Anda di halaman 1dari 22

Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden

keselamatan
pasen

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang


dikategorikan tidak aman dan berisiko terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan , baik dari dari ruang lingkup yang paling kecil bahkan
sampai dengan Rumah sakit sekalipun.
Risiko mungkin saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam
sarana pelayanan kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana
kesehatan maupun petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan. Risiko atau kejadian yang tidah diharapkan terjadi bukan
karena ada unsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan
kesehatan.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak diharapkan sebagai contoh tidak tersedianya
sumber daya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas, maupun
ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi
standar.
Tidak hanya pelayan klinis saja yang berisiko terhadap pasien,
pengunjung, lingkungan, tetapi kegiatan-kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat juga berisiko terhadap
keselamatan sasaran kegiatan,masyarakat maupun lingkungan.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera
atau kejadian yang tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan
pemberian obat, kesalahan identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang
tidak aman, maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya
kesehatan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan
perlu diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan
keselamatan pasien,pengunjung dan masyarakat yang dilayani.

1
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

B. Tujuan Pedoman

Pedoman ini disusun dengan tujuan menyediakan pedoman bagi


Puskesmas Nagrak dalam mengupayakan keselamatan pasien,
pengunung dan masyarakat melalui penerapan manajemen risiko dalam
seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh puskesmas Nagrak.

C. Sadaran Pedoman

Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan yang


ada dalam instansi kesehatan di Kecamatan Nagrak mulai dari
Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa serta Puskesmas Nagrak,
Petugas pendaftaran, Petugas sanitasi, petugas farmasi, petugas
labolatorium. petugas keamanan, petugas kebersihan.

D. Batasan Operasional
1. Keselamatan pasien adalah upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan
yang tidak aman atau kondisi laten di sarana pelayanan kesehatan.
2. Manajemen risiko adalah metode penangan sisetematis formal dimana
dikonsetrasikan pada mengindentifikasikan dan pengontrolan peristiwa
atau kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak
diinginkan.
3. Manajemen risiko adalah metode penangan sisetematis formal dimana
dikonsetrasikan pada mengindentifikasikan dan pengontrolan peristiwa
atau kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak
diinginkan.
4. Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktifitas yang dilakukan oleh manusia ( probalitas insiden ).
5. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan
2
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

oleh tatakelola klinis bukan karena latar belakang kondisi pasien.


6. Kejadian Tidak Cedear (KTC) adalah terjadi penanganan klinis
yang tidak sesuai pada pasien, tetapi tidak terjadi cedera.
7. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah kejadian atau situasi yang
sebenarnya dapat menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena
secara kebetulan diketahui atau upaya pencegahan segera
dilakukan.
8. Kondisi berpotensi cedera (KPC) suatu keadaan yang mempunyai
potensi menimbulkan cedera.

3
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Upaya Keselamatan Pasien di FKTP

Sesuai dengan standar akreditasi FKTP, upaya upaya


keselamatan pasien yang perlu dilakukan di FKTP antara lain adalah
mengupayakan tercapainya sasaran keselamatan pasien, penanganan
dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasiem, penerapan
manajemen risiko kinis dalam pelayanan pasien, meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan obat, pelayanan
laboratorium dan pelayanan penunjang yang lain, serta
pengendalian infeksi dalam pelayanan klinis.

1. Sasaran keselamatan pasien

Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu


diperhatikan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien di
FKTP, yaitu :
a. Mengidentifikasi Pasien dengan Benar

 b. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif

c. Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang harus diwaspadai


d. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang
Benar, Pasien Yang Benar
e. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Pelayanan Kesehatan
f. Mengurangi Risiko Pasien Terjatuh

B. Manajemen Risiko di FKTP

4
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko


yang mungkin terjadi di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses
yang dinamakan sebagai manajemen resiko. Manajemen resiko
merupakan metode penanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa
atau kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak
diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari
pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia.
Di puskesmas Nagrak terdapat tiga kegiatan manajemen resiko
yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang
mungkin terjadi, yaitu:
a) Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan
manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan
oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien,
petugas maupun pada lingkungan
b) Manajemen resiko klinis

Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan


untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu
risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan
untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh
tenaga kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada
pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di
Puskesmas adalah untuk keselamatan pasien dan petugas.
Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis bertujuan
untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk
pelanggan Puskesmas
c) Manajemen resiko pelaksanaan program

5
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas


merupakan upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan
meminimalkan dampak atau risiko atas pelaksanaan program
Puskesmas

BAB III
TATALAKSANA

A. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN


Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Nagrak diterapkan pada
seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan
yaitu:
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas

2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu, Ponkesdes dan


Posyandu

3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas

4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas

Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan

a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas

- Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan


konstruksi kuat, atap tidak bocor, lantai tidak licin,
permukaan dinding kuat dan rata serta menggunakan
bahan bangunan yang tidak membahayakan

- Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup,


pencahayaan cukup, seluruh ruangan tidak lembab dan tidak
berdebu.

6
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

- Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur


evakuasi dan pintu darurat jika terjadi kecelakaan
- Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks
perbandingan jumlah karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya
setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah I toilet dan 1
kamar mandi.

- Tata ruang :

o Zona ruang dengan

 Risiko rendah : meliputi ruang


administrasi TU, Ruang Kepala
Puskesmas, Ruang pertemuan,
ruang penyimpanan rekam medis
 bersatu dengan loket (unit pendaftaran),
ruang penyimpanan obat, ruang
Akreditasi dan Musholla
 Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan
(selain poli P2)

 Risiko tinggi: meliputi Poli P2,


Laboratorium, UGD dan tempat

 penampungan limbah/sampah medis

o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko


penularan

b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan


Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi
lingkungan antara lain :

1. Sarana

7
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

o Kerusakan bangunan atau sarana prasarana

o Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak


lancar, sampah medis tidak tersedia, toilet
rusak, dll
2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembaban,
kebisingan peralatan, dsb

3. Kebersihan ruangan dan fasilitas

4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh,


paparan limbah pada lingkungan dll.

c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan

1. Toilet dan Kamar Mandi,

o Tersedia dalam keadaan bersih

o Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

o Tidak terdapat perindukan nyamuk

2. Pembuangan sampah,

o Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan


non organik di setiap ruangan
o Tempat sampah tertutup

o Sampah/ limbah non medis padat ditampung


dalam kantong warna hitam. Sampah medis
ditampung dalam kantong warna kuning.

o Sampah setiap hari dibuang di tempat


penampungan sampah sementara

3. Penyediaan air minum dan air bersih,

8
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

o Tersedia air bersih

o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan

4. Hygiene dan sanitasi makanan

o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas

5. Pengolahan limbah

o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas

6. Pengolahan limbah medis

o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box

o Limbah medis padat ditampung dalam tempat


sampah medis dengan kantong warna kuning
o Limbah medis padat selanjutnya ditampung
pada
o penampungan sementara untuk dikirim ke tepat
pemusnahan

7. Pengelolaan linen

o Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non


infeksius

o Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses


desinfeksi

o Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke


tempat pencucian

8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu

o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk,


kecoa dan tikus

9
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang


pengganggu

o Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang


pengganggu

9. Dekontaminasi dan sterilisasi

o Seluruh peralatan yang terkontaminasi dilakukan


proses dekontaminasi dan sterilisasi
o Proses dekontaminasi dilaksanakan segera
setelah proses pelayanan, sterilisasi dilakukan di
ruang sterilisasi

10. Promosi hygiene dan sanitasi

o Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan


ruangan, membuang sampah, kebersihan kamar
mandi dan cara mencuci tangan, etika batuk.

d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan

Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan


dilaksanakan oleh petugas sanitasi

B. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PELAYANAN KLINIS

Proses penerapan manajemen resiko layanan klinis meliputi :

1. Identifikasi resiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun
daftar risiko yang

berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa


didapatkan dari:

- Hasil temuan pada audit internal

10
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas

- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah


terjadi di unit pelayanan tersebut
Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:

Unit Layanan Risiko

Loket - Kesalahan pemberian identitas rekam


Pendaftarandan medis
Rekam Medis
- Kesalahan pengambilan rekam medis

Poli umum, Poli - Kesalahan diagnosis


Anak , Poli KIA
dan KB, Poli
- Kesalahan identifikasi pasien/salah

Gigi, dan UGD orang

- Kesalahan pemberian terapi

- Kesalahan pemberian resep

- Kesalahan tindakan yang menimbulkan


perlukaan

- Monitoring pengobatan atau tindakan


yang kurang baik

- Insiden tertusuk jarum bekas pakai

- Limbah medis berceceran

- Paparan dengan luka terbuka atau


cairan tubuh pasien

- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri

11
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

- Menggunakan peralatan tidak steril

Laboratorium - Kegagalan pengambilan sampel


sehingga menimbulkan perlukaan.

- Kesalahan pengambilan sampel.

- Kesalahan pemberian label sampel


laboratorium.

- Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan


laboratorium.

- Hasil pemeriksaan hilang.

- Sampel rusak atau hilang.


Kamar Obat
- Kesalahan membaca resep

- Kesalahan pemberian obat

- Kesalahan dosis/formula obat

- Kesalahan edukasi cara


minum/pemakaian obat

- Kesalahan identifikasi pasien

- Pemberian obat kadaluwarsa

- Kesalahan penulisan label

- Pemberian obat rusak


- Kesalahan pengambilan obat

Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir


identifikasi manajemen risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim
12
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

Mutu Puskesmas.

2. Analisis risiko ( Risk Assessment) 

Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan


analisis oleh Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara
menilai tingkat kegawatan dari risiko ( severity assessment) 
dan dengan metode FMEA ( Failure Mode and Effect Analysi s)
seperti dalam Formulir terlampir

3. Evaluasi risiko

Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih


berdasarkan kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan
mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar
Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan
apakah memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah
tidak.

4. Tindakan atau perbaikan

Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu


merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan
monitoring terhadap tindakan perbaikan.Setiap tindakan
perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas
dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM


Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program
meliputi kegiatan :

1. Identifikasi risiko

Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program antara lain :

Program Risiko

13
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

Posyandu Balita
-Kesalahan penentuan kebutuhan
imunisasi

-Kesalahan cara pemberian imunisasi


-Kesalahan jenis imunisasi
-Kesalahan dosis vaksin
- Insiden kegagalan pemberian
imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
-Ceceran limbah medis
-Insiden petugas tertusuk jarum
-Insiden balita terluka pada proses
penimbangan menggunakan dacin

-Kesalahan cara penimbangan


-Kesalahan pencatatan hasil pengukuran
dan pemeriksaan
Posyandu Lansia - Kesalahan identifikasi

- Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis

- Insiden perlukaan karena penggunaan


alat periksa

- Kesalahan hasil pemeriksaan


laboratorium

- Insiden perlukaan karena pemeriksaan


laboratorium

- Insiden tertusuk jarum

- Insiden kontak dengan cairan tubuh


penderita

- Tidak menggunakan APD

- Kesalahan pemberian obat

- Kesalahan dosis obat

14
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

2. Analisis risiko

Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan


analisis oleh Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara
menilai tingkat kegawatan dari risiko ( severity assessment) 
dan dengan metode FMEA ( Failure Mode and

 Effect Analysis) seperti dalam Formulir terlampir

3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir
FMEA dan analisis penyebab dengan menggunakan metode
RCA (Root Caused Analysis). Tingkat risiko yang memiliki nilai
yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan pemecahan
masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas

4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring
terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

dentifikasi resiko dapat dikategorikan berdasarkan dampak


sesuai dengan jenis-Jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana
dicontohkan dalam table berikut:

Error Kategori Hasil


Kejadian atau yang berpotensi
No Error A
untuk terjadinya kesalahan (KPC)

 Error
B Terjadi kesalahan sebelum obat
,
mencapai pasien (KNC)

No Harm C Terjadi kesalahan dan obat sudah


diminum atau digunakan pasien

15
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

tetapi tidak membahayakan pasien


(KTC)

D Terjadinya kesalahan sehingga


monitoring ketat harus dilakukan
tetapi tidak membahayakan pasien
(KTC)

 Error Terjadi kesalahan sehingga terapi


E
dan intervensi lanjut diperlukan dan
kesalahan ini memberikan efek
yang

 buruk yang sifatnya sementara


(KTD)

Harm F Terjadi kesalahan dan


mengakibatkan pasien harus
dirawat lebih lama di Puskesmas
serta memberikan efek buruk yang
sifatnya sementara (KTD)

