Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN FOCUS GROUP DISCUSSION

DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

DI SMA ALAM AL GHIFARI BLITAR

Disusun sebagai tugas mata kuliah Laporan Kegiatan Belajar Mengajar

oleh:

Akhmad Riza Zulfikar

091211007

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS EKONOMI, HUKUM, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
SEMARANG
2022
A. Pendahuluan
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Khodijah, 2014). Berdasarkan pengertian
tersebut, maka idealnya sebuah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah adalah
kegiatan interaktif, di mana kedua belah pihak yakni pengajar dan siswa aktif dalam
berkomunikasi dan berinteraksi sepanjang kegiatan. Meski demikian, tidak bisa kita pungkiri
bahwa apa yang terjadi selama ini justru tidak demikian. Kegiatan belajar mengajar di kelas
cenderung hanya berjalan satu arah. Guru sebagai pengajar mendeliver materi pelajaran
dengan menggunakan metode ceramah. Bahkan tidak jarang seorang guru akan membacakan
materi tersebut apa adanya sebagaimana tertulis di buku pelajaran.
Kegiatan belajar mengajar seperti ini cenderung membuat siswa menjadi cepat jenuh.
Kelas menjadi tidak menarik, dan yang lebih fatal lagi adalah materi yang disampaikan oleh
guru tidak dapat diserap secara baik oleh siswa. Alhasil, output yang ditargetkan dari sebuah
pembelajaran juga tidak akan dapat dicapai.
Untuk mencapai kegiatan belajar mengajar yang efektif, maka kelas tidak boleh
didominasi oleh guru sepenuhnya. Siswa harus diberi ruang untuk aktif dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Interaksi dua arah antara guru dan murid ini akan membuat kelas menjadi
lebih hidup, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak akan menjadi aktivitas yang membuat
siswa menjadi jenuh. Jika kondisi ideal ini terbentuk, maka target-target pembelajaran yang
dicanangkan akan lebih mudah untuk tercapai. Tentunya tetap dengan catatan bahwa kegiatan
belajar mengajar tersebut berjalan sesuai dengan silabus, rencana pembelajaran, serta
perangkat-perangkat pembelajaran lain yang telah disusun.
Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran di dalam
kelas yang melibatkan partisipasi aktif siswa adalah metode Focus group discussion (FGD).
Dalam metode ini, siswa akan dilibatkan dalam sebuah kelompok kecil yang dipimpin oleh
seorang pemimpin diskusi. Dengan metode ini, maka materi yang disampaikan akan lebih
mudah diserap oleh siswa dibandingkan dengan metode klasikal.
Makalah ini disusun untuk membahas mengenai efektifitas metode Focus group
discussion dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada mata pelajaran Bahasa
Jepang di SMA Alam Al Ghifari Blitar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif. Data diperoleh dari survey yang dilakukan terhadap 10 responden dari kelas X, XI,
dan XII SMA Alam Al Ghifari Blitar.
Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka peneliti menyusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Sejauh mana pemahaman siswa terkait Focus group discussion?
2. Sejauh mana efektifitas metode Focus group discussion dalam meningkatkan
penyerapan materi oleh siswa dalam mata pelajaran Bahasa Jepang di SMA Alam
al Ghifari Blitar?
3. Seperti apa tingkat preferensi siswa terhadap metode Focus group discussion
dibandingkan dengan metode ceramah atau diskusi klasikal?

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:
1. Menambah wawasan dalam hal metode pembelajaran efektif.
2. Menambah khasanah referensi untuk penelitian mendatang yang terkait.
3. Menjadi sumber evaluasi bagi guru dalam mengelola kegiatan belajar mengahar di
sekolah.

