Anda di halaman 1dari 89

TUGAS

MANAJEMEN BASIS PASAR

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra Surabaya

Devina Andriani

(32413002)

Kathrin Angelin

(32413015)

Julia Utomo

(32413019)

Cindy Riady

(32413020)

Margaret Carolina

(32413022)

Ryan Chandra

(32413093)

Sylvia Adriani

(32413100)

Carolina Limantoro (32413103)

PT MAYORA INDAH

Selama beberapa dekade lebih Mayora Group telah tumbuh menjadi salah satu nama
yang diakui dalam Fast Moving Consumer Goods Industri. Kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasar dan komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas
telah membuat merek Mayora terkenal di Dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen,
Torabika dan banyak lagi.
Didirikan pada tahun 1977, Mayora Group telah semakin berubah dari awal sebagai rumah
industri kecil sederhana biskuit ke dalam salah satu Perusahaan Fast Moving Consumer besar
dengan 13 Pabrik Barang dan lebih dari 25.000 angkatan kerja.
Mayora Group telah menjadi perusahaan publik pada tahun 1990, dengan berbagi terdaftar
pada Jakarta Stock Exchange, dan sepanjang tahun berikutnya, Grup Mayora terus ekspansi
yang cepat untuk menjadi sebuah Perusahaan yang berbasis ASEAN, dengan mendirikan
fasilitas produksi dan kantor pemasaran di beberapa Tenggara negara-negara Asia.
Saat ini, produk Mayora dijual di lebih dari 85 negara di seluruh dunia.Didukung oleh
logistik modern dan sistem manajemen gudang, juga didukung oleh jaringan distribusi yang
kuat, Mayora kelompok telah mempertahankan ketersediaan produk di pasar.
Mayora Group telah membuktikan dirinya sebagai produsen produk-produk berkualitas
dengan memperoleh beberapa penghargaan dan apresiasi seperti Lima Terbaik Managed
Companies in Indonesia yang dilakukan oleh Uang Asia, Top 100 perusahaan publik yang
terdaftar pada tahun 2009 dan 2010 sebagai posisi pertama dalam produk sektor Makanan
dan Minuman yang dilakukan oleh Majalah Investor Indonesia, serta sebagai Produsen
Produk Halal Terbaik pada tahun 2004 oleh Majelis Ulama Indonesia.
Visi dan Misi Perusahaan :

Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata
konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar

dalam kategori produk sejenis.


Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata-rata industri dan memberikan

value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perseroan.


Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana
Perseroan berada.

Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah dalam
bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. dan entitas anak memproduksi dan secara
umum mengklasifikasikan produk yang dihasilkannya kedalam 6 (enam) divisi yang masing
masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi, meliputi :
Divisi

Merek Dagang

Biskuit

Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai,


Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees'kress.

Kembang Gula

Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, KIS, Tamarin,


Juizy Milk.

Wafer

Beng beng, beng beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer
Coklat, Roma Zuperrr Keju

Coklat

Choki-choki

Kopi

Torabika Duo, Torabika Duo Susu Full Cream, Torabika Moka,


Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Torabika Jahe Susu, Torabika
Luwak Mix Enaak kopi susu, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White
Coffee, Kopiko White Mocca

Makanan Kesehatan Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit


Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi
makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses
menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.
Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut diantaranya :
Permen Kopiko, pelopor permen kopi
Astor, pelopor wafer stick
Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat
Choki-choki, pelopor coklat pasta
Energen, pelopor minuman cereal
Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

Produk unggulan MYOR :


1. Biskuit Roma
Product
Nama ROMA berasal dari istilah Roti Marie.Dikarenakan zaman dulu istilah
biskuit belum dikenal.Biskuit Roma tidak menggunakan bahan pengawet.
Paling lama 1 tahun expired sejak dikeluarkan. Gandum dipilih sebagai bahan
baku Biskuit Roma karena manfaatnya banyak. Kebaikan gandum di
antaranya: kandungan seratnya tinggi dan bersifat basah sehingga membantu
mengurangi asam lambung. Gandum baik dikonsumsi bagi mereka yang
menderita sakit maag.Biskuit Roma terdapat berbagai macam varian yaitu
Biskuit Roma menjadi salah satu merek lokal yang bisa bersaing dengan
merek global.Salah satu produk tertua buatan PT Mayora Indah ini berhasil
masuk 10 besar produk konsumsi paling laris se-Indonesia.
Merk biskuit ini mulai dikembangkan sejak tahun 1977.Dengan fokus pada
pasar domestik, Mayora berhasil menjadi produsen biskuit terbesar se-Asia

Tenggara.
Price
PT Mayora Indah menetapkan harga Biskuit Mayora dengan sangat

terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia.


Place
Dalam meningkatkan penjualan produksinya PT Mayora Indah memasarkan
suatu produknya ke konsumen lewat sebuah perantara. PT Mayora Indah
mencoba menyesuaikan saluran distribusinya dengan kebutuhan
pelanggan.Saluran distribusi ini menjadi sumber dari keunggulan
bersaingnya.Sehingga PT Mayora Indah dapat memperoleh banyak pangsa
pasar dan dapat menjangkau pasar dengan sasaran yang tersebar luas.Sehingga
dapat melayani berbagai kebutuhan dari beberapa segmen dengan cepat dan
terkendali. Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 500 distributor di seluruh
Indonesia dan di seluruh dunia.Namun, masih memperluas jaringan distribusi
di seluruh dunia.

Promotion
Biskuit Roma memang sudah jadi salah satu bagian penting di banyak rumah
tangga Indonesia. Untuk lebih mengenalkan hasil produksi, perusahaan PT
Mayora Indah melakukan promosi melalui beberapa media dan secara aktif
mendirikan stand di berbagai daerah dan diberbagai kegiatan yang sekiranya
dapat menarik minat konsumen terhadap hasil produksi perusahaan.
Media yang digunakan oleh PT Mayora Indah :
- berita
- acara
- video
- foto
- iklan
Agar makin dekat dengan masa kini, maka November 2013 ada perubahan
pada logo Roma.Ada tambahan aksen senyum dan ladang gandum.Gambar
mahkota mengasosiakan kepada raja, untuk menggambarkan kualitasnya
yang nomor satu.Peluncuran logo baru biskuit Roma dalam memberikan
kebaikan dan kebahagiaan bagi keluarga di Indonesia. Diharapkan dengan
perubahan logo yang terlihat lebih cerah ini, semua usia merasa dekat dengan
Roma.

PT Mayora Indah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait dengan produk


andalannya ini :
o Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk Roma Sari
Gandum, sebagai produk makanan kemasan terbaik untuk pria dan wanita.
o Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Roma dalam kategori biskuit.
o Indonesia most favorite youth brand 2013 dari Marketeers & Mark Plus
Insight untuk Roma dalam kategori biskuit
o The Best in Achieving Total Customer Satisfaction Award 2012 untuk merk
Roma dalam kategori biskuit, dari Frontier Consulting Group & SWA.
o Superbrands 2012, untuk merk Roma dari Nielsen & Tempo.
o Great Performing Brand in Social Media 2012 untuk Roma Malkist Cracker,
dari Frontier Consulting Group.
o Superbrands 2011, untuk merk Roma dari Nielsen
o Indonesian Customer Satisfaction Award 2010 untuk merk Roma dalam
kategori biskuit, dari Frontier Consulting Group & SWA
o Superbrands 2010, untuk merk Roma dari Nielsen

o In recognition of Outstanding Achievement in Building the Top Brand 2010


untuk merk Roma dalam kategori biskuit, dari Frontier Consulting Group &
SWA

2. Energen Cereal
Product
Energen adalah minuman susu dan sereal yang cocok untuk menghilangkan
rasa lapar. Minuman ini juga mengandung karbohidrat, paduan vitamin,
mineral dan protein yang dibutuhkan tubuh dalam komposisi yang
tepat.Rasanya ada beberapa macam seperti kacang hijau, vanilla, jahe, dan
coklat.Minuman sereal ini berhasil dinobatkan Kantar Indonesia sebagai salah
satu raksasa lokal yang mendunia.Merk yang diproduksi PT Mayora Indah ini
mulai dipasarkan pada pertengahan 1990-an. Kini, penetrasi pasarnya
mencapai 85 persen.Penjualan per keluarga per bulan dari survei Kantar
diperkirakan 15 kali per bulan. Alhasil dari segi CRP, merek ini berhasil
meraup lebih dari 500 juta poin.Energen yang praktis dan dikonsumsi sebagai
pengganti sarapan menjadi salah satu produk lokal yang bisa menandingi

merek global serupa di bidang minuman sachet.


Price
PT Mayora Indah menetapkan harga Energen dengan sangat terjangkau,

sehingga dapat dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia.


Place
Dalam meningkatkan penjualan produksinya PT Mayora Indah memasarkan
suatu produknya ke konsumen lewat sebuah perantara. PT Mayora Indah
mencoba menyesuaikan saluran distribusinya dengan kebutuhan
pelanggan.Saluran distribusi ini menjadi sumber dari keunggulan bersaingnya.
Sehingga PT Mayora Indah dapat memperoleh banyak pangsa pasar dan dapat
menjangkau pasar dengan sasaran yang tersebar luas. Sehingga dapat melayani
berbagai kebutuhan dari beberapa segmen dengan cepat dan terkendali.Seperti
penjualan salah satu merk dagang produksi PT Mayora Indah yaitu energen.
PT.Mayora Indah menjual energen kepada konsumen segmen 1 lewat
perantara rumah sakit. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan sarapan
yang bergizi dan sehat dikonsumsi ketika sakit. Pada konsumen segmen dua,
PT Mayora Indah menjual energen lewat perantara tempat-tempat perkantoran
yang menyediakan fasilitas minuman untuk sarapan bagi pegawainya. Saat ini,
perusahaan memiliki sekitar 500 distributor di seluruh Indonesia dan di

seluruh dunia.Namun, masih memperluas jaringan distribusi di seluruh dunia.


Promotion
Energen yang praktis dan dikonsumsi sebagai pengganti sarapan memang
sudah jadi salah satu bagian penting di banyak rumah tangga Indonesia. Untuk

lebih mengenalkan hasil produksi, perusahaan PT Mayora Indah melakukan


promosi melalui beberapa media dan secara aktif mendirikan stand di berbagai
daerah dan diberbagai kegiatan yang sekiranya dapat menarik minat konsumen
terhadap hasil produksi perusahaan.
Media yang digunakan oleh PT Mayora Indah :
- berita
- acara
- video
- foto
- iklan
PT Mayora Indah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait dengan produk
andalannya ini :
o Indonesia Original Brand , dari SWA untuk Energen dalam kategori cereal
o Top Brand 2013 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing untuk
Energen Cereal
o Superbrands 2010, untuk merk Energen dari Nielsen

3. Permen Kopiko
Product
Kopiko adalah merek permen kopiyang diproduksi di Indonesia oleh PT.
Mayora Indah, Tbk. Permen ini terbuat dari gula, glukosa, minyak nabatai,
ekstrak kopi, krim susu, pewarna karamel, lesitin, garam, pewarna alami dan
buatan. Tekstur permen ini keras, tetapi lembut.Selain Indonesia, Permen

Kopiko tersedia di sejumlah negara, termasuk Beneluks, Italia, Portugal,

Spanyol, Jerman, Australia, Singapura, dan Taiwan.


Price
PT Mayora Indah menetapkan harga permen kopiko dengan sangat terjangkau,

sehingga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.


Place
Dalam meningkatkan penjualan produksinya PT Mayora Indah memasarkan
suatu produknya ke konsumen lewat sebuah perantara. PT Mayora Indah
mencoba menyesuaikan saluran distribusinya dengan kebutuhan
pelanggan.Saluran distribusi ini menjadi sumber dari keunggulan
bersaingnya.Sehingga PT Mayora Indah dapat memperoleh banyak pangsa
pasar dan dapat menjangkau pasar dengan sasaran yang tersebar luas.Sehingga
dapat melayani berbagai kebutuhan dari beberapa segmen dengan cepat dan
terkendali.Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 500 distributor di seluruh
Indonesia dan di seluruh dunia. Anda bisa menemukan Kopiko, antara lain di
China, India, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Nigeria,
Myanmar, Kamboja, Laos, Timor Leste, Lebanon, Saudi Arabia, Polandia,
Iran, Jepang, Hongkong, Papua Nugini, Latvia, Estonia, Inggris, Amerika
Serikat, Uni Emirat Arab, Lithuania, Rusia, Australia, Selandia Baru, Fiji,
Kanada, Irak, Syria, Jordania, Bahrain, Spanyol, Kuwait, Qatar, Oman,
Pakistan, Bangladesh, Maldives, Taiwan, Korea Selatan, Portugal, Belanda,
Jerman, Swedia, Belarusia, Afrika Selatan, Madagaskar, Mauritius, Kenya,
Ghana, dan Italia. Hingga kini sebesar 35 persen produk yang dihasilkan
perseroan ditujukan pasar ekspor, sementara sisanya masih didominasi pasar

domestik.
Promotion
Bila anda ngantuk, tak sempat ngopi ambil saja Kopiko, permen kopi
Kopiko jinggle tersebut mungkin sudah tak asing lagi.
Bila mengantuk tak usah repot membuat kopi, cukup makan permen Kopiko
sebagai gantinya. Kopiko telah dikenal sebagai permen kopi yang mendunia.
Untuk lebih mengenalkan hasil produksi, perusahaan PT Mayora Indah
melakukan promosi melalui beberapa media dan secara aktif mendirikan stand
di berbagai daerah dan diberbagai kegiatan yang sekiranya dapat menarik
minat konsumen terhadap hasil produksi perusahaan.
Media yang digunakan oleh PT Mayora Indah :
- berita
- acara

- video
- foto
- iklan
PT Mayora Indah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait dengan produk
andalannya ini :
o Superbrands 2012 untuk merk Kopiko, dari Nielsen & Tempo.
o Top Brand 2012 untuk Kopiko, dari Frontier Consulting Group.

