Jiptummpp GDL Inaskhoiru 47045 3 Bab2
Jiptummpp GDL Inaskhoiru 47045 3 Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada duodenum dan terdapat
kurang lebih 200.000 – 1.800.000 pulau Langerhans. Dalam pulau langerhans jumlah sel
beta normal pada manusia antara 60% - 80% dari populasi sel Pulau Langerhans. Pankreas
berwarna putih keabuan hingga kemerahan. Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang
terdiri atas jaringan eksokrin dan jaringan endokrin. Jaringan eksokrin menghasilkan
enzim-enzim pankreas seperti amylase, peptidase dan lipase, sedangkan jaringan endokrin
Gambar 2.1
Anatomi Pankreas & Histologi Pulau Langerhans
Stozer, 2015) :
6
c. Sel Delta sekresi somatostatin
d. Sel Pankreatik
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans
menyebabkan pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis hormon yang
lain. Terdapat hubungan umpan balik negatif langsung antara konsentrasi gula darah dan
kecepatan sekresi sel alfa, tetapi hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula
darah pada sel beta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh peran
antagonis hormon insulin dan glukagon, akan tetapi hormon somatostatin menghambat
2.2 Insulin
rantai dihubungkan oleh ikatan disulfida pada posisi 7 dan 20 di rantai A dan
posisi
respons tubuh berupa peningkatan sekresi insulin. Bila sejumlah besar insulin
sel akan meningkat sampai 10 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
kecepatan tanpa adanya sekresi insulin. Sebaliknya jumlah glukosa yang dapat
berdifusi ke sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk
pada keadaan normal, dengan pengecualian di sel hati dan sel otak (Guyton &
Hall,
2012).
Pada kadar normal glukosa darah puasa sebesar 80-90 mg/100ml, kecepatan
Namun ketika glukosa darah tiba-tiba meningkat 2-3 kali dari kadar normal
:
9
1. Ketika kadar glukosa darah meningkat maka dalam waktu 3-5 menit kadar
insulin plasama akan meningkat 10 kali lipat karena sekresi insulin yang
sudah terbentuk lebih dahulu oleh sel-sel beta pulau langerhans. Namun,
kedua kalinya yang disebabkan adanya tambahan pelepasan insulin yang sudah
lebih dulu terbentuk oleh adanya aktivasi beberapa sistem enzim yang
2.3.1 Diagnosis
polidipsia, polifagia dan menurunnya berat badan yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya. Alur penegakkan diagnosis DM dapat dilihat pada skema yang ada
(Ndraha, 2014)
Gambar 2.3
Langkah Diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa
2.3.2 Klasifikasi
(ADA 2013) :
11
karena auotoimun.
1 adalah ketoasidosis.
hati.
komplikasi.
• Iatrogenik
• Infeksi virus
• Penyakit autoimun
melahirkan.
2.3.3 Patofisiologi DM
a. DM Tipe 1
insulin dari luar. Keadaan ini disebabkan karena sel beta pankreas
(IAA). ICCA pada beberapa kasus dapat dideteksi selama bertahun tahun sebelum onset
b. DM Tipe 2
Karena
disposisi genetik meupakan faktor yang lebih penting. Seringnya pelepasan insulin yang
d. Diabetes Gestasional
maternal dan janin. Hormon hPL ini akan terpengaruh oleh kadar
dan
Ronnemaa, 2009).
3-
kinase dan translokasi Glucose transporter 4 (GLUT-4) serta uptake glukosa. Selain itu,
Ronnemaa, 2009).
2.3.4 Komplikasi
Pada DM yang tidak terkendali atau tidak segera ditangani dapat terjadi
diabetes dapat dikontrol lebih lama. Komplikasi kronis akibat diabetes yang
• Hipertensi
• Penyakit paru
• Infeksi
2.3.5 Penatalaksanaan
Begitu banyaknya komplikasi kronik yang dapat terjadi akibat DM tipe2 yang
sebagian besar menyebabkan kerusakan organ vital yang dapat fatal, maka
yaitu
(Ndraha, 2014):
• Edukasi
• Latihan jasmani
• Intervensi farmakologis
2.4 Tinjauan Umum Daun Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K)
Daun Kenikir adalah istilah Cosmos caudatus H.B.K yang dikenal oleh
mayarakat Indonesia dan Ulam Raja adalah istilah daun kenikir yang dikenal oleh
masyarakat Malaysia. Daun kenikir merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari
Amerika Latin tetapi daun kenikir ini juga tumbuh secara liar di Indonesia,
Malaysia dan negara Asia Tenggara lainnya (Cheng et al. 2015).
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Cosmos
(Yosri, 2015)
Gambar 2.4
Cosmos caudatus H.B.K
2.4.2 Morfologi Daun Kenikir
rata, panjang 15-25 cm dan berwarna hijau. Bunga pada daun kenikir
cm, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari coklat gelap, putik
berambut, hijau muda setelah coklat gelap. Biji keras, kecil, bentuk
(Harborne, 1998 dalam Rasdi dkk, 2010). Selain itu, daun kenikir
(4,54 mg / 100 mg), asam caffeic (3,64 mg / 100 mg), dan antosianin
2.4.3.1 Quercetin
flavonol
berpasangan yang dihasilkan didelokaslisasi oleh resonansi hal ini membuat senyawa
2009).
2.5 Aloksan
dari glukosa yang beracun yang secara istimewa dapat terakumulasi di sel
Reactive Oxygen Species (ROS) dalam suatu reaksi siklus redoks dengan
hasil reduksinya yaitu asam dialuric. Salah satu hasil dari autoksidasi asam
bersifat hidrofilik, tidak stabil dan waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan
maka glukosa transpoter GLUT 2 yang ada di dalam sel beta pankreas
sel beta pankreas menjadi nekrosis, sehingga fungsinya untuk sintesis dan
50% sel beta mengalami nekrosis. Selain nekrosis, menurut Suarsana, dkk
b. Inhibisi Glukokinase
oksidasi glukosa
dan generasi ATP sehingga menekan sinyal ATP yang memicu sekresi insulin.
sekresi insulin segera setelah terpapar aloksan. Efek ini dapat dijelaskan
terpapar aloksan dibatasi untuk yang diinduksi oleh glukosa dan yang
maka glukosa transpoter GLUT 2 yang ada di dalam sel beta pankreas
sel beta pankreas menjadi nekrosis, sehingga fungsinya untuk sintesis dan