Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG

BATUBARA TERBUKA PIT D SELATAN PT. ARTHA NIAGA


CAKRABUANA JOB SITE CV. PRIMA MANDIRI DESA
DONDANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kornelis Bria 1, Ag. Isjudarto2

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jogjakarta


Captencornelis@yahoo.com

Abstrak
Kelerengan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menjamin keamanan dan kelancaran suatu
operasi penambangan. Karena kegiatan penambangan tidak akan lepas dari keberadaan lereng pada daerah didalam
tambang maupun lokasi – lokasi lainnya seperti jalan tambang, stockpile, dan lain sebagainya. Semoa lokasi tersebut
membutuhkan keamanan yang baik untuk menjamin kelancaran penambangan. Adanya kegiatan penambangan,
seperti penggalian pada suatu lereng akan menyebabkan terjadinya perubahan gaya – gaya pada lereng tersebut yang
mengakibatkan terganggunya kestabilan lereng dan pada akhirnya terjadi longsor pada lereng tersebut. Longsoran
sering terjadi pada lokasi dengan keadaan geologi, morfologi, hidrologi dan iklim yang kurang menguntungkan.
Longsoran secara alami terjadi antara lain karena menunrunnya kemantapan suatu lereng, akibat degradasi
tanah/batuan bersamaan waktu dan usianya.

