Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pembangunan dalam Paradigma
Pancasila dalam Tata Nilai Mental Karakter” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang pembangunan paradigma Pancasila dalam tata nilai
mental karakter bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ikhwan selaku pengampu mata
kuliah Pancasila.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Salatiga, 20 November
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………….……………………………………… 3
A. Latar belakang………………………...…………………………………………….3
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………...4
C. Tujuan………………………………………………………………………………4
BAB II………………………………………………………………………………………..5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….5
BAB II……………………………………………………………………………………..12
PENUTUP…………………………………………………………………………………12
Kesimpulan………………………………………….…………………………………..…12
Saran…………………………………………………………………………………………12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kondisi karakter bangsa indonesia saat ini sangat memperhatinkan
diantaranya maraknya terjadinya korupsi,melemahnya semangat juang para pemuda dan
melemahnya jiwa para generasi muda.rasa solidaritas yang hilang, kedisiplinan yang
sudah mulai tidak diterapkan,rasa tanggung jawab yang sudah pudar dan cenderung
mempentingkan dirinya sendiri.
Maka dari itu Pendidikan pancasila merupakan satu aspek penting untuk membangun
karakter generasi bangsa agar kembali menjadi bangsa yang memiliki semangat juang
yang membara dapat dilakukan sehingga generasi bangsa memiliki karakter yang baik
berupa material, spiritual serta sosial budaya dan lainnya.
B.Rumusan masalah
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Dalam Paradigma Pancasila
2
Nilai adalah kemampuan yang dipercaya yang ada pada sesuatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi, nilai
itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu o
5
pedoman dan tolok ukur dalam setiap aktivitas bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila
harus menjadi paradigma perilaku manusia Indonesia, termasuk dalam melaksanakan
pembangunan nasionalnya.
Berkaitan dengan kenyataan di atas dan kondisi objektif bahwa pancasila merupakan
dasar negara dan negara adalah organisasi (persekutuan hidup) manusia, maka tidak
berlebihan apabila Pancasila menjadi tolok ukur atau parameter dalam setiap perilaku
manusia Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus dikembalikan pada hakikat
manusia yang monopluralis.3 Berdasarkan kodratnya, manusia monopluralis memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
3
Makhluk monopluralis yang artinya terdiri atas rohani dan raga yang diciptakan oleh Allah sesuai dengan
pancasila sila ke-1
4
M. Syamsudin, dkk, Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila Dalam Konteks Keislaman Dan
Keindonesiaan, Total Media, Yogyakarta 2009. Hlm 168
6
Karakter5 masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaan terbilang sangat kuat, hal
tersebut dapat terlihat dari perjuangan para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan.
Semangat persatuan, rela berkorban dan tidak putus asa merupakan karakter yang dimiliki
oleh para pahlawan sehingga hanya bermodalkan senjata bambu runcing dapat membuat
penjajah keluar dari tanah air Indonesia. Sekarang ini masyarakat Indonesia tidak sekuat pada
masa lalu, sudah sangat rapuh. Semangat juang bangsa ini nyaris hilang ditelan berbagai
godaan dan kepentingan sesaat. Menurut (Gede Raka, dkk, 2011:120) Kondisi karakter
bangsa Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Negara Indonesia masih dikategorikan sebagai salah satu negara yang terkorup
diwilayah Asia Pasifik. Semua orang tahu bahwa kebiasaan korupsi merupakan manifestasi
nyata dari akhlak yang rusak. Namun, banyak orang yang tetap saja melakukan tindakan
tercela tersebut. Menjadi sangat mencemaskan bahwa sikap yang menerima korupsi sebagai
hal yang tidak bisa dihindari, serta sirnanya perasaan bersalah dan rasa malu pada mereka
yang melakukan tindakan korupsi.
b. Lemahnya kedisiplinan
Hal yang sangat memprihatinkan, lebih dari setengah abad sesudah negara Indonesia
merdeka, pendidikan kita belum mampu menghasilkan warganegara Indonesia yang mampu
menaati peraturan. Lebih mencemaskan lagi, ketidaktaatan itu semakin meluas dan makin
dianggap sebagai hal yang biasa.
c. Melemahnya jiwa
d. Menurunnya kemampuan
5
Karakter adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain; watak
7
semakin banyaknya tindakan kekerasan atau pemaksaan kehendak yang dilakukan oleh suatu
kelompok terhadap kelompok lain yang dianggap berbeda, apalagi jika kelompok yang
berbeda ini dinilai lebih lemah.
