1201 Sejarah Perang
1201 Sejarah Perang
NASKAH DEPARTEMEN
tentang
SEJARAH PERANG
tentang
b. bahwa dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu dikeluarkan
keputusan mengenai Naskah Departemen Sejarah Perang.
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 23 Februari 2022
tertanda
Diyah Yudanardi
Distribusi: Marsekal Madya TNI
1. A, B dan C Sesko TNI
2. Perwira Siswa Dikreg Sesko TNI
DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Komandan Sesko TNI Nomor Kep/112/II/2022 tanggal 23 Februari
2022 tentang Naskah Departemen Sejarah Perang i
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ..................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan................................................................. 1
a. Maksud. ........................................................................ 1
b. Tujuan. .......................................................................... 2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ................................................. 2
a. Ruang Lingkup. ............................................................. 2
b. Tata Urut. ...................................................................... 2
4. Dasar ...................................................................................... 2
5. Pengertian-pengertian............................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran I pada Keputusan Dansesko TNI
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor Kep/112/II/2022
Tanggal 23 Februari 2022
SEJARAH PERANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi
permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia
untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Perang secara purba di maknai
sebagai pertikaian bersenjata. Di era modern, perang lebih mengarah pada superioritas
teknologi dan industri. Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang
siapa menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi
berperan sebagai kata kerja, namun sudah bergeser pada kata sifat. Yang mempopulerkan
hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini mendapatkan posisinya,
namun secara umum perang berarti "pertentangan".
b. Secara spesifik dan wilayah filosofis, perang merupakan turunan sifat dasar manusia
yang tetap sampai sekarang memelihara dominasi dan persaingan sebagai sarana
memperkuat eksistensi diri dengan cara menundukkan kehendak pihak yang dimusuhi.
Dengan mulai secara psikologis dan fisik. Dengan melibatkan diri sendiri dan orang lain,
baik secara kelompok atau bukan. Perang dapat mengakibatkan kesedihan dan kemiskinan
yang berkepanjangan. Sebagai contoh Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan
hilangnya nyawa beratus-ratus orang dan tentu saja hal ini mengakibatkan kesedihan
mendalam dalam setiap individu di dunia. Beribu dampak akibat perang - perang yang
terjadi selama bertahun - tahun itu pastilah membekas bagi para orang-orang yang
mengalaminya. Perang memang membuat hati para manusia tidak tenang dan aman.
Kebanyakan perang yang terjadi selalu mengakibatkan dan melibatkan banyak pihak.
Termasuk Perang Dunia I yang juga membawa dampak bagi kelangsungan hidup manusia.
c. Hanjar Sejarah Perang merupakan bahan ajaran yang disusun dengan mengacu dari
sejarah perang bangsa Indonesia dari Perang Dunia I dan II serta Pasca Perang Dunia II.
Hanjar ini akan dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan proses belajar
dan mengajar di lingkungan lembaga pendidikan Sesko TNI.
b. Tujuan. Naskah Departemen Sejarah Perang disusun dengan tujuan agar dapat
digunakan sebagai Pedoman Gadik dan Serdik dalam mengikuti proses belajar mengajar di
Lingkungan Sesko TNI.
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Latar Belakang Terjadinya Perang.
3) Bab III Hakekat dan Bentuk Perang.
4) Bab IV Perang dari Generasi ke Generasi.
5) Bab V Tingkat Perencanaan Perang.
6) Bab VI Penutup.
4. Dasar.
BAB II
6. Perang Dunia I. Perang dunia adalah perang yang melibatkan banyak negara di dunia.
Perang Dunia I melibatkan negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ada yang berpendapat bahwa
Perang Dunia I merupakan perang saudara antar bangsa Eropa. Ada juga yang berpendapat
bahwa Perang Dunia I merupakan perang dunia sebab negara-negara di kawasan Asia, seperti
Jepang dan Cina; negara-negara di kawasan Amerika, seperti Amerika Serikat (AS) dan Kanada;
negara Australia dan Selandia Baru ikut serta berperang. Dilihat dari banyaknya negara yang
terlibat, perang yang berlangsung pada 1914-1918 tersebut dinamakan perang dunia atau perang
besar (the great war). Perang Dunia I melibatkan hampir 30 negara, lebih banyak dari perang
manapun sebelumnya. Perang ini terjadi di beberapa kawasan dunia, termasuk di negara- negara
yang sedang menjadi korban dari imperialisme Barat, seperti Timur Tengah, Afrika, Asia, dan
Pasifik. Namun, yang paling banyak terjadi di Eropa.
1) Blok Sentral. Blok Sentral terdiri dari negara Jerman, Austria, Hongaria,
Tukir, dan Bulgaria. Italia yang sebelumnya menjadi anggota Triple Alliance
akhirnya memihak Entente Codiale karena menginginkan daerah Tirol Selatan,
Istria, dan Dalmatia yang dikuasai Austria.
Perang Dunia I yang melibatkan banyak negara terbagi dalam beberapa medan pertempuran
antara lain sebagai berikut :
6
dihancurkan oleh Angkatan Laut Inggris dan sekutunya. Pada tahun 1917
tentara Jerman menggelamkan banyak kapal dagang Sekutu, khususnya yang
menuju Inggris. Kapal milik Amerika Serikat yang pada saat itu tidak terlibat perang
juga ditenggelamkan. Oleh karena itu, Amerika Serikat yang merasa dirugikan pada
bulan April 1917 mengumumkan perang terhadap Jerman.
Sesudah berlangsung hampir empat tahun, Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan di
pihak Blok Sentral. Kekalahan perang pihak Blok Sentral disebabkan oleh hal sebagai
berikut :
1) jumlah anggota Blok Sekutu lebih banyak (23 negara) sehingga dari segi
kekuatan pun lebih kuat, apalagi dengan masuknya Amerika Serikat;
2) ada perpecahan di pihak Blok Sentral. Italia yang semula ikut Blok Sentral,
berbalik memusuhinya sebab menginginkan daerah-daerah yang dikuasai Austria;
dan
3) terjadinya pemberontakan rakyat di negara anggota Blok Sentral yang
mulai bosan berperang dan tidak mau lagi mendukung pemerintahannya.
Pemberontakan itu dipimpin kaum sosialis komunis yang meniru gerakan di Rusia.
Kaisar Frans Josef dari Austria dan Kaisar Wilhelm II dari Jerman dipaksa turun
takhta. Kekaisaran Jerman diubah menjadi republik dan menyerah kepada Sekutu.
Perang Dunia I berakhir dengan dua perjanjian damai yang penting, yaitu Perjanjian
Versailles dan Perjanjian Sevres (kemudian diubah menjadi Perjanjian Lausanne).
Perjanjian Versailles dilakukan antara Jerman dan Sekutu. Perjanjian Sevres dilakukan
antara Turki dan Sekutu. Dalam perjanjian Versailes (1919) ditetapkan, antara lain sebagai
berikut :
7. Perang Dunia II. Keadaan damai di Benua Eropa pasca Perang Dunia I hanya
berlangsung tidak lebih dari 15 tahun. Pada periode 1930-an keadaan politik dunia kembali
memanas menyerupai kondisi politik pada 1900-1912, sebelum meletusnya Perang Dunia II. Maka
negara-negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I segera mempersiapkan diri untuk
menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih dahsyat dari perang yang sebelumnya. Politik
revanche ildea (semangat membalas) terus dikembangkan dan dihembuskan oleh negara-negara
yang kalah dalam Perang Dunia I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman,
Italia, dan Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya Perang Dunia II. Oleh karena itu,
banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I.
a. Penyebab Terjadinya Perang Dunia II. Satu tanda mata dari abad ke-20 yang
paling dahsyat dan tak terlukiskan kengeriannya adalah Perang Dunia II. Sebuah
peperangan besar yang berkecamuk di tiga benua tua, yaitu Afrika, Asia, dan Eropa. Secara
resmi perang ini dimulai pada 1 September 1939 dan berakhir pada 14 Agustus 1945.
Sampai saat ini, perang ini adalah perang paling dahsyat yang pernah terjadi di muka bumi.
Kurang lebih 50.000.000 orang tewas dalam konflik ini. Perang ini membagi dua
kekuatan besar yang saling bertikai yaitu Blok Poros dan Blok Sekutu. Pada Blok Poros
dikuasai tiga negara utama yaitu Nazi Jerman, Italia, dan Kekaisaran Jepang. Di puncak
kejayaan, kekuatan poros menguasai dominasi daerah yang sangat luas di Eropa, Asia,
Afrika, dan Oseania/Pasifik. Pada hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II sama dengan
Perang Dunia I, yakni terbagi atas sebab umum dan sebab khusus.
(1) Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang; dan
Untuk memperkuat kedudukannya, pada tahun 1937 Italia mengajak Jerman untuk
membentuk persekutuan militer yang disebut (Poros) Roma dan Berlin.
c. Kronologis Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia I berhasil diredam, dunia
ternyata masih harus dihadapkan dengan perang dunia yang lebih besar lagi, yang dikenal
sebagai Perang Dunia II. Kemunculan Perang Dunia II ini didorong oleh banyak faktor,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab utama yang memicu Perang Dunia
II ini adalah adanya serangan Jerman atas Polandia serta serangan Jepang terhadap
pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour Hawai. Kejadian inilah yang
kemudian menjadi momentum kemunculan Perang Dunia II antara Blok Sentral (Jerman,
Italia, Jepang) dan Blok Sekutu (AS, Inggris, Perancis, Kanada, Australia). Perang Dunia II
berlangsung dalam tiga wilayah besar, yakni front Eropa dan Afrika, serta front Pasifik.
itu, Jerman dengan cepat melebarkan sayap kekuasaan dengan menduduki Denmark,
Norwegia, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis. Pemerintah Prancis
kemudian pecah menjadi dua, yaitu Perancis merdeka dibawah pimpinan Charles de
Gaulle yang membentuk pemerintahan pelarian di London dan Prancis. Selanjutnya,
Jerman melancarkan serangan udara ke Inggris pada tahun 1940 yang menimbulkan
kerusakan Kota London. Inggris segera membalas dengan menjatuhkan bom-bom di
kota- kota penting Jerman, seperti Hamburg dan Bremen. Atas keberhasilan
serangan serangan Jerman, Italia terdorong untuk melancarkan serangan ke Yunani
dan Yugoslavia. Namun, tentara Italia dihancurkan oleh gabungan pasukan Yunani
dan Yugoslavia yang dibantu Inggris. Melihat rekan fasisnya mengalami kekalahan,
Jerman mengirimkan bala bantuan kewilayah itu dan ternyata memperoleh
kemenangan. Pasukan Inggris kemudian menyelamatkan diri ke pulau Kreta, tetapi
terus dikejar Jerman sehingga terpaksa melarikan diri lagi ke Pulau Malta. Setelah
berhasil menguasai sebagian besar wilayah Eropa, tiba-tiba Jerman menyerang Uni
Soviet pada tahun 1941. Hal itu berarti Jerman telah mengkhianati perjanjian Pakta
Non agresi yang dibuat setahun sebelumnya. Oleh karena itu, Uni Soviet berbalik
memusuhi Jerman. Uni Soviet segera melancarkan serangan balasan terhadap
Jerman yang ternyata tengah terkepung salju di Stalingrad. Di tempat inilah Jerman
mendapat kekalahan pertama dan menandai kekalahan kekalahan selanjutnya.
Memasuki tahun 1942 peta perang mengalami the turning point (masa titik balik).
Sejak Jerman menderita kekalahan di Staligrad, pihak sekutu berbalik melancarkan
serangan terhadap Jerman dinegara yang telah didudukinya. Posisi sekutu semakin
kuat setelah bergabungnya Uni Soviet dan Amerika Serikat. Uni Soviet dengan
gemilang berhasil membebaskan seluruh Eropa Timur, kecuali Yugoslavia yang
dapat membebaskan diri sendiri. Puncak serangan Sekutu terjadi setelah pendaratan
pasukan di Normandia dibawah pimpinan Jendral Eisnhower (Amerika Serikat) pada
6 juni 1944. Peristiwa ini dikenal sebagai D-Day. Negara-negara di Eropa Barat
dengan cepat dibebaskan dan sebagian besar pasukan Sekutu telah memasuki Kota
Berlin. Akhirnya, Jerman menyerah di Kota Rheims pada 7 Mei 1945 setelah
sebelumnya dikabarkan bahwa Adolf Hilter melakukan bunuh diri.