Kata Kunci: Lereng, Kelongsoran, Sudut Geser Dalam, Kohesi, Faktor Keamanan

1. Pendahuluan yang berbeda dan sangat penting untuk memberikan


Longsoran merupakan suatu bencana alam yang aturan yang umum untuk menentukan seberapa
sering terjadi pada lereng – lereng alami maupun tinggi atau seberapa landai suatu lereng agar dapat
buatan kebanyakan longsor tejadi pada saat tekanan dipastikan lereng tersebut disebut aman atau stabil.
air tanah meningkat yang mengakibatkatkan Apabila kestabilan dari suatu jenjang dalam
penurunan kuat geser tanah (c), dan sudut geser operasi penambangan meragukan, maka
dalam (α) yang menyebabkan kelongsoran. kestabilannya harus dimulai berdasarkan struktur
Pada saat merancang suatu tambang terbuka geologi, kondisi air tanah dan faktor pengontrol
maka dilakukan suatu analisis terhadap kestabilan lainnya yang terjadi pada suatu lereng. Kestabilan
lereng yang terjadi karena proses penibunan atau lereng pada batuan dipengaruhi oleh geometri
penggalian sehingga dapat memberikan keamanan lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik
pada rancangan tersebut. Stabilitas dari suatu lereng batuan serta gaya-gaya luar yang bekerja pada
biasanya menjadi masalah yang membutuhkan lereng tersebut.
perhatian yang lebih bagi kelangsungan operasi Satu cara yang umum untuk menyatakan
penambangan setiap harinya. kestabilan suatu lereng batuan adalah faktor
Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya keamanan. Faktor ini merupakan perbandingan
terhadap lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu antara gaya penahan yang membuat lereng tetap
analisis kestabilan lereng sangat diperlukan. Ukuran stabil, dengan gaya penggerak yang mnyebabkan
kestabilan lereng dapat diketahui dengan terjadinya longsor.
menghitung nilai faktor keamanan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan studi
Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah tentang kestabilan lereng, maka dibagi tiga
yang menghubungkan permukaan tanah yang lebih kelompok rentang Faktor Keamanan (FK) yang
tinggi dengan permukaan tanah yang rendah. ditinjau dari intensitas kelongsorannya
Lereng umunya terbentuk baik secara alami
maupun dibuat oleh manusia.
Kestabilan suatu lereng dikontrol oleh kondisi Tabel 1 Nilai faktor keamanan dan
geologi daerah setempat, bentuk keseluruhan Intensitas Longsor
lereng, kondisi air tanah dan juga teknik penggalian Nilai faktor Kejadian atau Intensitas
dalam pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini Keamanan Longsoran
jelas sangat berbeda untuk situasi penambangan FK < 1,07 Longsoran terjadi biasa /
sering (kelas labil lereng. Selain itu juga, kondisi material yang
FK antara Longsoran pernah terjadi jenuh dengan air tanah akan mengalami
1,07 – 1,25 (kelas kritis) penurunan kekuatan geser akibat adanya
FK > 1,25 Longsoran jarang terjadi tekanan air pori di dalam tubuh material
(kelas stabil) tersebut.
Sumber: Bowles, 1989 Penambahan air tanah pada pori-pori tanah atau
Menurut Bowles, lereng yang stabil memiliki batuan akan memperbesar beban dan pada
harga FK yang tinggi (FK>1,25) dan lereng yang akhirnya menimbulkan gaya penggerak yang
tidak stabil memiliki harga FK yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya longsor.
(FK<1,07). (Bowles, 1989) Kondisi air tanah yang dimaksud disini adalah
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi ketinggian level air tanah yang berada di bawah
Kestabilan Lereng permukaan lereng. Pengaruh air tanah terhadap
Umumnya stabil atau tidaknya suatu lereng kestabilan lereng yaitu adanya tekanan ke atas
tergantung dari beberapa faktor, antara lain: dari air pada bidang – bidang lemah yang secara