Banyak orang yang tahu tentang perilaku dan sikap yang baik, namun melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari sebaliknya. Jadi, ada kesenjangan antara yang dikatakan dengan
yang dilakukan.6
1) tak boleh ada tekanan, ancaman atau paksaan dalam hal agama,
5) mari kita dahulukan yang miskin dan lemah agar dapat hidup secara manusiawi.
Kelima pedoman tersebut muncul sebagai reaksi atas kondisi perilaku masyarakat
yang sangat mengkhawatirkan seperti saat ini. Pancasila sebagai wujud dari cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia di era globalisasi ini semakin diabaikan bahkan ditinggalkan. Oleh
karena itu, perlu upaya untuk merevitalisasi atau membangun kembali karakter bangsa yang
berpedoman pada nilai-nilai pancasila.
6
Supriyono, Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik,
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014.
7
R.P. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ, atau yang akrab dipanggil Romo Magnis (lahir 26 Mei 1936) adalah
seorang pastor Gereja Katolik, cendekiawan, budayawan, dan guru besar filsafat yang juga merupakan seorang
anggota Ordo Yesuit di Indonesia.
7
Pendidikan pancasila merupakan satu aspek penting untuk membangun karakter
generasi bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai
prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang bermutu
yang merupakan produk pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu negara. Tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 tahun 2003 menyatakan:
8
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) interpretasi adalah pemberian kesan, tafsiran, pendapat, atau
pandangan teoretis terhadap sesuatu.
Secara umum hermeneutika menjelaskan tentang teori atau filsafat tentang interpretasi makna. Kata
Hermeneutika sendiri berasal dari kata kerja Yunani yaitu hermeneuein, artinya menafsirkan,
menginterpretasikan, atau menerjemahkan.
9
d. Pemerintah melalui Kemendiknas menyusun seperangkat kebijakan dan
program penataan kurikulum pendidikan materi pancasila dengan mengacu
pada buku pedoman/arahan umum implementasi nilai-nilai pancasila,
sehingga ada kesamaan dan kesinambungan dalam interpretasi nila-nilai
pancasila dari pusat sampai ke daerah.
10
d. Pemerintah/Pemda melaksanakan sosialisasi secara menyeluruh mengenai keberadaan
Lembaga Pengkajian dan Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila.9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
99
Chairiyah, Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-
SD-an, Vol. 1, Nomor 1, September 2014, hlm 54-62
11
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dismpulkan Pancasila sebagai paradigma
pembangunan adalah setiap pembangunan bangsa harus dilandasi dengan nilai-nilai
pancasila yang posisnya sebagai idiologi negara. Dengan kondisi karakter bangsa
Indonesia saat ini yang tidak sekuat orang terdahulu semangat juang bangsa yang
yaris hilang ditelan oleh godaan kepentingan sesaat kita perlu merevitalisasi nilai-nilai
pancasila untuk menguatkan karakter bangsa.Merevitalisasikan nilai-nilai pancasila
dapat berupa pendidikan pancasila yang merupakan aspek penting dalam
pembangunan karakter generasi bangsa.
B. SARAN
Kita sebagai warga negara Indonesia sebaiknya memiliki pribadi dan berkarakter
yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasiala yaitu berkeTuhanan yang Esa
toleransi terhadap umat beragama,memiliki jiwa kemanusiaan,memiliki jiwa
pesatuan,dan jiwa sosial.
12
DAFTAR PUSTAKA
M. Syamsudin, dkk, Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila Dalam Konteks Keislaman Dan
Keindonesiaan, Total Media, Yogyakarta 2009. Hlm 168
Chairiyah, Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter, Trihayu: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 1, September 2014, hlm 54-62
13