IV. 1. Umum
IV. 1.1. Asumsi dan Pendekatan Desain
Pada saat ini ada beberapa metode desain untuk soil nailing, antara lain :
runtuhnya diasumsikan bilinear dan metode Davis diasumsikan parabolik (gambar 4.1)
dan kekakuan lentur paku pada seluruh stabilitas massa tanah perkuatan.
Dua macam pendekatan dasar yang dipakai untuk desain struktur penahan
1. Berdasarkan pendekatan stabilitas global struktur soil nailing. Metode analisa slope
regangan dan pullout perkuatan. Dengan pendekatan desain ini tidak diperoleh letak
dan nilai gaya tarik maksimum pada tiap level perkuatan serta terbatas untuk
masalah teknik yang berhubungan dengan tanah heterogen, struktur dengan bentuk
kompleks, mode keruntuhan dengan aspek internal dan eksternal dan aliran air pada
slope. Metode desain yang memakai pendekatan ini yaitu : Davis method, German
2. Berdasarkan analisa local equilibrium pada tiap level perkuatan. Fermukaan runtuh
yang terbentuk sepanjang garis gaya regang maksimum diasumsikan log spiral atau
yang bertambah) pada paku dan tahanan geser tanah terjadi sepanjang permukaan
runtuh. Pendekatan analisa limit memperoleh penyelesaian letak dan nilai gaya
tarik dan geser pada tiap perkuatan. Tetapi pendekatan ini terbatas pada tanah
homogen dan bentuk sederhana. Padahal pada kebanyakan tanah yang ada heterogen,
sehingga proses konstruksi dan bentuk struktur selalu beradaptasi dengan kondisi
lapangan sebenarnya. Oleh karena itu untuk struktur yang sama perkuatan yang
dipakai bisa berbeda, seperti tipe, panjang dan kemiringan. Metode desain yang
(a) German
Method
(c) French
Method
Soil nailing dapat dipakai pada beberapa jenis tanah dengan kondisi subsoil
yang bervariasi. Karena itu sulit mendapatkan prosedur umum untuk rjreliminary
desain yang tidak tergantung pada kondisi lapangan. Berdasarkan percobaan, baik
dengan driven bar maupun dengan tulangan yang digrout telah dibuat prosedur untuk
preliminary desain sebagai fungsi dari sudut gesek dalam § (gambar 4.2 dan gambar
4.3) oleh Guilloux & Schlosser dan fungsi dari tinggi penggalian dan jarak antar paku
Pada gambar 4.2 dibuat grafik sebagai fungsi dari perbandingan IVH (di mana
L panjang tulangan dan H tinggi vertikal dinding) dengan sudut geser dalam 4>.
Gambar 4.3 dibuat grafik sebagai fungsi dari panjang kumulatif tulangan per feet
pcrsegi permukaan dengan sudut geser dalam (|>, pada struktur sesungguhnya.
•16
. : - e n g t h 0 * Hii 1 S
- - - e i g h t o f t n e Wal 3
Jl
Hurplnoise method
• Hurplnoise method
• Micro-piles method
Q< C
Micro-piles method
perbandingan dari:
- length ratio = paniang paku maksimum
tinggi penggalian
Hubungan yang ditunjukkan pada gambar 4.2 dan 4 J serta tabel 4.1 hanya untuk
preliminary desain. Perhitungan yang lebih akurat dan teliti harus dilakukan untuk
Tabel 4.1 Perbandingan Drilled Bar dan Driven Bar untuk Preliminary Desain
(Bruce dan Jewell).
Parameter desain yang utarna pada struktur soil nailing mengenai material
1. Material properties tanah, khususnyatipe tanah dan sudut geser dalam ((>.
lentur.
3. Parameter yang berhubungan dengan interaksi perkuatan tanah oleh gesekan, yaitu
ultimate skin friction, Tf yang terjadi sepanjang paku pada tanah. Ultimate skin
friction diperoleh dari tabel hasil percobaan, tetapi masih diperlukan pull out test
4. Parameter yang berhubungan dengan interaksi perkuatan tanah normal oleh daya
jepit tanah lateral pada perkuatan, khususnya tekanan pasif limit tanah ( p ^ )dan
5. Bentuk properties perkuatan (ketebalan, bentuk, panjang) dan struktur (jarak antar
permukaan keruntuhan berupa kurva parabolik melahn ujung bawah dindmg. Asumsi
ini berdasarkan hasil analisa finite element dari tanah yang diperkuat sctempat ( Bang,
1979 ), yang digunakan untuk membuat contour faktor keamanan permukaan runtuh
potensial melahn ujung bawah dindmg yang diperoleh dari anafisa finite element
p
s*tntul Ft,ij,t
Suffice
Uei*it 2
Element
«5 "3
Element 2
I: Body Wetcht
S : Tjnferrtijl Force
Element I
N : Normal Force
analisa stabilitas dengan cara potongan (slices method). Gaya yang diperhatikan hanya
gaya tank saja, yang diuraikan menjadi komponen sejajar (gaya tangensial) dan tegak
lurus (gaya normal) terhadap bidang longsor. Gaya normal dan tangensial dalam tiap
perkuatan yang melalui permukaan runtuh potensial ditambah dengan gaya penahan
yang terjadi dalam tanah untuk menentukan faktor keamanan global. Di dalam
analisanya ada dua kondisi yang harus dipertimbangkan secara terpisah. Kondisi
pertama terdiri atas permukaan keruntuhan yang diperluas di Iuar daerah perkuatan
seperti yang diperlihatkan dalam gambar 4.5. Sedangkan kondisi kedua yaitu
permukaan runtuh yang seiuruhnya di dalam massa tanah perkuatan. Dengan
dihitung secara langsung karena persamaan untuk gaya pelongsor dan gaya penahan
free body. Gaya S2 dan S3 yang dihasilkan tanah diasumsikan sejajar dengan bidang
keruntuhan.
vertikal)
untuk elemen 1
N^'/.K.y^H-L,)2
diam
untuk elemen 2
S D = ( Wt - S, ) ( s i n a 3 ) + ( W2 + S, ) ( s i n a , ) + N, ( c o s a 3 - c o s a , ) (4.5)
Total gaya penahan SR sepanjang permukaan runtuh terdiri dari tahanan geser
tanah ditambah dengan tahanan geser tambahan yang disebabkan oleh gaya normal
dan gaya tangensial perkuatan. Total gaya penahan dapat dinyatakan sebagai berikut:
N 2 '= N2 + T N
diketahui. Gaya aksial pada tiap perkuatan harus ditentukan sebelum gaya penahan dan
(Tmaks) peiioiatan di belakang permukaan runtuh. Gaya tahanan gesekan adalah gaya
D = diameter perkuatan.
keruntuhan
= tan(<j)/FS g )
tahanan gesek tiap elemen perkuatan telah ditentukan, maka seluruh stabilitas galian
dapat dihitung berdasarkan permukaan runtuh yang diasumsikan. Gaya pelongsor dan
gaya penahan yang dihasilkan sepanjang permukaan keruntuhan harus dalam keadaan
Gaya pelongsor dan gaya penahan memiliki variabel faktor keamanan sehingga
tidak dapat diselesaikan secara langsung. Tetapi dengan cara mencoba-coba sampai
analisa finite element yang dilakukan Bang ( 1979 ) pada penggalian dengan peiioiatan
menganggap massa perkuatan tanah sebagai material komposit dan memakai prosedur
yang agak serupa dengan metode Davis. Ada 4 kriteria keruntuhan yang diperhatikan (
gambar4.7).
SLIP SURFACE
FAILURE CRITERIA
Gambar 4.7. Analisa Stabilitas Slope yang Diberi Soil Nailing (Schlosser,
1983)
Gaya tank T yang terjadi harus seimbang dengan gaya gesek efektif di dalam
Tf konstan sepanjang perkuatan di belakang bidang longsor, L(, tahanan tank yang
Dari percobaan Cartier dan Gigan (1983 ) ultimate skin friction yang terjadi
kedalaman.Untuk estimasi awal Tf dapat dipakai grafik pada gambar 3.2 dan tabel 3.1.
Tetapi estimasi mi masih tidak dapat diandalkan untuk pelaksanaan soil nailing.
Diperlukan pull out test pada perkuatan untuk mendapatkan nilai yang dapat dipakai
untuk desain.
Seperti yang diperlihatkan pada bab III, interaksi normal antara tanah dan
perkuatan relatif rigid mengakibatkan tahanan jepit tanah pasif lateral pada perkuatan.
Tekanan tanah lateral P harus lebih kecil dari pada tahanan pasif maksimum yang
dapat dikerahkan pada tanah. Dalam prakteknya di Prancis, tekanan tanah lateral
diambil lebih rendah dari tekanan creep Pf yang didapat dari pressuremeter test.
Dengan analisa p-y didapat upper limit dari tanah lateral yaitu : Plin=- PJ 2, di mana
Gaya geser dan momen lentur yang terjadi pada perkuatan dihitung dengan
persamaan lentur elastis dan tanah diasumsikan sebagai rangkaian per elastoplastis.
Penyelesaian persamaan lentur elastis terdiri atas desain parameter kekakuan relatif
Seperti yang dijelaskan dalam bab III, perhitungan gaya lateral yang terjadi
'^•-Potential
< failure surface
Pada struktur soil nailing panjang perkuatan L hams lebih besar 3 X dari pada
yang tak terhingga dan displacement tulangan sama dengan 2yo ( gambar 4.5 ).
Didapat penyelesaian sederhana untuk gaya geser maksimum V 0 yang terjadi pada titik
pertemuan permukaan runtuh ( 0 ) dan momen lentur maksimum yang terjadi pada
Persamaannya adalah:
V 0 = P%LQ(P<Plim) (4.10)
Tekanan normal dibatasi lebih kecil dari (1) nilai Phm atau (2) tekanan tanah
yang berhubungan dengan terjadinya sendi plastis pada perkuatan sehingga gaya geser
£k p (4.12a)
r
2 lim
atau
V0 = ^ [ M „ / ( 0 . 1 6 D L o 2 ) ] (4.12b)
Ketika paku harus menahan gaya tarik T dan gaya geser V dipakai kriteria
desain dari analisa lingkaran Mohr untuk tegangan di dalam tulangan ( gambar 4.9 )
Tresca:
di mana R n = kekuatan tank perkuatan
"JL
if
/\
Be
Gaya tank Tf dan geser Vf yang terjadi pada paku tergantung pada
kemiringan a terhadap paku.Kriteria keruntuhan (persamaan 4.13) dan total gaya 7"
yang terjadi pada perkuatan ( dengan komponen tarik T dan geser V), dan vektor
dengan potongan pada gambar 4.9b. Keadaan plastis maksimum dinyatakan pada titik
singgung terhadap clips yang mewakili permukaan runtuh harus ortogonal terhadap
arah vektor displacement cS. Dari keadaan plastis maksimum dan kriteria keruntuhan
Tresca dapat dihitung gaya tarik dan gaya geser sebagai fungsi dari a:
Vf ^ j dan
2
P+4tan (2-a)]:
Tf - 4 V f t a n ( f - a ) di mana Rc = Rn / 2 (4.14)
Untuk a = 0, hanya terjadi gaya tarik pada paku, sedangkan untuk a = r hanya terjadi
gaya geser.
Untuk aplikasi praktis dari metode analisa yang mempunyai beraneka macam
Prosedur desain metode Davis dan French hanya memberikan faktor keamanan
global dan tidak dapat menghitung gaya tarik dan gaya geser maksimum yang terjadi
pada nap level perkuatan. Pada pengamatan struktur full-scale menunjukkan pengaruh
gaya tarik yang terjadi pada perkuatan atas pada seluruh stabilitas struktur lebih besar
runtuh potensial pada bagian atas dinding hampir vertikal sehingga gaya tarik pada
perkuatan atas menjadi nol (a 0 = f ). Meskipun demikian gaya tank yang terjadi pada
memperhatikan bidang regangan yang terjadi dalam massa perkuatan dan terhadap
displacement stniktur yang diijinkan. Batasan ini berhubungan juga dengan analisa
stabilitas slope yang dilakukan dengan metode konvcnsional. Pada kasus itu faktor
statis dan hampir tidak ada pengukuran untuk mengevaluasi efek getaran vertikal dan
horizontal yang disebabkan oleh beban dinamik pada perilaku stniktur. Sehingga tidak
ada prosedur desain rasional khusus terhadap beban dinamik. Untuk desain praktis
1970)
Shen ( 1981 ) melakukan centrifugal study pada model soil nailing untuk galian
Gambar 4.10. Model Tes Centrifuge - Level g yang Dihttung dan Diukur
Menyebabkan Keruntuhan ( Shen, 1981)
regangan geser dalam tanah yang didapat dari pengukuran displacement tanah pada
foto in-flight dari keadaan keruntuhan. Daerah keruntuhan potensial diperlihatkan oleh
daerah yang diarsir dari regangan geser maksimum dan diibandingkan dengan
maksimum dari daerah aktif ( gambar 4.12 ) memperoleh hasil yang baik. Model tes
centrifugal ini mendukung prosedur desain Davis. Pengukuran lebih jauh pada struktur
IIOO
5.0
• ~ * 0 _
UJ C
UJ —
* I-
Zu
<U
•" C
£ UJ JO
c
c
cz
UJ <
3 *
=- u
s<
O e:
2.0
Gambar 4.12. Model Tes Centrifuge - Jarak yang Dihitung dan Diukur
antara Retak Keruntuhan dan Pemotongan Tebing (Shen,
1981)
IV.4. Metode Analisa Kinematika! Limit
dari massa tanah perkuatan. Sedangkan analisa kinematikal limit berdasailcan stabilitas
lokal pada tiap level perkuatan. Karena pada struktur soil nailing stabilitas lokal pada
tiap level perkuatan dapat lebih kritis dari pada stabilitas global.
parameter desain utama (kemiringan, kekakuan lentur dan jarak dari paku) dan bentuk
struktur (kemiringan pcrmukaan dan embankment slope) pada gaya penahan paku
dibandingkan dengan hasil pengukuran pada model laboratorium dan struktur full
scale. Metode ini juga dipakai untuk menganalisa variasi mekanisme keruntuhan dari
pengamatan model dinding dan memprediksi tinggi kritis model yang dibandingkan
diijinkan.
1. Keruntuhan yang terjadi disebabkan rotasi pada daerah aktif yang dianggap kaku
2. Pada keruntuhan, letak gaya tank dan geser maksimum sama dengan permukaan
4. Tahanan geser tanah terjadi sepanjang permukaazn runtuh sesuai kriteria coulumb.
5. Komponen horisontal (E^) dari potongan gaya yang bekerja pada kedua si si
atas massa tanah terhadap gaya pada paku berkurang secara linier sepanjang
permukaan runtuh.
Penganih kekakuan lentur tulangan pada deformasi paku dan gaya penahan
3. Paku dengan kekakuan lentur terbatas terjadi perubahan bentuk dan menahan
gaya geser.
Pada kasus ketiga deformasi paku yang terjadi (dB), dihitung dengan penyelesaian
elastis yang dipakai untuk pile dengan pembebanan lateral. Ditengah deformasi paku
pada permukaan runtuh momennya adalah nol, sedangkan gaya tarik (Tnulu) dan gaya
dengan :
dimana :
H = tinggi dinding
Sv = jarak antar paku vertikal
(417)
<®=if
di mana :
tergantung pada kekakuan relatif tulangan dengan tanah dan tinggi struktur.
Momen lentur maksimum pada paku elastis terjadi pada jarak x0 = (7i/4)*l dari
wkrr°'i2-TS (4I8)
Gaya geser maksimum yang terjadi pada paku (T^^) diperoleh dari analisa
tegangan penampang paku. Di asumsikan tegangan geser maksimum pada paku terjadi
pada arah (a) permukaan runtuh tanah. Karena itu, seperti diperiihatkan gambar 4.13b
pada lingkaran Mohr untuk tegangan pada paku, dengan kriteria keruntuhan Von
Mises didapatkan tegangan geser (xn) dan teganan normal (an) yang bekerja pada
Penyelesaian elastis untuk paku fleksibel relatif dapat ditemui pada praktek
(panjang paku; L > 310), sedangkan untuk paku dengan kekakuan lentur tinggi (lo > L)
penyelesaiannya didapat dengan memperhatikan batasan dari paku sangat rigid (dfi
0).
kinematikal yaitu:
- Af, adalah kemiringan permukaan runtuh pada bagian ujung / toe massa perkuatan
tanah.
Sudut Ao tergantung pada kekakuan lentur paku. Pengamatan pada dinding model soil
nailing (Juran, 1984) menunjukkan bahwa untuk paku fleksibel permukaan runtuh
pada bagian atas struktur adalah vertikal (Ao = 0), sedangkan untuk paku rigid pada
Gaya tank maksimum pada tiap paku diperoleh dari keseimbangan gaya
horisontal dari potongan paku dan gaya geser maksimum yang dihitung dengan
diperoleh hasil untuk tiap level perkuatan (Z/H), dengan output desain parameter:
bentuk permukaan runtuh non-dimensi (S/H), nilai gaya tarik maksimum non-dimensi
[TN = Tmaks /(y .H.Sv.Sh)] dan gaya geser maksimum (TS= Vc / (y.H.Sv.Sh)].
Gambar 4.14 memperlihatkan output variasi gaya tarik dan geser untuk dinding soil
0°), karakteristik kekuatan tanah ty - 35° dan (c / y.H) = 0.05, kemiringan paku B =
15° dan nilai parameter kekakuan N yang berbeda (sangatfleksibel,N = 1, dan sangat
kaku N = 10).
Pengaruh kemiringan paku dan kekakuan relatif (N) pada gaya tank, geser
maksimum perkuatan dan bentuk daerah aktif (S/H) diperlihatkan pada gambar 4.IS.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh kekakuan lentur sangat bergantung pada
10°-15°) dan karakteristik tanah (4» = 35°, c / y .H = 0,05) penambahan nilai N (masih
dalam batasan N < 2) menghasilkan pengurangan lebih dari 50% gaya tank yang ada
(TN) dan berhubungan dengan peningkatan gaya geser (TS) lebih dari 20% pada lebar
dari daerah aktif. Pada gambar 4.15c memperlihatkan bahwa untuk nilai N yang besar
perhitungan nilai TN memakai penyelesaian elastis untuk pembebanan pile lateral yang
c/,K • 005
0 20
• fi-15 fl^*-
0 15 - / > ^
2 0 10 -'
0 10 0
•,' / 9 - I 0
s
(3 - 0
// '°
0 05
—~. Perfectly F i e * bie Soluti Dn
Z S 2 3 « 5
N N
(c) 0 60
150 <p • 3 5
Id)
. 1 5 ,
tfy H • 0 0 5 0 0 55 - fl-o
125
0 50 r ^
100
075
1/ e
a '0
10
i 0 4 5
^Fo
B-IO
B^X- ——
—
_B-<Q,—"
050 0 40
yihis
025 0 35
' — P erfectly R g d Solution "mm Perfectly Fl mbla Solution
0 0 30
20 40 60 80 100 0 2 3 4 5
N N
Gambar 4.15 Pengaruh Kemiringan Paku (fi) dan Kekakuan Relatif (N) pada
Tarik Maksimum, Geser Maksimum dan (S/H) (Juran, 1990)
stabilitas lokal tiap level perkuatan dengan mempcrhatikan dua kriteria keruntuhan,
yaitu:
dimana:
Le = panjang penyaluran, Le = L - S
L = panjang tulangan total
X = untuk tulangan bulat dan sama dengan 2 untuk tulangan pelat strip.
Persamaan di atas dirubah dengan kriteria desain yang berkenaan dengan keruntuhan
(S/H) dan TN adalah output data desain yang dihasilkan sebagai ningsi dari kedalaman
relatifZ/H.
Untuk paku dengan kekakuan terbatas, patah dapat terjadi oleh gaya tarik dan geser
atau
WkT* * <Fm) M b =
IWAM.W (4.25,
di mana :
Mp adalah momen plastis dari tulangan. Untuk tulangan yang digrout momen plastis
kekuatan pelongsor fc' 21.000 kN/m2 (3000 psi) dan kekuatan tarik nol.
Fm adalah faktor keamanan terhadap momen plastis tulangan (jika batasan gaya pada
Untuk struktur pada tanah homogen dengan panjang tulangan yang seragam,
sederhana dan konservatif, dapat dipakai grafik desain yang memperhatikan nilai
maksimum dari (S/H), TN dan TS. Grafik desain untuk paku fleksibel dan tulangan
No.8 (tabel 5.1) yang sering dipakai dalam praktek, ditunjukkan pada gambar 4.16 dan
gambar 4.17.