Tahun

Perusahaan

Laba usaha

Total Asset

ROA

2009

MYOR

Rp613,187,243,759

Rp3,246,498,515,952 %

2010

MYOR

Rp773,335,131,028

Rp4,399,191,135,535 %

2011

MYOR

Rp757,876,976,650

Rp6,599,845,533,328 %

2012

MYOR

Rp1,156,559,816,440 Rp8,302,506,241,903 %

2013

MYOR

Rp1,304,809,297,689 Rp9,710,223,454,000 %

18.89

17.58

11.48

13.93

13.44

Selling&Marketing
Expense

Rp520,598,281,592
Rp933,051,178,914
Rp900,534,048,506
Rp1,189,056,302,000

Rp1,616,856,544,095

Dari tahun ke tahun angka marketing expense mengalami peningkatan, namun dari 20092011 ROA mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan aktivitas pemasaran yang dilakukan
perusahaan belum mampu menciptakan profitabilitas. Memasuki tahun 2012 marketing
expense akhirnya mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan, meski pada tahun 2013
profitabilitas kembali mengalami penurunan yang tidak signifikan. Jika dilihat secara garis
besar maka ROA perusahaan ini memiliki trend yang menurun, padahal marketing expense
terus meningkat, marketing expense perusahaan ini gagal untuk menciptakan profitabilitas.
Sementara peningkatan total asset perusahaan dari tahun ke tahun tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Tahun

Penjualan

ATO

2009
Rp 4,777,175,386,540

147.15%

Rp 7,224,164,991,859

164.22%

Rp 9,453,865,992,878

143.24%

Rp 10,510,625,669,832

126.60%

Rp 12,017,837,133,337

123.76%

2010
2011
2012

2013

Pada tahun 2010, ATO mengalami peningkatan namun memasuki tahun 2011 hingga 2013
angka ATO terus menurun. Jika dilihat secara garis besar maka perusahaan ini memiliki trend
ATO yang menurun. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
assetnya secara efisien mengalami penurunan pula. Meski angka penjualan yang dihasilkan
terus meningkat akibat aktivitas pemasaran, perusahaan masih gagal dalam memanfaatkan
assetnya secara optimal. Naik turunnya produktifitas perusahaan ini juga dipengaruhi oleh
ukuran perusahaan (Total Asset)

Tahun

Jumlah Lembar
Saham Beredar

Harga
Saham
Penutupan

MVE

2009
766,584,000

3,857

Rp2,956,714,488,000

766,584,000

9,214

Rp7,063,304,976,000

766,584,000

12,214

Rp9,363,056,976,000

766,584,000

17,143

Rp13,141,549,512,000

2010
2011
2012

2013
894,347,989
26,000
Rp23,253,047,714,000
MVE mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan harga saham yang semakin
meningkat. Namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh marketing expense ataupun ukuran
perusahaan (Total Assets).

ROA

MARKETING EXPENSE

600.00%

Rp1,800,000,000,000
Rp1,600,000,000,000
Rp1,400,000,000,000
Rp1,200,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp800,000,000,000
Rp600,000,000,000
Rp400,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp-

500.00%
400.00%
300.00%
200.00%
100.00%
0.00%
1

ATO

TOTAL ASSET

700.00%

Rp12,000,000,000,000

600.00%

Rp10,000,000,000,000

500.00%

Rp8,000,000,000,000

400.00%

Rp6,000,000,000,000

300.00%
200.00%

Rp4,000,000,000,000

100.00%

Rp2,000,000,000,000

0.00%

Rp1

MVE
Rp25,000,000,000,000
Rp20,000,000,000,000
Rp15,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp5,000,000,000,000
Rp1

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya hanya bergerak di bisnis
makanan (TPS Food) dan pada 2008 mulai memasuki bisnis perkebunan kelapa sawit (TPS
Agro). Sejalan dengan proses transformasi bisnis yang dimulai pada 2009, TPSF telah
menjadi salah satu perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 dan mendapat
penghargaan Best Consumer Goods Industry Public Listed Company serta termasuk
perusahaan yang masuk dalam daftar A List of the Top 40 Best Performing Listed Company
pada tahun 2011.
Bisnis makanan dari TPS Food adalah bisnis pendahulu dan tetap menjadi kontributor
utama TPSF yang terus mengembangkan usahanya dengan mengakuisisi beberapa
perusahaan antara lain PT Subafood Pangan Jaya yang bergerak di bidang produksi bihun
jagung dengan beberapa merek terkenal Subahoon dan Cap Tanam Jagung, serta
mengakuisisi merek TARO pada akhir tahun 2011 yang memiliki tingkat awareness yang
sangat tinggi dan telah menghasilkan pertumbuhan dan kinerja yang luar biasa dengan
memberikan kontribusi pendapatan hingga 25% dari total penjualan TPS Food.

Visi :
Menjadi sebuah perusahaan berwawasan Nasional yang membangun Indonesia, hebat, dan
sukses di "Food and related businesses" yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Misi :

Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan inovatif yang mampu menciptakan
nilai tambah untuk semua pelanggan.

Menjadi Perseroan yang hebat dengan cara membangun sistem jalur ganda dalam
organisasi kami; Orang yang tepat dengan sistem yang baik.

Membangun budaya disiplin dan sumber daya manusia pembelajar untuk memaksimalkan
kekuatan karyawan dan organisasi.

Memiliki kekuatan seperti perusahaan multinasional namun dengan kelincahan seperti


perusahaan kecil.

Menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Secara konsisten memberikan keuntungan di atas standar pasar atas dana Pemegang
Saham

Untuk mendukung strategi pemasarannya, TPS menyadari pentingnya memiliki


jaringan distribusi yang handal. Saat ini dengan semakin berkembang dan beragamnya
produk TPS , pendistribusian produk dilakukan dengan menggunakan sistem multi
distributor, yaitu pendistribusian dilakukan secara langsung dengan menjual kepada banyak
distributor atau agen-agen penjual.
TPS mengedepankan jaringan distribusi efektif yang merata dan terpelihara dengan baik,
untuk memastikan bahwa produk TPS sampai dengan tepat ke tangan konsumen akhir. TPS
selalu berupaya melakukan program-program pengembangan jalur distribusi dengan
meningkatkan area spreading, merapatkan coverage, dan memperdalam penetrasi pasar
sehingga produk TPS semakin banyak tersedia dan mudah bagi konsumen untuk
mendapatkannya.
Saat ini TPS memiliki 266 distributor dan 154.912 outlets modern dan traditional market di
berbagai daerah di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Maluku dan Papua.
Sementara wilayah lainnya dijangkau melalui penjualan terputus yang diterima di pelabuhan
Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Menyadari pertumbuhan permintaan pasar dan semakin kompleksnya selera konsumen,
maka TPS Food terus berupaya meningkatkan pertumbuhannya melalui inovasi yang cerdas,
pengembangan merek, dan eksekusi yang tepat dalam rangka menghadirkan produk
berkualitas untuk konsumen. Saat ini divisi makanan terbagi dalam 2 grup produk, yaitu
Basic Food dan Consumer Product Food.

1. Makanan Dasar
Makanan dasar (Basic Food) adalah jenis produk yang harus diolah terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh pedagang sebagai bahan
masakan yang akan mereka sajikan kepada konsumen akhir. Basic Food terdiri dari
empat kategori: mie kering, mie kering premium, bihun, dan bihun premium. Beberapa
produk Basic Food yang dihasilkan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS) antara lain Mie
Superior, Mie Ayam Dua Telor, Bihun Yumi, dan Bihunku. Produk-produk ini tersedia
dalam berbagai ukuran dan bentuk agar sesuai dengan kebutuhan konsumen.TPSF telah
menjadi pemimpin pasar di bidang bihun kering dan mie kering di Indonesia. Hingga
akhir 2012 lalu, TPSF telah menambah market share-nya menjadi sebesar 28% dari
tambahan market share PT Subafood Pangan Jaya yang baru diakuisisi sebesar 5%
dengan produk utama bihun jagung merk Subahoon dan Cap Tanam Jagung.

2. Makanan Konsumsi
Makanan konsumsi (Consumer Product Food) adalah produk makanan yang dapat
dikonsumsi langsung oleh konsumen akhir.Selain yang telah dijalankan secara
operasional melalui TPS, perusahaan menambah pangsa pasar makanan konsumsi ini
dengan mengambil alih PT Poly Meditra Indonesia. Terdiri dari lima kategori : mie
instan, bihun instan, biscuit, permen, snack. Beberapa produk yang dihasilkan adalah
Mikitia, BihunKu new, Growie, Gulas, Taro Net, Mie Kremezz.

Produk unggulan TPSF :


1. Taro Net
1. Product
Sebagai sebuah snack dengan konsumen anak-anak Taro telah hadir di Indonesia
sejak

tahun

kemudian

1984,

akhirnya

hingga
menjadi

milik Unilever Indonesia pada


tahun

2003.

Dan

berhasil

diakuisisi oleh PT Tiga Pilar


Sejahtera pada tahun 2011.
Snack Taro memiliki sebuah
karakter kartun yang telah menjadi ikon dari brand tersebut, yaitu seorang bocah
laki-laki bernama Taro Boy. Bocah Taro ini adalah sosok petualang yang gemar
mengunjungi tempat-tempat sebagai petualangannya, dan kisah petualangannya
selalu dibumbui masalah untuk diatasinya, bersama dengan mitra setianya, seekor
monyet kecil bernama Pota.Pada Maret 2012, PT TPSF meluncurkan varian baru
berupa Taro kemasan kecil untuk rasa Italian Pizza. Kembali meluncurkan varian
baru lagi berupa Taro 3D 10 gr rasa dancing chicken dan jumping cheese pada
September 2013, Taro Net 70 gr dengan rasa seaweed dan potato barbeque pada
November 2013, dan Taro 3D 40 gr dengan rasa dancing chicken dan jumping
cheese pada Desember 2013.
2. Price
Selain rasa, harga juga menjadi faktor pertimbangan dalam memilih makanan
ringan.Dikarenakan produk ini lebih mengutamakan segmen anak-anak, maka PT
TPSF menetapkan harga yang sangat terjangkau yang sesuai dengan kantong
kalangan anak-anak.
3. Place
Distribusi dari snack Taro sendiri telah mencapai hampir dari seluruh wilayah di
Indonesia. Sejauh ini, ia didistribusikan melalui modern market/modern trade (MT)
seperti hypermarket, supermarket dan minimarket, serta general trade (GT) seperti
toko-toko kelontong atau toko-toko tradisional.
4. Promotion
Promosi yang dilakukan pada tahun 2011, kampanye promosi snack Taro yang
telah dijalankan bertema Petualangan Keliling Dunia. Dalam kampanye ini

snack Taro

memberikan promo berupa CD berisi games Taro yang dapat

diperoleh gratis setiap pembelian snack Taro sebanyak 3 buah SKU 40 gram.
Elemen promosi yang digunakan antara lain:

TVC Petualangan Keliling

Dunia yang menampilkan dua anak sedang bertualang bersama Taro Boy
sekaligus menampilkan promo CD games yang berlaku bulan April Mei. Print
ad mengenai promo CD games gratis. Holiday pack yang berisi 2 snack Taro
ukuran 40gr bersama dengan bonus susu Frisian Flag Cool Choco. Promo ini

juga disisipkan dalam print ad.


Pada tahun 2012, promosi yang dilakukan PT TPSF adalah promo timezone
yang menggunakan elemen promosi berupa TVC maupun print ad Timezone
yang mengajak konsumen untuk bermain

bersama Taro di timezone.


Sedangkan pada tahun

2013,

PT

TPSF

mengeluarkan promosi yang mengajak para


konsumennya untuk memenangkan hadiah tanpa
diundi berupa paket liburan ke Disney Land
Hongkong, Macbook pro 13 inch, Samsung
Galaxy, PSP Slim dan CD Game Pertualangan
Taro dengan cara temukan kupon Magic Net

dalam snack Taro.


Dan pada tahun 2014, Taro kembali melakukan promosi yang serupa berupa
promo liburan ke Universal Studio Singapura, Samsung Galaxy Grand, pulsa
dan Nokia Asha 305. Media promosi yang digunakan berupa TVC Taro Magic
Net di tahun 2013 dan Taro Magic Net 2 di tahun 2014.

Brand Taro berhasil mendapatkan penghargaan berupa Indonesia Best Brand Award
pada bulan September 2012 yang diberikan oleh Majalah SWA; Top Brand Award for Kids
Indonesia 2013 untuk kategori snack modern dari Frontier Consulting dan Majalah
Marketing pada bulan April 2013; Superbrand 2014 dari Superbrand Indonesia pada bulan
Agustus 2013; Best Brand Award 2013 kategori snack dari Majalah SWA, Mars Indonesia
dan Metro TV pada bulan September 2013; dan pemenang ke-2 kategori Indonesia Best
Brand Activation for Kids untuk program Pertualangan Taro Jelajah Nusantara oleh
Majalah SWA.

2. Mie Kremezz
1. Product
Mie Kremezz adalah
makanan ringan yang
disukai

anak-anak

berupa

mie

dikeringkan
dibungkus
kemasan

kecil,

kemudian

untuk

memakannya

dilakukan

dengan

yang
dan
dalam
cara

mencampurkan bumbu tabur yang beraneka rasa lalu dikremas-kremas.Pada bulan


Maret 2010 PT TPSF meluncurkan produk kremezz dengan rasa rumput laut dan
dibulan Juni 2010 kembali meluncurkan varian baru berupa produk kremezz
Fettucini dan Kremezz Banding. Perkembangan untuk produk mie kremezz tidak
berhenti begitu saja, pada bulan Februari 2011 telah diluncurkan produk mie
kremez baru dengan rasa Jepang. Dan pada bulan Agustus 2012 guna menarik
ketertarikan konsumen terhadap produk ini, PT TPSF meluncurkan produk
Kremezz Family pack berisi 5 pak dimana 2 pak rasa ayam panggang, 2 pak rasa
sambal balado, dan 1 pak rasa jagung bakar.
2. Price
Sama halnya dengan produk Taro, PT TPSF menargetkan pemasaran Mie Kremezz
kepada kalangan anak-anak.Oleh karena itu, harga yang ditetapkan untuk produk ini
disesuaikan dengan uang jajanan anak-anak.
3. Place
Distribusi dari mie kremezz telah mencapai hampir dari seluruh wilayah di
Indonesia. Sejauh ini, didistribusikan melalui modern market/modern trade (MT)
seperti hypermarket, supermarket dan minimarket, serta general trade (GT) seperti
toko-toko kelontong atau toko-toko tradisional.
4. Promotion
Media promosi yang digunakan berupa TVC Mie Kremezz yang ada gambar Ayam
no.8 yang menceritakan dua orang anak kecil bersama Bang Tigor yang mencari
mie kremezz di suatu kios.

Dimana di dalam iklan tersebut, konsumen juga

diajarkan cara mengkonsumsinya.


Dengan kegemaran anak-anak mengkonsumsi mie kremezz, PT TPSF berhasil meraih
berbagai penghargaan terkait dengan produk andalannya ini, yaitu penghargaan Indonesia
Best Brand Award 2012 yang diberikan Majalah SWA pada bulan September 2012; Top
Brand Award for Kids Indonesia 2013 untuk kategori snack mie dari Frontier Consulting

dan Majalah Marketing pada bulan April 2013; Best Brand Award 2013 kategori snack mie
dari Majalah SWA, Mars Indonesia, Metro TV pada bulan September 2013; dan Excellent
Brand Award 2013 kategori snack mie dari Rich Mark dan TA Media Group pada bulan
November 2013.

Tahun

Perusahaan

2009

AISA

Laba usaha

Rp102,629,000,000

Total Asset

ROA

Rp1,568,830,000,000 6.54%

Selling&Marketing
Expense

Rp21,613,000,000

2010

AISA

Rp126,390,000,000

Rp1,936,950,000,000 6.53%

Rp29,369,000,000

2011

AISA

Rp303,376,000,000

Rp3,590,309,000,000 8.45%

Rp73,832,000,000

2012

AISA

Rp459,778,000,000

Rp3,867,576,000,000 11.89% Rp120,788,000,000

2013

AISA

Rp613,246,000,000

Rp5,020,824,000,000 12.21% Rp207,471,000,000

Selama 5 tahun, marketing expense mengalami peningkatan, peningkatan marketing expense


ini diikuti dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan yang digambarkan melalui
peningkatan ROA dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan marketing expense berperan
dalam penciptaan profitabilitas perusahaan. Sementara peningkatan total asset perusahaan
dari tahun ke tahun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Tahun

Penjualan

ATO

2009
Rp

533,194,000,000

33.99%

Rp

705,220,000,000

36.41%

Rp 1,752,802,000,000

48.82%

Rp 2,747,623,000,000

71.04%

Rp 4,056,735,000,000

80.80%

2010
2011
2012
2013

Dari tahun ke tahun, ATO mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
dapat meningkatkan penjualan dengan menggunakan asetnya seminimum mungkin,
perusahaan mampu memanfaatkan aset yang dimilikinya secara efisien. Meningkatnya angka
penjualan tiap tahun tidak lepas dari aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan,
ditunjukkan dengan angka marketing expense yang terus bertambah tiap tahunnya.

Peningkatan produktifitas perusahaan ini dipengaruhi pula oleh Total Asset perusahaan yang
juga semakin meningkat.

Tahun

2009
2010
2011
2012
2013

Jumlah
Lembar
Saham
Beredar

Harga
Saham
Penutupan

MVE

1,672,000,00
0

329

Rp550,088,000,000

1,672,000,00
0

713

Rp1,192,136,000,000

2,926,000,00
0

495

Rp1,448,370,000,000

2,926,000,00
0

1,080

Rp3,160,080,000,000

2,926,000,00
0
1,430
Rp4,184,180,000,000
MVE mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan harga saham yang semakin
meningkat. Namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh marketing expense ataupun ukuran
perusahaan (Total Assets).

MARKETING EXPENSE

ROA
600.00%

Rp250,000,000,000

500.00%

Rp200,000,000,000

400.00%

Rp150,000,000,000

300.00%

Rp100,000,000,000

200.00%
100.00%

Rp50,000,000,000

0.00%

Rp1

ATO

TOTAL ASSET

700.00%
600.00%
500.00%
400.00%
300.00%
200.00%
100.00%
0.00%

Rp6,000,000,000,000
Rp5,000,000,000,000
Rp4,000,000,000,000
Rp3,000,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1

MVE
Rp5,000,000,000,000
Rp4,000,000,000,000
Rp3,000,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR


Dalam beberapa dekade ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood atau
Perseroan) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksidan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar.
Visi Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Total Food Solutions, yaitu menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan
dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di
industri makanan.
Misi Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
1. Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang
industri makanan
2. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan
3. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi and teknologi kami
4. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan
5. Meningkatkan stakeholders values secara berkesinambungan
Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori
bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari
ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (Grup)
yang saling melengkapi sbb:
1. Produk Konsumen Bermerk (CBP)
Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
yang sahamnya tercatat di BEI sejak tanggal 7 Oktober 2010.ICBP merupakan salah satu
produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis
produk makanan dalam kemasan.Berbagai merk produk ICBP merupakan merk-merk
yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.
2. Bogasari
Bogasari memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta.Kegiatan
usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.
3. Agribisinis

Kegiatan operasional di bidang agribisnis dijalankan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk
(SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), yang sahamnya
tercatat di BEI, serta merupakan anak perusahaan Indofood Agri Resources Ltd.
(IndoAgri), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura. Kegiatan usaha utama
Grup ini meliiputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan
kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin, dan shortening
bermerk.Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan
pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya.
4. Distribusi
Perusahaan memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia.Grup ini
mendistribusikan

hampir

seluruh produk konsumen Indofood dan anak-anak

perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga.


1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant
dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan
yang dimiliki oleh Salim Group.Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971.Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi.Aspek
kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi
senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu
prima.Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di
pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negaranegara di Afrika.
Kegiatan operasional Grup CBP mencakup lima divisi yaitu:
1. MI INSTAN
Divisi Mi Instan memproduksi dan memasarkan berbagai produk mi seperti bag noodles,
cup noodles, mi telur dan bihun instan, serta merupakan salah satu produsen mi instan
terbesar di dunia dengan kapasitas lebih dari 15 miliar bungkus per tahun. Portofolio
merek yang beragam meliputi merek-merek seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura,
Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 ayam, yang melayani semua segmen pasar.
Merek-merek tersebut sudah dikenal kualitasnya dan telah diterima dengan baik oleh

para konsumen, serta meraih berbagai penghargaan atas keunggulan dan status
mereknya.
2. DAIRY
Divisi Dairy dijalankan oleh Indolakto, anak perusahaan yang 68,57% sahamnya dimiliki
oleh ICBP secara tidak langsung, dan merupakan salah satu produsen produk dairy yang
terkemuka di Indonesia. Produk-produknya meliputi antara lain susu kental manis
(SKM),susu ultra-high temperature (UHT), susu steril dalam botol, susu pasteurisasi,
susu bubuk, mentega dan es krim. Merek Indomilk telah hadir di pasar selama lebih dari
40 tahun serta merupakan salah satu merek ternama di Indonesia. Merek-merek lainnya
termasuk Cap Enaak dan Tiga Sapi untuk produk-produk susu, Orchid Butter untuk
mentega, dan Indoeskrim untuk produk es krim.
3. MAKANAN RINGAN
Divisi Makanan ringan terdiri dari unit usaha makanan ringan dan biskuit. Unit usaha
makanan ringan merupakan perusahaan patungan dengan PepsiCo yang memproduksi
makanan ringan moderen dan tradisional seperti keripik kentang, singkong dan tempe,
serta kerupuk keriting, kerupuk udang dan extruded snack yang dipasarkan dengan
merek-merek Chitato, Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ yang memiliki posisi yang kuat di
pasar. Unit usaha biskuit dijalankan sendiri oleh ICBP, serta memproduksi berbagai
biskuit yang dipasarkan dengan merek Trenz bagi segmen kaum muda, dan Wonderland
bagi seluruh keluarga.
4. PENYEDAP MAKANAN
Divisi Penyedap Makanan memproduksi produk-produk kuliner bagi Grup Indofood dan
perusahaan asosiasi, NICI, yang merupakan perusahaan patungan dengan Nestl Sa.
NICI memasarkan produk-produk kuliner seperti kecap, saus sambal, saus tomat, bumbu
instan dan kaldu, dengan merek Indofood, Piring Lombok, Indofood racik dan Maggi.
Selain itu, Divisi ini juga menjalankan sendiri kegiatan produksi dan pemasaran produk
sirup dengan merek Indofood freiss.
5. NUTRISI DAN MAKANAN KHUSUS
Divisi Nutrisi & Makanan Khusus memproduksi makanan-makanan khusus untuk bayi
dan balita serta produk susu bagi para ibu hamil dan menyusui. ragam produk meliputi
berbagai bubur dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, serta produk susu bagi para ibu.
Produk-produk tersebut dipasarkan dengan merek Promina bagi segmen menengah ke
atas dan merek SUN untuk segmen pasar yang lebih luas.
6. Divisi Kemasan yang memproduksi kemasan fleksibel dan kemasan karton guna
mendukung kegiatan operasional Grup dan para pelanggan pihak ketiga. Divisi kemasan,
yang berperan sebagai pendukung dari konsep Indofood sebagai perusahaan Total Food

Solutions, memegang peranan penting dalam seluruh mata rantai kegiatan operasional
perusahaan.

Berikut ini adalah produk-produk unggulan PT Indofood Sukses Makmur Tbk :


1. INDOMIE
Indomie adalah merek produk mie instan yang
sangat populer di Indonesia.Produk paling sukses
dari perusahaan milik Sudono Salimini mulai
diluncurkan ke pasar sejak tahun 1982.Ketika mie
instan

pertama

masyarakat

di

kali
tahun

diperkenalkan
1969,

banyak

kepada
yang

meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan


sebagai salah satu bahan pangan pokok.Akan tetapi, karena mie instan sendiri harganya
relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, indomie berkembang pesat seiring dengan
diterimanya mie instan di Indonesia.Produk mie yang pertama kali diperkenalkan adalah
Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk mie mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dengan diluncurkan indomie kuah rasa kari ayam. Puncaknya pada tahun 1983,
produk indomie kembali semakin digemari masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya
varian Indomie Mie Goreng Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara
cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia
dan Afrika serta negara-negara Eropa, menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir
produk asli Indonesia yang mampu menembus pasar internasional.
Marketing Mix Produk Indomie
1. Produk
Satu Bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5
bumbu-bumbu yang disertakan, yakni: kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk
perasa dan bawang goreng, selain itu juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120
gram. Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan
berbagai macam varians. Ada Indomie goreng, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam,
dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto
Madura, selain itu juga ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium. Hal tersebut
menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada

konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie
yang sesuai dengan selera konsumen.
2. Price
Indomie selain dapat dibeli per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau
paket 1 kardus, berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.
3. Place
Produk Indomie dapat diperoleh dengan mudah, mulai dari warung-warung hingga
supermarket besar
4. Promotion
a. Tagline : Indomie Seleraku
b. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
c. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu jingle untuk pelajar SMA, acara
tersebut berjudul Jingle Dare yang diselenggarakan hampir setiap tahun.

Segmenting, Targeting, dan Positioning


1. Segmenting
a. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.
b. Demografis :jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan
(tidak ada batasan), ras (tidak ada batasan).
2. Targeting
Target pasarnya adalah semua umur kecuali balita.
3. Positioning

a. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang Indonesia,


dengan cita rasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya
Indomie Seleraku.
b. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan
lauk pauk lainnya
Penghargaan yang diraih produk Indomie:

Word of Mouth Marketing Award 2009-2013 Indomie, Most Recommended Brand in

Instant Noodle Category, by SWA Magazine and On Bee Marketing Research


Indonesia Best Brand Award 2009-2013 Indomie, Best Brand Platinum in Instant

Noodle Category, by SWA Magazine and MARS


Indonesian Customer Satisfaction Award 2009-2013 Indomie, The Best in Achieving

Total Customer Satisfaction, by Frontier Consulting Group and SWA Magazine


The Most Impactful Brand Activation 2011 Indomie Jingle Dare Program, by Mix
Marketing Communications

2.

PRODUK POP MIE


Marketing Mix Produk Pop Mie :
1. Produk
Pop Mie adalah merk mie instan dalam bentuk
cup dari Indomie yang diproduksi oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur. Pop Mie
memiliki beberapa rasa. Rasa baru dari pop mie
adalah Pop Mie Goreng Spesial, Pop Mie
Goreng Pedas, Pop Mie rasa Ayam spesial, Pop Mie rasa Baso Spesial, Pop Mie rasa

Ayam Bawang, Pop Mie rasa Ayam, Pop Mie rasa soto ayam, Pop Mie rasa Baso, Pop
Mie rasa Kari Ayam, Pop Mie Mini. Mie kemasan gelas ini lebih praktis penyajiannya
dari mie kemasan plastik.Hanya dengan diseduh air panas dan diamkan selama 3 menit,
mie sudah siap untuk disantap.Kelebihan lainnya dari Pop Mie adalah isinya sudah
lengkap. Packaging dari Pop Mie sendiri unik dan beragam.
2. Price
Dalam penetapkan harga, Indofood memberi harga yang berbeda untuk setiap varian rasa
Pop Mie.Harga yang dikenakan untuk setiap dus Pop Mie dengan isi 24 pcs berkisar
antara Rp 65.000 Rp 80.000.
3. Place (Distribution)
Tempat (Place) sebagai distribusi Produk Pop Mie ini cukup luas.Produk ini tidak hanya
dipasarkan di kota-kota besar saja tetapi juga sampai ke desa, mulai dari toko swalayan
besar, mini market, sampai warung-warung kecil yang ada di jalan raya.
4. Promotion
Strategi promosi produk Pop Mie terbilang cukup gencar, dan intensif. Dalam
keterkaitannya dengan IMC (Intergrated Marketing Communication), Pop Mie
melakukan komunikasi

pemasaran dengan

menggunakan

sarana untuk

menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung atau tidak


langsung tentang produk dan merk yang mereka jual. Pop Mie membangun produk
mereka dengan saluran iklan (advertising), hubungan masyarakat (public relations),
penjualan individu (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), penjualan
langsung (direct marketing). Pop Mie juga melakukan Marketing Mix, mulai dari
pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion).
Beberapa promosi unik dan kreatif yang di lakukan oleh Pop Mie:
Pop Mie Basketball (Kompetisi olahraga basket yang diselenggarakan oleh Pop Mie.
Event ini mengumpulkan seluruh team basket antar SMA diseluruh Indonesia).

Pop Mie Cheerleadance (Kompetisi cheerleader yang diselenggarakan oleh Pop Mie
dan event ini mengumpulkan seluruh team cheerleaders antar SMA diseluruh Indonesia).
Pop Mie Get Lucky (Suatu tindakan promosi yang dilakukan oleh Pop Mie bagi seluruh
konsumennya. Dimana setiap konsumen yang membeli produk Pop Mie berlabel "get
lucky" yang berada ditutup kemasan Pop Mie ukuran dan varian apa saja, berkesempatan
memenangkan hadiah-hadiah. Dengan cara melihat bungkus bumbu Pop Mie tersebut
apakah tertera hadiah yang telah diberitahukan atau tidak.Hadiah yang disediakan seperti
Suzuki Titan, Ipod Nano, Blackberry, dll).

Segmentasi dan Target Pasar Pop Mie


Segmentasi pasar yang ingin diperoleh oleh produk Pop Mie, adalah kalangan masyarakat
luas. Khususnya anak muda, mulai dari pelajar, olahragawan, mahasiswa, dan pegawai kantor
(eksekutif muda). Pop Mie menjadikan kalangan muda sebagai salah satu target utama
distribusinya karena kalangan muda dianggap memiliki sifat yang dinamis, penuh keceriaan,
inovatif dan suka dengan hal-hal yang modern.
Penghargaan yang diraih dari produk Pop Mie :

Word of Mouth Marketing 2009-2013 Award Pop Mie, Most Recommended Brand in Cup

Noodle Category, by SWA Magazine and On Bee Marketing Research


Indonesia Best Brand Award 2009-2013 Pop Mie, Best Brand in Cup Noodle Category, by

SWA Magazine and MARS


Indonesian Customer Satisfaction Award 2009-2013 Pop Mie, The Best in Achieving Total
Customer Satisfaction, by Frontier Consulting Group and SWA Magazine.

3. Tepung Segitiga Biru


Marketing Mix produk tepung Segitiga Biru :
1. Produk
Tepung terigu adalah bahan yang diambil (ekstrak) dari bagian dalam (endosperm) biji
gandum, berwarna putih sedikit kekuningan dan mengandung protein yang disebut
gluten.Gluten inilah yang membedakan tepung terigu dengan tepung jenis lain, seperti
tepung beras, tepung kentang, dan lain-lain.Gluten merupakan protein yang tidak larut
dalam air, bersifat kenyal dan elastis.Pada adonan roti, gluten berfungsi untuk menahan
adonan pada saat mengembang sehingga strukturnya kokoh dan tidak mengecil kembali.
Sedangkan pada mi, gluten menentukan tingkat kekenyalan dan elastisitas mi. Gluten ini
pula yang turut menentukan kualitas dari produk biscuits, cookies dan wafer.
Pada umumnya, semakin tinggi kadar protein suatu terigu maka kadar glutennya juga
semakin besar. Kadar gluten dari terigu biasanya tergantung dari jenis gandum yang
digunakan. Tepung terigu Segitiga Biru digunakan dalam pembuatan segala jenis

makanan seperti martabak, brownies, pound cake dan aneka makanan rumah tangga
mulai dari bakwan, goreng- gorengan, bolu, dan sebagainya. Karakteristiknya yang
multi-purpose membuatnya amat fleksibel dan praktis digunakan.
2. Price
Produk Tepung Segitiga Biru yang tersedia di pasaran dijual dalam 2 macam bentuk
yaitu kemasan 25kg dan kemasan 1kg untuk kepraktisan pengguna.Harga yang diberikan
oleh Bogasari untuk produk Tepung Segitiga Biru kemasan 25kg Rp 160.000 Rp
170.000.Sedangkan untuk produk Tepung Segitiga Biru kemasan 1kg Rp 9.000 Rp
10.000.
3. Place
Dalam melakukan penjualan produk Tepung terigu Segitiga Biru, Indofood menerapkan
beberapa cara penempatan produk di seluruh Indonesia. Konsumen dapat membeli
produk Tepung Segitiga Biru dengan cara Retail (eceran), Wholesale, Mail Order
(pesanan lewat surat), Internet, Direct sales (penjualan langsung), Peer to peer (orang ke
orang), dan Multi channel.
4. Promosi
Strategi yang digunakan Bogasari untuk menarik perhatian konsumen agar membeli
produk Tepung Segitiga Biru, dengan melakukan berbagai promosi seperti mengiklankan
produknya di media massa, memberikan penawaran khusus untuk pembeli Wholesale,
mengadakan

khursus

memberikan

hadiah-hadiah

bagi

konsumen.

dominan

masak,

Bogasari

menggunakan

dan

menarik
lebih
strategi

distribusi promosi melalui pemanfaatan


media seperti TV.

STP produk Segitiga Biru :


1.

Segmentasi
Segmentasi

geografis

bogasari

meliputi

seluruh wilayah di Indonesia, tersedia di


berbagai pelosok melalui lebih dari 40 depo
yang menyebar luas di berbagai daerah.
Bahkan bogasari juga mengekspor Tepung

Segitiga Biru dikalangan macanegara seperti


Jepang,

Korea,

Philipine,

Hong

Kong,

Thailand, Malaysia dan Bahrain. Tepung


Segitiga Biru ditujukan lebih kepada kalangan
orang

dewasa

baik

baik

laki

maupun

perempuan.
2.

Target Pasar
Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai
kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar,
Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Target pasar dari Tepung Segitiga Biru diantaranya dalam
skala kecil adalah ibu-ibu rumah tangga, untuk skala yang cukup besar dan menjadi
sorotan utama bogasari yakni untuk usaha kecil menengah (UKM) dengan tujuan untuk
meningkatkan perekonomian hilir di indonesia, dan dengan skala menengah yakni
industri-industri besar yang menggunakan bahan baku tepung terigu sebagai bahan dasar
pengolahan.

3.

Positioning Produk
Bogasari menerapkan strategi yang unik, dimana ketika menjual Tepung Segitiga Biru,
Bogasari tidak mempromosikan tepung terigu yang merupakan produknya, melainkan
mempromosikan produk akhir dari Tepung Segitiga Biru seperti roti atau mie. Produkproduk akhir itu di buat oleh pengusaha kecil dan menengah (UKM).Jadi produk
makanan itu semakin dikenal oleh masyarakat dan pengusaha kecil dan menengah
semakin tumbuh serta Tepung Segitiga Biru semakin laris.

Penghargaan yang diraih dari produk Tepung Segitiga Biru :

Indonesia /consumer Satisfaction Award 2009-2013


The Best in Achieving Total Customer Satisfaction in Wheat Flour Category, from SWA
Magazine
Top Brand Award 2009-2013
Outstanding Achievement in Building Top Brand in Wheat Flour Category, from
Marketing Magazine and Frontier

4. Minyak Goreng Bimoli


Minyak goreng adalah salah satu produk
barang yang dipasarkan di Indonesia. Menurut
Utama (2008) merek Bimoli adalah yang sampai
saat ini masih menjadi market leader dalam
persaingan industri minyak goreng bermerek
dengan

menguasaimarket

share sebesar

40

persen, disusul kemudian produk Filma sebagai challengerdengan penguasaan 30 persen,


Tropical sebagai follower 20 persen sedangkan sisanya Sania sebagai nicher. Para produsen
berlomba memperebutkan sebanyak mungkin konsumen karena tingkat konsumsi salah satu
dari bahan pokok ini meningkat tingkat konsumsinya dari tahun ke tahun.Ini disebabkan
turunan minyak sawit ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari di Indonesia.
Bimoli sukses memimpin pasar selama tiga dasawarsa dan menjadi top of
mind di benak konsumen. Bimoli merupakan minyak goreng branded pertama di Indonesia.
Untuk mempertahanan Bimoli sebagai market leader dibangun dengan mengedepankan
kualitas produk.Selain itu, Bimoli juga melakukan inovasi agar tidak terkesan oldies, tetapi
lebih modern dan premium. Bimoli memiliki instalasi pabrik berteknologi canggih modern
dan higienis.Dari perkebunan sawit yang luas, bahan-bahan alami diolah menjadi minyak
goreng berkualitas.Kemudian melalui jaringan distribusi yang luas dan efisien, Bimoli
disalurkan melalui berbagai pasar, toserba, hiper-market hingga akhirnya tiba di dapur dan
meja konsumen.Selama lebih dari satu dekade, Bimoli terus menjadi pilihan utama.
Marketing Mix Produk Minyak Bimoli

1. Produk (product)
Merek pada produk minyak bimoli ini selain mudah diucapkan juga mudah diingat oleh
semua kalangan masyrakat.Minyak bimoli ini tidak mudah berbusa, dan berwarna kuning
keemasan yang menandakan adanya beta karoten. Para ahli juga melakukan penelitian
dan menghasilkan adanya kandungan Omega 9 sebanyak 40%-45% dalam minyak
goreng Bimoli. Dikenal sebagai asam oleat, Omega 9 umumnya terdapat pada minyak
sawit namun berangsur hilang saat proses pembuatan minyak goreng. Proses pemurnian
Bimoli terbukti dapat mempertahankan kebaikan dari Omega 9 ini dan tahan terhadap
panas tinggi. Kini Omega 9 telah menjadi paradigma baru dalam pengaturan diet
penderita jantung koroner akibat kolesterol berlebih.
Pemakaian produk minyak bimoli ini terkenal dengan menjadikan makanan menjadi
renyah atau crispy saat dimakan.Disamping itu, banyak pula jenis ukuran produk minyak
goreng bimoli yang ditawarkan, sehingga memudahkan konsumen dalam pembeliannya.
2. Tempat (place)
Minyak goreng termasuk salah satu dari sembilan bahan pokok dan dikonsumsi oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di perkotaan maupun di
pedesaan.Salah satu merek minyak goreng yang menjadi pelopor kemunculan minyak
goreng kemasan bermerek adalah Bimoli.Banyaknya merek minyak goreng kemasan
yang beredar di masyarakat saat ini, membuat PT. Indofood sebagai perusahaan yang
memasarkan Bimoli untuk mempertahankan konsumen supaya tidak pindah ke merek
pesaing.Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan PT.Indofood ialah bauran
pemasaran melalui tempat/ saluran distribusi. Dengan bauran pemasaran yang tepat akan
membantu PT. Indofood untuk mempertahankan konsumennya untuk melakukan
pembelian ulang terhadap minyak goreng Bimoli.
Dari sisi penyebaran produk, tim sales dan distribusi Indofood Indonesia telah berhasil
menempatkan Minyak Goreng Bimoli mulai dari pasar modern (hypermarket,
supermarket, minimarket) hingga general trade (toko kelontong, pasar). Sehingga,
harganya pun mempunyai range yang pas terhadap setiap income level ( mass maupun
semi premium).
3. Harga (price)

Tingkat harga minimum (IPP) bagi produk minyak goreng berada pada tingkat harga Rp
22.500,- Berdasarkan garis perpotongan tersebut didapatkan bahwa tingkat harga
optimum bagi produk minyak goreng Bimoli berada pada tingkat harga Rp 23.500,-.
Tingkat harga tertinggi (MEP) bagi produk Bimoli adalah Rp 26.500,- dan tingkat harga
terendah (MCP) Rp 20.500,-. Harga minyak goreng Bimoli saat ini yaitu Rp 22.900,berada pada rentang harga optimum yang dapat diterima yaitu antara harga minimum Rp
20.500,- dan harga optimum Rp 26.500,-.

4. Promosi (promotion)
Untuk mempertahankan market leadership, Bimoli terus melakukan aktifitas promosi
baik berupa advertising, brand activation maupun sales promotion. Tema komunikasi
Bimoli adalah Simbol Kesempurnaan Minyak Goreng. Bimoli menggunakan TV
commercial, print ad, editorial dan event-event untuk mengedukasi konsumen mengenai
teknologi pemrosesan PMP (Pemurnian Multi Proses), kandungan Omega 9 dan benefit
lain dari Bimoli. Event yang rutin dilakukan sebagai brand activation Bimoli seperti
lomba masak, demo masak, bazar dan sponsorship.Beberapa kegiatan ini dilakukan
melalui kerjasama dengan berbagai media, baik off air maupun on air.

STP produk Bimoli :


1.

Minyak Goreng Bimoli

Dilihat dari segi demografisnya minyak bimoli diperuntukkan untuk wanita yang telah
menikah, keluarga merupakan segmen utama Bimoli. Segmen ini memiliki ciri
demografis berupa penghasilan dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, sehingga
diharapkan dalam melakukan pembeliannya segmen ini bersifat rasional, yaitu membeli
produk karena mutu dan nilai tambah yang dapat diperolehnya. Dari segi geografis,
minyak bimoli dapat dipasarkan dalam taraf nasional (bagi semua masyarakat di seluruh
Indonesia). Minyak tersebut tersebar di berbagai kota, meski tidak sedikit masyarakat
desa yang mengkonsumsinya. Sedangkan dari sisi psikografisnya, minyak bimoli lebih
diminati oleh kalangan masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas seperti
mayarakat atau pembeli yang menyukai merek (Liking The Brand), terlebih para
pengusaha kuliner, seperti restoran, perhotelan yang lebih mementingkan kualitas bagi
produk yang mereka jual(Nala, 2003).
2. Target Pemasaran
Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa target pasar adalah sekelompok pembeli
(buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan
promosi perusahaan. Minyak Bimoli dipasarkan pada konsumen yang memiliki
pendapatan menengah ke atas, hal ini dikarenakan harganya yang relatif mahal.Sehingga
masyarakat kalangan menengah ke bawah jarang untuk dapat memanfaatkannya.
3. Posisi Pemasaran Pada Produk Minyak Bimoli
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain
citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Positioning memiliki empat bentuk yaitu posisi leader, challenger, follower dan nicher.
Posisi leader merupakan posisi suatu brand produk yang menempati urutan pertama
permintaan para konsumen. Posisi challenger(penantang) adalah posisi dimana adanya
brand baru yang berusaha untuk bersaing dengan brand produk utama(leader). Posisi
follower adalah posisi pengikut brand produk utama atau challenger.Sedangkan posisi
nicher merupakan posisi paling bawah dan target pasarnya juga kalangan bawah.
Penghargaan yang diraih dari produk Bimoli :

Indonesia Best Brand Award 2009-2013

Bimoli, Best Brand Platinum in Cooking Oil category, by SWA Magazine and MARS
Indonesian Customer Satisfaction Award 2009-2013
Bimoli, The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, by Frontier Consulting
Group and SWA Magazine