G Terjadi kesalahan yang


mengakibatkan efek buruk yang
bersifat permanen (KTD)
Terjadi kesalahan dan hampir
H
merenggut nyawa pasien contoh
shock anafilaktif (KTD)
Terjadi kesalahan dan pasien
Error I
meninggal dunia (Sentinel)
Death

a. Analisa Resiko
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko
atau insiden tersebut untuk snentukan prioritas penanganan

16
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

1) Peluang

TINGKAT DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI


KEMUNGKINAN
TERJADI

1 Sangat Jarang/Rare (>5 Tahun/Kali)

2 Jarang/Unlikely (>2-5 Tahun/Kali)

3 Mungkin/Possible (1-2Tahun/Kali)

4 Sering/likely (Beberapa Kali Setahun)

5 Sangat sring/Almost Certain (Hampir tiap


bulan)

b) Dampak
DESKRIPS
TINGKA DAMPAK
I
T
PELUANG/
RESIKO
FREKUEN
SI

1 Tidak Tidak ada cidera


signifikan

2 Minor  Cidera ringan, misalkan luka lecet

 Dapat diatasi dengn P3K

17
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

3 Moderat  Cedera sedang, misalkan luka


robek

 Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/pisikologis/intelekt
ual (reversibel), tidak ber hubungan
dengan penyakit

 Setiap kasus yang memperpanjang


perawatan

4 Mayor  Cedera luas/berat,mis cacat lumpuh

 Kehilangan fungsi
motoric/sensorik/psikologis/intelektu
al (ireversibel), tidak ber hubungan
dengan penyakit

5 Ekstrim  Kematian yang tidak berhubungan


berhubungan dengan dengan
penyakit

Hal ini akan menentukan evaluasi dan tatalaksana selanjutnya.

c) Evaluasi Resiko

Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai


skor dan grading yang di dapat :
SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG

LEVEL TOTAL SKOR

Rendah 1-3

Sedang 4-6

Tinggi 8-12
18
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

Ekstrem 15-25

d) Kelola Resiko

LEVEL TINDAKAN

Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam

Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai


2 minggu

Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.

Sebainya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola


resiko.

Target waktu pengndalian sampai 6 minggu.

Rendah Dilakukan penelitian sederhana paling lama 1


minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin. Target
waktu pengendalian sampai 12 minggu

Respon Manajemen

Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa,


tim manajerial akan memulai memformulasikan strategi penanganan
resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak
potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan dan strategi ini adalah
untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak mungkin untuk
meningkatkan control terhadap resiko.

Ada lima strategi alternatif untuk menangani resiko :

1. Menghindari resiko

Strategi ini risiko diketahui dimana impact sangat besar dan

19
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

luas dan sulit atau tidak dapat dikendalikan.

2. Mencegah resiko dan mengurangi kerugian

mengambil tindakan mengurangi kemungkinan dampak dengan


mengendalikan bagian internal.

3. Meretensi resiko

Strategi ini dilakukan apabila risiko diketahui dimana biaya


penanganan risiko masih lebih rendah dari risiko itu sendiri.
Tindakan mitigasi lebih diarahkan untuk mengurangi dampak risiko.
Caranya dengan pendekatan alternatif seperti mengusulkan
perubahan lingkup pekerjaan, perubahan metode, mutu, atau
schedulenya. Pada strategi ini, diyakini instansi mampu
mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang.

4. Mentransfer resiko

Strategi ini dilakukan apabila biaya penanganan risiko dan


dampak risiko hampir sama besarnya. Pembagian risiko yang
mendistribusikan risiko yang ada ke pihak yang dianggap lebih
mampu akan membuat biaya penanganan risiko akan lebih kecil
sehingga lebih layak untuk diterima.

5. Asuransi

Strategi ini apabila instansi dianggap akan sangat kesulitan


dalam mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi baik dampak
maupun kemungkinannya. Strategi ini dilakukan dengan cara
kontraktual pada klausa kontraknya dan jaminan atau bank garansi
serta dengan asuransi.

20
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Ri Nomor 43 Tahun 2015 Tentang Aktreditasi


Puskesmas;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Ri Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien;
21
Dokumen Puskesmas Nagrak Insiden
keselamatan
pasen

3. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Komite Keselamatan Pasien


Rumah Sakit (Kkprs) Jakarta Tahun 2015;

22

Anda mungkin juga menyukai