72
050 ' - 0 60
! •*=20°
NOTES
^X
1. Nail inclination 15° cS=25°
040 c>=30°
3. Horizontal Backfill
4 . No Surcharge 0.50
/ / \y
0.30 |
TN S/H
0 20
0.40
c
\ \ o ^\^ ^/* 40°
.oS*20°
0.10 = 25° &
50° i
*«40°^,«35°'
1 1
0-05 010 015 0.20 030
005 0 10 015 0.20
C/yH
C/yH
Gambar 4.16 Grafik Desain untuk Paku Fleksibel (N=0) (Juran, 1990)
05
SO* "~~-
"006
55*
0 I ^ ^
0.4 *-«=•=;
Grafik desain tulangan No. 8 dipakai untuk N = 0,33 (tinggi dinding 12m pada
silty sand dengan Ks = 50.000 kN/m3 dan jarak antar perkuatan Sv = Sh = 1,35 m).
1. Pilih tipe paku yang akan dipakai (kekakuan lentur, EI, tegangan ijin tarik, Fall,
kemiringan tulangan (6) dan tinggi struktur (H) ditentukan perbandingan S/H, TN,
3. Tulangan yang dipilih dibuktikan apakah memenuhi kriteria keruntuhan patah dan
lentur.
4. Tentukan tahanan geser lateral Tf dari data pull out lapangan atau dengan
5. Cari nilai L/H yang memenuhi kriteria keruntuhan pull out dan angka keamanan
FS.
keruntuhan yang diamati pada model dinding soil nailing (Juran, 1984; Elias dan
Juran, 1988), perbandingan gaya tank antara hasil perhitungan dan pengukuran pada
model dinding (Juran, 1984) dan pada struktur full scale (Juran dan Elias, 1987).
Penggunaan pendekatan analisa limit ini untuk memprediksi tegangan kerja pada
struktur sebenarnya, yang diasumsikan selama konstruksi tahanan geser tanah terjadi
pengukuran pada tiga struktur penahan tanah soil nailing diperlihatkan pada gambar
4.18 dan 4.19, sedangkan data desainnya ditunjukkan pada tabel 4.2.
74
TN
Shotcrete linj
ditchV
0 0.05 0.10 0.15 0 2C
EL 1417' 0 i < 1 ' 1 1-—r
Hall drain
full wall
height
0.25 KINOUTIC4L
if-AO . C-0) M»fl0»cw
Z/H
B - 20
0.50
0.75
(#-33 , C-0.0SI
1366
1.00
b) END OF CONSTRUCTION.
EXPERIMENTAL RESULTS.
• H - 9.0 •
miring dan tambahan tanah bagian atas/upper ground slope (gambar 4.18a). Hasil
perhitungan gaya tank maksimum untuk range soil properties yang relevan dengan
granular soil (<{> = 38°, c / y .H = 0,03-0,05) diperlihatkan pada gambar 4.20b untuk
mempunyai pengaruh yang tak berarti pada variasi gaya tarik (TN) dengan kedalaman
relatif (Z/H). Oleh karena itu gaya tank maksimum paku pada tiap kedalaman relatif
(Z/H) kurang lebih sebanding dengan total kedalaman penggalian. Hasil percobaan
juga menunjukkan total kedalaman galian mempunyai pengaruh terbatas pada bentuk
permukaan sliding potensial (S/H). Tahanan geser tanah sepanjang permukaan sliding
kritis terjadi pada periode awal penggalian. Pada waktu penggalian seluruh kenaikan
beban ditransfer pada paku. Gambar 4.20a memperlihatkan perbandingan antara gaya
tank maksimum hasil perhitungan dan pengukuran pada dinding soil nailing Davis
(Shen, 1981) di tanah fine sandy silt ( 4> = 36.5° dan c / y .H = 0,127). Perbandingan
ini menunjukkan bahwa pendekatan desain menghasilkan estimasi yang tepat untuk
TN TK
0 25
0 50
0.75
1.00
DAVIS WALL CEBTP HALL
END OF CONSTRUCTION EN3 0* CONSTRUCTION.
O EXPERIMENTAL RESULTS. EXPERIMENTAL RESULTS
H - i.t • O H- J•
• M• ••
A M-7•
0 0 . 0 5 0 . 1 0 0 . 1 5 0 20 0 25 0 0.05 0 . 1 0 0 . 1 5 0 . 2 0 0 . 2 5
0
0.25
0.50 Z/H
0.75
FLEXIBLE
1.00
LEGEND : LEGEM] :
* » INCLINATION O B I t I O NAIL
Gambar 4.20 Prediksi dan Hasil Pengukuran Pengaruh Kemiringan Paku (fi)
dan Kekakuan Relatif (N) pada Dinding Model (Juran,1990)
paku (B) mcndckati gaya tarik yang terjadi (gambar 4.20a) dengan hasil pengamatan
pada dinding model dengan paku fleksibel. Dan gambar 4.20b menunjukkan hasil
perhitungan pengaruh kekakuan lentur tulangan pada gaya paku konsisten dengan
Paku rigid pada model ini terbuat dari profil aluminium (E = 8.900 kg/mm2,1 =
0.58 mm2, t = 0.2 mm dan b = 11 mm) dan nilai Ks diasumsikan dalam range antara
10.000-30.000 kN/nr1. Pengaruh kekakuan lentur pada gaya paku sangat tergantung
pada kemiringan paku. Pada model laboratorium paku dipasang hoiisontal yang
kekakuan lenturnya mempunyai pengaruh relatif kecil didalam menahan gaya yang
terjadi pada kondisi tegangan kerja. Paku dengan kemiringan cendenmg mengalami
77
rotasi lokal untuk mendekati arah horisontal perluasan tanah maksimum. Oleh karena
itu seperti yang ditunjukkan pada hasil percobaan struktur CEBTP dan studi finite
element (Juran, 1985) untuk kemiringan paku yang dipakai pada praktek (B= 10-15°),
Pengamatan ini konsisten dengan prediksi pengaruh kemiringan paku dan kekakuan
Tabel 4.2. Karakteristlk pada Dinding Percobaan (EHas dan Juran, 1990)
Structure Geometry
SoilP roperlies Nails Facing
Wall Type
4
(degrees)
K,
(kN/ml
T
(kN/m') Type
P
(degrees)
'.
(m) S,, S,
L
(m)
inclination slope
(degrees) (degrees)
0)
<•/(•,
«1
H)
(5) (6) 01 (10) > (12) (13)
<<> (2) (7) (8) ("I <U)
craw SP 38 0 40.000 ISO Al. lubes 10 0,25 1 15 x 1 00 7.5 6-8 90 0
(Plumelle 40 x 1
1986) mm
Davis tSlien Heterogeneous 365 (I 137 50,000 163 No. 1 15 0.33 1.85 x 1.85 92 6 90 0
a •! SM Rcbar
1981)
Cumberland Residual soils/ 38 0-005 45.000 180 No. 8 20 0 35 1.5 X 1 5 12.5 9 74 25
Gap sandstone Rebar
(Juran and
Ellas
r«l)
IV. 4.2.2. Analisa Keruntuhan Model oleh Patah atau Lentur pada Paku
dinding model yang dibangun dengan tiga tipe perkuatan yang berbeda (Juran, 1984) :
aluminium strip fleksibel, polystrene strip fleksibel relatif dan polystrene strip rigid
relatif diperlihatkan padagambar 4.21. Ketiga perkuatan ini mempunyai kekuatan tarik
ekivalen (tahanan tarik kali luas penampang) tetapi kekakuan lenturnya berbeda Hasil
,'
78
keruntuhan. Mode keruntuhan dan tinggi model keruntuhan yang diprediksi dengan
percobaan.
Gambar 4.21 Pengaruh Kekakuan Paku pada Tinggi Kritis Dinding Model
(Juran,1990)
diperlihatkan pada gambar 4.22b untuk keruntuhan yang disebabkan patah tarikan,
letak permukaan keruntuhan (yang diamati dengan memakai colored sand) sama
dengan titik patah pada perkuatan. Tetapi jika keruntuhan disebabkan oleh lentur, titik
berhubungan dengan prediksi deformasi paku ini diperoleh dari penyelesaian elastis
Keruntuhan yang terjadi pada struktur penahan tanah soil nailing kebanyakan
disebabkan oleh pullout pada paku (Blondeau, 1984). Karena itu penting dilakukan
dinding model laboratorium. Untuk keperluan ini dilakukan serangkaian model test di
140
K l n o i a t l o l Halt M l l r i i l /
fe eo m
/ // / jf /
°
/
t-1
UJ
T
| 60
2
<0
dinding model ditunjukkan pada gambar 4.22. Tinggi keruntuhan didefinisikan sebagai
tinggi struktur yang akan menyebabkan sliding (Fl = 1) pada bagian atas dua paku. Pull
out test pada paku baja rigid diameter 6 mm yang dipakai pada studi ini menghasilkan
tahanan pullout pada kondisi tes laboratorium. Tinggi keruntuhan dihitung dengan
memperhatikan paku sangat rigid dan sangat fleksibel dengan kemiringan B = 0° dan
20°.
Tinggi keruntuhan hasil perhitungan untuk paku rigid dengan B = 0° mendekati
dengan hasil percobaan. Perbedaan antara hasil perhitungan dan pengamatan dapat
terjadi penyebaran pada hasil tes pull out. Sedangkan tinggi keruntuhan prediksi paku
geser dan gaya tarik yang relatif kecil sehingga pada prakteknya tidak dapat
menimbulkan keruntuhan pullout. Hasil ini mengusulkan bahwa dengan paku rigid
miring keruntuhan pull out secara kinematikal tidak terjadi kecuali bagian atas paku
mengalami rotasi lokal dan mendekati arah horisontal perluasan tanah maksimum.
Tinggi keruntuhan dan bentuk permukaan runtuh (S/H =0.29) prediksi untuk paku
fleksibel dengan kemiringan paku B = 20° sangat mendekati hasil percobaan dan pada
antara tanah dan paku, memilih kawat wire mesh yang tepat dan memilih permukaan
Desain wire mesh dan permukaan shotcrete dapat memakai prosedur desain
struktur yang biasa digunakan di mana tekanan tanah setempat pada permukaan dapat
dihitung.
81
Untuk menghitung tekanan tanah lateral pada permukaan, digunakan bentuk yang
adalah jarak horizontal dan vertikal antar perkuatan. Hal ini diasumsikan karena efek
dipindahkan ke tanah sekelilingnya dan tahanan tanah terhadap geser hanya terjadi
upper limit untuk tegangan normal rata-rata pada permukaan, yang sama dengan:
Gaya ini hams lebih kecil dari gaya tank yang bekerja T pada perkuatan.
Kawat wire mesh dianggap berpenlaku seperti membran (gambar 4.23b) yang
didukung paku. Untuk sederhananya, stabilitas pada arah horizontal dan vertikal
untuk menghitung perkuatan horizontal dan vertikal yang dibutuhkan per meter (panjang
atau tinggi ) dari dinding. Desain perkuatan permukaan shotcrete dapat dilakuakan
dengan menganggap setiap lapis beton sebagai balok atau raft dengan lebar Sv (jarak
Setelah itu dihitung momen dalam lapisan shotcrete dan menentukan perkuatan yang
12. (_
Faktor yang Diperhatikan Tensile Capacity Tensile Capacity * Tensile Capacity Tensile Capacity
* Shear Capacity * Shear Capacity
Kekakuan Lentur Kekakuan Lentur
Perumusan ' SD * (W1-S1) sin<0 + (W2+S1) sino(5 H*Tp =T"D Lefmaks Untuk Fleksibel nail
N1 (cos^3 -coso(.5) * Vo= D/2. Lo. piim 'FaK.As Tp
>
•SR « C Lt + N3 tanff2' + N2' tan^ 1' + Tt X*. v.* <1 ?.HSH.Sv
' T = r D Le (0"n tand a' + Ca') / SH •Rn Re Untuk Fmite rigid nail
' FS= SR/SD VF- RC 'FaH.As y, Keq
(1+4tan l (9(M.))t J.H.SH.Sv
* TF = 4 VF.tan (90-A) ' Untuk perhitungan plastis
- Re = Rn/2 Mp > (Fm) Mmaks = 0 32 (Fm).Vc.Lo