B. Landasan Teori
Belajar mengajar
Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha seseorang untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya (Slameto,
2015). Sedangkan menurut William H Burton mengajar adalah “upaya dalam memberi
perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar” (Ali, 2014).
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion menurut Kitzinger dan Barbour (1999) dalam Afiyanti (2008)
adalah melakukan eksplorasi suatu isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok individu
yang berfokus pada aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk
menghasilkan suatu kesepakatan bersama.
Hal senada tentang metode FGD, Hollander (2004), Duggleby (2005), dan Lehoux et
al. (2006) dalam Afiyanti (2008) mendefinisikan metode FGD sebagai suatu metode untuk
memperoleh produk data/informasi melalui interaksi sosial sekelompok individu yang dalam
interaksi tersebut, sesama individu saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Lebih rinci,
Hollander (2004) dalam Afiyanti (2008) menjelaskan bahwa interaksi sosial sekelompok
individu tersebut dapat saling mempengaruhi dan menghasilkan data/informasi jika memiliki
kesamaan dalam hal, antara lain memiliki kesamaan karakteristik individu secara umum,
kesamaan status sosial, kesamaan isu/ permasalahan, dan kesamaan relasi/hubungan secara
sosial.
C. Pembahasan
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sangat dipengaruhi efektifitasnya oleh
komponen-komponen penyusunnya. Salah satu komponen paling penting dalam kegiata
belajar mengajar di dalam kelas adalah guru. Seorang guru harus dapat mengelola kelas dan
kegiata belajar mengajarnya dengan baik agar target-target pembelajaran yang telah
dicanangkan dapat dicapai. Sayangnya, masih banyak guru yang menggunakan metode ajar
yang konservatif atau konvensional berupa ceramah satu arah. Guru menyampaikan materi
kepada seluruh siswa di kelas secara penuh, bahkan tak jarang hanya sekedar membacakan
materi yang tertulis di buku ajar. Siswa tidak memiliki, atau hanya memilikii sedikit sekali
kesempatan untuk berinteraksi terkait materi tersebut, baik dengan sesama siswa maupun
dengan sang guru.
Metode ceramah klasikal sebagaimana dideskripsikan di atas tentunya memiliki
kelemahan yang sangat mencolok. Siswa tidak akan terlatih untuk berinteraksi, bersosialisasi,
dan berfikir kreatif serta kritis. Mereka akan cenderung menjadi pengekor yang buta. Selain
itu, kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan cenderung membosankan. Jika sudah
demikian, maka target-target pembelajaran yang dicanangkan di dalam perangkat-perangkat
pembelajaran akan sangat sulit atau bahkan mustahil untuk dicapai.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan referensi metode alternatif yang dapat
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Metode tersebut adalah Focus
Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
pengumpulan data menggunakan angket daring yang menakar seberapa besar metode FGD
bisa diterima oleh para siswa, serta perbandingannya dengan metode klasikal konvensional
dari sudut pandang siswa sebagai peserta pembelajaran.
Metodologi
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan perangkat berupa
angket yang disebar kepada siswa melalui platform Google Form. Sebanyak ………….. siswa
dari seluruh jenjang (kelas X, XI, dan XII) menjadi responden. Form angket dibagikan
melalui grup whatsapp kelas, kemudian siswa diberi waktu 10 menit untuk mengisi angket
tersebut.
Berikut adalah tampilan daftar pertanyaan di dalam form angket tersebut
Hasil dan Pembahasan
Angket daring yang dibagikan kepada grup kelas ditutup setelah mencapai jumlah
responden 14 siswa (total responden dari 3 jenjang). Sebaran responden bersifat acak dan tidak
dibagi rata di masing-masing jenjang.
Hasilnya sebagaimana ditampilkan pada gambar di bawah ini

Rincian responden berdasarkan gambar di atas adalah: Kelas X sebanyak 6 siswa


(42.9%), kelas XI sebanyak 3 siswa (21.4%), dan kelas XII sebanyak 5 siswa (35.7%).

Berdassarkan gambar di atas, dari 14 responden, 3 responden merasa mengerti atau


pernah menjalani metode ceramah maupun focus group discussion di dalam kelas. Sementara
itu, 3 responden lainnya merasa mengerti atau pernah menjalani metode ceramah di kelas.
Sisanya sebanyak 8 responden merasa mengerti atau pernah menjalani metode ceramah di
dalam kelas.
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 11 responden (78.6%) menganggap
metode focus group discussion adalah metode yang paling efektif dalam memudahkan siswa
memahami materi pelajaran. Sisanya sebanyak 3 siswa (21.4%) menganggap metode ceramah
adalah metode yang paling efektif dalam memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode focus group discussion lebih menjadi preferensi bagi siswa dalam
menjalani kegiatan belajar mengajar di kelas jika dibandingkan dengan metode
ceramah.
Saran
Saran yang bisa peneliti berikan untuk penelitian mendatang adalah:
1. Lebih memperdalam fokus penelitian pada bab atau kompetensi tertentu dalam
pelajaran Bahasa Jepang, misalkan pada kelas bunpo, kelas kanji, kelas kaiwa,
dan sebagainya secara khusus.

E. Daftar Pustaka
Afiyanti, Yati. 2008. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai
Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 12, No. 1
Ali, Mohammad. 2014. “Guru dalam Proses Belajar Mengajar”. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Khodijah, Siti. 2014. “Proses Pembelajaran yang Efektif”. Sukabumi: Sekolah Tinggi
Agama Islam ‘Ulum Gunung Puyuh.
Slameto. 2015. “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi”. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai