Anda di halaman 1dari 2

Nabati juga mempunyai produk yang lainnya seperti Bretos,Ahh dll.

Nabati  pun
memperlebar sayap usahanya dengan mendirikan Richeese Factory yang merupakan restoran fast
food dan Eat & Go yang merupakan toko kue berbahan dasar keju. Tak dipungkiri,saat
kemunculannya,peta industri snack berubah drastis.Pemain lama seperti Orang Tua Grup,Siantar
Top maupun Jack ‘n Jill harus rela berbagi pasar dengan Nabati.Produk snack berbahan dasar
keju dengan merek recheese nabati (RN) tiba-tiba meledak dipasaran, serta kemasan kuning
produk yang tinggi (berbahan dasar keju), harga  jual yang telatif murah, serta kemasan kuning
biru yang berukuran panjang rupanya membuat konsumen ketagihan. RN dicari-cari hingga
sering terjadi stock kosong ditoko dan gerai.Nabati merebut 85% pasar untuk snack wafer
keju.Konsumen sulit beralih karena dalam waktu singkat merek Richeese Nabati (RN) juga
menancap kuat dibenak mereka. Hal itu terbukti RN sebagai pendatang baru berhasil menyabet
berbagai penghargaan dibidang  pemasaran, seperti Best Brand dan Best Recomended Brand.
Tak sampai disitu,Richeese Nabati mendapat penghargaan IBBA dari MARS dan majalah SWA
untuk kategori wafer krim keju, sedangkan Richeese Ahh mendapat  penghargaan WOMM untuk
kategori makanan ringan ekstrudat atau stik jagung. Richeese  Nabati meraih
rekor  MURI sebagai pelopor dan pencipta wafer krim keju di Indonesia.   Nabati mendapat
lisensi dari Nickelodeon sebagai perusahaan snack pertama di Asia yang memproduksi snack
berkarakter  SpongeBob  pada Richeese Nabati, Richeese Rolls dan Richoco Rolls, Avatar  pada
Nabati Siip dan Nabati Siip Giga. Nabati mendapat lisensi dari Les' Copaque Production sebagai
perusahaan snack pertama di dunia yang memproduksi snack berkarakter  Upin & Ipin  pada
Richoco Bretos dan Richeese Cracster.
 Sayangnya justru ketika berada diposisi puncak ,baik dari segi penjualan (market share)
maupun brand share , tiba-tiba RN dirundung petaka. Produknya menyusut habis,  bahkan seperti
menghilang dari pasaran. Produk RN yang sejatinya sangat digandrungi   konsumen tidak terlihat
di gerai retail maupun toko kecil yang memang telah dicover oleh divisi pemasaran RN.Sejak itu,
ucapan bernada miring pun sering terdengar. Ada yang mengatakan, produsen RN kewalahan
menghadapi tingginya permintaan pasar. Mereka kewalahan mengelola ketersediaan bahan baku.
Suara lain mengatakan, nabati terlalu  bernafsu, tanpa mempertimbangkan kapasitas dan daya
tahan perusahaan. Ternyata,terdapat beragam faktor yang menyebabkan produk RN menghilang
di  pasaran.Sebut saja faktor persaingan,leadership dan produksi. Bersaing untuk produk massal
memang tidak mudah, RN terjebak bermain dengan harga murah, Rp 500, padahal dari
perusahaan Malaysia tergolong berkualitas tinggi. Kemasan yang digunakan pun berkualitas
baik. Barangkali strategi mengambil keuntungan tipis ditahap awal tidak masalah, tetapi lambat
laun ketika produksi terus meningkat, KSNI kewalahan juga. Apalagi, ketika rekayasa-rekayasa
makan dan minuman yang memiliki kapital besar ikut bermain di kategori produk yang sama,
habislah energi Kaldu Sari Nabati Indonesia (KSNI) untuk melawannya. Faktor kedua yang
melemahkan adalah soal leadership. Anak-anak muda yang memimpin KSNI sangat percaya diri
dengan kemampuan dan keterampilan mereka mengelola perusahaan. Keberhasilan
mengembangkan RN semakin membuat mereka berada di tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Akibatnya, mereka cenderung mendengarkan kata hati mereka dari pada masukan dari
profesional disekeliling mereka. Kalkulasi produksi RN juga banyak yang meleset. RN terlalu di
push dari awal. Istilahnya "loading" kepasar secara besar-besaran sampai barang rusak. Ada yang
mengatakan kendati distributor tidak memesan, tetap saja dimasuki. Akibatnya, parah.
Konsumen enggan membeli RN yang rusak, dan memilih produk lain yang sejenis.
b.Analisis Produk Richease Nabati
Dari latar belakang tersebut,maka dapat diketahui bahwa produk richese nabati
mengalami perkembangan yang cukup pesat dari produk awal mereka sampai saat ini.Telah
banyak varian produk richese yang telah beredar di pasaran,hal ini karena jumlah permintaan
konsumen yang tinggi terhadap produk mereka.Akan tetapi,tidak semua produk yang di
keluarkan richese semuanya dapat di terima dengan respon yang baik oleh konsumen.Ada
beberapa produk yang di tarik kembali oleh perusahaan karena kurangnya respon konsumen dari
produknya tersebut.Akan tetapi,beruntung karena perusahaan dapat membaca kondisi pasar
sehingga mereka memproduksi varian produk Richese dengan pembeharuan di sana
sini,sehingga produk Richese bisa kembali menjadi Top Leader perusahaan Snack keju di
indonesia.Melihat sejarah Richese,maka menarik untuk di ketahui bagaimana sebenarnya Siklus
hidup produk Richese dari awal sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai