Anda di halaman 1dari 14

ILMU FAWATIHUSSUWAR

Maya Nuraeni

Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, Indonesia, mayanuraeni12@gmail.com

ABSTRAK
Al-quran adalah kalamullah yang di wahyukan kepada nabi Muhammad SAW. Al-quran

merupakan petunjuk bagi seluruh umat islam. Dimana didalamnya terdapat perintah dan

larangan. Al-quran terdiri dari 114 surat. Setiap surat di dalam al-quran dimulai atau di awali

dengan berbagai macam bentuk kalimat. Di dalam ‘ulum al-quran, pembahasan mengenai

awal surat atau pembuka surat al-quran ini dinamakan dengan fawatuhussuwar. Metode yang

digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari

penelitian Pustaka ini ialah memahami arti dari fawatuhussuwar, macam-macam pembagian

nya dan urgensi mempelajaranya sampai saat ini.

ABSTRACT
Al-Quran is the word of Allah which was revealed to the prophet Muhammad SAW. Al-

Quran is a guide for all Muslims. In which there are orders and prohibitions. Al-Quran

consists of 114 letters. Each letter in the Koran begins or begins with various forms of

sentences. In the 'ulum of the Koran, the discussion regarding the beginning of the letter or

the opening of the letter of the Koran is called fawatuhussuwar. The method used is data

reduction, data presentation, and conclusions. The results obtained from this library research

are understanding the meaning of fawatuhussuwar, its various divisions and the urgency of

studying it to date.

Keyword: Fawatihussuwar, all kinds, urgency

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


1. PENDAHULUAN

Al-Quran di turunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW

melalui malaikat Jibril AS. Al-quran merupakan pedoman bagi seluruh umat

islam. Dimana di dalamnya merupakan petunjuk untuk mengikuti kebenaran

dan berpaling dari keburukan. Sehingga umat islam bisa keluar dari kegelapan

menuju cahaya. Al-quran membahas tentang aqidah, tauhid, ibadah, akhlaq,

kisah umat masa lalu, hukum, serta dasar-dasar ilmu pengetahuan dan

teknologi. Al-quran memiliki banyak mukjizat, sehingga banyak pengkajian

yang di lakukan oleh para ulama dan sarjana dari zaman dahulu sampai

sekarang.

Tujuan dari pengkajian itu adalah untuk mengatahui di balik teks-teks

Al-quran tersebut. Ada yang mencoba mengelaborasi dan melakukan

eksplorasi lewat perspektif keimanan, historis, bahasa dan sastra,

pengkodifikasian, kemukjizatan, penafsiran serta telaah kepada huruf-

hurufnya, adapula yang mengkaji dari segi sosio-kultural dan

heurmeuneutika. Ini merupakan salah satu bukti bahwa Al-Quran merupakan

lautan ilmu yang tidak habis-habisnya untuk dikaji dari berbagai isi. Salah satu

pengkajian dan sekaligus pembuktian kemukjizatan Al-Quran adalah kajian

terhadap kata-kata pembuka dan kata-kata penutup Al-Quran. Sebagaimana

diketahui bahwa Al-Quran terdiri dari 114 surat, ternyata diawali dengan

beberapa macam pembukaan yang dikenal dengan istilah fawatih as-suwar.1

1
Efendi, A. (2014). Nilai Pendidikan Dalam Fawatih As-Suwar. Tarbawiyah, 11(2), 293.

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


2. METODE

Untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang diperlukan, maka

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

Teknik pengumpulan data, sumber data, cara anlisis data, uji korelasi, dan

sebagainya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah

analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman

dan Spradley, aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display,

dan colclusion drawing/verification.

a. Reduksi data (Data reduction). Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, maka Langkah

selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut,

maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah difahami.

Conclusion Drawing/Verification Langkah ketiga dalam analisis

data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi.2

2
Abdur Rofi Hamas & Gagah Daruhadi, Latar Belakang Lahirnya Kelompok Mu’tazilah: Ushul
Al-Madhab dalam Aliran Mu’tazilah. hlm. 3

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Fawatih Suwar

Istilah Fawatihus suwar terdiri dari dua kata, yakni Fawatih dan Suwar.

"fawatih" adalah jamak dari kata "fatih" atau "fatihah" yang berarti pembuka.

Sedangkan "as-suwar" adalah jamak taksir dari kata "surah" yang berarti surah,

dan as-suwar bermakna surah-surah. Dengan demikian, istilah fawatihussuwar

secara harfiah berarti “pembuka surah-surah”. 3

Secara bahasa, fawatihussuwar adalah pembukaan-pembukaan surat.

Jika pembukaan surat itu diawali dengan huruf-huruf Hijaiyah, maka huruf

tersebut umumnya disebut dengan huruf-huruf yang terpisah (ahrufun

muqattha'ah). Sebab, posisinya yang memang berdiri sendiri dan tidak

bergabung membentuk sebuah kalimat. Para ulama tafsir mengatakan bahwa

pembuka surat dalam al-quran memiliki karakter dan kategori tersendiri. 4

Seluruh surat dalam al-quran di buka dengan sepuluh macam

pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam

tersebut. Setiap macam pembukaan memiliki rahasia tersendiri sehingga

sangat penting untuk kita pelajari. Diantara pembuka surat itu diawali dengan

huruf-huruf terpisah (al-Ahruf al-Muqata’ah), kata, maupun kalimat. Semua

bentuk ini memberi pesan tertentu yang hanya bisa dipahami oleh mereka

yang memahami tafsir Al-qur'an.

3
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. hlm 162

4
Anwar, R. (2015). Pengantar Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits Teori Metodologi.

Yogyakarta: IRCiSoD. hlm 125

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


B. Macam - Macam Fawatih Assuwar

Menurut al-Qasthalani, fawatih as- suwār dibagi menjadi 10 macam,

yaitu:

1) Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-tsana’)

Pujian kepada Allah ada 2 macam, yaitu :

a. Pembukaan dengan sifat-sifat terpuji bagi Allah dengan

menggunakan lafadz sebagai berikut :

- Menggunakan lafal hamdalah, yakni dibuka dengan “alhamdulillah’’

yang terdapat dalam 5 surah, yaitu: a) al-Fatihah, b) al-An’am, c) al-

Kahfi, d) Saba’, dan e) Fathir.

- Menggunakan lafal yang terdapat dalam surah, yaitu:

a) al-Furqan, dan b) al-Mulk.

b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif dengan menggunakan

lafadz tasbih, yang terdapat dalam 7 surah,

yaitu: a) al-Isra’, b) al-A’la, c) al-Hadid, d) al-Hasyr, e) al-Shaff, f) al-

Jumu’ah, dan g) al-Taghabun.

2) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al Muqath-

tha’at)

Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan

memakai 14 huruf tanpa diulang, yakni:

Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surahsurah al-

Qur’an disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari 5 kelompok

sebagai berikut:5

5
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. hlm 163

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


a. Kelompok sederhana, terdiri dari 1 huruf, yang ada 3 rangkaian dan

terdapat dalam 3 surah yaitu:

- Surah Shad (QS. 38)

- Surah Qaaf (QS. 50)

- Surah al-Qalam (QS. 68)

b. Kelompok yang teridiri dari 2 huruf, terdapat dalam 10 surah, yaitu:

• Surah al Mukmin (QS. 40)

• Surah Fushshilat (QS. 41)

• Surah asy Syurā (QS. 42)

• Surah az Zukhruf (QS. 43)

• Surah ad-Dukhan (QS. 44)

• Surah al-Jatsyiah (QS. 45)

• Surah al-Ahqaf (QS. 46)

• Surah Thaha (QS. 20)

• Surah an-Naml (QS. 27)

• Surah Yasīn (QS. 36)

c. Kelompok yang terdiri dari 3 huruf, yang terdapat dalam 13 surah,

yaitu: - Enam surah diawali Alif Lam Mim

Surah al-Baqarah (QS. 2), Surah Ali Imran (QS. 3), Surah al- Ankabut (QS.

29), Surah ar-Rum (QS. 30), Surah Lukman (QS. 31), Surah as-Sajadah (QS.

32).

- Lima surah diawali dengan Alif Lam Ro

Surah Yunus (QS. 10), Surah Hud (QS. 11), Surah Yusuf (QS. 12), Surah

Ibrahim (QS. 14), Surah al-Hijr (QS. 15)

- Dua surah diawali dengan Tha Sin Mim

Surah as-Syu’araa (QS. 26), Surah al-Qashash (QS. 28). 6


6
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. hlm 164-165

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf, yang ada 2 rangkaian dan terdapat
dalam 2 surah yaitu:
- Surah al-A’rāf (QS. 7)
- Surah ar-Ra’du (QS. 13)
e. Kelompok yang terdiri dari 5 huruf, yang ada 2 rangkaian, yaitu:
- Surah Maryam (QS. 19)

3) Pembukaan Dengan Panggilan (Al Istiftah Bin Nida)

Terdapat dalam 9 surat . Nida disini ada 3 macam, yaitu :

- Nida untuk Nabi, misalnya

Terdapat dalam tiga surat Yaitu :

Q.S Al Ahzab, Q.S At Tahrim dan Q.S At Thalaq Q.S al Muzammil dan Q.S

Al Mudatsir )

- Nida untuk Mukminin

Terdapat tiga surat Yaitu : Q.S Al Maidah , Q.S Al Mumtahanah dan Q.S Al

Hujurat

- Nida untuk manusia

Terdapat dalam dua surat Yaitu : Q.S An Nisa dan Q.S Al Hajj

4) Pembukaan Dengan Kalimat (Jumlah)

Khabariah Ada 23 surat dan dibagi dua macam sebagai berikut:

a. Jumlah Ismiyah, Terdiri dari 11 surat

Yaitu : Q.S At-Taubah, Q.S An-Nur, Q.S Az-Zumar, Q.S Muhammad, Q.S Al

fath, Q.S Ar Rahman, Q.S Al Haaqqah, Q.S Nuh, Q.S Al Qodr, Q.S Al Qoriah

dan Q.S Al Kautsar.

b. Jumlah Fi’liyah Terdiri dari 12 surat Yaitu : Q.S Al Anfal, Q.S An Nahl,

Q.S Al Qomar, Q.S Q.S Al Mu'minun, Q.S Al Anbiya, Q.S Al Mujadalah, Q.S

Al Ma'arij, Q.S Al Qiyamah, Q.S Al balad, Q.S Abasa, Q.S Al bayyinah, Q.S

At Takatsur. 7

7
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. hlm 165-167

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


5) Pembukaan denga Sumpah (al-Qasam)

Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surah dibagi menjadi 3 macam,

yang terdapat dalam 15 surah, yaitu:

a. Surah dengan benda-benda angkasa, yang terdapat dalam 8 surah, yaitu: -

al-Shaffat (QS.37) - al-Najm (QS.53) - al-Mursalat (QS.77) - al-Nazi’at (QS.79) -

al-Buruj (QS.85) - at-Thariq (QS.86) - al-Fajr (QS.89) - ash-Syams (QS.91).

b. Sumpah dengan benda-benda bumi, yang terdapat pada 4 surah, yaitu: - al-

Dzariyat (QS.51) - at-Thūr (QS.52) - at-Tīn (QS.95) - al-‘Adiyat (QS.100).

c. Sumpah dengan waktu, yang terdapat pada 3 surah, yaitu: - al-Layl (QS.92)

- ad-Duhaa (QS.93) - al-Asr (QS. 103).

6) Pembukaan dengan syarat (al-Syarth)

Syarat yang digunakan dalam pembukaan surah Al-Qur’an ada 2 macam, yang

terdapat dalam 7 surah, yaitu:

a. Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, yang terdapat dalam 3 surah, yaitu:

- at-Takwir (QS.81) - al-Infithar (QS. 82) - al-Inshiqaq (QS.84).

b. Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, yang terdapat dalam 4 surah, yaitu:

- al-Wāqi’ah (QS.56) - al-Munafiqun (QS.63) - az-Zalzalah (QS.99) - an-Nashr

(QS.110).

7) Pembukaan dengan kata Kerja Perintah (al-Amr)

Fi’il amr yang digunakan dalam pembukaan surah ada 2 macam, yang terdapat

dalam 6 surah, yaitu:

a. Dengan bacalah, yang terdapat dalam 1 surah, yaitu: - al-Alaq (QS.96)

b. Dengan katakanlah, yang terdapat dalam 5 surah, yaitu:

- al-Jin (QS.72) - al-Kāfirun (QS.109) - al-Ikhlash (QS.112) - al-Falaq (QS.113) -

an-Nās (QS.114). 8

8
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. hlm 167-168

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


8) Pembukaan dengan Pertanyaan (al-Istifham)

Pertanyaan yang digunakan dalam pembukaan surah ada 2 macam, yang

terdapat dalam 6 surah, yaitu:

a. Pertanyaan Positif, pertanyan dengan menggunakan kalimat positif, yang

terdapat dalam 3 surah, yaitu: - an-Nabā (QS.78) - al-Ghasyiyah (QS.88) - al-

Mā’un (QS.107)

b. Pertanyaan Negatif, pertanyaan dengan menggunakan kalimat negatif, yang

terdapat dalam 2 surah, yaitu: - al-Insyirah (QS.94) - al-Fīl (QS.105)

9) Pembukaan dengan Do’a (bi al-Du’a)

Pembukaan surah dengan do’a (harapan atau permohnan) ada 2 macam, yang

terdapat dalam 3 surah, yaitu:

a. Pembukaan surah dengan do’a atau harapan yang berbentuk isim (kata

benda), ada 2 surah, yaitu: - al-Muthaffifin (QS.83) - al-Humazah (QS.104)

b. Pembukaan surah dengan do’a atau harapan berbentuk fi’il (kata kerja), ada

1 surah, yaitu: - al-Lahab (QS.111).

10) Pembukaan dengan alasan (bi al-Ta’lil)

Pembukaan dengan ta’lil (alasan) terdapat dalam 1 surah, yaitu: - al-Quraisy

(QS.106). 9

C. Pendapat Ulama Tentang Fawatih Assuwar

Para ulama Salaf Ṣalih mempercayai bahwa fawātiḥ assuwar telah tersusun

sedemikian rupa semenjak zaman azali, hal ini dikarenakan untuk melengkapi segala

kelemahan manusia untuk mendatangkan yang seperti al-Qurān . Dengan demikian

banyak orang-orang yang tidak berani menafsirkannya dan mengeluarkan pendapat

yang tegas terhadap huruf-huruf tersebut. Mereka memandang sebagai ayat

mutasyabih yang hanya Allah sendiri yang mengetahui secara pasti penafsirannya.10

Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja


9

Pressindo. hlm 168-169


10
Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok. hlm 120

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


Senada dengan pendapat tersebut Ali bin Abi Thalib berkata: “Sesunggguhnya

bagi tiap-tiap Kitab ada saripatinya, saripati al-Qurān adalah huruf-huruf

hijaiyahnya”. Abu Bakar ash-Shiddiq juga berkata: “Setiap Kitab mempunyai rahasia,

rahasia al-Qurān adalah huruf permulaan suratnya”. Ulama Atsar telah menukilkan

dari Ibnu Mas‟ud dan Khulafa Ar Rasyidin berkata: “Sesungguhnya huruf-huruf

tersebut adalah ilmu yang tersembunyi dan rahasianya terhalangi yang Allah sendiri

yang mengetahuinya”.

Melihat pernyataan diatas, bahwa fawātiḥ as-suwar bersifat azali dan selalu

diselubungi kerahasiaan, maka tafsiran mengenainya dibuat dalam konteks

kebatinan. Apabila hal tersebut dilakukan, lahirlah pengertian-pengertian yang samar

yang sedikitpun tidak berfaedah dan tidak berasas sama sekali. Diantara taksiran

yang berbentuk samar adalah pendapat orang yang melakukan pembilangan

terhadap huruf-huruf ini berdasarkan kepada hisab (kira-kira) ayat, untuk diambil

pengertian darinya mengenai lama masa kekalnya umat Islam atau menunjukkan

kepada keramat seseorang atau kumpulan tertentu.

Al-Suhaimi berkata, “Boleh jadi bilangan huruf yang terdapat dalam

permulaan surat itu menunjukkan sejauh atau masa kekalnya umat Islam. Begitu pula

al-Khuaibi meriwayatkan bahwa sebagian ulama besar mengambil kesimpulan

firman Allah bahwa Baitul Maqdis akan diduduki oleh orang Islam

pada tahun 583 M, dan itu telah menjadi kenyataan.

Memperhatikan penafsiran yang dilakukan para ahli tasawuf dengan

menggunakan bathiniyah, tidak dapat diragukan lagi penafsiran tersebut tidak dapat

lagi dipegang dan dijadikan pijakan dalam menjelaskan makna fawātiḥ assuwar.