Perusahaa
n

Laba usaha

Total Asset

ROA

Selling&Marketing
Expense

Tahun

INDF

Rp5,004,200,000,000 Rp40,383,000,000,000 12.39

2010

INDF

Rp6,729,300,000,000 Rp47,276,000,000,000 %

2011

INDF

Rp6,847,432,000,000 Rp53,586,000,000,000 %

2012

INDF

Rp6,877,782,000,000 Rp59,389,000,000,000 %

Rp4,074,620,000,000

2013

INDF

Rp6,717,981,000,000 Rp78,093,000,000,000 8.60%

Rp4,862,078,000,000

2009

14.23

12.78

11.58

Rp3,274,663,000,000

Rp3,372,989,000,000
Rp3,616,925,000,000

Dari tahun ke tahun angka marketing expense mengalami peningkatan, pada tahun 2010
marketing expense yang dikeluarkan perusahaan dikatakan efektif karena mampu
meningkatkan profitabilitas, namun profitabilitas terus mengalami penurunan sampai tahun
2013. Jika dilihat secara garis besar maka perusahaan ini memiliki trend ROA yang menurun.
Hal ini menggambarkan biaya marketing yang dikeluarkan perusahaan tidak mampu
menciptakan profitabilitas. Sementara peningkatan total asset perusahaan dari tahun ke tahun
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Tahun

Penjualan

ATO

2009
Rp 37,397,300,000,000

92.61%

Rp 38,403,400,000,000

81.23%

2010

2011
Rp 45,768,100,000,000

85.41%

Rp 50,201,500,000,000

84.53%

Rp 57,732,000,000,000

73.93%

2012
2013

Meski perusahaan berhasil meningkatkan penjualan melalui aktivitas pemasarannya dari


tahun ke tahun, namun ATO terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan perusahaan
belum mampu memanfaatkan asset yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Memasuki
tahun 2011 perusahaan mampu memanfaatkan asset secara efektif untuk menghasilkan
revenue, yang digambarkan dengan peningkatan ATO pada tahun 2011. Naik turunnya
produktifitas perusahaan ini juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (Total Asset)

Tahun

2009
2010
2011
2012
2013

Jumlah
Lembar
Saham
Beredar

Harga
Saham
Penutupan

MVE

8,780,000,00
0

3,550

Rp31,169,000,000,000

8,780,000,00
0

4,875

Rp42,802,500,000,000

8,780,000,00
0

4,600

Rp40,388,000,000,000

8,780,000,00
0

5,850

Rp51,363,000,000,000

8,780,000,00
0
6,600 Rp57,948,000,000,000
MVE mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan harga saham yang semakin
meningkat. Namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh marketing expense ataupun ukuran
perusahaan (Total Assets).

ROA

MARKETING EXPENSE

600.00%

Rp6,000,000,000,000

500.00%

Rp5,000,000,000,000

400.00%

Rp4,000,000,000,000

300.00%

Rp3,000,000,000,000

200.00%

Rp2,000,000,000,000

100.00%

Rp1,000,000,000,000

0.00%

Rp1

ATO

TOTAL ASSET

700.00%

Rp100,000,000,000,000

600.00%

Rp80,000,000,000,000

500.00%
400.00%

Rp60,000,000,000,000

300.00%

Rp40,000,000,000,000

200.00%

Rp20,000,000,000,000

100.00%

Rp-

0.00%
1

MVE
Rp70,000,000,000,000
Rp60,000,000,000,000
Rp50,000,000,000,000
Rp40,000,000,000,000
Rp30,000,000,000,000
Rp20,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp1

PT ULTRAJAYA
Dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat PT
Ultrajaya berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971 PT Ultrajaya melebarkan sayap
bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company.Perusahaan ini
merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang
memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Jaringan distribusi PT Ultrajaya telah menjangkau seluruh daerah di Indonesia,
didukung dengan strategi marketing yang sudah terintegrasi untuk mempertahankan dan terus
membangun ekuitas brand dan memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia. Saat ini PT
Ultrajaya telah menjangkau lebih dari 25.000 wholesaler yang masing-masing secara kolektif
menjual produknya ke lebih dari 65.000 retailer (baik local modern market maupun pasar
tradisional), hotel, dan penggunaan secara komersial.Sementara itu, jalur distribusi di pulau
Jawa saat ini juga terdiri dari lebih dari 300 sales professional, dengan lebih dari 100 armada,
dan 20 kantor cabang.
Konsumen utama PT Ultrajaya di Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 240 juta
penduduk,

saat

ini

juga

mengalami

peningkatan

daya

beli.Hampir

90%

total

produksidistribusikan ke seluruh konsumen di seluruh pelosok Indonesia, sementara kurang


lebih 10% produksidiekspor ke beberapa negara di Benua Asia, Eropa, Timur Tengah,
Australia, dan Amerika.
Produk Ultrajaya adalah sebagai berikut :
1. UltraMilk
Ultra Milk merupakan susu kotak UHT pertama dan terpopuler di Indonesia. Ultra
Milk terbagi kedalam beberapa sub produk:

Ultra Milk Susu UHT Full Cream (Kotak 1 liter, 250 ml, 200ml)

Ultra Milk Susu UHT Varian Rasa (Kotak 1 liter, 250 ml, 200 ml, 125 ml)

Ultra Milk Low Fat Hi-Calcium Full Cream (Kotak 1 liter, 250 ml, 200 ml)
Ultra Milk Mimi (125ml)
Ultra Milk Susu Sehat

2. Susu Kental Manis Cap Sapi


Pada tahun 1994 Perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memasuki bidang
industri Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk)

3. Teh Kotak

Teh Kotak merupakan produk minuman teh dalam kemasan kotak pertama di
Indonesia. Teh Kotak memiliki 2 varian rasa:

Teh Kotak Jasmine Tea (kotak 500 ml, 200 ml plus ekstra 100 ml)

Teh Kotak Rasa Buah (kotak 200 ml plus ekstra 50 ml) yang tersedia dalam
beberapa pilihan rasa

4. Minuman Kesehatan
Minuman kesehatan produksi PT Ultrajaya terbagi kedalam 2 sub produk:

Sari Kacang Ijo


Sari Asem Asli

PRODUK
1. Ultramilk
Pada

UNGGULAN PT ULTRAJAYA
periode

awal

pendirian,

Perseroan hanya memproduksi produk susu yang pengolahannya dilakukan secara


sederhana. Pada pertengahan tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan

teknologi pengolahan secara UHT (Ultra High Temperature) dan teknologi


pengemasan dengan kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material).Pada tahun
1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT
dengan merk dagang Ultra Milk. Ultra Milk merupakan susu kotak UHT pertama
dan terpopuler di Indonesia. Hingga saat ini, brand unggulan PT Ultrajaya, UltraMilk,
masih tetap unggul di antara segmen susu cair.Untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman dan minat konsumen, pada tahun 2002 lalu, Ultramilk
meluncurkan varian Ultra Mimi, dengan anak-anak sebagai target pasarnya.

Distribusi UltraMilk

meliputi seluruh pelosok di dalam negeri dengan cara penjualan langsung (direct selling),
melalui pasar-pasar modern (modern trade), dan melalui penjualan tidak langsung (indirect
selling).Penjualan langsung (direct selling) dilakukan ke toko-toko, kios-kios, dan pasar-pasar
tradisional lainnya di seluruh Pulau Jawa dengan menggunakan armada penjualan milik
Perseroan yang terdapat di kantor-kantor pemasaran dan depo-depo yang terletak di beberapa
kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, serta beberapa kota
lainnya di Pulau Jawa.

Penjualan melalui pasar-pasar modern (modern trade) dilakukan ke supermarket,


hypermarket, dan mini market yang tersebar di seluruh wilayah di P.Jawa dan
dilakukan melalui kantor pemasaran dan depo-depo tersebut.
Sedangkan penjualan tidak langsung (indirect selling) dilakukan ke pelanggan yang
berada di luar Pulau Jawa dan dilakukan melalui agen atau distributor yang ditunjuk

yang tersebar di seluruh ibukota propinsi di seluruh wilayah Indonesia.Disamping


penjualan di dalam negeri Perseroan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa
negara.
Harga yang dipatok UltraMilk pun cukup bersaing, dimulai dari 1800-18000
tergantung pada masing-masing ukuran dari subproduk.
Sebagai sarana promosi dan pengenalan produknya kepada masyarakat di
Indonesia, UltraMilk sering mengadakan event yang berlangsung di mall-mall besar
di Indonesia. Promosi yang dilakukan oleh salah satu sub produk UltraMilk yaitu
UltraMilk Mimi pada bulan October 2010 adalah dengan mengadakan acara Mimi
Festival Wujudkan Impianmu. Acara ini dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan
ternama di masing-masing kotanya. Seperti Ciputra Mall Jakarta pada 2-3 Oktober
2010, Kelapa Gading 3 Mall Jakarta pada 20 - 21 November 2010, Bandung
Supermall pada 18-19 Desember 2010, dan Tunjungan Plaza Surabaya pada 8-9
Januari 2011. Melalui acara ini UltraMilk ingin mengajak anak-anak di Jakarta,
Bandung, dan Surabaya untuk bermain sekaligus mengenalkan produknya kepada
anak-anak beserta orang tuanya dengan membagikan produk Ultramimi yang dijual
dengan berbagai hadiah menarik selama acara berlangsung.UltraMilk juga kerap
melakukan promosi melalui media televisi berupa iklan.

Pada penghujung tahun 2011 lalu PT Ultrajaya menyelenggarakan event UltraMilk


Wonder World. Melalui acara ini, anak-anak dan orang tua diajak untuk gemar
mengkonsumsi serta mengenal lebih jauh manfaat susu yang baik bagi tubuh. Acara
ini dilaksanakan di pusat perbelanjaan di 4 kota, yaitu di Senayan City dan Mall

Taman Anggrek Jakarta pada 16-18 September 2011, Ambarukmo Plaza Yogyakarta
pada 15 - 16 Oktober, Sun Plaza Medan pada 12 - 13 November 2011, dan SuperMall
Pakuwon Surabaya pada 3 - 4 Desember 2011.Selain itu juga terdapat booth
PhotoMe, yang merupakan media bagi pengunjung untuk berfoto dan langsung
dapat diupload ke social media. Pengunjung juga dapat membeli paket susu Ultra
dengan bonus hadiah menarik.
Ultrajaya juga menggelar event roadshow Milk Every Day.Pada tahun
sebelumnya, program ini juga pernah diadakan dengan membuka kesempatan bagi
beberapa keluarga untuk menyaksikan langsung proses pembuatan susu Ultra di
pabrik Ultrajaya. Roadshow ini dilakukan di 6 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung,
Surabaya, Balikpapan, Samarinda dan Makassar, mulai September 2014 hingga Mei
2015.

Event-event seperti inilah yang diadakan oleh PT Ultrajaya untuk mendapat


perhatian dari masyarakat agar masyarakat di seluruh Indonesia semakin mengenal
produknya.
Selain dengan menggelar event-event besar, sarana promosi UltraMilk dilakukan
dengan men-sponsori berbagai acara di kota-kota besar.Salah satu acara yang
disponsori oleh UltraMilk adalah DBL League 2013 & 2014. Pembukaan booth pada
acara DBL League merupakan bagian dari sponsor yang dilakukan oleh UltraMilk.
Pada tahun 2013 pula, UltraMilk mengadakan kompetisi kreativitas yaitu Ultra Milk
Deteksi Paper Craft Competition 2013.UltraMilk meramaikan acara puncak dengan
mengkampanyekan budaya minum susu serta menggalang dana untuk donasi melalui
penjualan milkshake Ultra Milk. Jumlah donasi yang terkumpul dalam acara ini
sejumlah Rp 14.064.000 dan telah diserahkan kepada Rumah Singgah Alang-Alang.
Brand Ultramilk berhasil meraih berbagai Award :

13 June 2012 : Indonesian Women Survey 2012 No 1 Choice Brand, dari majalah

Kartini dan Women Insight Centre


12 Sept 2012 : Indonesia's Most Favorite Women Brand 2012, dari Marketeers,

Markplus Insight, dan Markplus Inc


25 July 2013 : Indonesia's Most Favorite Women Brand 2013, dari Marketeers,

Markplus Insight, dan Markplus Inc


29 Aug 2013 : Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended Brand 2013, dari

Majalah SWA.
02 Apr 2014 : Indonesia WOW Brand 2014 (Silver Champion of Indonesia WOW

Brand 2014 Non-Flavored Milk), dari Markplus Inc dan Markplus Insight
23 Jun 2014 : Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended Brand 2014, dari

Majalah SWA
21 Jul 2014 : #1 Champion Indonesia Original Brand 2014, dari Majalah SWA
17 Sept 2014 : Indonesia Best Brand Award (Best Brand Platinum 2014), dari Majalah
SWA dan MARS

2. Teh Kotak
Hingga saat ini, seperti halnya UltraMilk, Teh Kotak unggul di varian
minuman siap saji dalam kemasan karton.Dengan mengusung konsep thanks to
nature, teh kotak merupakan pelopor minuman teh siap saji yang pertama diluncurkan
oleh PT Ultrajaya pada tahun 1979. Teh Kotak terbuat dari daun teh kualitas terbaik
yang diambil hanya dari pucuk-pucuk daun teh terpilih yang ditanam di ketinggian

1000 meter di atas permukaan laut. Dikarenakan telah hadir dengan usia yang cukup
lama, menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen akan menjadi tantangan tersendiri
bagi sebuah brand. Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan minat
konsumen, pada tahun 2006 dan 2011 lalu, Teh Kotak meluncurkan varian teh rasa
buah.

Produk teh ini sangat


baik di perkotaan

mudah

ditemui,

maupun

di

pedesaan.Mulai dari supermarket, minimarket,


sampai warung-warung di sekitar pemukiman warga. Saat ini Teh Kotak sudah
diekspor ke berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Australia, Jepang, Hongkong
dan Arab Saudi.
Harga yang

dipatok

terjangkau

untuk

masyarakat

dari

berbagai

kalangan.Kisaran harga Teh Kotak kemasan 200 ml saat ini adalah Rp 2500,00 sampai
Rp 3500,00.
Dalam segi promosi Teh Kotak menggunakan strategi promotional pack pada
kemasan 200 ml. Pada kemasan tersebut, Teh Kotak memberikan tambahan gratis
sebanyak 50% sehingga total nettonya 300 ml. Dengan harga hampir sama dengan
brand-brand pesaing, Teh Kotak jadi terkesan sangat terjangkau dan menguntungkan
konsumen karena isinya 50% lebih banyak. Pada dasarnya, konsumen memang
akanlebih menyukai produk yang memberikan benefit lebih banyak. Teh Kotak pun
aktif beriklan di televisi.Kini Teh Kotak aktif mengkampanyekan thanks to nature
with Teh Kotak. Acara persembahan untuk alam ini bukan kali pertama
diselenggarakan oleh PT Ultrajaya, pada 2011 diselenggarakan di 4 kota, seperti Bumi
Perkemahan Cibubur Jakarta pada 17 Juli 2011, Bumi Sangkuriang Bandung pada 23
Oktober 2011, Balai Kambang Solo pada 26 November 2011, dan terakhir di Taman
Flora Surabaya pada 4 Desember 2011.Mereka turut aktif mendukung pelestarian
alam melalui program-program below the line seperti photo contest Enjoy Nature
Love Nature dan diskusi Eksplorasi Berkebun dengan National Geographic Indonesia

yang dilaksanakan padaFebruari 2013. Teh Kotak pun mengoptimalkan peran internet
melalui social media faceook, twitter, dan website.

Tahun 2008 Teh Kotak mendapat penghargaan bergengsi "Indonesia


Superbrand Award" dan pada tahun 2011, Teh Kotak menerima penghargaan "Word of
Mouth Award". Pada April 2014 Teh Kotak mendapat penghargaanIndonesia WOW
Brand 2014 (Gold Champion of Indonesia WOW Brand 2014 RTD Tea-Paper Pack)
dari Markplus Inc dan Markplus Insight dan pada Juni 2014 mendapat penghargaan
dari Majalah SWA Word of Mouth Marketing_Most #1 Recommended Brand 2014.

Tahun

Perusahaa
n

2009

ROA

Selling&Marketing
Expense

Laba usaha

Total Asset

ULTJ

Rp126,949,442,668

Rp1,732,701,994,634

7.33%

Rp294,945,427,617

2010

ULTJ

Rp185,417,086,859

Rp2,006,595,762,260

9.24%

Rp406,826,867,113

2011

ULTJ

Rp136,644,453,342

Rp2,180,516,519,057

6.27%

Rp443,647,370,066

2012

ULTJ

Rp429,341,499,878

Rp2,420,793,382,029

17.74
%

Rp449,108,256,231

2013

ULTJ

Rp423,195,023,125

Rp2,811,620,982,142

15.05
%

Rp551,154,993,237

Selama 5 tahun terakhir, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemasaran
mengalami peningkatan. Namun hal ini tidak diikuti dengan naiknya ROA. Selama 2010
profitabilitas yang digambarkan dengan ROA mengalami peningkatan, namun menurun lagi
ketika memasuki 2011. Pada tahun 2012 profitabilitas meningkat pesat namun memasuki
tahun 2013 profitabilitas perusahaan kembali mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
marketing expense yang dikeluarkan perusahaan belum efektif untuk menciptakan
profitabilitas pada tahun 2011 dan 2013. Namun jika dilihat secara garis besar, ROA
perusahaan ini memiliki trend yang meningkat, Marketing expense perusahaan ini berhasil
menciptakan profitabilitas. Sementara peningkatan total asset perusahaan dari tahun ke tahun
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Tahun

Penjualan

ATO

2009
Rp 1,613,927,991,404

93.15%

Rp 1,880,411,473,916

93.71%

Rp 2,102,383,741,532

96.42%

Rp 2,809,851,307,439

116.07%

2010
2011
2012
2013
Rp 3,460,231,249,075
123.07%
Dari tahun ke tahun, ATO mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
dapat meningkatkan penjualan dengan menggunakan asetnya seminimum mungkin,
perusahaan mampu memanfaatkan aset yang dimilikinya secara efisien. Meningkatnya angka
penjualan tiap tahun tidak lepas dari aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan,
ditunjukkan dengan angka marketing expense yang terus bertambah tiap tahunnya. Naik
turunnya produktifitas perusahaan ini juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (Total Asset)

Tahun

2009

Jumlah
Lembar
Saham
Beredar

2,888,382,00
0

Harga
Saham
Penutupan

580

MVE

Rp1,675,261,560,000

2010
2011
2012

2,888,382,00
0

1,210

Rp3,494,942,220,000

2,888,382,00
0

1,080

Rp3,119,452,560,000

2,888,382,00
0

1,330

Rp3,841,548,060,000

2,888,382,00
0
4,500 Rp12,997,719,000,000
MVE mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan harga saham yang semakin
meningkat. Namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh marketing expense ataupun ukuran
perusahaan (Total Assets).
2013

ROA

MARKETING EXPENSE

600.00%

Rp600,000,000,000

500.00%

Rp500,000,000,000

400.00%

Rp400,000,000,000

300.00%

Rp300,000,000,000

200.00%

Rp200,000,000,000

100.00%

Rp100,000,000,000

0.00%

Rp1

ATO

TOTAL ASSET

700.00%

Rp3,000,000,000,000

600.00%

Rp2,500,000,000,000

500.00%

Rp2,000,000,000,000

400.00%

Rp1,500,000,000,000

300.00%

Rp1,000,000,000,000

200.00%
100.00%

Rp500,000,000,000

0.00%

Rp1

MVE
Rp14,000,000,000,000
Rp12,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp8,000,000,000,000
Rp6,000,000,000,000
Rp4,000,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp1

PT HM SAMPOERNA

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) merupakan salah satu produsen


rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang
dikenal luas, seperti A Mild, Sampoerna Kretek, serta Raja Kretek yang legendaris Dji Sam
Soe. PT HM Sampoerna adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan bagian
dari Philip Morris International Inc. (PMI), perusahaan tembakau terkemuka di dunia.Pada
tahun 2013, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 36,1% di pasar rokok Indonesia,
berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2013. Pada akhir 2013, jumlah
karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 33.500 orang. Selain itu,
Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di
berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan secara
keseluruhan memiliki lebih dari 56.500 orang karyawan. Perseroan menjual dan
mendistribusikan rokok melalui 105 kantor area penjualan di seluruh Indonesia.
Misi Sampoerna :
Menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.Hal ini
dilakukan dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa dan memberikan
produk yang dapat memenuhi ekspektasi mereka.
Visi Sampoerna :
Visi Sampoerna terkandung dalam Falsafah Tiga Tangan. Falsafah tersebut mencerminkan
lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga Tangan
tersebut mewakili: perokok dewasa; karyawan dan mitra bisnis; serta masyarakat luas.
Ketiganya merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai
perusahaan paling terkemuka di Indonesia
Merek-Merek Sampoerna
Sampoerna dan afiliasinya memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan rokok di
Indonesia meliputi sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin(SKM). Sampoerna

juga mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMID), Marlboro, di


Indonesia.Rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Di antara merek
rokok kretek Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A mild, Sampoerna Kretek, dan U Mild.
Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2013, kelompok merek
inti perusahaan berhasil mempertahankan posisi pada 10 merek rokok teratas di Indonesia,
dan berhasil mendongkrak pangsa pasar hingga mencapai 36,1%. Kelompok merek
inti tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Kretek dan U Mild.
Sampoerna A

Keluarga Sampoerna A terdiri dari varian-varian SKM, yang meliputi merek A Mild.A Mild
diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989 dan merupakan pionir produk rokok kategori
LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2013, A Mild tetap
mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia*.
Dji Sam Soe

Dji Sam Soe merupakan SKT pertama yang diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem
Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hajaya Mandala Sampoerna.Dji Sam Soe hingga saat ini
diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik
Mitra Produksi Sigaret (MPS) di sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam
Soe tidak pernah berubah sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam Soe
diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap menjadi pemimpin
di segmen SKT.

Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM.Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe
Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru diluncurkan pada awal tahun 2014,
merupakan bagian dari segmen SKM. Sedangkan Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe
Super Premium merupakan bagian dari segmen SKT.
Sampoerna Kretek

Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun
1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, generasi kedua keluarga Sampoerna.Dengan
menggabungkan tembakau dan cengkeh berkualitas, Sampoerna Kretek berhasil menjadi
sigaret kretek tangan terbaik di kelasnya.
U Mild

U Mild diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari portofolio produk LTLN Sampoerna
bersama dengan A Mild.Pertumbuhan volume penjualan U Mild terus meningkat sejak
diluncurkannya, mencapai 35,6% pada tahun 2013.
Marlboro
Marlboro diluncurkan di Indonesia pada tahun 1984 oleh PMID dan merupakan salah satu
merek internasional terbesar di pasaran.Sampoerna mendistribusikan Marlboro di Indonesia.
Saat ini terdapat lima varian Marlboro yang terdiri dari Marlboro Red, Marlboro Lights,
Marlboro Black Menthol, dan Marlboro Lights Menthol, dan Marlboro Ice Blast.

Dengan semakin berkembang dan beragamnya produk dan kualitas yang dihasilkan
PT Hanjaya Mandala Sampoerna bersama Philip Moris Indonesia ini menyadari bahwa
pentingnya memiliki jalur distribusi yang handal dengan menggunakan sistem multi
distributor, yaitu pendistribusian dilakukan secara langsung dengan menjual kepada banyak
distributor atau agen-agen penjual. Pendistribusian dan penjualan yang dilakukan oleh PT
HM Sampoerna yaitu melalui 105 kantor penjualan yang terletak baik di pulau Sumatra ,
Jawa , Bali , Kalimantan serta di kawasan Indonesia timur .Sampoerna melakukan
pendekatan yang berfokus pada konsumen dalam kegiatan penjualan dan pemasarannya, dan
hal tersebut juga diterapkan pada penanganan keluhan konsumen. Keluhan konsumen
mengenai potensi masalah mutu produk ditangani oleh tim Quality Assurance (QA). Tim QA
bertugas untuk mendokumentasikan dan menganalisis produk terkait, serta menghubungi
konsumen untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan bagi proses dokumentasi dan
pengamatan lebih lanjut sebagai bagian dari proses jaminan mutu. Selain itu pada bulan
Desember 2012 pemerintah RI menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan yang antara lain mengatur pembatasan iklan, sponsor dan promosi produk
tembakau yang lebih ketat. Maka dari itu untuk mendukung pangsa pasarnya PT Hanjaya
Mandala Sampoerna ini meluncurkan program yang bekerjasama dengan Sampoerna Retail
Community dan mitra pedagang lainnya.Program ini bertujuan untuk memberikan dan
meningkatkan pemahaman mitra pedagang mengenai larangan penjualan dan pembelian
rokok oleh anak, seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012.

Produk unggulan PT HM Sampoerna


1. Sampoerna A
Product :Keluarga Sampoerna A terdiri dari
varian-varian SKM(Sigaret Kretek Mesin), yang meliputi
merek A Mild. Pasalnya produk A-Mild merupakan
produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori
manapun, dari tiga kategori besar rokok yang ada saat itu,
yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret
putih mesin (SPM) .A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989 dan
merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di
Indonesia dengan komposisi 14 mg/1.0mg .Pada masa itu A Mild meproduksi 3
produk yaitu A Mild 16 , A Mild 12 dan A Mild Menthol 16 dimana ke 3 nya memiliki
kandungan nikotin dan tar yang rendah . Dengan adanya keberhasilan akan produk ini
pada tahun 1996 PT HM Sampoerna mengeluarkan produk barunya yaitu Star mild
dan LA Lights . Pada tahun 2013, A Mild tetap mempertahankan posisi sebagai merek
rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia dengan meningkat sebesar 6% dari
tahun sebelumnya . Sampoerna A memberikan kontribusi dalam jumlah volume
penjualan rokok sebesar 39.9% dan 43.0% dari nilai penjualan bersih Indonesia .Tak
hanya itu A Mild menjadi merek rokok heritage local segmen premium buatan Philip
Moris dimana menduduki ururtan keempat dalam daftar 10 merek rorkok produksi
Philip Moris dengan penjualan terbesar di dunia . Dengan kesuksesan yang di raih
oleh keluarga Sampoerna A ini , maka pada tahun 2013 Sampoerna mengeluarkan
rokok dimana pangsa pasrnya adalah perokok dewasa yaitu A Gold
Price :A Mild memiliki kisaran harga mulai dari Rp 16.000 untuk produk
yang bervarian menthol dengan berisi 16 batang dan Rp 10.000 dengan isi 10 batang
per. Dengan harga ini maka produk A Mild dapat dinikmati oleh semua kalangan
masyarakat dari mengenah kebawah maupun menengak keatas .
Place :Pendistribusian rokok keluaran dari keluarga Sampoerna A ini melalui
2 cara yaitu dengan Dirrect selling yaitu melalui Modern market seperti pasar
swalayan maupun melalui kios , pasar tradisonal di pulau jawa dan melalui indirect
selling dimana penjualan produk yang berada di luar pulau Jawa dengan melalui 105
distributor yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna di seluruh Indonesia .

Promotion :Pada tahun 2009 rokok


ini mengganti Tagline yang pada awalnnya
Bukan Basa Basi menjadi Go Aheadyang
bearti menegaskan bahwa perokok A Mild
bisa bebas melakukan sesuatu hal yang
disukainya tanpa adanya rasa ragu. Tema
yang digunakan oleh produk A Mild ini provokatif, dengan penyampaian iklan yang
out of the box. A Mild sepertinya ingin membangun rasa "tidak tahu malu" dalam
melakukan sesuatu hal, baik itu hal baik maupun tidak baik . Produk dari Sampoerna
A ini merupakan produk yang di produksi di salah satu pabrik Sampoerna yang berada
di Surabaya dimana pangpasar A mild ini ditujukan untuk anak Muda . Sebagai merek
SKM tertua di Indonesia rokok kretek ini memasarkan produknya dengan memasang
Billbord ,iklan cetak, iklan televisi, aktivitas below the line dan above the line
Dan pada tahun tahun 2013 A mild juga mendapatkan penghargaan oleh
majalah SWA 100 sebagai Top Branddan Indonesian Customer Satisfication
Award .

2. Marlboro
Product:
Marlboro pertama di launching pada tahun 1924 di Amerika serikat. Marlboro
yang merupakan Brand dari Philip Moris
International kemudia ndiluncurkan di Indonesia
pada tahun 1984 oleh PMID dan merupakan salah
satu merek internasional terbesar di pasaran.
Sampoerna mendistribusikan Marlboro di Indonesia.
Saat ini terdapat lima varian Marlboro yang terdiri
dari Marlboro Red, Marlboro Lights, Marlboro Black
Menthol, dan Marlboro Lights Menthol, dan
Marlboro Ice Blast . Pada tahun 2013 pertumbuhan Marlboro mencapai 11.1% lebih
tinggi dari tahin sebelumnya . Dimana Marlboro menghasilkan 14.5% dari penjualan
rokok dan 13.8% dari nilai penjualan berish Indonesia
Price:
Dari segi harga Marlboro merupakan salah satu rokok dengan harga tertinggi
yang ada di pasaran, bervariasi antara Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per bungkus nya.
Harga ini masih berada di atas rata-rata rokok lain nya yang berkisar di antara Rp
14.000 hingga 17.000.
Promotion:
Ini adalah bagian terpenting dari sebuah produk, apalagi untuk produk sekelas
Marlboro tentu memiliki bagian marketing yang
mempromosikan produknya ke masyarakat luas.
Bentuk promosi bisa dilakukan dengan banyak
cara bisa melalui iklan,spanduk di jalan ataupun
yang lain. Marlboro punya cara sendiri untuk
melakukan promosi produknya dengan
mensponsori banyak acara sebagai sponsor utama
dari kegiatan music, acara sosial, dan olahraga
seperti Formula one ,grand prix motorcycle dan racing series lainnya. Tidak hanya
menjadi sponsor acara,tapi Marlboro juga mempromosikan produknya dengan
membuat iklan di TV dan memasang billboard besar di jalan-jalan protokol maupun
di tempat-tempat seperti halte,stasiun maupun bandara atau gedung-gedung olahraga.
Place:
Untuk tempat pendistribusian, untuk saat ini produk Marlboro sudah tersebar
merata di seluruh Indonesia dari bagian barat,selatan,utara maupun timur. Anda pun

bisa menemukan produk ini hampir dimana saja, seperti di supermarket, swalayan,
mini market dan juga di warung-warung yang kebanyakan menjual produk Marlboro.
Dan pada tahun tahun 2013 Marlboro juga mendapatkan penghargaan oleh
majalah SWA 100 sebagai Top Brand

3. Dji Sam Soe


Product:
Dji Sam Soe / Dji Sam Soe Magnum merupakan SKT pertama yang diproduksi oleh
Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hajaya Mandala
Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas
produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik Mitra Produksi Sigaret (MPS) di
sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam Soe tidak pernah berubah
sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai

kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap menjadi pemimpin di segmen
SKT.
Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM.Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe
Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru diluncurkan pada awal
tahun 2014, merupakan bagian dari segmen SKM. Sedangkan Dji Sam Soe Kretek
dan Dji

Sam Soe Super Premium merupakan bagian dari segmen SKT. Dimana
tingkat pertumbuhan merek rokok ini mencapai 81% dari tahun
sebelumnya yaitu sekitar 1.4 miliyar batang .
Price:
Harga dari produk Dji Sam Soe bervariasi dari Rp 12.000 hingga

Rp

16.000 harga ini merupakan harga yang cukup terjangkau baik

untuk kalangan menengah kebawah maupun menengah ke atas.


Promotion:
Dji Sam Soe mempromosikan produknya dengan membuat iklan di TV dan
memasang billboard besar di jalan-jalan protokol
maupun di tempat-tempat seperti halte,stasiun maupun
bandara atau gedung-gedung olahraga. Selain itu Dji
Sam Soe juga sering mensponsori acara- acara
olahraga seperti sepak bola, balap sepeda, dan perahu
naga, tidak hanya itu Dji Soe Soe juga mensponsori
event-event seperti konser music jazz.

Place:
Untuk tempat pendistribusian, untuk saat ini produk Dji Sam Soe sudah
tersebar merata di seluruh Indonesia dari bagian barat,selatan,utara maupun timur.
Anda pun bisa menemukan produk ini hampir dimana saja, seperti di supermarket,
swalayan, mini market, toko kelontong, dan juga di warung-warung yang kebanyakan
menjual produk Dji Sam Soe.
Dan pada tahun tahun 2013 Dji Sam Soe juga mendapatkan penghargaan
oleh majalah SWA 100 sebagai Top Brand dan Indonesian Customer Satisfication
Award .

Tahun

Perusahaa
n

2009

HMSP

Rp7,264,522,000,000

Rp17,716,447,000,000 41.00% Rp3,963,432,000,000

2010

HMSP

Rp8,711,134,000,000

Rp20,525,123,000,000 42.44% Rp3,944,859,000,000

2011

HMSP

Rp10,911,670,000,000 Rp19,330,257,000,000 56.45% Rp4,578,116,000,000

2012

HMSP

Rp13,350,450,000,000 Rp26,247,527,000,000 50.86% Rp5,156,838,000,000

Laba usaha

Total Asset

ROA

Selling&Marketing
Expense

2013

HMSP

Rp14,600,256,000,000 Rp27,404,594,000,000 53.28% Rp5,471,081,000,000

Selama 5 tahun, marketing expense mengalami peningkatan, peningkatan marketing expense


ini diikuti dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan yang digambarkan melalui
peningkatan ROA dari tahun ke tahun. ROA sempat mengalami penurunan pada tahun 2012
namun apabila dilihat secara garis besar perusahaan ini memiliki trend ROA yang menaik.
Hal ini menunjukkan marketing expense berperan dalam penciptaan profitabilitas
perusahaan.Sementara peningkatan total asset perusahaan dari tahun ke tahun tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Tahun

Penjualan

ATO

2009
Rp 38,972,186,000,000

219.98%

Rp 43,381,658,000,000

211.36%

Rp 52,857,356,000,000

273.44%

Rp 66,626,123,000,000

253.84%

Rp 75,025,207,000,000

273.77%

2010
2011
2012
2013

Selama tahun 2010 dan 2012 ATO mengalami penurunan, hal ini menunjukkan perusahaan
belum mampu memanfaatkan asset yang dimiliki secara efisien dan optimal, tetapi jika
dilihat secara garis besar ATO perusahaan ini memiliki trend yang meningkat. Angka
penjualan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dimana hal ini menunjukkan aktivitas
pemasaran yang dilakukan perusahaan efektif karena mampu meningkatkan penjualan. Naik
turunnya produktifitas perusahaan ini juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (Total Asset)

Tahun

Jumlah
Lembar
Saham
Beredar

Harga
Saham
Penutupan

MVE

2009
2010
2011
2012
2013

4,383,000,00
0

10,400

Rp45,583,200,000,000

4,383,000,00
0

28,150

Rp123,381,450,000,000

4,383,000,00
0

39,000

Rp170,937,000,000,000

4,383,000,00
0

59,900

Rp262,541,700,000,000

4,383,000,00
0
62,400 Rp273,499,200,000,000
MVE mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan harga saham yang semakin
meningkat. Namun peningkatan ini tidak dipengaruhi oleh marketing expense ataupun ukuran
perusahaan (Total Assets).

ROA

MARKETING EXPENSE

600.00%

Rp6,000,000,000,000

500.00%

Rp5,000,000,000,000

400.00%

Rp4,000,000,000,000

300.00%

Rp3,000,000,000,000

200.00%

Rp2,000,000,000,000

100.00%

Rp1,000,000,000,000
Rp-

0.00%
1

ATO

TOTAL ASSET

900.00%

Rp30,000,000,000,000

800.00%

Rp25,000,000,000,000

700.00%
600.00%

Rp20,000,000,000,000

500.00%

Rp15,000,000,000,000

400.00%
300.00%

Rp10,000,000,000,000

200.00%

Rp5,000,000,000,000

100.00%
0.00%

Rp1

MVE
Rp300,000,000,000,000
Rp250,000,000,000,000
Rp200,000,000,000,000
Rp150,000,000,000,000
Rp100,000,000,000,000
Rp50,000,000,000,000
Rp1

Sales Expense
Market Value
ROA
ATO
Ukuran Perusahaan

Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
11.6008
0.7236 80
12.4224
1.21119 80
0.1854
0.16275 78
1.3839
0.54069 80
12.4141
0.71183 80
Correlations
Sales
Market
Expense

Ukuran

Value

ROA
ATO
0.342*

Pearson
Sales Expense

Market Value

ROA

ATO
Ukuran

Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson

1
80

Perusahaan

0.513**
0.000
80

*
0.002
78
0,640*

0.205
0.068
80

0.860**
0
80

*
0.000
78

0.021
0.852
80
0,369*

0.568**
0.000
80

*
0.001
78

0.197
0.084
78

-0.022
0.845
80
1

Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson

0.513*
0.000
80

80

Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson

0.342**
0.002
78

0.640**
0.000
78

Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson

0.205
0.068
80
0.860**

0.021
0.852
80
0.568**

78
0.369*
*
0.001
78
0.197

80
-0.022

perusahaan

Correlation
Sig. (2-tailed)
0.000
0.000
N
80
80
**Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

0.084
78

0.845
80

80

ANALISA MARKETING EXPENSE DAN TOTAL ASSET TERHADAP MVE

Model
1

Variables Entered/Removed
Variables Entered
Variables Removed
Ukuran perusahaan, Sales

Method
Enter

Expense*
*All requested variables entered

Model Summary**
Durbin
Change Statistic
Mode
l

R
1 0.570*

Adj R

Std.

Squar

Squar

Error of

Square

Estimate

Change Change 1

0.325

0.307

1.00803

Watson

0.325

F
18.526

df
2

df

Sig. F

Change

77

0.000

1.517

*Predictors:(Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)


**Dependent variable : Market Value
Dalam industri makanan, minuman dan rokok, kemampuan marketing expense dan total
assets untuk menjelaskanperubahan MVE adalah sebesar 30.7%. Sisanya dijelaskan oleh
faktor lain selain marketing expense dan total assets.
Dalam table Durbin-Watson alpha 1%, (n=80, lihat di n=80; k=2 artinya dua independet
variables) dL = 1,44; dU = 1,54. Tidak ada autokorelasi jika dL < DW < 4-dU. 1,44 < 1,517 <
2,46 jadi model bebas dari autokorelasi.

Model
1 Regression

Anova**
Sum of Squares
df Mean Sqare
F
Sig
37.650 2
18.825
18.526 0,000*
7

Residual

78.241

7
7

1.016

Total
115.891 9
*Predictors : (Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)
**Dependent Variable : Market Value
Model ini significant pada alpha 1%. Marketing exp dan total assets secara bersama-sama
mampu menjelaskan MVE.

Coefficients*
Standardize
Model

1 (Constant)
Sales
Expense
Ukuran

95,0%

Undstandardized

Confidence

Collinearity

Coefficients
Std

Coefficients

Interval for B
Lower Upper

Statistics

B
Error
Beta
0.309
1.994
0.155

0.307

T
sig Bound Bound Tolerance VIF
0.155 0.877 -3.662 4.280
0.093 0.505 0.615 -0.457

0.768

0.260 3.848

perusahaa
n
0.831
0.313
0.488 2.657 0.010 0.208 1.453
0.260 3.848
*Dependent Variable : Market Value
Tolerance < 1 dan VIF < 10. 0,26 < 1 dan 3,848 < 10 menunjukkan bahwa model bebas dari
multicolinearity.

Gambar menunjukkan residual model tidak berada disekitar MVE sebagai dependent
variables, artinya model tidak memenuhi normalitas.

Dengan demikian, hipotesa dapat diuji :


Hipotesa 1: Marketing expenses memiliki pengaruh yang positip dan signifikan terhadap
MVE
Hipotesa 2: Total assets memiliki pengaruh yang positip dan signifikan terhadap MVE
Signifikansi Marketing expenses 0.615 > 0.01, artinya marketing expenses tidak berpengaruh
signifikan terhadap MVE. Unstandarized Beta 0.155 menunjukkan marketing expenses
berpengaruh positip terhadap MVE. Jadi, hipotesa 1 dapat ditolak
Signifikansi Total Asset 0.010 = 0.01, artinya total assets tidak berpengaruh signifikan
terhadap MVE. Unstandarized Beta 0,831 menunjukkan total assets berpengaruh positif
terhadap MVE. Jadi, hipotesa 2 ditolak.

Collinearity Diagnostics*
Mode Dimensio
l

n
1

1
2
3

Eigenvalu

Condition

e
2.997
0.002
0.000

(Constan

Index
t)
1.000
36.864
78.466

Variance Proportions
Sales
Ukuran

Expense
Perusahaan
0.00
0.00
0.00
0.96
0.10
0.04
0.04
0.90
0.96

*Dependent Variable : Market Value


Residuals Statistics*
Minimum
Maximum
Mean
Std.Deviation
Predicted Value
11.2899
13.8200
12.4224
0.69035
Residuals Statistics*
-3.39434
2.08670
0.00000
0.99519
Std. Predicted Value
-1.640
2.024
0.000
1.000
Std. Residual
-3.367
2.070
0.000
0.987
*Dependent Variable : Market Vaue

N
80
80
80
80

ANALISA MARKETING EXPENSE DAN TOTAL ASSET TERHADAP ROA

Model
1

Variables Entered/Removed
Variables Entered
Variables Removed
Ukuran perusahaan, Sales

Method
Enter

Expense*
*All requested variables entered

Model Summary**
Change Statistic
R
Mode
l

R
0.391

Std. Error

Squar

Adj R

of

Square

Square

Estimate

Change

Change 1

1 *
0.153 0.130
0.15181
0.153
*Predictors:(Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)

df

6.752

Sig. F

Durbin

df2 Change Watson


2

75

0.002

2.144

**Dependent variable : ROA


Dalam industri makanan, minuman dan rokok, kemampuan marketing expense dan total
assets untuk menjelaskan perubahan ROA adalah sebesar 13%. Sisanya dijelaskan oleh faktor
lain selain marketing expense dan total assets.
Dalam tabel Durbin-Watson alpha 1%, (n=80, lihat di n=80; k=2 artinya dua independet
variables) dL = 1,44; dU = 1,54. Tidak ada autokorelasi jika dL < DW < 4-dU. 1.44 < 2.144 <
2.46 jadi model bebas dari autokorelasi.

Anova**
Model
Sum of Squares df Mean Sqare
F
Sig
1 Regression
0.311
2
0.156
6.752 0.002*
Residual
1.728
75
0.023
Total
2.040
77
*Predictors : (Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)
**Dependent Variable : ROA
Model ini significant pada alpha 1%. Marketing expense dan total assets secara bersamasama mampu menjelaskan ROA.

Coefficients*
95,0%
Undstandardized

Standardized

Confidence

Collinearity

Coefficients
Std

Coefficients

Interval for B
Lower Upper

Statistics

Model
B

Error
-

Beta

sig

Bound Bound Tolerance VIF

1 (Constant)
Sales

0.495

0.302

1.636 0.106

-1.097

0.108

Expense
Ukuran

0.149
-

0.047

0.659 3.172 0.002


-

0.055

0.242

0.262 3.819

perusahaan

0.084

0.047

-0.369 1.777 0.080

-0.178

0.010

0.262 3.819

*Dependent Variable : ROA


Tolerance <1 dan VID <10. 0.262 < 1 dan 3,819 < 10 menunjukkan bahwa model bebas dari
multicollinearity.

Gambar menunjukkan residual model tidak berada disekitar ROA sebagai dependent variabel,
artinya model tidak memenuhi normalitas.
Dengan demikian, hipotesa dapat diuji :
Hipotesa 1 : Marketing expense memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
Hipotesa 2 : Total assets memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
Signifikansi Marketing Expense 0.002 < 0.01, artinya marketing expenses berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Unstandarized Beta 0.149 menunjukkan marketing expense
berpengaruh positif terhadap ROA.Jadi hipotesa 1 diterima.
Signifikansi Total Assets 0.080 > 0.01, artinya total asset tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Unstandarized Beta -0.084 menunjukkan total asset berpengaruh negatif
terhadap ROA. Jadi hipotesa 2 ditolak.

Collinearity Diagnostics*
Mode Dimensio
l

n
1

Eigenvalu

Condition

Index

Variance Proportions
Sales
Ukuran

(Constan
t)

Expense

Perusahaan

2.997

1.000

0.00

0.00

0.00

0.002

36.776

0.96

0.10

0.05

0.000

77.800

0.04

0.90

0.95

*Dependent Variable : ROA

Residuals Statistics*
Minimum
Predicted Value

Maximum

Mean

Std.Deviation

0.0168

0.2958

0.1854

0.06357 78

Residuals Statistics*

-0.24415

0.65600

0.00000

0.14982 78

Std. Predicted Value

-2.652

1.753

0.000

1.000 78

Std. Residual

-1.608

4.321

0.000

0.987 78

*Dependent Variable : ROA

ANALISA MARKETING EXPENSE DAN TOTAL ASSET TERHADAP ASSET


TURNOVER(ATO)

Mode

Variables Entered/Removed
Variables
Variables

l
1

Entered
Ukuran

Removed

Metho
d

perusahaan,

Enter

Sales Expense*
*All requested variables entered

Model Summary**
Durbin
Change Statistic
Adj R
Mode
l

R
1 0.440*

Squar

Square

0.194

0.173

Watson

R
Std. Error

Square

of Estimate Change
0.49183

0.194

df

Change 1
9.238

df

Sig. F

Change

77

0.000

2.297

*Predictors:(Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)


**Dependent variable : ATO
Dalam industri makanan, minuman dan rokok, kemampuan marketing expense dan total
assets untuk menjelaskan perubahan ATO adalah sebesar 17,3%. Sisanya dijelaskan oleh
faktor lain selain marketing expense dan total asset.
Dalam tabel Durbin-Watson alpha 1%, (n=80, lihat di n=80; k=2 artinya dua independet
variables) dL = 1,44; dU = 1,54. Tidak ada autokorelasi jika dL < DW < 4-dU. 1.44 < 2.297 <
2.46 jadi model bebas dari autokorelasi.

Anova**
D
Model
Sum of Squares
f
Mean Sqare
F
Sig
1 Regression
4.470 2
2.235 9.238 0.000*
Residual
18.626 77
0.242
Total
23.096 79
*Predictors : (Constant, Ukuran perusahaan, Sales Expense)
**Dependent Variable : ATO

Model

Coefficients*
Standardize
d
Undstandardiz Coefficient
ed Coefficients
s

B
(Constant
1 )
Sales
Expense
Ukuran
perusahaa
n

Std
Error

1.114

Beta

0.973

0.644

0.150

0.862

0.580

0.152

-0.764

sig

95,0%
Confidence
Interval for B
Lowe Uppe
r
r
Boun Boun
d
d

1.14
5

0.25
6

0.823

4.29
3
3.80
4

0.00
0

0.345

0.943

0.260

3.84
8

0.00
0

0.884

0.276

0.260

3.84
8

Collinearity
Statistics
Toleranc
e

VIF

3.052

*Dependent Variable : ATO


Model ini significant pada alpha 1%. Marketing expense dan total asset secara bersama-sama
mampu menjelaskan ATO.
Tolerance < 1 dan VID < 10. 0.26 <1 dan 3.848<10 menunjukkan bahwa model bebas dari
multicollinearity.

Gambar menunjukkan residual model tidak berada disekitar ATO sebagai dependent variabel,
artinya model tidak memenuhi normalitas.
Dengan demikian, hipotesa dapat diuji :
Hipotesa 1 : Marketing expense memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ATO
Hipotesa 2 : Marketing expense memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ATO
Signigikansi Marketing Expense 0.000 < 0.01 artinya marketing expense berpengaruh secara
signifikan terhadap ATO. Unstandarized Beta 0.644 menunjukkan marketing expense
berpengaruh secara positif terhadap ATO, maka hipotesa 1 dapat diterima.
Signifikansi Total Asset 0.000 < 0.01 artinya total asset berpengaruh secara signifikan
terhadap ATO. Unstandarized Beta -0.580 menunjukkan total asset berpengaruh secara
negatif terhadap ATO, maka hipotesa 2 ditolak.

Collinearity Diagnostics*
Mode

Dimensio

n
1

1
2
3

Eigenvalu
e
2.997
0.002
0.000

Condition

Variance Proportions
(Constant Sales
Ukuran

Index
)
1.000
36.664
78.466

Expense
Perusahaan
0.00
0.00
0.00
0.96
0.10
0.04
0.04
0.90
0.96

*Dependent Variable : ATO

Predicted Value
Residuals Statistics*
Std. Predicted Value
Std. Residual
*Dependent Variable : ATO

Residuals Statistics*
Minimum
Maximum
Mean
Std.Deviation
0.692
1.7248
1.3839
0.23786
-0.66655
1.60629
0.00000
0.48557
-2.909
1.433
0.000
1.000
-1.355
3.266
0.000
0.987

N
80
80
80
80

KESIMPULAN

PT MAYORA INDAH (MYOR)

Hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ROA menunjukkan bahwa industri
makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak
dapat menjawab trend profitabilitas yang ada pada PT Mayora Indah. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap
ROA, dan ketika dilihat pada trend profitabilitas pada perusahaan ini peningkatan marketing
expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada penurunan profitabilitas perusahaan
yang digambarkan melalui ROA. Sementara Total Asset tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas pada industri ini.
Sementara itu, hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ATO menunjukkan bahwa
industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada
BEI tidak dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan ini. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ATO,
dan ketika dilihat pada trend produktifitas pada perusahaan ini peningkatan marketing
expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada penurunan produktifitas perusahaan
yang digambarkan melalui ATO. Namun hasil SPSS terkait Total Asset terhadap ATO
menunjukkan bahwa industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan
yang terdaftar pada BEI dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan inil.
Hasil SPSS menunjukkan bahwa Unstandarized Beta -0.580 yang berarti total asset
berpengaruh secara negatif terhadap ATO, dan ketika dilihat pada trend produktifitas yang
ada pada PT Mayora Indah memang benar terjadi bahwa peningkatan Total Asset berdampak
pada menurunnya produktifitas tiap tahunnya.
Dari hasil SPSS terkait Marketing Expense dan Total Asset terhadap MVE menunjukkan
bahwa keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar pada industri
makanan,minuman dan rokok. Peningkatan nilai pasar yang digambarkan dengan MVE pada
perusahaan ini setiap tahunnya dikarenakan terjadinya peningkatan harga saham yang disertai
dengan penambahan jumlah saham beredar pada tahun 2013 dan tidak dipengaruhi oleh 2
faktor diatas.

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD (AISA)

Hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ROA menunjukkan bahwa industri
makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI dapat
menjawab trend profitabilitas yang ada pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap
ROA, dan ketika dilihat pada trend profitabilitas pada perusahaan ini memang benar terjadi
bahwa peningkatan marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada
peningkatan profitabilitas perusahaan yang digambarkan melalui ROA. Sementara Total
Asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada industri ini.
Sementara itu, hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ATO menunjukkan bahwa
industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada
BEI dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan ini. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ATO,
dan ketika dilihat pada trend produktifitas pada perusahaan ini memang benar terjadi bahwa
peningkatan marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada peningkatan
produktifitas perusahaan yang digambarkan melalui ATO. Namun hasil SPSS terkait Total
Asset terhadap ATO menunjukkan bahwa industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri
dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak dapat menjawab trend produktifitas yang
ada pada perusahaan inil. Hasil SPSS menunjukkan bahwa Unstandarized Beta -0.580 yang
berarti total asset berpengaruh secara negatif terhadap ATO, padahal pada trend produktifitas
yang ada pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food menunjukkan bahwa peningkatan Total Asset
berdampak pada meningkatnya produktifitas tiap tahunnya.
Dari hasil SPSS terkait Marketing Expense dan Total Asset terhadap MVE menunjukkan
bahwa keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar pada industri
makanan,minuman dan rokok. Peningkatan nilai pasar yang digambarkan dengan MVE pada
perusahaan ini setiap tahunnya dikarenakan terjadinya peningkatan harga saham yang disertai
dengan penambahan jumlah saham beredar pada tahun 2011 dan tidak dipengaruhi oleh 2
faktor diatas.

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF)

Hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ROA menunjukkan bahwa industri
makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak
dapat menjawab trend profitabilitas yang ada pada PT Indofood Sukses Makmur. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap
ROA, dan ketika dilihat pada trend profitabilitas pada perusahaan ini peningkatan marketing
expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada penurunan profitabilitas perusahaan
yang digambarkan melalui ROA. Sementara Total Asset tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas pada industri ini.
Sementara itu, hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ATO menunjukkan bahwa
industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada
BEI tidak dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan ini. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ATO,
dan ketika dilihat pada trend produktifitas pada perusahaan ini peningkatan marketing
expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada penurunan produktifitas perusahaan
yang digambarkan melalui ATO. Namun hasil SPSS terkait Total Asset terhadap ATO
menunjukkan bahwa industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan
yang terdaftar pada BEI dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan inil.
Hasil SPSS menunjukkan bahwa Unstandarized Beta -0.580 yang berarti total asset
berpengaruh secara negatif terhadap ATO, dan ketika dilihat pada trend produktifitas yang
ada pada PT Indofood Sukses Makmur memang benar terjadi bahwa peningkatan Total Asset
berdampak pada menurunnya produktifitas tiap tahunnya.
Dari hasil SPSS terkait Marketing Expense dan Total Asset terhadap MVE menunjukkan
bahwa keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar pada industri
makanan,minuman dan rokok. Peningkatan nilai pasar yang digambarkan dengan MVE pada
perusahaan ini setiap tahunnya dikarenakan terjadinya peningkatan harga saham dan tidak
dipengaruhi oleh 2 faktor diatas.

PT ULTRAJAYA (ULTJ)

Hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ROA menunjukkan bahwa industri
makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI dapat
menjawab trend profitabilitas yang ada pada PT Ultrajaya. Hasil SPSS menunjukkan bahwa
Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ROA, dan ketika dilihat
pada trend profitabilitas pada perusahaan ini memang benar terjadi bahwa peningkatan
marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada peningkatan profitabilitas
perusahaan yang digambarkan melalui ROA. Sementara Total Asset tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas pada industri ini.
Sementara itu, hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ATO menunjukkan bahwa
industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada
BEI dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan ini. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ATO,
dan ketika dilihat pada trend produktifitas pada perusahaan ini memang benar terjadi bahwa
peningkatan marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada peningkatan
produktifitas perusahaan yang digambarkan melalui ATO. Namun hasil SPSS terkait Total
Asset terhadap ATO menunjukkan bahwa industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri
dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak dapat menjawab trend produktifitas yang
ada pada perusahaan inil. Hasil SPSS menunjukkan bahwa Unstandarized Beta -0.580 yang
berarti total asset berpengaruh secara negatif terhadap ATO, padahal pada trend produktifitas
yang ada pada PT Ultrajaya menunjukkan bahwa peningkatan Total Asset berdampak pada
meningkatnya produktifitas tiap tahunnya.
Dari hasil SPSS terkait Marketing Expense dan Total Asset terhadap MVE menunjukkan
bahwa keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar pada industri
makanan,minuman dan rokok. Peningkatan nilai pasar yang digambarkan dengan MVE pada
perusahaan ini setiap tahunnya dikarenakan terjadinya peningkatan harga saham dan tidak
dipengaruhi oleh 2 faktor diatas.

PT HM SAMPOERNA (HMSP)

Hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ROA menunjukkan bahwa industri
makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI dapat
menjawab trend profitabilitas yang ada pada PT HM SAMPOERNA. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap
ROA, dan ketika dilihat pada trend profitabilitas pada perusahaan ini memang benar terjadi
bahwa peningkatan marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada
peningkatan profitabilitas perusahaan yang digambarkan melalui ROA. Sementara Total
Asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada industri ini.
Sementara itu, hasil SPSS terkait Marketing Expense terhadap ATO menunjukkan bahwa
industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri dari 16 perusahaan yang terdaftar pada
BEI dapat menjawab trend produktifitas yang ada pada perusahaan ini. Hasil SPSS
menunjukkan bahwa Marketing Expense berpengaruh signifikan secara positif terhadap ATO,
dan ketika dilihat pada trend produktifitas pada perusahaan ini memang benar terjadi bahwa
peningkatan marketing expense yang terjadi setiap tahunnya berdampak pada peningkatan
produktifitas perusahaan yang digambarkan melalui ATO. Namun hasil SPSS terkait Total
Asset terhadap ATO menunjukkan bahwa industri makanan,minuman dan rokok yang terdiri
dari 16 perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak dapat menjawab trend produktifitas yang
ada pada perusahaan inil. Hasil SPSS menunjukkan bahwa Unstandarized Beta -0.580 yang
berarti total asset berpengaruh secara negatif terhadap ATO, padahal pada trend produktifitas
yang ada pada PT HM SAMPOERNA menunjukkan bahwa peningkatan Total Asset
berdampak pada meningkatnya produktifitas tiap tahunnya.
Dari hasil SPSS terkait Marketing Expense dan Total Asset terhadap MVE menunjukkan
bahwa keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar pada industri
makanan,minuman dan rokok. Peningkatan nilai pasar yang digambarkan dengan MVE pada
perusahaan ini setiap tahunnya dikarenakan terjadinya peningkatan harga saham dan tidak
dipengaruhi oleh 2 faktor diatas.

Anda mungkin juga menyukai