1) Geometri Lereng efektif mengurangi kekuatan geser dan
Geometri lereng meliputi bentukan lereng, baik mempercepat proses pelapukan dari batuan.
tinggi lereng dan besar sudut lereng. 5) Berat Beban Yang Ditanggung Oleh Lereng
Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat Pada suatu lereng yang menanggung beban
mempengaruhi kestabilannya. Semakin besar massa, semakin berat beban yang ditanggung
kemiringan dan ketinggian suatu lereng, maka lereng maka semakin besar potensi lereng untuk
kestabilan semakin berkurang. mengalami pergerakan. (Bowles, 1989)
2) Struktur Batuan 6) Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi a. Sifat Fisik Batuan
kestabilan lereng adalah bidang-bidang sesar, Sifat fisik batuan terdiri dari:
perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut Bobot isi asli (natural density)
merupakan bidang-bidang lemah Bobot isi kering (dry density)
(diskontinuitas) dan sekaligus sebagai tempat Bobot isi (saturated density)
merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah Berat Jenis Semu (apparent specific
longsor. Jika orientasi umum bidang-bidang gravity) Berat jenis sejati (true specific
lemah tersebut searah dengan arah lereng dan gravity) Kadar air asli (natural water
kemiringan bidang lemah lebih landai dari content) Saturated water content
kemiringan bidang lereng. Maka struktur (absorption)
tersebut mempunyai pengaruh langsung yang Derajat Kejenuhan
lebih besar terhadap stabilitas lereng, sebaliknya Porositas
jika arah dan kemiringan bidang lereng Void Ratio
berlawanan maka struktur bidang lemah tersebut b. Uji Sifat Mekanik
mempunyai pengaruh langsung yang lebih kecil Uji Kuat Tekan (Unconfiend
terhadap stabilitas lereng. Compression Strength/UCS)
Struktur geologi mempunyai kemantapan lereng Data hasil pengujian kuat tekan, dapat
adalah adanya bidang ketidakmenerusan. Hal digambarkan kurva tegangan –
yang paling penting dalam bidang regangan (stress – strain) untuk tiap
ketidakmenerusan adalah adanya pengaruh percontoh batuan. Kemudian dari kurva
tekanan air yang berbeda pada saat rekahan ini dapat ditentukan sifat mekanik
ditarik. Selain adanya rembesan air pada bidang batuan:
ketidakmenerusan tersebut, rekahan tarik juga 1. Kuat tekan ( σc )
akan terisi oleh material pengisi yang dapat 2. Batas elastik (σE )
memisahkan dua sisi batuan, batuan tersebut 3. Modulus young
akan memiliki kuat geser yang kecil untuk 4. Poisson’s ratio: pada
menahan potensi longsoran. tegangan σ1
Kondisi bidang lemah dan penyebaran perlu c. Uji Triaksial
diketahui untuk menentukan arah dan jenis Salah satu uji yang terpenting di dalam
longsoran yang terjadi pada massa batuan mekanika batuan, untuk menentukan
tersebut. Bila jenis longsoran diketahui, maka kekuatan batuan dibawah tiga komponen
lebih mudah untuk menentukan geometri yang tegangan adalah uji triaksial. Contoh yang
mantap dengan melakukan analisa kestabilan digunnakan berbentuk silinder dengan syarat
lereng. – syarat sama pada uji kuat tekan:
3) Kandungan Air Tanah Dari hasil uji triaksial dapat ditemukan:
4) Kandungan air tanah sebagai moisture tanah 1. Strength envelope (kurva intrinsic)
pada lereng yang bersangkutan akan 2. Kuat geser (shear strength)
memberikan tambahan beban yang besar pada 3. Sudut geser dalam (Φ)
4. Kohesi (C) arah horizontal
d. Uji Geser Langsung N Kriteria keruntuhan
1. Uji ini digunakan untuk mengetahui (persamaan Mohr –
kuat geser batuan pada tegangan Coulomb)
normal tertentu. Dari hasil uji dapat 4n Jumlah total persamaan
ditentukan:
2. Garis coulomb’s shear strength
3. Kuat geser (shear strength) Variabel Variabel