8. Perang Pasca Perang Dunia II. Perang Dunia II (World War II) merupakan sebuah
perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak
sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi
militer yang saling bertentangan. Berakhirnya Perang Dunia II bukan berarti akhir dari segala
bentuk perang atau konflik antara negara di dunia. Pasca Perang Dunia II berbagai konflik antar
negara terjadi, perselisihan antara keduanya berujung dengan peperangan. Beberapa perang yang
terjadi pasca Perang Dunia II diantaranya adalah Perang Korea, Malvinas, Uni Soviet, Irak,
Afganistan, Libya dan
14
Suriah. Perang pasca Perang Dunia II ini bukan terjadi begitu saja, akan tetapi diawali dan
dilatarbelakangi oleh perselisihan dan perbedaan kepentingan diantara kedua negara yang
berperang.
a. Perang Korea. Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan
Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut
"perang yang dimandatkan" (proxy war) antara Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya
dengan komunis Republik Rakyat Tiongkok yang bekerjasama dengan Uni Soviet (juga
anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama
Korea Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun
banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu Korea Utara,
seperti Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet
yang menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan
Tiongkok dan Korea Utara.
Dalam perjanjian Yalta pada tahun 1945 disebutkan bahwa, Uni Soviet akan
mengumumkan perang kepada Jepang setelah Perang di Eropa selesai. Dimana
pasukan Uni Soviet akan menyerang Jepang melalui Semenanjung Korea. Pada
tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangannya terhadap pasukan
Jepang lewat Semenanjung Korea hingga mencapai garis batas 38º LU. Selama
enam hari peperangan Uni Soviet keluar sebagai pemenang, tepatnya pada tanggal
14 Agustus 1945 pasukan Jepang menyerah kepada sekutu dengan ketentuan
pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º LU menyerah kepada Uni
Soviet, sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Selatan garis 38º LS
menyerah kepada Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi dasar pembagian Korea,
sehingga garis batas 38º Lintang Utara (LU), menjadi garis batas demarkasi antara
Korea Utara dan Korea Selatan. Terjadinya Perang Korea dilatarbelakangi beberapa
sebab, sebab-sebab secara umum dan sebab- sebab secara khusus.
a) Sebab-sebab Umum.
Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin membenci Korea Selatan
dan Amerika Serikat. Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan
demikian, Uni Soviet terus mendukung Korea Utara untuk mendapatkan hak-haknya
dan mendapatkan wilayah Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan atau
peperangan.
17
b. Perang Malvinas. Klaim teritorial oleh negara bekas jajahan terhadap wilayah
yang telah lama diyakini sebagai bagian dari bekas negara si penjajah bukanlah suatu isu
baru yang melanda dunia politik internasional; salah satu contohnya dikenal dengan nama
“Perang Malvinas/Falkland”. Perang Malvinas/Falkland terjadi pada periode April s.d
Juni 1982 akibat perselisihan antara Argentina dan Inggris dalam memperebutkan pulau
Malvinas (sebutan bagi Argentina) atau Falkland (bagi Inggris) setelah perundingan yang
alot selama bertahun-tahun dan mencapai puncaknya setelah kebuntuan perundingan
diantara keduanya pada Februari 1982. Perang Kepulauan Falkland atau Malvinas adalah
perang yang berlangsung selama kira-kira 2 bulan antara Argentina dan Britania Raya
karena memperebutkan Kepulauan Falkland dan Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich
Selatan. Kepulauan Falkland terdiri dari 2 pulau besar dan beberapa pulau kecil lainnya di
bagian selatan Samudra Atlantik, bagian timur wilayah Argentina. Klaim Argentina atas
Keputusan Falkland (yang disebutnya Malvinas), didasarkan semata-mata pada kedekatan
ke daratan Argentina dan apa yang disebutnya sebagai "warisan" kedaulatan dari
pemerintahan Spanyol yang gagal pada 1810. Klaim ini mempunyai makna emosional
penting bagi rakyat Argentina, dan telah selama beberapa generasi menjadi bagian
kurikulum sejarah di sekolah negeri. Motivasi sesungguhnya bagi invasi Argentina pada
April 1982 itu lebih disebabkan oleh ancaman yang dirasakan oleh junta militer Jenderal
Leopoldo Galtieri yang berkuasa: ketidakstabilan internal di Argentina yang mengancam
pemerintahan diktaturnya. Galtieri membutuhkan pengalihan perhatian yang
mempersatukan, konflik luar untuk mengalihkan publik dan mempertahankan kontrol di
dalam negeri.
hubungan Argentina dan Inggris sedang tak baik. Argentina sesungguhnya telah
men-set pengambilalihan Falkland pada Oktober 1982. Tetapi Presiden Leopoldo
Galtieri memajukannya ke April karena London tiba-tiba mengirim kapal perang
HMS Endurance untuk melindungi Georgia Selatan dari kemungkinan serbuan
Argentina. Meski masuk dalam wilayah kepulauan Falkland, Georgia Selatan
terletak cukup jauh dari gugus kepulauan Falkland.
April: 20 kapal perang, 8 kapal amfibi, dan 40 kapal logistik dari Pasukan Tambahan
Angkatan Laut Kerajaan dan Angkatan Laut Perdagangan. Gugus tugas Inggris
membawa 15.000 orang, termasuk kekuatan pendaratan yang terdiri atas 7000
Marinir Kerajaan dan tentara. Kapal-kapal logistik membawa bekal untuk
pertempuran selama sekitar tiga bulan. Akhirnya, pada 25 April, sebuah kelompok
aksi atas air Inggris yang terdiri atas dua kapal perusak, enam helikopter dan 230
pasukan menaklukkan pasukan pengawal Argentina yang jumlahnya 156 orang di
Georgia Selatan. Gugus tugas AL Kerajaan Inggris tiba di timur Falkland pada 1
Mei. Rencananya adalah membangun keunggulan laut dan udara dengan memikat
kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat Argentina keluar dari daratan dan
menghancurkan mereka, diikuti dengan pendaratan amfibi di Stanley. Dua kapal
selam penyerang Inggris ditempatkan di utara Falklands untuk mengamati kapal-
kapal Inggris dalam menghadapi gugus tugas AL Argentina yang utama dan kapal
induk Veinticinco de Mayo, yang telah beroperasi di wilayah itu sejak 20 April.
Kapal selam ketiga ditempatkan di selatan Falkland untuk memantau Exocet yang
dipasang di kapal penjelajah Argentina General Belgrano dan dua kapal perusak
yang mendampinginya. Kapal selam Inggris HMS Conqueror mentorpedo dan
menenggelamkan General Belgrano, yang kehilangan 368 dari 1042 awaknya.
Gugus tugas Argentina di utara kembali ke pangkalan dan tetap tinggal di sana
hingga perang berakhir. De Mayo menurunkan pesawat-pesawat A-4nya yang
beroperasi dari pangkalan-pangkalan lepas pantai hingga perang usai. Serangan
udara dari pangkalan-pangkalan di Argentina terhadap kapal- kapal Inggris sering
terjadi selama perang. Meskipun memiliki pertahanan AAW (anti air warfareii
peperangan anti serangan udara) yang canggih serta menggunakan Sea Harriers
yang cukup sukses dalam pertahanan udara ke udara, AL Inggris hanya bertahan
dalam menghadapi kekuatan udara Argentina. Serangan pesawat Argentina
menghantam sekitar 75 persen dari kapal-kapal Inggris dengan bom. Namun hanya
tiga kapal perang Inggris (satu perusak dan dua fregat) serta dua kapal pendarat
yang tenggelam atau rusak berat oleh bom. Kapal-kapal Inggris lainnya yang
tenggelam, satu kapal perusak (HMS Sheffield) dan satu kapal pemasok, dihantam
oleh misil Exocet. AL Inggris berhasil menghancurkan lebih dari setengah dari
134 pesawat tempur Argentina selama perang dengan menggunakan kombinasi
perang listrik, Harriers, misil darat ke udara, dan artileri anti pesawat udara. Perang
diakhiri dengan menyerahnya Argentina pada 14 Juni 1982, setelah tiga minggu
operasi amfibi Inggris dan operasi darat mereka di Pulau Falkland Timur. Senin 14
Juni 1982 pukul 21.00 waktu setempat (Selasa pagi waktu Indonesia) pasukan
Argentina menyerah di Port Stanley, setelah 74 hari menguasai kepulauan tersebut.
Brigjen Mario Benjamin Menendez, Panglima Pasukan Argentina di Malvinas yang
pernah bersumpah akan bertahan sampai prajurit dan peluru yang terakhir,
menandatangani pernyataan menyerah senin malam itu. Segera setelah itu Panglima
Pasukan Inggris yang memimpin penyerbuan ke Malvinas Mayjen Jeremy Moore
mengirim kawat ke PM Margaret Thatcher: Kepulauan Falklands kembali berada
di bawah pemerintahan Inggris seperti dikehendaki penduduknya.
c. Perang Uni Soviet. Perang Soviet Afganistan merupakan masa sembilan tahun
dimana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis Lenin di Afganistan,
yaitu Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin
menggulingkan pemerintahan. Uni Soviet mendukung
20
d. Perang Irak. Perang Irak (tahun 2003–2011), yang dikenal juga dengan istilah
Pendudukan Iraq, Perang Teluk II, Perang Teluk III, atau, oleh Amerika Serikat, Operasi
Pembebasan Irak, dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi yang kemudian
dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dan Britania Raya
mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan koalisi.
Tentara Baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama Irak setelah dibubarkan
oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih tugas-tugas koalisi setelah
mereka pergi dari Irak. Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat dan
Britania Raya menuduh Irak sedang berusaha membuat senjata pemusnah massal yang
mengancam kemanan nasional mereka, koalisi, dan sekutu regional. Pada tahun 2002,
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1441 yang mewajibkan Irak untuk
bekerjasama sepenuhnya dengan inspektur senjata PBB guna membuktikan bahwa Irak
tidak berada dalam suatu usaha membuat senjata pemusnah massal.
22
Hans Blix, pemimpin dari tim inspeksi senjata yang dikirim, mengatakan bahwa tidak
ditemukan senjata pemusnah masal dan Irak telah bekerja sama dengan aktif, akan tetapi,
dibawah ketentuan-ketentuan tertentu dan penundaan- penundaan.
Untuk meyakinkan rakyat dan kongres AS, Presiden Bush di depan Kongres ketika
menyampaikan laporan tahunan menyatakan bahwa Saddam Hussein telah
mengusahakan untuk membeli lima ratus ton uranium oksida dari Nigeria. Dengan
demikian kepemilikan senjata-senjata tersebut dapat membahayakan rakyat Irak dan
negara-negara tetangganya. Serangan AS ke Irak dengan alasan pemusnahan senjata
pemusnah massal tidak masuk akal, karena bila AS memang ingin menghancurkan
senjata itu, Presiden Bush tidak mengerahkan semua kekuatan militernya. AS (dan
sekutunya Inggris) hanya mengerahkan 230.000 dan 45.000 personilnya ke Irak.
Dari jumlah itu, hanya 90.000 prajurit AS dan 45.000 prajurit Inggris yang
merupakan pasukan tempur. Sebelum terjadi serangan ke Irak, Tim Inspeksi PBB
yang diketuai Hans Blix menyatakan sama sekali tidak menemukan bukti Irak
memiliki senjata pemusnah massal dan ternyata jangkauan senjata rudal Irak tidak
seperti yang dikatakan AS yaitu 900 kilometer, tetapi hanya 10 sampai 15 kilometer.
Atas dasar temuan itu Saddam Hussein menyatakan, “Mampukah rudal ini
menembus Israel? Mampukah mencapai AS?”. Kebohongan AS makin tampak
ketika Menteri Luar Negeri AS, Collin Powell, memberikan laporan kepada Dewan
Keamanan PBB tentang upaya Irak mendapatkan uranium oksida dari Nigeria.
Menurut duta besar Nigeria untuk PBB, Presiden Nigeria yang disebut-sebut dalam
dokumen intelijen Presiden Bush, yang dikatakan bekerjasama dengan Saddam
Hussein dalam pengadaan uranium oksida ternyata telah lama meninggal dunia.
Beberapa minggu setelah Baghdad jatuh, pasukan AS belum berhasil menemukan
senjata pemusnah massal Irak. Menggempur Irak atas nama memerangi terorisme
yang didengungkan AS tidak dapat diterima begitu saja. Tudingan Washington
bahwa Bahgdad memiliki hubungan dengan Al-Qaidah, organisasi yang sangat
dibenci dan sekaligus ditakuti AS (yang dituduh telah meledakkan gedung WTC
pada 11 September 2001) sangat
23
tidak masuk akal. Di satu sisi, Al-Qaidah adalah organisasi yang ingin
menggulingkan pemerintahan berpaham liberal maupun sekuler, sementara Partai
Baath pimpinan Saddam Hussein tidak memiliki paham fundamentalisme seperti
halnya al-Qaidah. Bahkan, rezim Saddam Hussein sendiri termasuk yang harus
dihancurkan oleh Al-Qaidah karena berseberangan paham (pemerintahan Saddam
Hussein berpaham sekuler, sedangkan Al-Qaidah berpaham fundamentalis yang
memegang teguh ajaran Islam). Oleh karena itu, selain pemerintah AS tidak punya
bukti kuat tentang hubungan Al-Qaidah dan Irak, Usamah bin Laden (pemimpin Al-
Qaidah) dan Saddam Hussein tidak mungkin bekerjasama. Apalagi, ketika Irak
menduduki Kuwait pada 2 Agustus 1990, Usamah bin Laden justru menawarkan diri
kepada Raja Fahad (Arab Saudi) untuk mengirimkan veteran Arab Afghan untuk
membantu Kuwait mengusir pasukan Saddam. Klaim Washington bahwa
penggulingan Saddam Hussein dimaksudkan untuk menyelamatkan rakyat Irak dari
pemerintah yang diktaktor dan otoriter serta agar rakyat dapat mendirikan
pemerintahan yang benar-benar demokratis juga cacat dari sisi hukum. Baik PBB
maupun negara di dunia tidak ada yang memberi legitimasi AS untuk ikut campur
urusan dalam negara lain. Dalam kasus Irak, apapun sistem yang telah dan akan
diterapkan di negara itu, demokrasi atau monarki, maka hasil itu semuanya menjadi
hak rakyat Irak untuk menentukannya. Di Irak, meskipun AS mengatakan Saddam
Hussein sebagai diktator, tetapi rakyat Irak (kecuali suku Kurdi) mengelu-elukan
Saddam Hussein sebagai sosok yang berani mempertahankan kedaulatan Irak dari
serbuan AS dan sekutunya. Saat menghadapi invasi AS, Saddam Hussein telah
menyerukan kepada rakyatnya agar tetap siaga menghadapi agresi militer AS.
Seruan itu disambut rakyat yang menyatakan akan membela pemimpinnya, yaitu
Saddam Hussein dan membela tanah Irak. Namun semua alasan yang dikeluarkan
oleh AS menjadi sebuah kebohongan yang diketahui secara luas oleh dunia
internasional. Irak terbukti tidak mengembangkan senjata pemusnah massal seperti
yang dituduhkan dan Saddam Hussein tidak memiliki hubungan dengan Osama bin
Laden beserta jaringan al-Qaedanya. Dari semua analisis terhadap motif invasi AS
yang sesungguhnya, terdapat persepsi umum bahwa ekonomilah yang menjadi
faktor dominan. Beberapa perhitungan yang terkait dengan motif ekonomi dan bisnis
dari serangan AS atas Irak antara lain sebagai berikut :
e. Perang Afganistan. Perang Afganistan (2001 s.d sekarang) dimulai pada Oktober
2001. Setelah serangan WTC 11 September, Amerika Serikat memulai kampanye Perang
Melawan Terorisme mereka di Afganistan, dengan tujuan menggulingkan kekuasaan
Taliban, yang dituduh melindungi Al-Qaeda, serta untuk menangkap Osama bin Laden.
Aliansi Utara Afganistan menyediakan mayoritas pasukan, dengan dukungan dari Amerika
Serikat dan negara-negara NATO antara lain Britania Raya, Perancis, Belanda, dan
Australia. Nama kode yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk konflik ini adalah Operasi
Kebebasan Abadi (Operation Enduring Freedom).
erat Uni Soviet dengan Irak mengasam, karena Irak, pada Juni 1978, mulai membeli
senjata yang dibuat Perancis dan Italia, dan bukan senjata buatan Uni Soviet.
Namun, bantuan barat membantu pemberontakan melawan Soviet dilakukan.
Beberapa partai memberikan bantuan mereka untuk membantu Mujahidin dalam
alasan untuk menghancurkan pengaruh Uni Soviet.
f. Perang Libya. Perang Saudara Libya 2011 adalah konflik yang merupakan
bagian dari Musim Semi Arab. Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada
27
15 Februari 2011, untuk menuntut mundur pemimpin Libya, Muammar al- Qaddafi, yang
sudah lama berkuasa. Akibat tindakan represif pemerintah dalam mengatasi pemprotes,
protes ini mengalami eskalasi menjadi sebuah pemberontakan dan perang saudara. Pasukan
oposisi dan pemerintah bertempur satu sama lain dalam perang yang dimulai kurang lebih
akhir Februari silam. Perang ini juga mengakibatkan banyak warga Libya mengungsi ke
tempat yang lebih aman.
g. Perang Suriah. Syria (Suriah) merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang
mulai diperhitungkan keberadaannya pada era pasca Perang Teluk. Hal ini bukan tidak
mungkin karena ada anggapan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah
tercapai tanpa campur tangan Suriah. Jika dilihat ke belakang Suriah dahulu merupakan
negara yang mempunyai banyak wilayah yang mencakup seluruh negara yang berada di
Timur Mediterania antara lain : Yordania, Lebanon, Israel, dan Propinsi Turki Hatay tetapi
akibat imperialis Eropa menyebabkan Suriah kehilangan wilayahnya Yordania dan Israel
dipisahkan dengan berada di bawah mandat Inggris. Lebanon diambil untuk melindungi
minoritas Kristennya dan Hatay dikembalikan kepada Turki demi pertimbangan politik
untuk Perancis. Perancis dengan politik devide et imperanya berhasil membagi suriah
sendiri menjadi empat wilayah antara lain: Damascus, Lebanon Raya, Allepo dan Lantakia.
Tahun 1925 Damascus dan Allepo dikembalikan kepada Suriah. Prancis pada tanggal 28
September 1941 memberikan kemerdekaan kepada Suriah, dan diikuti dengan proklamasi
kemerdekaan bagi Lebanon pada 26 November 1941. Pemberontakan Suriah terjadi 2011-
2012 adalah sebuah konflik kekerasan internal yang sedang berlangsung di Suriah. Ini
32
adalah bagian dari Musim Semi Arab yang lebih luas, gelombang pergolakan di seluruh
Dunia Arab. Demonstrasi publik dimulai pada tanggal 26 Januari 2011, dan berkembang
menjadi pemberontakan nasional. Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden
Bashar al-Assad, penggulingan pemerintahannya, dan mengakhiri hampir lima dekade
pemerintahan Partai Ba’ath. Pemerintah Suriah mengerahkan Tentara Suriah untuk
memadamkan pemberontakan tersebut, dan beberapa kota yang terkepung. Menurut saksi,
tentara yang menolak untuk menembaki warga sipil dieksekusi oleh tentara Suriah.
Pemerintah Suriah membantah laporan pembelotan, dan menyalahkan "gerombolan
bersenjata" untuk menyebabkan masalah pada akhir 2011, warga sipil dan tentara pembelot
membentuk unit pertempuran, yang memulai kampanye pemberontakan melawan Tentara
Suriah. Para pemberontak bersatu di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah dan
berjuang dengan cara yang semakin terorganisir, namun komponen sipil dari oposisi
bersenjata tidak memiliki kepemimpinan yang terorganisir. Pemberontakan memiliki nada
sektarian, meskipun tidak faksi dalam konflik tersebut telah dijelaskan sektarianisme
sebagai memainkan peran utama. Pihak oposisi didominasi oleh Muslim Sunni, sedangkan
pihak pemerintah didominasi oleh Alawit Muslim Syia, dan. Assad dilaporkan didukung
oleh Alawi. Perang Suriah adalah sebuah konflik bersenjata berbagai pihak dengan
intervensi internasional yang berlangsung di Suriah. Kerusuhan tumbuh sejak protes
kebangkitan dunia Arab tahun 2011, dan meningkat ke konflik bersenjata setelah kekerasan
atas protes kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad untuk menekan pengunduran
dirinya. Perang melibatkan Pemerintah Suriah, kelompok aliansi longgar pemberontak Arab
Suriah, Pasukan Demokratik Suriah, kelompok jihaidst Salafi (termasuk Front al-Nusra),
dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Semua pihak menerima dukungan besar dari aktor
asing, dan banyak yang mengarahkan untuk melabelinya sebagai perang proksi yang
dilancarkan oleh negara-negara besar regional dan dunia. Di bawah rezim Assad, Suriah
melalui reformasi ekonomi neoliberal yang signifikan. Reformasi ini diperburuk
kesenjangan kekayaan, yang dikombinasikan dengan resesi dan beberapa tahun kekeringan
yang menyebabkan penyebaran kebangkitan dunia Arab untuk Suriah. Protes cepat
menyebar ke daerah-daerah yang didominasi Kurdi di utara Suriah. Kelompok oposisi
Suriah membentuk Tentara Pembebasan Suriah dan menguasai daerah sekitar Aleppo dan
bagian selatan Suriah. Seiring waktu, faksi dari Oposisi Suriah pecah dari politik moderat
asli untuk mengejar visi Islam untuk Suriah, seperti Front al-Nusra dan Negara Islam Irak
dan Syam (ISIS). Di utara, pasukan sebagian besar pemerintah Suriah menarik untuk
melawan FSA, yang memungkinkan YPG Kurdi untuk bergerak dan melakukan klaim de
facto atas otonomi. Pada tahun 2015, YPG bergabung dengan Arab, Assyria, kelompok
Armenia dan Turkmen membentuk Pasukan Demokratik Suriah. Per Februari 2016
pemerintah menguasai 40% Suriah, ISIL menguasai sekitar 20-40%, kelompok
pemberontak Arab (termasuk Front al-Nusra) 20%, dan 15-20% dikuasai Pasukan
Demokratik Suriah. Baik Pasukan Demokratik Suriah maupun Tentara Suriah telah
membuat keuntungan baru-baru ini terhadap ISIS. Organisasi internasional telah menuduh
pemerintah Suriah, ISIL, dan pasukan oposisi lainnya melakukan pelanggaran HAM berat,
dengan beberapa pembantaian terjadi. Konflik menyebabkan cukup banyak perpindahan
penduduk. Pada 1 Februari 2016, sebuah pembicaraan damai Suriah Jenewa yang
dimediasi oleh PBB dimulai, namun pertempuran terus berlanjut.
33
9. Evaluasi.
a. Jelaskan Penyebab Langsung Terjadinya Perang Dunia I…..!
b. Jelaskan Penyebab Langsung Terjadinya Perang Dunia II…..!
c. Jelaskan Penyebab Khusus Terjadinya Perang Dunia II.................!
34
BAB III
10. Umum. Perang Dunia merupakan perang global, yaitu perang yang aktor dalam
kejadian tersebut adalah tidak hanya dalam lingkup suatu daerah atau tempat saja, melainkan antara
negara-negara yang ada diseluruh dunia meskipun tidak semuanya menjadi pelaku perang. Tetapi
sebagian besar negara-negara di dunia telah bergejolak karena melakukan perang ini. Dalam
sejarahnya, perang dunia berlangsung selama dua kali yaitu Perang Dunia 1 pada tahun 1914
sampai 1918 dan Perang Dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939 s.d 1945. Perang Dunia I adalah
perang besar yang terjadi yang berpusat di Eropa dari periode musim panas 1914 sampai dengan
November 1918 antara pihak Triple Entente (Sekutu) dengan pihak Triple Alliance (Central
Powers) yang melibatkan lebih dari 70 juta personil militer (60 juta dari Eropa). Korbannya
mencapai 9 juta personil militer yang sebagian besar diakibatkan kemajuan besar dalam teknologi
persenjataan. Ini adalah konflik yang paling banyak memakan korban jiwa no 2 dalam sejarah
barat. Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PD II atau PD 2), adalah
sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan
banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua
aliansi militer yang saling bertentangan yaitu Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang
terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam
keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi,
industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber
daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal
warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini
memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan
Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia. Perang yang terjadi
dalam kurun beberapa tahun dan dalam beberapa perode ini telah membawa suatu pengaruh yang
besar bagi kehidupan masyarakat dunia. Tentu saja dalam hal yang mendasar dalam hidup manusia
yang utama, Perang Dunia juga membawa suatu pengaruh yang besar bagi kehidupan dunia yaitu
yang bersangkutan dengan negara-negara yang ada di dunia baik yang ikut dalam perang dunia
maupun yang tidak.
11. Strategi Perang Dunia I. Strategi perang adalah penggunaan pertempuran untuk
mencapai tujuan perang. Strategi adalah kunci pelaksanaan perang dan dikuasai oleh prinsip-prinsip
yang menetapkan agar kekuatan besar melakukan aksi menyerang terhadap kekuatan musuh yang
lemah untuk menghasilkan kemenangan. Posisi merupakan masalah dalam strategi. Strategi
membedakan posisi garis luar dan posisi garis dalam. Negara berada pada posisi garis luar apabila
dapat mengepung lawan atau musuhnya. Posisi garis dalam adalah posisi satu negara yang
menghadapi kemungkinan permusuhan dari negara di sekelilingnya. Jerman pada perang dunia
berada pada posisi garis dalam. Pada Perang Dunia I Jerman bersekutu dengan Austria, keduanya
terletak di Eropa Tengah. Mereka menghadapi Perancis dan Inggris di bagian barat, Rusia di bagian
timur, dan Italia di bagian selatan. Perancis dalam kepemimpinan Napoleon Bonaparte sering kali
berada di posisi garis dalam. Untuk memperoleh kemenangan, pada posisi garis dalam
membutukan kemampuan manuver yang cepat dengan daya pukul yang tinggi sedangkan pada
posisi garis luar memerlukan koordinasi dan komunikasi yang baik untuk mempertahankan dan
memanfaatkan posisinya. Namun sulit untuk mengkoordinasikan dua atau lebih negara yang
berbeda, meskipun mereka bersekutu. Selalu ada kesalahpahaman akibat dari prestis dan
kebanggaan nasional masing-masing.
35
12. Strategi Perang Parit. Strategi perang ini lebih condong ke arah defensif. Ini disebabkan
mereka yang membangun pertahanan berupa galian tanah yang memanjang dan paralel, dan
memasang barikade berupa kawat yang dipasang pada garis depan. Dari dalam parit mereka
menembaki musuh yang mendekat dengan senapan, pistol, melempar granat, dan dibantu senapan
mesin. Jika musuh sudah memasuki parit, mereka bertarung jarak dekat dengan bayonet, atau sekop
yang ditajamkan ujungnya. Perang parit adalah jenis perang yang ditandai dengan pembentukan
zona defensif berbentuk parit, dengan kedua belah pihak menempati parit untuk tujuan
mempertahankan posisi defensif. Jenis peperangan seperti ini sering menghasilkan kemajuan yang
lambat, dengan masing-masing pihak berusaha menguasai parit lawan agar memiliki keunggulan
ofensif. Perang parit terkenal brutal dan mengerikan dan amat terkait dengan Perang Dunia I pada
tahun 1914-1918. Beberapa faktor berkontribusi pada kemunculan perang parit. Pertama adalah
kemajuan luar biasa dalam persenjataan balistik yang membuat serangan frontal secara tradisional
sulit dilakukan. Selain itu, peningkatan akurasi senjata dan kemampuan artileri membuat serangan
frontal (langsung berhadap-hadapan) bisa berubah menjadi tindakan bunuh diri. Kondisi ini lantas
memicu pendekatan defensif yang menjadi karakteristik perang parit. Strategi utama dalam
Perang ini dinamakan dengan Perang Parit. Selama beberapa tahun berikutnya, para serdadu hidup
dalam parit-parit ini. Parit yang dibangun membentang dari Selat Dover-Sungai Aisne- perbatasan
Swiss. Fungsi parit-parit ini menjadi lebih kompleks karena dilengkapi dengan tempat untuk tidur,
pertolongan medis, gudang persenjataan dan perbekalan, dapur dan sebagainya. Perang parit
digunakan pada Perang Dunia I secara umum. Contoh perang parit yang terkenal adalah Perang
Somme yang terjadi tahun 1916. Namun perang jenis ini dirasa tidak efisien dan efektif. Sering
sekali kubu pemenang menderita kerugian berupa kehilangan prajurit hingga ±120.000 orang dan
hanya memajukan garis batas sejauh 5 km. Dan pengalaman Perang Somme menunjukan bahwa
perang ini dapat memakan waktu hingga 5 bulan. Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia
I. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini.
Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus- menerus dibom, dan
mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka
yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping
mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur. Lebih dari 20 juta serdadu
yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini,
dan sebagian besar meninggal di sana. Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak
dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang
dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih
banyak.
a. Asal Usul Perang Parit. Asal usul dari Perang Parit bisa kita tilik dari meluasnya
penggunaan bubuk mesiu sebagai senjata di Eropa, tepatnya pada abad ke-15. Siege
warfare atau peperangan yang berbasis pengepungan mendorong pengembangan senjata
seperti musket dan artileri. Peperangan pada abad tersebut kebanyakan berpusat pada
penguasaan lokasi-lokasi penting seperti kastil dan benteng, seperti yang terlihat pada
Perang Sipil Inggris yang terjadi pada tahun 1642-1652 dan Perang Suksesi Spanyol yang
berlangsung pada 1701-1714. Peperangan mulai bergeser dari model siege menjadi mode
annihilation, yang mana dimulai ketika Napoleon berkuasa di Perancis pada akhir abad ke-
18. Mode annihilation tidak hanya melibatkan penguasaan benteng atau kastil musuh,
namun jika perlu penghancuran tidak hanya instalasi militer namun juga sipil, dan kalah
menang dalam suatu perang ditentukan oleh siapa yang paling destruktif. Perang model
annihilation ini semakin mencolok setelah muncul apa yang dinamakan industrialisasi
senjata, tepatnya pada Perang Sipil Amerika. Yang
36
b. Menggali Parit. Baik Sekutu seperti Inggris dan Perancis, dan Poros seperti
Jerman, mulai menggali parit masing-masing di sepanjang Perbatasan Belgia dan Perancis
dalam waktu September sampai Desember 1914. Penggalian parit ini seringkali disebut
pengamat dengan terminologi Race to the Sea karena parit yang dibangun oleh kedua
pihak dimulai dari Laut Utara, melewati sungai- sungai seperti Sommedan Aisne, sampai
dataran rendah Belgia dan Nieuport. Pada dasarnya, masing-masing aliansi memiliki
standarnya sendiri ketika menggali parit. Angkatan bersenjata Perancis dan Inggris dalam
panduannya diharuskan menggali sedalam 8 kaki, lebar 3 kaki dan parit diharuskan
dilengkapi gundukan batu setinggi 30 cm untuk menghalau laju peluru ke dalam parit.
Setiap parit harus ditopang dengan fondasi dari kayu pohon, kantung pasir atau besi yang
sudah berkarat untuk mencegah parit agar tidak ambruk. Situasi ideal menurut British
Field Note adalah di setiap 4 yard, harus ada parapet atau sandaran bagi penembak
senapan, dan karena mengutamakan keamanan bagi prajurit dibanding kemampuan melihat
musuh, parit harus digali secara dalam. Situasi ini tidak bisa dicapai bagi parit yang digali di
dekat sungai, semisal parit yang terdapat di Flanders (Belgia). Keberadaan air yang
dibawah permukaan air membuat prajurit Inggris tidak bisa menggali parit secara dalam
karena air akan membanjiri parit. Akibatnya, prajurit Inggris dipusingkan dengan air yang
membanjiri parit tiap malam. Parit biasanya tidak hanya terdiri dari satu garis, tapi
beberapa garis namun tidak paralel satu sama lain. Parit terdiri dari command trench
dimana komando dan bunker anti ledakan atau pillbox ada disini dan offensive line dimana
infanteri dan persenjataan lain untuk mempertahankan parit semisal mortir dan senjata
mesin ada disini. Jarak kedua parit ini berada di antara 150-200 m. Perbedaan antara parit
Jerman dan parit Inggris Perancis adalah banyaknya jumlah pillbox yang dilapisi semen
dan bahan-bahan lain yang lebih permanen di segi Jerman, sedangkan Inggris dan Perancis
yang menekankan mobilitas melihat
37
sikap diam satu tempat sebagai wujud kekalahan, hanya membangun pillbox mereka dari
kayu, sehingga ketika Jerman menguasai parit, Inggris dapat menguasainya kembali dengan
artileri.
Parit di Perang Dunia Pertama mematikan karena dua hal, upaya untuk menguasainya dan
situasi parit yang seringkali sulit ditinggali oleh para prajurit. Menurut hitungan pihak Perancis
pada Januari 1915, infanteri bersenjatakan senapan perlu menyerbu parit musuh sebanyak 12 kali
sebelum ada jaminan bahwa jumlah pasukan yang mempertahankan parit akan sama dengan jumlah
pasukan yang menyerang parit tersebut. Walaupun serangan itu sukses, akan mengorbankan
jumlah pasukan 11 kali dari jumlah pasukan yang mempertahankan parit. Jika parit tersebut
dipersenjatai dengan senjata mesin, serangan untuk parit akan meningkat menjadi 14 kali. Belum
lagi seringkali peluru artileri yang meledak sebelum ditembakkan, dan di Inggris ini disebut dengan
shell scandal. Ini membuat prajurit tidak hanya terancam oleh peluru musuh, namun juga
ketidaksiapan dan juga kecerobohan. Yang kedua, kondisi parit sangat tidak higienis karena mayat
prajurit yang gugur akan dibiarkan di dalam parit, membuat penyakit menular mudah tersebar.
Banyak prajurit yang mati karena penyakit menular dan infeksi.
13. Strategi Perang Laut. Pada awal perang, Kekaisaran Jerman memiliki kapal jelajah
yang tersebar di seluruh dunia, beberapa di antaranya dipakai untuk menyerang kapal dagang
Sekutu. Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya secara sistematis memburu mereka, meski
menanggung malu akibat ketidakmampuannya melindungi kapal Sekutu. Misalnya, kapal jelajah
ringan Jerman SMS Emden, bagian dari skadron Asia Timur yang berpusat di Tsingtao, menangkap
atau menghancurkan 15 kapal dagang, serta menenggelamkan sebuah kapal jelajah Rusia dan kapal
penghancur Perancis. Namun sebagian besar Skadron Asia Timur Jerman terdiri dari kapal jelajah
lapis baja Scharn horst dan Gneisenau, kapal jelajah ringan Nürnberg dan Leipzig dan dua
kapal angkut tidak diberi perintah mencegat jalur perkapalan dan malah diperintahkan kembali ke
Jerman ketika bertemu kapal perang Britania. Armada Jerman dan Dresden menenggelamkan dua
kapal jelajah lapis baja pada Pertempuran Coronel, namun hampir hancur pada Pertempuran
Kepulauan Falkland bulan Desember 1914, dengan Dresden dan beberapa kapal pembantu berhasil
kabur, tetapi pada Pertempuran Masa Tierra kapal-kapal tadi akhirnya hancur atau ditangkap.
