Disusun Oleh:
dr. Silvia Stovannie Ademi
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang dibuat sebagai salah satu syarat pengajuan DUPAK. Adapun judul makalah
ini adalah “Optimalisasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) Melalui Peningkatan Pengetahuan Remaja Sekolah di Wilayah
Kerja Puskesmas Bunga Raya”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Penulis banyak menerima bantuan dan
dorongan baik moral maupun material dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, Penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Puskesmas Bungaraya yang telah
memfasilitasi dalam pengerjaan makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada Kepala Puskesmas Bungaraya serta pihak-pihak terkait yang
telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini,
namun penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan lebih lanjut.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan dalam bidang kedokteran.
Penulis
DAFTAR ISI
TINJAUAN PUSTAKA
Adanya ruang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli
fasilitas, misalnya menginap di hotel/motel atau ke night club sampai larut malam.
Situasi ini sangat mendukung terjadinya hubungan seksual pranikah.
Gangguan Mood
Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang remaja
mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangat penting
untuk membedakan secara jelas dan hati – hati antara depresi yang disebabkan oleh
gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi patologik. Depresi pada
remaja sering tidak terdiagnosis. Adanya gangguan mood akan beresiko terjadinya
perilaku bunuh diri pada remaja. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga
pada individu berusia 15 – 24 tahun. Tanda – tanda bahaya bunuh diri pada remaja
meliputi menarik diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat memberontak,
menyalahgunakan obat atau alkohol, secara tidak biasa mengabaikan penampilan diri,
kualitas tugas sekolah menurun, membolos, keletihan berlebihan dan keluhan
somatik, respon yang buruk terhadap pujian, ancaman bunuh diri terang-terangan
secara verbal dan membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah .
Gangguan Psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang berat
dalam kemampuan menilair realitas. Lima yang termasuk gangguan psikotik adalah
skizoprenia. Skizoprenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidennya
selama remaja akhir sangat tinggi. Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam
perilaku sehari- hari, isolasi sosial, sikap yang aneh,penurunan nilai akademik dan
mengekspresikan peilaku yang tidak disadarinya.
Gangguan Penyalahgunaan Zat
Gangguan ini banyak terjadi diperkirakan 32 % remaja menderita gangguan
penyalahgunaan zat. Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih banyak pada
anak laki-laki dibanding perempuan. Resiko terbesar pada usia 15 – 24 tahun. Pada
remaja, perubahan penggunaan zat menjadi ketergantungan zat terjadi lebih cepat
dalam kurun waktu 2 tahun. Identifikasi remaja penyalahgunaan NAPZA terdapat
pada konflik keluarga yang berat, kesulitan akademik, penyalahgunaan NAPZA oleh
orang tua dan teman, merokok pada usia muda.
Banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh anak remaja untuk bebas
dari permasalahan narkoba, antara lain14:
1. Mengenal diri sendiri
2. Trampil meningkatkan harga diri / percaya diri
3. Trampil berkomunikasi
4. Trampil mengambil keputusan
5. Trampil menolak tawaran narkoba
6. Trampil sebagai agen pencegahan penyalahgunaan narkoba
7. Hidup sehat
8. Perkuat Iman dan Taqwa kepada Tuhan
Ada beberapa gejala yang secara spesifik dapat kita ketahui melalui gejala
fisik, seperti memar, luka bakar, bekas luka/ goretan, tulang patah, luka-luka yang
terus ada; atau tak ketahuan penyebabnya; penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual; luka, pendarahan, atau gatal-gatal di daerah kelamin atau dubur.
Gejala melalui perilaku dan kebiasaan ditandai dengan : mimpi buruk; takut pulang
ke rumah atau ke tempat lain; takut berada dekat pada orang tertentu; kabur dari
sekolah; nakal dan suka berbohong.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan penyuluhan PKPR
mayoritas responden tingkat pengetahuannya cukup yaitu sebanyak 2 orang (7,4 %),
ttingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 orang (92,6%) dan setelah kegiatan
penyuluhan PKPR mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang
(3,7%) dan mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 26 orang
(96,3%).
Hasil kuisioner yang menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan
setelah kegiatan penyuluhan yang merupakan bagian dari PKPR sesuai dengan teori
bahwa pengetahuan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh informasi yang
tersedia baik dari pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan PKPR berupa
penyuluhan merupakan salah satu kegiatan dalam pemberian informasi dan
pendidikan kesehatan bagi remaja yang membutuhkan serta bermanfaat menambah
wawasan tentang kesehatan mereka.
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku responden meliputi perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan
diberikannya penyuluhan maka responden mendapat pembelajaran yang
menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui,
yang dahulu belum dimengerti menjadi dimengerti.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti “tumbuh atau
“tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescnce berasal dari bahasa Inggris, saat ini
mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja (meliputi infeksi menular
seksual/IMS, HIV&AIDS) termasuk seksualitas dan pubertas, Pencegahan dan
penanggulangan kehamilan pada remaja, pelayanan gizi (anemia, kekurangan dan
kelebihan gizi) termasuk konseling dan edukasi, tumbuh kembang remaja , Skrining
status TT pada remaja, pelayanan kesehatan jiwa remaja, meliputi: masalah
psikososial, gangguan jiwa, dan kualitas hidup, pencegahan dan penanggulangan
NAPZA, deteksi dan penanganan kekerasan terhadap remaja, deteksi dan penanganan
tuberkulosis, dan deteksi dan penanganan kecacingan
Berdasarkan hasil kuisioner pelayanan kesehatan peduli remaja melalui
peningkatan pengetahuan remaja sekolah di SMA Negeri 1 Bunga Raya, terdapat
peningkatan pengetahuan remaja sekolah sebelum diberi penyuluhan 92,6 % dengan
setelah diberikannya penyuluhan 96,3%. Sementara siswa/siswi yang sudah pernah
berpacaran sebanyak 66,7 % dan yang sudah pernah merokok sebanyak 3,7 % dari 27
siswa/siswi SMA Negeri 1 Bunga Raya.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan tentang optimalisasi program pelayanan
kesehatan peduli remaja (PKPR) melalui peningkatan pengetahuan remaja sekolah di
wilayah kerja Puskesmas Bunga Raya adalah :
1. Kepada Puskesmas Bungaraya untuk lebih mengoptimalisasi program
PKPR diwilayah kerja Puskesmas Bunga Raya.
2. Kepada orang tua harus lebih meningkatkan pemantauannya terhadap
kesehatan dan pergaulan anaknya.
3. Kepada guru diharapkan untuk meningkatkan perannya dalam
mengoptimalisasi program PKPR di sekolah.
4. Kepada remaja diharapkan untuk konsultasi masalah kesehatan remaja ke
bagian PKPR agar mendapatkan solusi dan informasi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes, 2014.Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak: Depkes RI:
Jakarta.
10. Aryani, Ratna. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba
Medika: Jakarta
12. Unicef Indonesia. 2021. Strategi komunikasi perubahan social dan prilaku :
Meningkatkan gizi remaja di Indonesia; Jakarta.
13. Davdson G C. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
14. Direktorat Diseminasi Informasi. 2012. Pencegahan dan penyalahgunaan narkoba
bagi remaja. Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia; Jakarta.
17. Sigalingging G, Sitopu SD, Daeli DW. 2019. Pengetahuan tentang cacingan dan
upaya pencegahan kecacingan. Jurnal darma agung husada. Universitas Darma
Agung. 6(2).p.96-04.
18. Khoiri A, Rokhmah D, Falih A. 2012. Evaluasi program skrining status tetanus
toxoid wanita usia subur dijember tahun 2012. Jurnal kebijakan kesehatan
Indonesia. Jawa timur.01.p.2-6.
19. Suharmi ariskunto. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka cipta.p.173
20. Suryani. 2018. Pengaruh pacaran terhadap akhlak siswa di SMA Negeri Pantan
Cuaca. skripsi. Fakultas tarbiyah dam keguruan universitas negeri ar-raniry
banda aceh.
21. Viva Virdha. 2016. Latar belakang perilaku berpacaran pada siswa SMA Negeri
8 semarang. skripsi. Universitas negeri semarang.