4. Sudut geser dalam (Φ) yang tak
5. Kohesi (C) diketahui
7) Gaya Dari Luar 1 Faktor keamanan (F)
Gaya – gaya dari luar yang dapat mempengaruhi N Gaya normal pada dasar tiap
(mengurangi) kestabilan suatu lereng adalah: irisan (N)
a. Getaran yang diakibatkan oleh gempa. N Titik kerja gaya normal pada
b. Peledakan di dekat lereng. dasar tiap irisan
c. Pemakaian alat – alat mekanis yang
N Gaya geser pada dasar tiap
berat. (Bowles, 1989)
irisan (Sm)
n–1 Gaya geser antar irisan (X)
Tujuan yang akan di capai dalam
n–1 Gaya normal antar irisan (E)
melakukan penelitian ini adalah:
Mengetahui kestabilan lereng berdasarkan n–1 Titik kerja gaya antar – irisan
perhitungan faktor keamanan dengan (garis dorong)
metode Spencer. 6n – 1 Jumlah total variabel yang
Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi tidak diketahui
Sumber: Arief Saefudin 2009
bahaya kelongsoran.
Hampir semua metode irisan mengasumsikan
2. Metode bahwa titik kerja dari gaya normal pada dasar di
2.1 Metode pengumpulan data irisan terletak pada tengah dari dasar irisan, asumsi
Dalam melaksanakan penelitian ini data – data
menyebabkan jumlah variabel yang tak diketahui
yang berhubungan dengan analisa didaptkan
akan berkurang menjadi (5n – 2). Masih terdapat
dengan dua cara, yaitu melakukan studi literatur
sejumlah (n – 2) asumsi tambahan yang di perlukan
dan penelitian langsung di lapangan.
untuk menjadikan persoalan statik tak tentu menjadi
Berikut ini data – data yang diperoleh selama
persoalan statik tertentu. Terdapatnya beberapa
melakukan penelitian:
variasi metode irisan disebabkan oleh adanya
Data properties massa batuan (Unit
perbedaan asumsi tambahan yang digunakan.
Weight, Cohesi, dan Sudut Geser
Asumsi yang digunakan oleh beberapa metode
Dalam)
irisan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Data log bor daerah penelitian.
Tabel 3 Asumsi – asumsi yang
2.2 Metode Analisis data digunnakan oleh beberapa metede irisan
Data – data yang diperoleh dari penelitian di
Metode Asumsi
lapangan dan studi literatur selanjutnya dapat diolah
Irisan Biasa Resultan gaya irisan –
untuk dipakai dalam melakukan analisa. Analisa
(Fellenius) irisan sama dengan nol
untuk mengeathui kestabilan lereng ini selanjutnya
dan bekerja sejajar
menggunakan perangkat lunak komputer yakni
dengan permukaan
dengan software slide 6.0 dengan parameter yang
bidang runtuh.
telah tersedia.
Metode analisa yang digunakan dalam Bishop Yang Gaya geser antar – irisan
penelitian ini adalah Metode Kestimbangan Batas Disederhanakan sama dengan nol (X = 0)
yakni Metode Spencer. Metode Spencer Merupakan Janbu Yang Gaya geser antar – irisan
salah satu metode yang memperhitungkan gaya Disederhanakan sama dengan nol (X = 0).
baik gaya vertikal maupun gaya horizontal dan juga Faktor koreksi
juga memperhitungkan momen. digunakan sebagai faktor
Tabel 2 Persamaan dan variabel yang tidak empiris untuk
diketahui memasukkan efek dari
gaya geser antar irisan.
Persamaan Keterangan
N Kesetimbangan momen Janbu Yang Umum Letak gaya antar – irisan
untuk tiap irisan didefinisikan oleh garis
gaya antar irisan yang
N Kesetimbangan gaya dalam
diasumsikan.
arah vertikal
Lowe – Karafiath Kemiringan dari resultan
N Kesetimbangan gaya dalam
gaya geser dan normal
antar – irisan besarnya Berdasarkan kondisi kesetimbangan yang dapat
sama dengan: di penuhi, metode irisan dapat di kelompokkan
 Kemiringan menjadi dua kategori:
permukaan 1. Metode yang tidak memenuhi semua kondisi
lereng, atau kesetimbangan gaya dan momen, antara lain
 Kemiringan yaitu metode Irisan Biasa, Metode Bishop Yang
dari kaki bidang Disederhanakan, dan metode Corps of Engineer.
runtuh ke 2. Metode yang memenuhi semua kondisi
puncak bidang kesetimbangan gaya dan momen, antara lain
runtuh Metode Spencer, Metode Morgestern – Price
Spencer Kemiringan dari resultan dan Metode Kesetimbangan Batas Umum.
gaya geser dan normal
antar – irisan adalah FAKTOR PENYEBAB DAN PEMICU
sama untuk semua irisan. TERJADINYA LONGSOR
Morgestern – Price Kemiringan gaya geser
Faktor – faktor penyebab terjadinya tanah
antar – irisan besarnya
longsor dapat disebabkan karena adanya gaya
sebanding dengan fungsi
gravitasi. Selain itu pula, faktor penyebab tanah
tertentu yang
longsor dapat dipengaruhi oleh :
diasumsikan.
Kesetimbangan batas Sudut gaya antar – irisan 1. Kemiringan lereng
umum besarnya sebanding Semakin besar sudut lereng, semakin besar pula
dengan fungsi tertentu daya dorong yang disebabkan meningkatnya
yang di asumsikan. tegangan geser (shearing stress) berbanding
Sumber: Arief Saefudin 2009 terbalik dengan tegangan normal (normal
strength) berupa kekuatan penahan.
Jumlah irisan yang digunakan akan
2. Litologi
menentukan kondisi kesetimbangan yang dapat di
Tergantung mudah/tidaknya batuan mengalami
penuhi, apabila jumlah asumsinya melebihi (n – 2)
pelapukan batuan, besar kecilnya
maka tidak semua kondisi kesetimbangan dapat
porositas/permeability. Semakin mudah batuan
dipenuhi. Kondisi kesetimbangan yang di penuhi
melapuk, semakin mengurangi kohesi dan
oleh beberapa metode irisan seperti pada tabel 8.4
kekuatan batuan penyusun kondisi stratigrafi
berikut.
batuan, terutama jika lapisan batuan keras
Tabel 4 Kondisi Kesetimbangan Yang
berselang-seling dengan lapisan batuan lunak,
Dipenuhi
maka batuan yang lunak dapat menjadi
Metode Kesetimbangan Kesetim faktor penyebab tanah longsor.
Gaya bangan 3. Struktur geologi dan batuan.
Vertikal Horizo momen
Zona sesar merupakan zona batuan yang
ntal mengalami penghancuran disebabkan
Irisan Biasa Tidak Tidak Ya pergeseran blok – blok batuan pada bidang
( Fellenius) patahan. Pada zona sesar tersebut daya tahan
Bishop Yang Ya Tidak Ya menjadi lemah, sehingga lebih mudah
Disederhana mengalami proses pelapukan, erosi dan tanah
kan longsor.Bidang permukaan sesar, lapisan
Janbu Yang Ya Ya Tidak batuan, kekar, retakan, zona bidang batas soil
Disederhana dan batuan dasar, kontak batuan merupakan
kan bidang diskontibuitas, dapat menjadi bidang
Janbu Yang Ya Ya Tidak gelincir apabila arah kemiringannya searah
Umum dengan kemiringan lereng.
Lowe – Ya Ya Tidak 4. Kandungan air pori
Karafiath Tinggi rendahnya permukaan airtanah (water
Corps of Ya Ya Tidak table), terhadap bidang diskontinuitas dan
Engineers permukaan lereng juga merupakan salah satu
Spencer Ya Ya Ya faktor pendorong terjadinya gesekan massa.
Morgestern Ya Ya Ya Beberapa macam kondisi yang dapat memicu
– Price terjadinya proses tanah longsor, diantaranya:
Kesetimbang Ya Ya Ya a. Infiltrasi air kedalam lereng
an Batas b. Pembebanan lereng
Umum c. Perubahan fisik lereng
Sumber: Arif Saefudin, 2009 d. Getaran mesin, alat berat dan gaya berat.
3. Hasil dan Pembahasan
Untuk mengetahui hubungan anatar parameter
kestabilan lereng, diperlukan kondisi aktual dari
lereng yang akan dianalisis. Model tersebut
diperoleh setelah dilakukan analisis terhadap karena
itu diperlukan untuk analisis terhadap kondisi
lererng tersebut.
Berdasarkan data log bor yang di dapat dari
pemboran yang berada pada daerah penelitian
terdiri dari lapisan tanah (soil), batulempung
(claystone), dan batubara (coal).
Dari properties massa batuan diatas makan
dapat dibuat litologi daerah penelitian dengan Gambar 3 kondisi lereng pada ketinggian 25,80m
mengimput data – data tersbut kedalam software dengan sudut 200
slide yakni:

Gambar 4 kondisi lereng pada ketinggian 25,80m


0
dengan sudut 25

Gambar 1 Litologi daerah Penelitian

Berdasrkan material pembentukkannya lereng


dibedakan menjadi lereng tanah dan lereng batuan.
Disebut batuan apabila memiliki kuat tekan lebih
besar dari 1 Mpa dan lereng tanah bila kuat tekan
kurang dari 1 Mpa. Berdasarkan material
pembentuknya maka kondisi lereng tanah dengan
nilai kuat tekan kurang dari 1 Mpa. Gambar 5 kondisi lereng dengan ketinggian 25,80m
Dari data properties massa batuan diatas dengan sudut 30
0

diadakan analisis dan didapatkan hasil sebagai


berikut:

Gambar 6 kondisi lereng dengan ketinggian 25,80m


dengan sudut 350

Gambar 2 Kondisi Lereng Pada ketinggian 25,80m dan


Sudut 150
geser material lereng. Penurunan muka
airtanah dilakukan secara horizontal
dengan cara pemasangan pipa – pipa
penirisan dengan panjang tertentu pada
permukaan lereng baik dengan
pemompaan maupun tanpa pemompaan
sehingga akan menurunkan permukaan
airtanah.
3. Stabilisasi dengan menggunakan vegetasi
Penggunaan vegetasi atau tanaman untuk
menjaga stabilitas lereng dan pengontrolan
Gammbar 7 kondisi lereng pada ketinggian 25,80m erosi air. Dengan adanya tanaman pada
dengan sudut 400 lereng akan meningkatkan faktor keamanan,
karena adanya beban tambahan dan gaya
tarik akar yang ditimbulkan oleh tanaman.
Peningkatan faktor keamanan yang terjadi
berkisar antara 20% - 25%
Jenis – jenis tanaman yang dapat digunakan
untuk menjaga stabilitas lereng dan
pengontrolan erosi antara lain rumput –
rumputan, alang – alang palawija, kacang –
kacangan, semak – semak dan lainnya. Aka
tetapi dalam pelaksanaannya tergantung
dengan kondisi lapangan. Faktor – faktor
Gambar 8 kondisi lereng pada ketinggian 25,80m dengan yang mempengaruhi pemilihan jenis
sudut 450 tanaman ini berdasarkan iklim dan cara
TINDAKAN PENANGANAN KELONGSORAN penanaman.
YANG TERJADI 4. Pemantauan lereng
1. Perbaikan Geometri Lereng Kegiatan pemantauan lereng secara berkala
Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh perlu dilakukan untuk mengetahui adanya
atau menciptakan geomteri lereng yang aman. gerakan tanah yang mungkin terjadi baik yang
Perbaikan geometri lereng dapat dilakukan tampak di permukaan maupun yang tidak
dengan: nampak di permukaan, dengan demikian
Mengurangi tinggi lereng, dengan membagi apabila terjadi gejala ketidakstabilan dapat
satu lereng yang terlalu tinggi menjadi segera dilakukan upaya pencegahan.
beberapa lereng yang lebih pendek atau 5. Saluran air
dengan memotong bagian atas lereng. Saluran air yang berada di area Pit Utara
Mengurangi sudut kemiringan sehingga kurang maksimal dalam mengalirkan air
lebih landau limpasan ketika hujan dating ataupun
2. Penanganan Air permukaan dan Air Tanah mengalirkan air permukaan. Sehingga, air
Penanganan Air Permukaan akan selalu tertampung dalam saluran air
 Untuk penanganan air permukaan pada tersebut. Yang menyebabkan membuat jenuh
lereng dapat dilakukan dengan membuat tanah. Sehingga potensi longsor terjadi.
saluran permukaan. Pembuatan saluran
air ini berfungsi agar tidak terjadi 4. Kesimpulan
genangan air di permukaan lereng pada
saat musim hujan dan juga berfungsi Dari beberapa analisis diatas maka dapat
untuk mencegah terjadinya erosi di disimpulkan bahwa daerah penelitian tersebut akan
permukaan lereng. aman apabila rancangan lereng yang dilakukan
 Membuat saluran permukaan yang berada pada kisaran sudut antara 100 – 250. Menurut
dibuat pada bagian luar dari lereng dan Bowless 1989, nilai faktor keamanan yang
mengelilingi daerah lereng, sehingga intensitas longsornya dikatakan aman adalah nilai
dapat mencegah masuknya air faktor keamanan FK > 1,25.
permukaan yang dating dari airhujan
dan dari lokasi yang lebih tinggi dari Penelitian ini masih sangat kurang sehingga
lereng tersebut. sangat dianjurkan untuk penelitian selanjutnya agar
Penanganan Air Tanah menjadi lebih baik lagi sangat diharapkan berbagai
 Penurunan muka airtanah dilakukan kritik dan saran yang membangun dalam kemajuan
guna mengurangi atau menghilangkan karya tulis ini.
gaya nilai air dan meningkatkan kuat
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada semua pihak yang sudah Bowless J. E, “Sifat – Sifat Fisis dan Geoteknis
membantu dalam penyelesaian karya tulis ini Yakni Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua,
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan Erlangga: Jakarta, 1989
rahmat kesehatan sehingga penyelesaian karya tulis Hoek, E. and Bray, J. W., “Rock Slope
boleh terselesaikan dengan baik. Para pembimbing Engineering” 3rd Ed, The Institution of Mining
yakni para dosen Sekolah Tinggi Teknologi and Metallurgy: London, 1981
Nasional Yogyakarta secara khusus para dosen Made Astawa Rai, Dr. Ir. “Mekanika Batuan”,
jurusan teknik pertambangan yang membimbing Laboratorium Geoteknik Pusat Antar
hingga penyelesaian karya tulis. Dan juga buat Mahasiswa Universitas – Ilmu Rekyasa –
teman – teman seangkatan yang sudah membantu Institut Teknologi Bandung: ITB
berupa gagasan dan semua saran yang mebangun. Made Astawa Rai, Dr. Ir dan Anung Dri Prasetya,
Ir, “Kemantapan Lereng Batuan”, Kursus
DAFTAR PUSTAKA Pengawas Tambang, 1998

Arief Saifuddin, “Analisis Kestabilan Lereng


Dengan Metode Irisan”, 2009

Anda mungkin juga menyukai