Sesaat setelah pecahnya pertempuran, Britania memulai blokade laut Jerman. Strategi ini terbukti
efektif, memutuskan suplai militer dan sipil, meski blokade ini melanggar hukum internasional
yang diatur oleh beberapa perjanjian internasional selama dua abad terakhir. Britania membuang
ranjau di perairan internasional untuk mencegah kapal apapun memasuki seluruh wilayah
samudra, sehingga membahayakan kapal yang netral sekalipun. Karena ada sedikit tanggapan
terhadap taktik ini, Jerman mengharapkan taktik yang sama terhadap peperangan kapal selamnya
yang tidak terhambat. Pertempuran Jutland (Jerman: Skagerrakschlacht, atau "Pertempuran
Skagerrak") 1916 berubah menjadi pertempuran laut terbesar dalam perang ini, satu-satunya
pertempuran kapal perang berskala besar dalam Perang Dunia I, dan salah satu yang terbesar
dalam sejarah. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 31 Mei sampai dengan 1 Juni 1916 di Laut
Utara lepas pantai Jutland. Armada Laut Lepas Kaiserliche Marine, dipimpin Wakil Laksamana
Reinhard Scheer, berperang melawan Armada Besar Angkatan Laut Kerajaan, dipimpin Laksamana
Sir John Jellicoe. Pertempuran ini buntu, karena Jerman, yang kalah jumlah dengan armada
Britania, berhasil kabur dan mengakibatkan kerusakan lebih banyak bagi armada Britania dari pada
yang mereka terima. Secara strategis, Britania menguasai lautan, dan sebagian besar armada
permukaan Jerman masih tertahan di pelabuhan selama perang berlangsung. Kapal U Jerman
berusaha memotong jalur suplai antara Amerika Utara dan Britania. Sifat peperangan kapal selam
berarti bahwa serangan bisa datang tanpa
38
peringatan, sehingga memberi kemungkinan selamat yang kecil bagi awak kapal dagang. Amerika
Serikat mengeluarkan protes, dan Jerman mengganti aturan pertempuran. Setelah penenggelaman
kapal penumpang RMS Lusitania tahun 1915, Jerman berjanji tidak lagi menyerang kapal
penumpang, sementara Britania mempersenjatai kapal-kapal dagangnya dan menempatkan mereka
di luar perlindungan "aturan kapal jelajah" yang meminta peringatan dan penempatan awak di
"tempat aman" (standar yang tidak dimiliki sekoci). Akhirnya, pada awal 1917, Jerman menerapkan
kebijakan peperangan kapal selam tak terbatas, menyadari bahwa Amerika Serikat akan ikut
berperang. Jerman berupaya menghambat jalur laut Sekutu sebelum Amerika Serikat dapat
memindahkan pasukan dalam jumlah besar ke luar negeri, tetapi hanya mampu mengerahkan lima
kapal U jarak jauh dengan dampak yang sedikit. U-155 dipamerkan dekat Tower Bridge di
London setelah Perang Dunia Pertama.Ancaman kapal U berkurang pada tahun 1917, ketika kapal-
kapal dagang mulai berlayar dalam bentuk konvoi dan dikawal kapal penghancur. Taktik ini
terbukti sulit bagi kapal U untuk mencari target, sehingga mengurangi kerugian; setelah hidrofon
dan ranjau bawah air diperkenalkan, kapal penghancur pengawal bisa menyerang kapal selam
dengan kemungkinan berhasil. Konvoi memperlambat aliran suplai, karena kapal harus menunggu
saat konvoi dibentuk. Solusi terhadap penundaan ini adalah program pembangunan kapal angkut
baru secara besar-besaran. Kapal tentara terlalu cepat untuk dikejar kapal selam dan tidak berlayar
di Atlantik Utara dalam konvoi. Kapal U telah menenggelamkan lebih dari 5.000 kapal Sekutu
dengan kerugian sebanyak 199 kapal selam. Perang Dunia I juga menjadi peristiwa ketika kapal
angkut pesawat pertama kali dipakai dalam pertempuran, dengan HMS Furious meluncurkan
pesawat Sopwith Camels dalam serangan sukses terhadap hangar Zeppelin di Tondern pada
bulan Juli 1918, serta blimp untuk patroli antikapal selam.
14. Strategi untuk Negosiasi Damai. Pada bulan Desember 1916, setelah sepuluh bulan
mematikan pada Pertempuran Verdun dan serangan sukses terhadap Rumania, Jerman berupaya
menegosiasikan perdamaian dengan Sekutu. Presiden A.S. Woodrow Wilson segera berusaha
mengintervensi selaku pencinta damai dan meminta kedua pihak diberi catatan untuk menyatakan
permintaan mereka. Kabinet Perang Lloyd George menganggap tawaran Jerman sebagai jebakan
untuk menciptakan perpecahan di kalangan Sekutu. Setelah kemarahan awal dan banyak
pertimbangan, mereka menganggap catatan Wilson sebagai upaya terpisah yang menandakan
bahwa A.S. berada di ambang pintu perang melawan Jerman pasca "kekejaman kapal selam". Saat
Sekutu mendiskusikan balasan terhadap tawaran Wilson, Jerman memilih untuk mengabaikannya
demi "pertukaran pandangan langsung". Mengetahui tanggapan Jerman seperti itu, pemerintah
Sekutu bebas membuat permintaan jelas dalam balasan mereka tanggal 14 Januari. Mereka
menuntut perbaikan kerusakan, pengosongan teritori dudukan, biaya perbaikan untuk Perancis,
Rusia, dan Rumania, dan pengakuan prinsip kebangsaan. Hal ini meliputi pembebasan bangsa
Italia, Slavia, Rumania, Ceko Slovak, dan pembentukan "Polandia bebas dan bersatu". Tentang
keamanan, Sekutu menuntut jaminan yang dapat mencegah atau membatasi perang selanjutnya,
lengkap dengan sanksi, sebagai persyaratan penyelesaian damai apapun. Negosiasi ini gagal dan
negara- negara Entente menolak tawaran Jerman, karena Jerman tidak menyatakan permintaan
spesifik apapun. Kepada Wilson, negara-negara Entente menyatakan bahwa mereka tidak akan
memulai negosiasi damai sampai Blok Sentral mengosongkan seluruh teritori Sekutu yang diduduki
dan memberikan ganti rugi atas semua kerusakan yang diperbuat.
15. Strategi Perang Dunia II. Perang sejatinya bukan hanya soal siapa yang menang dan
siapa yang kalah. Tapi sebenarnya, perang juga menunjukkan bagaimana sekelompok kekuatan
beradu strategi guna dapat memenangkan pertempuran yang terjadi.Meski berjumlah besar, baik
untuk pasukan maupun persenjataan, bila saja strategi
39
yang digunakan tidak tepat guna, kemewahan kekuatan tersebut bisa saja tumbang oleh musuh.
Oleh karena itu, dalam setiap pertempuran hebat selalu saja meninggalkan model strategi dibalik
pertempuran itu. Strategi dalam perang adalah penggunaan pertempuran untuk mencapai tujuan
perang. Strategi adalah kunci pelaksanaan perang dan dikuasai oleh prinsip-prinsip yang
menetapkan agar kekuatan besar melakukan aksi menyerang terhadap kekuatan musuh yang lemah
untuk menghasilkan kemenangan. Posisi merupakan masalah dalam strategi. Strategi membedakan
posisi garis luar dan posisi garis dalam. Negara berada pada posisi garis luar apabila dapat
mengepung lawan atau musuhnya. Posisi garis dalam adalah posisi satu negara yang menghadapi
kemungkinan permusuhan dari negara di sekelilingnya. Jerman pada perang dunia berada pada
posisi garis dalam. Pada perang dunia I Jerman bersekutu dengan Austria, keduanya terletak di
Eropa Tengah. Mereka menghadapi Perancis dan Inggris di bagian barat, Rusia di bagian timur, dan
Italia di bagian selatan. Pada perang dunia II, Jerman bersekutu dengan Italia menghadapi Perancis
dan Inggris di bagian barat, Polandia dan Uni Soviet di bagian timur. Perancis dalam
kepemimpinan Napoleon Bonaparte sering kali berada di posisi garis dalam. Untuk memperoleh
kemenangan, pada posisi garis dalam membutukan kemampuan manuver yang cepat dengan daya
pukul yang tinggi sedangkan pada posisi garis luar memerlukan koordinasi dan komunikasi yang
baik untuk mempertahankan dan memanfaatkan posisinya. Namun sulit untuk mengkoordinasikan
dua atau lebih negara yang berbeda, meskipun mereka bersekutu. Selalu ada kesalahpahaman
akibat dari prestis dan kebanggaan nasional masing-masing.
16. Bentuk-bentuk Strategi dalam Perang Dunia II. Perang Dunia II merupakan perang
yang unik. Masing-masing negara mempunyai strategi mereka masing-masing untuk memenangkan
peperangan. Baik di darat, laut, maupun udara para jendral, marsekal dan laksamana saling
bersaing untuk menggungguli lawan-lawannya. Berikut adalah sekilas tentang beberapa strategi
militer Perang Dunia II, baik yang umum diketahui maupun yang jarang disebut-sebut dalam buku
sejarah.
sangat kental akan unsur penggunaan strategi Blitzkrieg dan barangkali pertempuran-
pertempuran modern di masa mendatang. Tank masih dan kemungkinan akan terus menjadi
tulang punggung pasukan ke depan. Tentu saja, tank sendiri tidak bisa memenangkan
perang, ia harus dikombinasikan dengan infanteri, bahkan jika perlu kekuatan udara.
c. Fire Power Focus (Inggris). Orang Inggris terkenal kolot, kaku, dan berhati-
hati. Sifat mereka ini begitu kentara ketika perang sedang berkecamuk. Jendral Montgomery
ketika melawan Rommel di Afrika Utara memilih untuk menahan serangan, bahkan mundur
jika perlu, sekedar untuk menanti peralatan perang mereka lebih dari cukup untuk memukul
mundur lawan. Ketika ia telah mempunyai lebih dari 600 pucuk meriam artileri dan sekitar
500 tank, Jenderal yang terkenal menjadi singa padang pasir itu barulah melakukan
pergerakan. Montgomery memilih untuk maju setindak demi setindak dalam menghadapi
Jerman. Mereka berfikir bahwa lebih baik mengorbankan logistik dari pada
menghamburkan sumber daya manusia. Dan memang, jika dibandingkan dengan negara lain
yang terlibat aktif Perang Dunia 2, Inggris adalah negara yang paling sedikit korbannya.
Montgomery berpikir nyaris seperti para Jendral Perang Dunia I.
41
17. Strategi Operasi Barbarossa. Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota
Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa. Target
utama serangan kejutan ini adalah kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama
mengakhiri kampanye 1941 dekat jalur Arkhangelsk- Astrakhan yang menghubungkan Laut
Kaspia dan Laut Putih. Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan
militer, menghapus komunisme, menciptakan Lebensraum (ruang hidup) dengan memiskinkan
penduduk asli dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan
musuh- musuh Jerman yang tersisa. Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan
balasan strategis sebelum perang, Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi
pertahanan strategis. Sepanjang musim panas, Operasi Barbarossa berhasil menerobos jauh ke
dalam wilayah Soviet, mengakibatkan kerugian besar dalam hal personel dan material. Pada
pertengahan Agustus, Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan
oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan Panzer ke-2 untuk membantu
tentara yang maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad. Serangan Kiev sukses besar dan
berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit pasukan Soviet, serta memungkinkan
pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju. Sayangnya,
pembagian kekuatan ini membuat momentum serangan ke Moscow hilang, dan Sovyet memiliki
waktu untuk memperkuat diri. Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar
angkatan udaranya dari Perancis dan Mediterania tengah ke Front Timur membuat Britania
mempertimbangkan kembali strategi besarnya. Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet
membentuk aliansi militer melawan Jerman. Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi
Koridor Persia dan ladang minyak Iran. Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat
bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik. Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros
di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan pengepungan Leningrad dan Sevastopol yang masih
berlanjut, sebuah serangan besar ke Moskwa dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur
sengit, pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang
lelah terpaksa menunda serangan mereka. Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan
Poros, tetapi kampanye mereka gagal mencapai tujuan utamanya: dua kota utama masih dikuasai
Soviet, kemampuan memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan
banyak sekali potensi militernya.
18. Evaluasi.
a. Jelaskan secara singkat strategi Perang Laut…!
b. Sebutkan Bentuk-bentuk Strategi dalam Perang Dunia II...!
c. Jelaskan secara singkat strategi Operasi Barbarossa…!
43
BAB IV
PERANG DARI GENERASI KE GENERASI
19. Umum. Dalam Perang masing-masing negara mempunyai strategi masing- masing untuk
memenangkan peperangan. Baik di darat, laut, maupun udara, para jenderal, marsekal dan
lakasamana, saling bersaing untuk mengungguli lawan-lawannya. Strategi biasa digunakan pada
tingkatan yang tinggi atau biasa disebut tingkatan startegis. Suatu tingkatan pada level eselon
tinggi di pemerintahan, atau Jenderal di Militer. Kebutuhan pada level tersebut karena setiap
keputusan yang akan diambil harus mempertimbangkan berbagai aspek yang lebih luas. Dalam
mengambil keputusan, aspek yang harus dipertimbangkan oleh seorang Danton berpangkat Letda
tentu lebih sedikit dibanding seorang Pangdam berpangkat Jenderal. Liddell Hart menyatakan
bahwa startegi adalah seni mendistribusikan dan menggunakan metode atau cara cara militer untuk
memenuhi tujuan akhir kebijakanyang diambil. Keberhasilan dari strategi tergantung terutama
kepada kalkulasi yang tepat serta koordinasi antara akhir dan metode yang digunakan (end dan
means). Dalam setiap peperangan pasti meninggalkan model bentuk strategi yang bisa dijadikan
pelajaran, seperti halnya pada kejadian Perang Pasca Perang Dunia II.
20. Strategi Blokade Laut pada Perang Malvinas. Blokade laut pada perang Malvinas
merupakan konsep Operasi Inggris. Tindakan pertama Inggris setelah kesatuan- kesatuannya tiba di
Atlantik Selatan adalah mengumumkan blokade laut yang meliputi seluruh perairan Malvinas
sampai 200 mil dari pantai sekeliling Malvinas. Blokade terutama dilakukan oleh kapal-kapal
selam nuklir kelas Swiftsure maupun Valiant yang senjata utamanya adalah torpedo kendali.
Dengan blokade ini maka jalur logistik bagi pasukan yang bertahan di Malvinas hanya dapat
dilakukan lewat udara. Dengan pesawat- pesawat C-130 dapat diangkut sekitar 800 ton perbekalan
sehari ke Malvinas. Setelah kekuatan utama Angkatan Tugas Inggris datang dengan H.M.S.
Invicible dan H.M.S. Hermes sebagai inti, maka blokade Malvinas diperketat dengan blokade
udara. AL Argentina yang kesiapan tempurnya rendahdan persenjataan kalah modern dari Inggris
tidak mau mengeluarkan suatu angkatan tugas untuk menebus/menantang blokade laut Inggris.
Kapal-kapalnya yang berlayar sendiri-sendiri dapat dengan mudah dihancurkan oleh Inggris. Kapal
penjelajah General Belgrano ditengglamkan oleh kapal selam H.M.S. Conqueror dengan terpedo
super silent “Tigerfish” sedangkan Sobral ditenggelamkan dengan rudal Sea SKUA yang
ditembakkan dari sebuah helikopter kecil Lynx. Usaha- usaha non kenvensionil dengan kapal
nelayan “Narwal” juga mengalami kegagalan. Inggris kemudian semakin menekan Argentina
dengan memperluas daerah blokade sampai batas 12 mil dari daratan Argentina. Dengan demikian
Inggris disamping dapat memutuskan jalur logistik ke Malvinas juga dapat memperparah keadaan
ekonomi Argentina. Dengan tindakan ini Inggris berusaha menekan Argentina untuk menyerahkan
kembali Malvinas tanpa perang. Akan tetapi bagaimanapun juga ketatnya blokade Inggris,
Argentina masih mampu menembusnya. Sebab setelah Argentina menyerah dapat terungkap bahwa
Argentina dapat mempertahankan pengiriman perbekalan dengan pesawat C-130 dan kapal angkut
“Formosa” berhasil menyelinap dan masuk pelabuhan port Stanley.
21. Strategi Perang Kota pada Perang Irak. Perang kota bukanlah perang yang mudah
karena ada beberapa kesulitan dalam melakukan perang kota.
a. Pertama, di perkotaan itu terdapat jumlah penduduk yang banyak, dan militer di
mana pun selalu berusaha untuk menghindari jatuhnya korban dari masyarakat sipil. Di
negara mana pun seperti itu, ada kewajiban moral tentara.
44
c. Ketiga, sulit meninjau musuh secara lebih detail karena ruangan-ruangan yang ada
di gedung bisa menjadi persembunyian bagi musuh. Untuk melumpuhkan musuh
dibutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga lebih banyak, serta amunisi lebih banyak
karena mereka harus melihat kamar demi kamar.
Karena itulah, praktis pertempuran kota memakan waktu yang lebih banyak. Dari blok per blok
jangan terlewatkan karena bisa saja kalau satu blok terlewati, tiba-tiba musuh dari belakang
menembak sehingga harus balik lagi. Apalagi perang kota melawan tank. Tank itu sangat
rawan dengan senjata-senjata antitank. Senjata antitank yang dibawa oleh satuan infanteri sangat
mudah dibawa ke gedung-gedung untuk bersembunyi. Dengan demikian, mudah ditembakkan.
Saya kira Irak itu mempunyai cukup banyak RPG (granat yang diluncurkan roket) yang merupakan
senjata anti tank. Itu saya kira yang akan menjadi kesulitan bagi Amerika Serikat (AS) apabila
menerobos masuk ke kota. Sebab itu, untuk menghindari terlalu banyak jatuhnya korban,
kemungkinan mereka akan menerapkan strategi pengepungan dari gedung ke gedung. Tetapi, ini
akan memakan waktu yang lama. Itu risiko yang harus dihadapi dalam suatu pertempuran kota,
apalagi rakyat Irak sudah melaksanakan suatu perencanaan gerilya kota. Itu akan lebih mempersulit
AS karena rakyatnya sudah ikut, bukan hanya tentara. Hal ini bisa membuat perang
berkepanjangan. Di Irak kondisinya lebih tidak mudah karena bercampur antara pasukan Pengawal
Republik dan Fedayeen (pasukan bunuh diri). Terlebih lagi, buat rakyat Irak mati itu sudah
merupakan syahid. Ini suatu keyakinan agama yang mulanya kurang mendapatkan perhitungan
cermat dari AS. Strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi perang kota itu adalah melakukan
operasi pengepungan. Kuncinya, bagaimana bisa dilakukan pengepungan sehingga bisa
melumpuhkan secara perlahan. Setelah itu, dilaksanakan operasi-operasi penyergapan masuk ke
dalam kota untuk mencari Presiden Irak Saddam Hussein. Kalau dilakukan serangan frontal, itu
tidak akan efektif karena risikonya akan jatuh banyak korban, juga korban dari rakyat sipil. Seluruh
Baghdad harus dikepung, jangan sampai ada yang lari keluar sehingga bisa dihindarkan datangnya
bantuan dari luar. Kemudian dilaksanakan operasi-operasi skala kecil untuk mencari lokasi
Saddam. Salah satu faktor penting lain dalam perang kota adalah dukungan rakyat. Akan tetapi,
bagi AS, sulit untuk membujuk rakyat Baghdad sekarang ini untuk mendukung pasukan AS dan
sekutunya karena sentimen masyarakat Baghdad sangat kuat, terutama akibat jatuhnya korban sipil
yang cukup besar. Apalagi mereka juga harus mengalami embargo ekonomi yang begitu lama
sehingga menimbulkan penderitaan berkepanjangan. Sentimen masyarakat Baghdad terhadap AS
begitu tinggi dan dalam sehingga praktis sulit untuk meminta dukungan mereka. Dengan taktik
breakthrough operationnya, yaitu menerobos dengan cepat ke Baghdad dengan menghindari
hambatan-hambatan di Basrah dan kota-kota kecil lainnya, memang terlihat AS dan sekutunya
tidak bermaksud menduduki Irak. Tetapi, sampai ke tujuan langsung untuk menjatuhkan Saddam
Hussein yang berada di Baghdad. Oleh karena itu, setelah bisa melakukan pengepungan terhadap
Kota Baghdad, taktik AS nanti adalah mulai
45
memisahkan kelompok-kelompok yang pro Saddam dan mana yang tidak terlalu mendukung
Saddam. Pasti ada kelompok-kelompok yang benci AS, tetapi juga tidak suka dengan Saddam.
Satu-satunya cara untuk mempermudah perang kota adalah harus dipisahkan antara mana yang
benar-benar lawan dan mana yang bukan. Harus disiapkan mana daerah-daerah yang netral atau
steril. Biasanya juga, dalam perang kota seperti itu, rakyat akan mencari daerah yang steril atau
netral untuk berlindung. Saya yakin nanti pasti akan terjadi penggantian pasukan AS bila perang
gerilya kota sudah terjadi. Perlu diketahui bahwa pasukan AS itu besar dan disiapkan untuk
menghadapi dua kampanye sekaligus di dua daerah di dunia ini. Secara nasional begitu doktrin
mereka. Irak itu, kan, baru satu kampanye. Memang yang menjadi pemikiran nanti adalah
bagaimana memelihara dukungan rakyat AS sendiri. Jangan sampai terjadi seperti di Vietnam. Di
Vietnam, AS bukan kalah perang, tetapi didesak oleh rakyatnya karena mereka tak tahan melihat
begitu banyaknya korban tentara AS. Meskipun Irak kini memiliki peralatan perang yang sangat
terbatas, kemampuan untuk bergerilya kota melawan pasukan AS akan lebih banyak ditentukan
oleh kemampuan manusianya. Memang persenjataan itu penting, tetapi yang paling penting adalah
semangat manusianya. Kita lihat bagaimana Palestina bisa menandingi Israel. Itu adalah contoh
sekaligus bukti nyata. Satu hal yang perlu kita perhatikan lagi, Rusia akhirnya mundur dari
Afganistan. Memang ketika itu Taliban mendapat bantuan dari AS, tetapi tidak terlepas dari
semangat berjuang masyarakatnya sendiri. Selain itu, meskipun persenjataan Irak kini sudah
semakin minim sebagai akibat dari Perang Teluk I dan embargo bertahun-tahun sehingga tidak bisa
mendapatkan persenjataan baru, persediaan senjata di pasar gelap sangat banyak. Kelompok-
kelompok avonturir yang lebih memikirkan untung itu banyak. Selain itu, kita juga belum banyak
melihat tank-tank Irak dikeluarkan. Padahal, sebelum Perang Teluk I dulu, Irak mempunyai tak
kurang dari 4.500 tank. Kalau setengahnya saja hancur dalam Perang Teluk I, dan sebagian lainnya
rusak karena tidak dirawat atau terjadi kanibalisasi, setidaknya Irak masih mempunyai 2.000 buah
tank. Di mana tank-tank itu? Itu yang harus menjadi perhatian kita. Irak mungkin memang sudah
menyiapkan tank-tank itu untuk perang kota. Kalau terjadi perang tank, bisa saja perang kota
menimbulkan kerusakan lebih besar di lingkungan perkotaan itu. Tetapi, saya kira itu juga bisa
dihindari dengan cara bagaimana mengepung blok per blok, dari pintu ke pintu. Dengan demikian,
memang dibutuhkan kesabaran juga karena harus ekstra hati-hati. Keberadaan bungker akan sangat
menolong Irak, tetapi itu juga bisa dideteksi.
22. Strategi Korea Utara dalam Perang. Serangan dadakan (pre emptive strike) yang
dilancarkan sebelum pasukan musuh menyiagakan pasukannya untuk memenangkan pertempuran
merupakan taktik dan strategi perang yang dijamin selalu berhasil. Umumnya pasukan yang akan
berperang susah payah mengumpulkan personel dan persenjataan dalam waktu lama. Lalu kalau
semua persenjataan dan personel sudah siap dan hanya melancarkan perang urat saraf tapi tidak
segera melakukan aksi justru memiliki kelemahan fatal. Pasukan Korea Utara selalu mengambil
inisiatif dalam perang, diantaranya :
Korut bahkan berani menganggap atau meremehkan jika kekuatan militer AS dan Korsel lemah.
Meremehkan pasukan musuh sebenarnya merupakan kelemahan fatal bagi strategi tempur. Apalagi
jika pasukan dan persenjataan sudah disiapkan tapi para petinggi yang memegang kendali tempur
masih sibuk membahasnya. Mereka bahkan masih
46
mendebatkan strategi tempur paling tepat dan mengabaikan pasukan musuh yang sebenarnya sudah
siap menyerang. Dalam posisi seperti itulah komando tempur tertinggi memiliki kelemahan fatal
karena tidak segera menyerang dan kondisi kekuatan tempurnya malah seperti angsa yang sedang
tidur (sitting duck). Padahal pada saat yang sama, pasukan lawan yang hanya mengerahkan
pasukan terbatas sedang bergerak cepat melancarkan serangan dadakan. Jika pada serangan
dadakan gelombang pertama itu para petinggi yang pemegang kendali dan strategi tempur, serta
persenjataan yang masih ‘’tidur’’ berhasil dilumpuhkan, maka semuanya menjadi ikut tidak
berdaya. Kendali dan komando tempur sudah hilang sehingga kesempatan untuk melakukan
serangan balasan, apalagi memenangkan peperangan dan menguasi wilayah lawan jadi gagal total.
Jadi serangan pre emtive strike alias serangan dadakan kuncinya adalah kemampuan menyerang
lawan ketika sedang dalam kondisi paling lengah, sedang tidak siap tempur, meskipun sudah
menggelar persenjataan dalam jumlah besar. Bahkan lebih besar dari jumlah persenjataan musuh
yang menyerang.
23. Strategi Perang Gerilya di Afganistan. Strategi perang gerilya diterapkan oleh
pasukan muslim di Afganistan, yakni dengan membangun basis pertahanan di atas gunung.
Pasukan muslim terdiri dari para mujahidin Afghan dan Arab sedangkan pasukan komunis terdiri
dari tentara Uni Soviet dan tentara Afghanistan yang berhaluan komunis. Pasukan muslim pada saat
itu berjumlah sekitar 70 orang sementara pasukan Uni Soviet berjumlah sekitar 10.000 orang.
Pertempuran ini terjadi di sebuah gunung di wilayah Jaji. Pertempuran ini ibarat David melawan
Goliat di mana jumlah para mujahidin hanya sekitar 70 orang sementara jumlah tentara Uni Soviet
terdiri dari ribuan orang yang bersenjata lengkap dan canggih. Oleh karenanya seperti ibarat
dongeng, pertempuran ini sulit dicerna akal sehat. Bagaimana tidak tentara Uni Soviet yang
sangat banyak dan terlatih ditambah dengan pasukan khusus Spetsnaz melawan pasukan muslim
yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Walaupun pasukan muslim berada di atas gunung, sementara
pasukan komunis berada di bawahnya, akan tetapi sulit sekali rasanya untuk melawan 10.000
tentara Uni Soviet yang didukung peralatan perang yang lengkap dan canggih. Pertempuran ini
berawal ketika pesawat-pesawat tempur Uni Soviet berjenis Sukhoi dan Mig terbang di atas
gunung untuk mengetahui basis pertahanan pasukan muslim. Pesawat-pesawat komunis tersebut
kemudian menggempur lokasi pertahanan mereka. Pasukan muslim membalasnya dengan
menembakkan senapan mesin Zakoyak sehingga berhasil mengusir pesawat-pesawat tempur Uni
Soviet. Pasukan komunis yang berada di bawah kemudian meluncurkan serangan roket dan bom ke
arah pertahanan pasukan muslim yang berada di atas. Saking besarnya intensitas serangan roket
dan bom, gunung pun menjadi berguncang. Pasukan muslim sudah menyiapkan pertahanan dan
kamuflase dengan membuat semacam goa bawah tanah yang berkedalaman sekitar
6 meter untuk berlindung. Walaupun demikian pasukan muslim tetap mengalami kelelahan fisik
yang sangat berat karena pertempuran yang sangat dahsyat dan mengerikan.
24. Evaluasi.
a. Jelaskan secara singkat Strategi Blokade Laut pada Perang Malvinas…!
b. Apa saja inisiatif yang diambil oleh Pasukan Korea Utara dalam setiap
Perang..!
c. Jelaskan secara singkat Strategi Perang Gerilya di Afganistan…!
47
BAB V
TINGKAT PERENCANAAN PERANG
25. Umum. Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi
permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk
melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Perang secara purba di maknai sebagai
pertikaian bersenjata. Di era modern, perang lebih mengarah pada superioritas teknologi dan
industri. Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang siapa menguasai
ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas ketinggian harus
dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi berperan sebagai kata kerja, tetapi sudah
bergeser pada kata sifat. Yang memopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun
pergeseran ini mendapatkan posisinya, tetapi secara umum perang berarti "pertentangan".
Sepanjang sejarahnya, manusia telah membuktikan diri sebagai produsen penderitaan yang ulung.
Makin maju peradaban, makin mangkus dan besar-besaran penderitaan yang ditimbulkan. Saluran
yang dipakai untuk menimpakan penderitaan bermacam-macam, mulai dari politik, militer, hukum,
kejahatan, sosial, ekonomi, dan agama. Jean Pictet sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar
Kusumaatmadja mengatakan bahwa suatu kenyataan yang menyedihkan selama 3400 tahun sejarah
tertulis, umat manusia hanya mengenal 250 tahun perdamaian. Perang menjadi salah satu bentuk
perwujudan dari naluri untuk mempertahankan diri yang dianggap baik dalam pergaulan
antarmanusia maupun antarbangsa. Selama 5600 tahun terakhir manusia telah menggelar 14.600
perang. Hal ini menandakan bahwa konflik bersenjata atau perang telah ada dan terjadi ribuan
tahun yang lalu meskipun berbeda situasi dan derajatnya dengan konflik bersenjata pada masa
kini.
26. Grand Strategi disebut juga Strategi Raya terdiri dari "tujuan kerja dari semua
instrumen kekuasaan tersedia bagi komunitas keamanan". Jadi Strategi Raya merupakan proses
dimana tujuan dapat diwujudkan. Strategi Raya militer meliputi perhitungan sumber daya ekonomi
dan tenaga manusia. Hal ini juga mencakup sumber-sumber moral, yang kadang kala disebut
nasional. Isu-isu strategi raya biasanya meliputi pilihan primer sekunder versus teater dalam
perang, distribusi sumber daya di antara berbagai layanan, jenis umum manufaktur persenjataan
untuk kebaikan, dan aliansi internasional terbaik yang sesuai dengan tujuan nasional. Ini memiliki
banyak tumpang tindih dengan kebijakan luar negeri, tetapi strategi raya memfokuskan pada
implikasi kebijakan militer. Beberapa telah memperluas konsep strategi raya untuk
menggambarkan strategi multi-tier pada umumnya, termasuk pemikiran strategis di tingkat
korporasi dan partai politik. Strategi raya biasanya diarahkan oleh kepemimpinan politik suatu
negara, dengan input dari pejabat militer paling senior. Karena ruang lingkup dan jumlah orang
yang berbeda dan kelompok-kelompok yang terlibat, grand strategi biasanya masalah catatan
publik, meskipun rincian pelaksanaan (seperti tujuan langsung aliansi tertentu) sering tersembunyi.
Pengembangan suatu strategi raya bangsa dapat memperpanjang selama bertahun-tahun atau
bahkan beberapa generasi. Dalam Bisnis, Organisasi juga memiliki strategi raya. Strategi raya
adalah rencana umum tindakan utama oleh sebuah organisasi yang bertujuan untuk mencapai
tujuan jangka panjang Jadi grand strategi tidak menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh
siapa, itu lebih berfokus pada apa yang organisasi ingin lakukan dan bagaimana mereka akan
melakukannya. Adapun empat fungsi strategi raya adalah:
a. Mendukung tujuan nasional, yang pada tingkat tertinggi melibatkan peningkatan
kebugaran, sebagai suatu keseluruhan organik, untuk membentuk dan mengatasi lingkungan
yang senantiasa berubah.
48
b. Memacu tekad.
c. Mengakhiri konflik.
d. Pastikan bahwa konflik dan perdamaian tidak menyediakan benih untuk
Konflik pada masa depan.
Contoh dari Grand Strategi atau Strategi Raya :
2) Perang Dunia II. Sebuah contoh klasik strategi raya modern adalah
keputusan Sekutu di Perang Dunia II untuk berkonsentrasi pada kekalahan pertama
Jerman. Keputusan, kesepakatan bersama yang dibuat setelah serangan Pearl Harbor
telah menarik Amerika Serikat ke dalam perang, adalah masuk akal di Jerman yang
paling kuat anggota Axis, dan secara langsung mengancam kelangsungan hidup
Kerajaan Inggris dan Uni Soviet. Sebaliknya, sementara penaklukan Jepang
mengumpulkan cukup banyak perhatian publik, kebanyakan di daerah-daerah
kolonial yang dianggap kurang penting oleh para perencana dan pembuat
kebijakan. Spesifikasi strategi militer Sekutu dalam Perang Pasifik karena itu
dibentuk oleh sumber daya yang tersedia, lebih kecil bagi komandan perang teater.
3) Perang Dingin. Sebuah contoh yang lebih baru dari strategi raya adalah
kebijakan pengurungan yang digunakan oleh AS dan Inggris selama Perang Dingin.
27. Strategi perang. Strategi Perang adalah penggunaan pertempuran untuk mencapai tujuan
perang. Strategi adalah kunci pelaksanaan perang dan dikuasai oleh prinsip-prinsip yang
menetapkan agar kekuatan besar melakukan aksi menyerang terhadap kekuatan musuh yang lemah
untuk menghasilkan kemenangan. Proses dalam Strategi Perang melalui tahapan diantaranya ;
a. Menentukan tujuan keamanan nasional sebagai dasar proses strategi.
b. Merumuskan strategi raya, lebih dikenal dengan istilah kebijakan.
c. Mengembangkan strategi militer.
d. Merancang strategi operasi.
e. Merumuskan strategi medan tempur, lebih dikenal dengan istilah taktik. Strategi
Perang dalam pelaksanaan operasi perang terbagi dalam tiga posisi yang sangat
menentukan sebagai berikut :
sering kali berada di posisi garis dalam. Untuk memperoleh kemenangan, pada
posisi garis dalam membutukan kemampuan manuver yang cepat dengan daya
pukul yang tinggi sedangkan pada posisi garis luar memerlukan koordinasi dan
komunikasi yang baik untuk mempertahankan dan memanfaatkan posisinya.
Namun sulit untuk mengkoordinasikan dua atau lebih negara yang berbeda,
meskipun mereka bersekutu. Selalu ada kesalahpahaman akibat dari prestis dan
kebanggaan nasional masing- masing.
3) Udara. Pada permulaan abad ke-20, sejak perang dunia I pesawat terbang
telah dimanfaatkan dalam perang. Pesawat terbang dapat mengubah cara berperang
secara radikal karena dapat menyerang langsung ke pusat pemerintahan lawan atau
musuh. Kekuatan udara harus mengalahkan dan menghancurkan kekuatan udara
lawan atau musuh, terlebih dahulu agar kekuatan lawan atau musuh dapat
dikalahkan meskipun memiliki angkatan darat dan angkatan laut yang besar dan
kuat. Fungsi utama kekuatan udara adalah menyerang basis industri dan keutuhan
sosial musuh. Strategi udara terbukti banyak meleset seperti di pertempuran
Britania, Dresden, dan Vietnam tetapi terbukti kebenarannya ketika AS
menggunakan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima pada perang
dunia II. Perkembangan teknologi baru, yaitu penembakan dengan ketepatan
maksimal jarak jauh, dipraktikkan dalam Perang Teluk I dan perang Irak. Kekuatan
udara menjadi lebih penting dengan adanya perkembangan peluru kendali dan roket.
28. Operasi militer ialah sebuah aksi perencanaan dan pengaturan angkatan militer. Operasi
militer sering melibatkan operasi udara, operasi darat, dan operasi laut; biasa
50
untuk tujuan keamanan. Operasi militer merupakan konsep dan penerapan ilmu militer yang
melibatkan operasi untuk merencanakan manuver pasukan yang diproyeksikan sesuai ketentuan,
layanan, pelatihan, dan fungsi administrasi. Staf operasi memainkan peran utama dalam proyeksi
kekuatan militer dengan spektrum konflik di Darat, di Udara, atau di Laut. Operasi militer
terkoordinasi adalah tindakan militer suatu negara dalam menanggapi situasi yang berkembang,
sebagai rencana militer. Operasi militer sering dikenal sebagai tujuan operasional. Kerangka kerja
untuk operasi diatur sesuai matra di angkatan bersenjata. Angkatan bersenjata yang menyiapkan
dan melakukan operasi pada berbagai tingkat perang. Secara umum ada korelasi antara ukuran
unit, wilayah operasi, dan ruang lingkup misi, meskipun tidak mutlak.
