan IEC 60947-2, bila
digunakan oleh ahlinya (aplikasi industri - kapasitas pemutusan tinggi).
b) Kapasitas pemutusan suatu pemutus tenaga harus lebih besar dari arus
hubung singkat pada titik instalasi, dimana pemutus tenaga tersebut
dipasang. Pada diagram garis suatu sistem, disarankan untuk juga
menyebutkan besar kapasitas pemutusan disamping arus pengenal
pemutus tenaga yang digunakan.
c) Arus Pengenal pemutus tenaga harus disesuaikan dengan besarnya arus
beban yang dilewatkan kabel dan lebih kecil dari arus yang diijinkan pada
kabel.
d) Tegangan operasional pengenal pemutus tenaga harus lebih besar atau
sama dengan tegangan sistem.
e) Frekuensi sistem
f) Aplikasi beban tipe kabel yang diamankan, tembaga atau alumunium.

2) MCCB
Adalah pemutus sirkit tegangan menengah, dalam memilih circuit
breaker ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :

a) Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang.


b) Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
c) Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.

Karakteristik sistem

a) Sistem tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau
minimum sama dengan tegangan sistem.
b) Frekuensi sistem dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi
sistem.
c) Arus pengenal circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus
beban yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang
yang diijinkan lewat pada kabel
d) .Kapasitas pemutusan dari circuit breaker harus paling sedikit sama
dengan arus hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada
suatu titik instalasi dimana circuit breaker tersebut dipasang.
e) Jumlah pole dari circuit breaker sangat tergantung kepada sistem
pembumian dari sistem.

Kebutuhan kontinuitas sumber daya ini tergantung dari kebutuhan tingkat


kontinuitas pelayanan sumber daya listrik, dalam memilih circuit breaker
tentu saja harus diperhatikan sebagai berikut :

a) Perbedaan total dari dua circuit breakaer yang ditempatkan secara seri.
b) Perbedaan sebagian hanya dijamin sampai tingkat tertentu.
c) Arus gangguan tertentu.

3) ACB ( Air Circuit Breaker )

Teknologi terbaru ACB telah menghasilkan konsep baru untuk Power


Circuit Breaker. Dengan mempunyai kelebihan dari konstruksi modular dalam
polyester enclosure. ACB saat ini memiliki ketahanan thermal yang tinggi.
Dengan prinsip kerja yang disebut Perbedaan Total. Hal ini dapat menjamin
kontinuitas pelayanan sumber daya listrik karena pada saat terjadi gangguan
(hubung singkat), breaker akan "menunda" pemutusan, sebelum semua circuit
breaker di sisi bawahnya terputus (trip). Sehingga, jika gangguan tersebut
hanya terjadi pada satu titik, maka circuit breaker pada daerah itu sajalah
yang terputus.

4) ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)

Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah
atau disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) yang bekerja dengan sistim
differential, saklar ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti
berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau
peralatan yang diamankan termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua
sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun
sambungan tiga-phasa dengan netral.

5) Surge Arreste

Tegangan surya, yang sering disebut spike (paku) atau transient


umumnya terjadi pada kebanyakan jaringan listrik berupa kenaikan tegangan
yang sangat cepat. Terjadinya tegangan surya dapat disebabkan oleh petir
atau gerakan switching (penyambungan-pemutusan) dari kontaktor, pemutus
tenaga, thiristor dan switching kapasitor. Tegangan surya tersebut dapat
menimbulkan kerusakan pada peralatan listrik akibat adanya tekanan pada
komponen isolasi yang jauh di luar batas tegangannya.
Surge Arrester mempunyai dua tipe penggunaan, yaitu :

a) Tipe 1 Digunakan apabila adanya resiko terkena arus sambaran


langsung dan harus dipasang pada bangunan yang menggunakan
Lightning conductor/rod Teknologi : Spark Gap Iimp (10/350 ms): 35,
50 dan 100kA Response time £ 1ms Sistem Monoblok (DIN Rail)
b) Tipe 2 Digunakan untuk memotong tegangan surya dengan cara
penggabungan beberapa komponen Metal Oxyde Varistor (MOV),
memberikan pengamanan terhadap tegangan surja tersebut pada
Peralatan elektronik rumah tangga : televisi, oven, lemari es,
komputer,dll dan Peralatan elektronik industri : PLC, kontrol motor,
mesin, pompa, dll.

Teknologi : Metal Oxyde Varistor (MOV)

Imaks (8/20ms) : 8, 20, 40 dan 65 kA

Response time £ 25ns

Dengan mempunyai dua tipe sistem :

1. TipeFixed/Monoblok(DIN Rail): Tipe PF


2. Tipe Plug In/Draw out (DIN Rail) : Tipe PRD

h. Panel PHB

PHB memiliki banyak arti dalam bahasa Indonesia yaitu panel hubung
bagi, papan hubungan bagi, selain itu biasanya disebut juga
dengan perangkat hubung bagi.
Pada umumnya PHB yang digunakan pada industri atau bangunan-bangunan
yang memerlukan suplai daya yang cukup besar memerlukan panel yang
berbentuk lemari (cubicle).

Jika konsumen hanya berupa rumah tinggal yang sederhana panel hubung
bagi yang digunakan dapat menggunakan pengaman
berupa sekring atau MCB dengan batas yang sesuai dan standar.
Gambar 1.32 PHB dengan pengaman berupa sekring batu untuk instalasi
rumah degan tegangan rendah

PHB merupakan alat yang digunakan sebagai pengaman segala kecelakaan


di rangkaian instalasi listrik yang berupa hubung singkat atau pun beban
lebih. PHB dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Panel Utama/MDP : Main Distributor Panel


2) Panel Cabang/SDP : Sub Distributor Panel
3) Panel Beban/SSDP : Sub-sub Distributor Panel
Untuk sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel
feeder dan biasanya menggunakanNYFGBY.
Didalam panel biasanya busbar / rel dibagi dua segmen yang saling
berhubungan dengan sakelar pemisah, yang satu mendapatkan saluran masuk
dari alat pengukur dan pembatas yang berasal dari rangkaian perusahaan
ketenagalistrikkan dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset).
Dari kedua busur pada panel distribusi menuju ke beban secara langsung
atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini
adalah jika sumber listrik dari PLN mati maka akibat gangguan atau pun
karena pemeliharaan (penghematan energi listrik secara bergilir), maka suplai
beban akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset) sebagai
cadangan. Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
1) Relay proteksi
2) trafo tegangan, trafo arus
3) alat ukur untuk memeriksa dan mengontrol kestabilan listrik pada
suatu rangkaian rangkaian : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter, cos
φ meter.

Untuk PHB sistem tegangan menegah, terdiri dari tiga cubicle yaitu satu
cubicle incoming dan cubicle outgoing.

Hantaran masuk merupakan kabel tegangan menengah dan biasanya dengan


kabel XLPE atau NZXSBY. Saluran daya tegangan menegah ditrasfer melalui
trafo distribusi ke LVMPD (Low Voltage Main Distribution Panel). Pengaman
arus listrik terdiri dari sekring dan LBS (Load Break Switch).

i. Jenis-jenis PHB

1) Ditinjau dari sisi tegangan operasinya maka PHB dapat di bagi menjadi:
a) PHB tegangan rendah
b) PHB tegangan menengah
c) PHB tegangan tinggi
2) Ditinjau dari sisi tempat pemasangannya maka PHB dapat di bagi
menjadi:
a) Pasangan dalam
b) Pasangan luar
3) Ditinjau dari sisi susunan/tingkatannya di bagi menjadi:
a) Main panel
b) Main sub panel
c) Distribusi panel
4) .Ditinjau dari sisi sususnanya/tingkatannya di bagi menjadi :
a) Panel penerangan
b) Panel tenaga
c) Panel kontrol
5) Berdasarkan bentuknya, PHB terdiri dari tiga macam, yaitu :
a) Bentuk lemari
b) Bentuk kotak
c) Bentuk meja
6) Berdasarkan perkembangan teknologi, PHB dibagi 2 macam, yaitu:
a) Konvensional
b) Modern (berbasis PLC atau yang lainnya)

Anda mungkin juga menyukai