Karena tafsiran tersebut lahir dari perasaan halus mereka yang selalu diselimuti

kerahasiaan yang sulit dipahami maknanya. Sehingga tidak bisa dipegang dan

dijadikan acuan dalam penafsiran, karena tidak memberikan konsep metodologi yang

jelas tentang tata cara penafsirannya. 11

11
Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok. hlm 121

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


Dalam suasana kekaburan dan kesamaran ini, ada golongan yang mengatakan

bahwa fawātiḥ as-suwar itu merupakan huruf yang terpotong-potong. Setiap potong

huruf mengandung nama Allah. Atau huruf itu potongan dari satu kalimat, kemudian

disusun bersama-sama dengan beberapa perkataan lain menjadi beberapa rangkaian

kata yang saling berhubungan. Di antara mereka adalah Ibnu Abbas, dia berpendapat

tentang kaf-ha-ya-„ain-shad .Kaf berarti karim, Ha berarti hādin, Ya berarti

hakim, „Ain berarti alīm dan Ṣad berarti ṣādiq. Didalam riwayat lain disebutkan

bahwa kaf berarti mulkun, ha‟ berarti Allāh, ya dan „ain berarti aziz dan ṣad berarti

ṣāwir. Dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa berarti kabīr, hādin, aziz

dan ṣādiq. Adapun tentang ,menurut aḍ-Ḍāhak berpendapat: “Alif berarti Allāh,

lam berarti a‟lamu dan ra berarti a‟rafu”. Ibnu Abbas berpendapat bahwa berarti

annallāhu ufassilu (Aku adalah Allah, Aku menjelaskan sesuatu), riwayat lain

maknanya disebutkan bahwa annallāhu ṣādiq atau Allāh al-Rahmān al-Ṣāmad. Para

penafsir lain ada yang berpendapat bahwa maknanya adalah Ṭūrsina dan

Musa, karena kedua surat yang dimulai dengan huruf-huruf ini mengisahkan Musa

di Ṭūrsina.

Menurut al-Hubbi, awal surat yang berupa huruf merupakan bentuk

peringatan kepada Nabi. Dikatakan bahwa Allah mengetahui bagian-bagian waktu

yang Nabi sebagai seorang manusia kadang sibuk. Maka dari itu Jibril menyampaikan

firman Allah seperti alif-lam-mim, dan lain-lain dengan suara Jibril, supaya Nabi

menerima dan memeperhatikannya. Sementara Sayyid Rasyid Riḍā dalam kitabnya

al-Manār menyatakan bahwa huruf-huruf tersebut sebagai sebuah peringatan yang

diuatamakan pada ruh dan watak kejiwaan Nabi yang mulia. Dalam hal ini ia tidak

mengkhususkan pada siapa peringatan itu ditujukan. Sedang ulama lain memberikan

keterangan bahwa peringatan itu ditujukan kepada kaum musyrikin di Mekkah dan

ahli kitab di Madinah. 12

12
Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok. hlm 122-123

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


D. Urgensi Mempelajari Fawatih Assuwar

Al-Qurān memiliki banyak keistimewaan baik dari segi makna maupun

kebahasaan. Fawātiḥ as-suwar adalah salah satu realitas keistimewaan yang misterius

yang terdapat dalam al-Qurān. Dari segi makna, memang banyak sekali

penafsiranpenafsiran spekulatif terrhadap huruf-huruf muqaṭā‟ah itu. Dikatakan

spekulatif karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak didahului

pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan fawātiḥ as-suwar dalam

bentuk lain, misalnya al-Qasam, an-Nidā‟, al-„Amr dan lain-lain.

Menjadi penting pula untuk diperhatikan asumsi sebagian ulama bahwa

fenomena huruf muqaṭā‟ah sebagai fawātiḥ as-suwar bisa jadi karakter-karakter

tampilan huruf atau kalimat yang ada di dalam al-Qurān itu sangat kuat dipengaruhi

oleh gaya bahasa dan seni sya‟ir bangsa Arab. Urgensi telaah terhadap fawātiḥ as-

suwar tidak terlepas dari konteks penafsiran al-Qurān . Ibnu Ṭāwus berkata:

“Sesungguhnya menurut kami, seandainya huruf-huruf ini asal-muasalnya bahasa

Arab, dan mereka ditantang untuk membuat sebuah surat seperti al-Qurān maka

Allah hendak berkata kepada mereka bahwa al-Qurān ini disusun dari jenis huruf-

huruf terputus yang kamu kenal dan kamu merasa mampu menirunya. Oleh sebab

itu, ketidakmampuan kamu membuat sebuah surat saja seperti al-Qurān ini

menandakan bahwa yang menghalangi dan melemahkan kamu adalah Allah, dan

bahwa al-Qurān adalah sebagai hujjah bagi Rasulullah saw.”. 13

Imam Fakhrurrāzi seperti dikutip oleh Aisyah Abdurraḥmān bintusy Syāthi,

menyatakan bahwa hikmah fawātiḥ as-suwar yang diikuti kata al-Kitab, at-Tanzil dan

alQurān adalah bahwa al-Qurān yang agung itu diturunkan secara berat (tsaqil), dan

setiap surat yang awalnya menerangkan tentang al-Qurān , al-Kitab dan at-Tanzil,

dan diawali oleh sesuatu imbuhan, maka menjadi kewajiban bagi yang diajak bicara

untuk mendengarkan ayat selanjutnya. Akan tetapi tsaqil-nya al-Qurān bukanlah

13
Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok. hlm 123-124

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


ditunjukkan dan dikhususkan oleh pembukaan surat melalui huruf-huruf itu. Karena

ada pula ayat-ayat yang berbicara tentang al-Qurān, atTanzil, dan menyebutkan al-

Kitab pada ayat-ayat awalnya, tidak dibuka oleh huruf itu, seperti surat al-Kahfi, al-

Furqān, al-Qadr, dan az-Zumar.14

Hingga saat ini, tidak banyak pemaparan mengenai fawatihussuwar.

Kebanyakan ulama hanya meyakini bahwa fawatihussuwar memang merupakan salah

satu realitas dari keistimewaan al-quran. Artinya, hamper tidakk ada satu kajian yang

benar-benar berhasil mengungkapkan latar belakang maupun keterangan valid yang

secara historis dapat membuktikan hubungan-hubungan fawatihussuwar.

Ibnu Thawus berkata, “ sesungguhnya, menurut kami, seandainya huruf-

huruf ini berasal dari Bahasa Arab, dan mereka di tantang untuk membuat sebuah

surat yang serupa dengan al-quran, maka Allah seakan hendak berkata kepada

mereka betapa al-quran disusun dari jenis-jenis huruf terputus yang kamau kenal dan

kamu merasa mampu menirunya. Oleh sebab itu, ketidakmampuan kamu membuat

sebuah surat saja menunjukkan bahwa yang menghalangi dan melemahkan kamu

adalah Allah, dan al-quran tidak lain sebagai hujjah bagi Rasulullah SAW. 15

14
Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok. hlm 124
15
Anwar, R. (2015). Pengantar Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits Teori Metodologi.

Yogyakarta: IRCiSoD. hlm 128-129

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022


4. KESIMPULAN

Dari pemaparan materi diatas, bisa di ambil kesimpulan bahwa

fawatihussuwar berasal dari dua kata yakni fawatih dan suwar yang memiliki arti

pembuka surah-surah. Adapun fawatihussuwar di bagi menjadi beberapa

macam bagian , diantaranya :

1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-tsana’)

2. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al

Muqath-tha’at)

3. Pembukaan Dengan Panggilan (Al Istiftah Bin Nida)

4. Pembukaan Dengan Kalimat (Jumlah)

5. Pembukaan denga Sumpah (al-Qasam)

6. Pembukaan dengan syarat (al-Syarth)

7. Pembukaan dengan kata Kerja Perintah (al-Amr)

8. Pembukaan dengan Pertanyaan (al-Istifham)

9. Pembukaan dengan Do’a (bi al-Du’a)

10. Pembukaan dengan alasan (bi al-Ta’lil)

Tentang fawatihussuwar ini meski belum banyak yang berhasil

mengupas tuntas, tetap saja penting bagi kita untuk terus mempelajarinya.

Bagaimanapun, fawatihussuwar tetap merupakan bagian dari al-quran al-karim

yang akan selalu menjadi pedoman setiap umat muslim.

DAFTAR PUSTAKA

Acim, S. A. (2020). Kajian Ulumul Qur'an. NTB: Al-Haramain Lombok.

Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Anwar, R. (2015). Pengantar Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits Teori Metodologi.
Yogyakarta: IRCiSoD.

Efendi, A. (2014). Nilai Pendidikan Dalam Fawatih As-Suwar. Tarbawiyah, 11(2), 293.

Maya_Ilmu Fawatihussuwar 2022

Anda mungkin juga menyukai