Strategi operasi adalah seni dan ilmu dalam merencanakan, memadukan, dan
mengendalikan pertempuran militer dalam sebuah mandala operasi militer. Operasi militer dapat
diklasifikasikan oleh skala dan ruang lingkup kekuatan, dan dampaknya terhadap konflik yang
lebih luas. Lingkup operasi militer dapat berupa:
a. Teater: menggambarkan suatu operasi lebih besar, sering kali wilayah operasi
kontinental dan strategis nasional merupakan komitmen terhadap konflik seperti Operasi
Barbarossa, dengan tujuan umum yang mencakup pertimbangan di luar bidang militer
seperti ekonomi dan dampak politik.
b. Kampanye: menggambarkan himpunan bagian dari operasi teater, atau yang lebih
terbatas pada geografis dan komitmen strategis operasional seperti Pertempuran Britania
Raya, dan tidak harus merupakan komitmen nasional sampai konflik, atau memiliki tujuan
yang lebih luas di luar dampak militer.
c. Operasional pertempuran: menggambarkan himpunan bagian dari kampanye yang
akan memiliki spesifik sasaran militer dan sasaran geografis, serta jelas penggunaan
kekuatan seperti Pertempuran Gallipoli, yang secara operasional merupakan operasi
gabungan operasi, dikenal sebagai "Pendaratan Dardanella"sebagai bagian dari Operasi
Dardanella, tempat sekitar 480.000 pasukan Sekutu mengambil bagian.
d. Pertempuran: menggambarkan peristiwa tempur taktis di wilayah tertentu, misalnya
Pertempuran Kursk, yang juga dikenal dari sebutan sebagai Operasi Benteng Jerman,
termasuk banyak perjanjian terpisah, beberapa di antaranya telah digabungkan dalam
Pertempuran Prokhorovka. "Pertempuran Kursk" selain menggambarkan awal operasi
serangan Jerman, juga termasuk dua operasi kontra-serangan Soviet yaitu Operasi Kutuzov
dan Operasi Polkovodets Rumyantsev.
Operasi pada tingkatan perang, Tingkat operasional perang berada di antara kampanye
fokus strategis dan taktik dari sebuah perjanjian atau pertempuran. Ini menggambarkan "tingkat
menengah yang berbeda perang antara strategi militer, perang yang mengatur secara umum,
dan taktik, melibatkan individu pertempuran." Sebagai contoh selama Perang Dunia II, konsep
diterapkan untuk menggunakan Tank Tentara Soviet. Sebuah rencana operasi militer (juga disebut
rencana perang) adalah suatu rencana formal untuk angkatan bersenjata, organisasi militer dan unit-
unit untuk melakukan operasi, yang disusun oleh komandan dalam proses operasi tempur untuk
mencapai tujuan sebelum atau selama konflik. Rencana militer umumnya disesuaikan dengan
doktrin militer yang terlibat. Rencana Schlieffen adalah contoh rencana militer dari Perang Dunia I
yang telah dikembangkan di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
51
29. Taktik Perang. Taktik Perang adalah cabang ilmu militer berurusan dengan manuver rinci
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh strategi. Taktik juga merupakan rencana untuk
mencapai tujuan tertentu. Taktik perang adalah penggunaan kekuatan bersenjata untuk
menjalankan pertempuran. Taktik perang sebagai ilmu dan seni tentang pelaksanaan manuver
pasukan dan penggunaan alat senjata untuk memenangkan pertempuran. Strategi medan tempur,
terkenal dengan istilah taktik. Merumuskan dan melaksanakan taktik adalah sangat penting dalam
sebuah pertempuran karena sebuah negara pun masih bisa kalah dalam medan
pertempuran meskipun strategi perang yang sudah terkoordinasi baik, strategi militer yang
tepat, dan strategi operasi yang terancang baik.
Konsep Taktik Perang, Sebelum abad ke-19, banyak taktik yang terbatas pada medan
perang, seperti bagaimana manuver terbaik selama pertempuran di medan terbuka. Dalam
pemikiran militer saat ini, taktik adalah tingkat terendah perencanaan, melibatkan unit-unit kecil
mulai dari beberapa puluh hingga beberapa ratus orang. Unit tersebut disusun dalam formasi, terdiri
dari tiga tingkat perencanaan yaitu:
a. Strategi, yang berkenaan dengan keseluruhan sarana dan rencana untuk
mencapai kemenangan perang.
b. Operasi perang untuk mengubah strategi menjadi taktik.
c. Taktik, yang berkenaan dengan kemenangan pertempuran.
Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik. Ada taktik khusus untuk berbagai situasi,
mulai dari mengamankan ruangan atau bangunan, untuk operasi skala besar seperti membangun
superioritas udara di atas suatu wilayah. Taktik militer bekerja pada semua tingkat komando, dari
individu dan kelompok, sampai seluruh angkatan bersenjata. Jenis Taktik terdiri dari Serangan dan
pertahanan merupakan dua kegiatan utama dalam perang.
30. Logistik militer adalah proses pengadaan, pemeliharan dan transportasi dari materiel,
fasilitas dan jasa. Logistik militer merupakan ilmu tentang perencanaan dan penganggaran gerakan
dan pemeliharaan suatu kekuatan. Strategi terkait dengan penentuan dan cara pencapaian logistik
sesuai penciptaan dan penyelenggaraan dukungan sercara terus menerus kepada satuan tempur dan
satuan taktis demi tercapainya tujuan strategi. Strategi dan taktik memberikan pola
penyelenggaraan operasi militer, sedangkan logistik menyediakan sarananya.
a. Asal Usul Logistik Militer. Kata "logistik" berasal dari bahasa Yunani
logistikos, kata sifat yang berarti "terampil dalam menghitung". Penggunaan kata
administrasi pertama kali di Romawi dan Bizantium ketika ada pejabat administrasi militer
dengan gelar Logista. Pada saat itu, tampaknya tersirat kata suatu keahlian yang terlibat
dalam perhitungan matematis. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pertama dalam
kaitannya dengan administrasi militer yang terorganisasi sains oleh penulis Swiss, Antoine-
Henri Jomini, pada tahun 1838, menyusun sebuah teori perang di trinitas strategi, taktik
medan tempur, dan logistik. Prancis masih menggunakan kata-kata logistique dan loger
dengan makna "untuk seperempat".
Aktivitas militer yang dikenal sebagai logistik mungkin sama tuanya dengan perang
itu sendiri. Dalam sejarah awal manusia ketika perang pertama (berjuang), setiap orang
harus mencari makanan sendiri. Setiap prajurit bertanggung jawab untuk cari makan untuk
makanan dan kayu bakar sendiri. Kemudian, ketika bergabung sebagai pejuang memerangi
kelompok-kelompok dan kelompok menjadi lebih besar, apakah ada alasan untuk
menunjuk orang-orang tertentu yang berspesialisasi dalam penyediaan makanan dan senjata
kepada para pejuang. Orang-orang yang memberikan dukungan kepada para pejuang
merupakan organisasi logistik pertama.
Pada abad ketujuh belas, orang Prancis menggunakan sistem majalah untuk
menjaga jaringan kota-kota perbatasan disediakan untuk pengepungan dan
57
menyediakan untuk kampanye di luar perbatasan mereka. Perang Saudara Amerika melihat
pengenalan transportasi kereta api untuk personel, peralatan, dan medan berat. Selama
Perang Tujuh Minggu, kereta api cepat memungkinkan mobilisasi Angkatan Darat Prusia,
tetapi masalah persediaan yang bergerak dari akhir jalur rel untuk unit di depan,
menghasilkan hampir 18.000 ton terjebak di kereta api, tidak dapat diturunkan ke landasan
transportasi. Menggunakan kereta api Prusia selama Perang Prancis-Prusia sering dikutip
sebagai contoh utama logistik modernisasi, tapi keuntungan dari manuver sering diperoleh
dengan meninggalkan jalur pasokan yang menjadi putus, sesak dengan lalu lintas daerah
belakang. Selama Perang Dunia I, perang kapal selam tak terbatas berdampak pada
kemampuan sekutu Britania raya untuk tetap membuka jalur pelayaran, sedangkan ukuran
besar Tentara Jerman ternyata terlalu banyak di kereta api untuk mendukung kecuali saat
bergerak dalam perang parit.
1) Responsif yaitu menyediakan dukungan yang tepat pada waktu yang tepat
dan juga tepat.
31. Evaluasi.
a. Sebutkan empat fungsi Grand Strategi atau Strategi Raya… !
b. Sebutkan Proses tahapan dalam Strategi Perang…!
c. Sebutkan dan jelaskan Lingkup Operasi Militer dalam Strategi Operasi…!
32. Penutup. Demikian naskah Departemen tentang Sejarah Perang ini untuk dapat digunakan
sebagai Hanjar dalam proses belajar mengajar di lingkungan Sesko TNI dan bila ada saran
perbaikan agar disampaikan kepada Lembaga Sesko TNI melalui Departemen Faljuang Sesko TNI.
DAFTAR PENGERTIAN
1. Sejarah. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan
beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah didefinisikan sebagai
catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat
masyarakat itu.
2. Perang. Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi
permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk
melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan.
3. Perang Dunia. Perang dunia adalah perang yang melibatkan banyak negara di dunia.
Perang Dunia I melibatkan negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ada yang berpendapat bahwa
Perang Dunia I merupakan perang saudara antar bangsa Eropa.
4. Perang Dunia II (World War II). Perang Dunia II (World War II) merupakan sebuah perang
global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945.
5. Perang Korea. Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea
Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953.
6. Perang Libya. Perang Saudara Libya 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari
Musim Semi Arab.
7. Strategi perang. Strategi perang adalah penggunaan pertempuran untuk mencapai tujuan
perang.
8. Blitzkrieg. Blitzkrieg adalah sebuah metode perang kilat dengan menggunakan pasukan
bermotor (Panzer, Infantri mekanik, dan kavaleri) sebagai tulang punggung sebuah serangan.
9. Strategi. Strategi adalah kunci pelaksanaan perang dan dikuasai oleh prinsip- prinsip yang
menetapkan agar kekuatan besar melakukan aksi menyerang terhadap kekuatan musuh yang lemah
untuk menghasilkan kemenangan.
10. Strategi Perang. Strategi Perang adalah penggunaan pertempuran untuk mencapai tujuan
perang.
11. Operasi militer. Operasi militer ialah sebuah aksi perencanaan dan pengaturan angkatan
militer. Operasi militer sering melibatkan operasi udara, operasi darat, dan operasi laut; biasa untuk
tujuan keamanan.
12. Strategi operasi. Strategi operasi adalah seni dan ilmu dalam merencanakan, memadukan,
dan mengendalikan pertempuran militer dalam sebuah mandala operasi militer.
13. Taktik Perang. Taktik Perang adalah cabang ilmu militer berurusan dengan manuver rinci
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh strategi.
14. Serangan. Serangan adalah sebuah operasi militer yang berusaha melalui agresif angkatan
bersenjata untuk menduduki wilayah, memperoleh atau mencapai tujuan strategis yang lebih besar,
operasional atau tujuan taktis. Istilah lain untuk sebuah serangan yang sering dipakai oleh media
adalah invasi.
60
15. Pertahanan. Pertahanan merupakan kondisi yang temporal untuk melawan usaha penyerang
dengan menghentikan momentum serangannya. Pertahanan memiliki beberapa kegunaan dalam
bidang aplikasi militer. Ketika diterapkan pada unit militer, pertahanan menyiratkan penggunaan
taktik bertahan.
16. Logistik militer. Logistik militer adalah proses pengadaan, pemeliharan dan transportasi dari
materiel, fasilitas dan jasa. Logistik militer merupakan ilmu tentang perencanaan dan penganggaran
gerakan dan pemeliharaan suatu kekuatan.
DAFTAR PUSTAKA
7. Sun Tzu, The Art of War, (Cleary trans, Shambhala, 1988). Sun Tzu advised attacking
alliances before engaging in military actions (69), placed high premiums on intelligence
(knowing the enemy, 82 and Chapter 13), emphasized moral unity ("momentum") as the key to
victory (43, 98-99), and proclaimed that winning without fighting was best (67).
8. Carl von Clausewitz, On War, 1832. Clausewitz placed the "passions of the people" in
the first position of his "Trinity of War." (Book I, Chapter I, Section 28).
9. The Evolution of International Security Studies, Barry Buzan and Lene Hansen,
2009.
11. Traditional and Non Traditional Security in Contemporary Security Studies, Alan
Collins 2007.
13. Framework for analysis (1998) Buzan, Waever, Wilde, Part 3 : Traditional and
Non Traditional Security in Contemporary Security Studies, Alan Collin 2007.
15. Critical Security Studies an Introduction, Columbia Peoples and Nick Vaughan,
2010.
62
17. Statecraft and Security, Ken Booth Security Studies an Introduction, Paul D.
Williams, 2008.