Anda di halaman 1dari 18

KULIAH KONTRAK

BLOK PEDIATRI

dr. Riskiyah, MMRS


PSPS UIN Maulana
Malik Ibrahim
Malang
BLOK PEDIATRI
1. 4 SKS (5 Minggu) 1. Integrasi
2. Bahan kajian: a. Integrasi horizontal

a. Ilmu Penyakit Dalam b. Integrasi vertikal

b. Psikiatri
2. Kegiatan pembelajaran
c. Obgyn
a. Daring
d. Gizi Klinik b. Kuliah flipped classroom,

e. IKM tutorial, praktikum online,


tugas terstruktur, fieldlab
f. Mikrobiologi

g. Parasitologi

h. Ilmu Kesehatan Anak


Tema 2:
Tema 3 :
Penyakit
Penyakit infeksi
neuropsikiatri
tropik dan
pediatri dan
menular
autoimun

Tema 1:
Tema 4:
Tatalaksana
Penyakit
neonatus dan
system pada
kelainan
pediatri
kongenital, Pembelajaran
Blok
PEDIATRI

TUJUAN:
● Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan pada neonatus dan kelainan kongenital pada bayi sesuai level
SNPPDI 2020.
● Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan penyakit neuropsikiatri dan autoimun pada pediatri sesuai level
SNPPDI 2020.
● Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan penyakit infeksi tropic dan menular pada anak sesuai level
SNPPDI 2020.
● Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan penyakit system pada pediatri sesuai level SNPPDI 2020.
CPMK
● Mahasiswa mampu melakukan pengelolaan dan penatalaksanaan berbagai penyakit pada neonatus maupun pada
anak serta pengelolaan gizi secara holistic, komprehensif sesuai level SNPPDI 2020
POHON TOPIK BLOK PEDIATRI
METODE PENILAIAN BLOK PEDIATRI
Tema 1 : TATALAKSANA NEONATUS DAN KELAINAN KONGENITAL
5 kuliah

Praktikum :-

Tutorial Skenario 1:
Bayiku Lahir Sebelum
Waktunya

TBL
Bayiku lahir sebelum waktunya

Seorang wanita hamil usia 30 tahun datang ke UGD RS dengan kondisi ketuban pecah sudah 12 jam
sebelum masuk RS dan harus segera dilakukan terminasi. Saat lahir, bayi tidak langsung menangis, tonus
otot lemah, ketuban jernih dengan BBL 2000 g. Dilakukan resusitasi pada bayi dan menunjukkan
perkembangan yang baik. Bayi bernafas tetapi cepat dan merintih, denyut jantung > 100x/menit. Bayi
kemudian ditatalaksana dengan pemberian vitamin K 1x 1mg (im), imunisasi hepatitis B 1x 0,5 mg (im),
tali pusat dipotong, kemudian diletakkan dalam inkubator dengan suhu tubuh dipertahankan 36,5 C – 37,5
C dan dirawat di ruang perinatologi. Skor APGAR 1-3-5.

Pemeriksaan fisik setelah bayi berada di ruang didapatkan ballard score 24 sesuai dg usia kehamilan 32-34
minggu, HR 142 x/menit, RR 40-50 x/menit, Tax 37 C, saturasi 90% (tanpa oksigen). Dari evaluasi down
score bayi didapatkan nilai 3. Bayi ditatalaksana dengan pemberian oksigenasi nasal 1 lpm, infus cairan
D10%, injeksi ampicilin sulbactam 2x 100mg, Dipasang orogastric tube dan diet ASI 12 x 2-3cc (tropic
feeding).
Tema 2: PENYAKIT NEUROPSIKIATRI PEDIATRI DAN AUTOIMUN
5 kuliah

1 praktikum : Pemeriksaan
feces metode apung, natif
haradamouri (RAH)

Tutorial skenario (LIN) :


Mata anakku melirik terus ke satu
sisi..

Tugas Terstruktur: Journal


Reading
Efek Pemakaian Gadget
pada Anak
Mata anakku melirik terus ke satu sisi..

Seorang anak X berusia 2 tahun dengan BB 12 kg datang ke UGD dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan mata melirik ke satu sisi saja. Menurut orang tuanya kondisi itu sudah berlangsung selama 3 – 5
menit sebelum dibawa ke rumah sakit. Sejak mata melirik, anak tidak bisa diajak komunikasi, tangan dan
kaki kaku.

Saat tiba di UGD dokter memasangkan oksigen kemudian memasukkan obat diazepam suppositoria (10
mg). Setelah diberikan obat perlahan – lahan badan anak mulai lemas, mata kembali normal tetapi anak
tampak mengantuk. Dari riwayatnya diketahui bahwa anak juga mengeluh demam sebelum dibawa ke
rumah sakit. Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Pemeriksaan fisik saat di UGD (setelah diberikan obat suppositoria) GCS 456, kaku kuduk (-), tetapi masih
demam dengan suhu 39 C, RR 20 x/menit, N 120x/menit. Kemudian dilakukan pemasangan infus NaCl
500cc/24 jam, pemberian paracetamol (iv) 120 mg serta dilakukan tepid sponge. Anak selanjutnya dirawat
di RS untuk observasi lebih lanjut, diberikan oksigen nasal 2 lpm. Dari hasil pemeriksaan darah lengkap
dalam batas normal, GDA dan serum elektrolit juga dalam batas normal. Keluarga di berikan edukasi
mengenai beberapa kemungkinan diagnosis dan tatalaksana awal pada pasien.
Tema 3 :PENYAKIT INFEKSI TROPIK DAN MENULAR

01

5 kuliah
1 Praktikum : Pemeriksaan serologi infeksi (VI)
Tutorial scenario 3 : Mata Anak Saya Kuning
TBL
Fieldlab : Tumbuh Kembang Anak
Mata anak saya kuning….

Seorang ibu membawa anaknya laki-laki An. Adi berusia 12 tahun ke UGD RS dengan keluhan mata si anak tampak kuning sejak 5 hari yang lalu.
Keluhan baru diketahui ibu saat menghubungi sang anak yang tinggal di pondok melalui panggilan video. Menurut pengurus pondok, didapatkan riwayat
demam 2 minggu yang lalu selama 4 hari, kemudian demam mereda setelah anak diberikan obat penurun demam. Anak mengeluhkan nyeri perut bagian kanan
atas, nafsu makan menurun dan mual sejak 1 minggu yang lalu, kadang-kadang disertai muntah 1 kali per hari. Serta warna BAK kuning tua seperti teh sejak
5 hari yang lalu dan warna BAB kuning pucat. Dalam 2 minggu ini teman-temannya juga mengalami gejala yang sama. Akhir-akhir ini pasokan air bersih di
pondok sering mati dan selain itu anak bercerita kebiasaan makan di pondok sering bersama-sama teman dalam 1 piring . Tidak ada riwayat bepergian dan tidak
ada riwayat penggunaan pemakaian alkohol, obat-obatan.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan:
Berat badan 35 kg/ TB 150 cm
Vitalsign : Tekanan darah 100/60, Nadi 120 kali/menit, Temperatur aksilla 37,5°C
GCS 456
Keadaan umum : tampak lemah, tampak ikterus
Kepala/Leher : sklera ikterus (+), anemis (-), pembesaran kelenjar (-), mata cowong(+)
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : supel, Bising usus (+) normal, nyeri palpasi hipochondrium dextra
Hepar 3 cm bawah arkus costae / Lien tidak teraba, turgor kulit menurun
Ekstremitas : akral hangat, ruam(-), petekie (-)
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin (Hb) : 12 g/dL, Hematokrit (Ht) : 37 %, Trombosit : 250.000/ mm3, Leukosit 10.000/mm3 , GDA 70 mg/dl, UL bilirubin ++, Bilirubin Total 6,5,
Direct 4,8, Indirect 1,7, SGOT 100 IU/L (<35), SGPT 220 IU/L(<41), Albumin 3,5g/dL(3,5-5), GGT 54 U/L(8-61), ALP 270 U/L (66-220), IgM anti HAV
reaktif, Ig M anti HCV non reaktif, HbsAg negatif,
Pasien disarankan oleh dokter untuk di rawat di Rumah Sakit karena harus di terapi dan di pantau kondisinya dan untuk mencegah komplikasi.
Penatalaksanaan :
FIELDLAB
TUJUAN:
1. Menggali masalah PROSEDUR
ALAT DAN BAHAN 1. Mahasiswa membuat video
kesehatan anak pada
1. Pengukur tinggi pemeriksaan tumbuh
masyarakat
badan/meteran kembang anak
2. Melakukan upaya 2. Satu anak yang diperiksa
2. Timbangan
penyelesaian masalah dan mengisi lembar KPSP
3. Formulir KPSP
Kesehatan anak pada 3. Memberikan KIE akan hasil
(download) menurut usia
masyarakat pemeriksaan kepada orang
4. Alat bantu pemeriksaan tua anak
3. Melakukan deteksi dini
dan bahan lain 4. Video maksimal berdurasi
tumbuh kembang anak
disesuaikan dengan 10 menit
dengan pemeriksaan
umur anak yang akan 5. Video dan lembar hasil
antropometri dan KPSP pemeriksaan KPSP di
diperiksa (berdasarkan
(Kuesioner Pra Skrining upload ke dalam e-learning
formulir KPSP)
Perkembangan)
Tema 4 : PENYAKIT SISTEM
PADA PEDIATRI

Mercury Mars
Mercury is the closest Despite being red, Mars
planet to the Sun is actually a cold place

Jupiter Saturn
It’s the biggest planet Saturn is composed of
in the Solar System hydrogen and helium
• 5 Kuliah
• Tutorial Skenario 4
Did you like the resources on this template? Get them for
free at our other websites. Tugas Terstruktur:
Vectors Efek Gadget pada
● Artistic illustration to celebrate children's day
● Celebration of children's day event Gangguan Tidur Anak
● Colorful illustration with flat design for children's day
● Hand drawn planet collection
● Children's day event with artistic illustration
Mama kencingku sakit

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar oleh kedua orang tuanya ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Y dengan keluhan nyeri ketika buang
air kecil. Dokter kemudian melakukan anamnesa kepada orang tua dan pasien. Dari anamnesa didapatkan bahwa ada nyeri ketika buang air kecil sudah
sejak 3 hari yang lalu disertai demam tinggi, pasien mengeluh juga nyeri perut dibagian bawah serta tidak bisa menahan kencing, kencing tidak berwarna
merah. Riwayat beberapa hari yang lalu ada mual dan muntah 1x tetapi sekarang sudah tidak ada. Pasien pernah penderita keluhan seperti ini sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran baik, Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, pernapasan
22x/menit, suhu tubuh 38°C, berat badan 15 kg, abdomen supel, nyeri suprapubik, tidak ada nyeri ketok pada sudut kostovertebra, tidak teraba massa
abdomen. Pemeriksaan genitalia tampak fimosis positif. Dokter lalu menyarankan pasien untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil Pemeriksaan Darah Rutin:
Leukosit: 13.000/m3
Hemoglobin: 12,5 g/dL
Hematokrit: 37%
Trombosit: 250.000/m3
LED: 15/jam

Urinalisis
Urine makroskopik urine jernih, protein (-), nitrit (+), leukosit esterase (+), Blood (-), sedimen eritrosit 3-5/lpb, sedimen keukosit 12-16/lpb, bakteri (3+).
Sedimen urine: Leukosituria 22 sel/lpb
Kultur urine menunggu hasil.

Setelah melihat hasil lab, dokter menyarankan kepada orang tua pasien agar pasien dirawat di rumah saja dulu. Jika keluhannya tetap atau semakin berat
maka sebaiknya pasien di bawa kembali ke rumah sakit untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Dokter lalu memberikan obat untuk dibawa pulang:
Amoxicillin sirup 3x5ml (125mg)
Paracetamol sirup 3x 11/2 cth
Dokter memberikan KIE agar pasien minum air putih yang banyak, tidak boleh menahan kencing, tidak boleh pakai celana ketat kemudian kontrol 3 hari
lagi.

Anda mungkin juga menyukai