2. Capaian Pembelajaran Mampu memahami tentang masalah kesehatan pada ibu hamil terakait dengan tanda bahaya kehamilan (S9, S10, KU3, KU4, KU5, KK1, KK7, P1, P10).
3. Metode
Metode yang digunakan terkait tanda bahaya pada masa kehamilan
adalah Discovery Learning (DL). Dimana proses pembelajaran pada metode ini berpusat pada diskusi kelompok, dimana mahasiswa membuat suatu makalah . Materi yang akan di bahasa yaitu perubahan fisiologi dan adaptasi psikologi dalam kehamilan pada ibu hamil yang merupakan bagian dari asuhan kebidanan pada kehamilan. Manfaat dari metode Discovery Learning (DL) yaitu merupakan suatu cara untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan lewat penemuan. Penggunaan pendekatan dari Discovery Learning (DL) dapat melibatkan mahasiswa dalam suatu kegiatan pemecahan masalah, belajar secara mandiri, dapat berpikir kritis, hingga dapat memberikan mahasiswa sebuah pemahaman dan belajar secara kreatif (Prasetyana, 2015).
Kelebihan dari metode pembelajaran Discovery Learning (DL), sebagai
berikut (Yuliana, 2018): a. Membantu mahasiswa untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan sebuah keterampilan hingga proses kognitifnya. b. Model ini juga memungkinkan mahasiswa dalam berkembang secara cepat sesuai dengan kecepatannya hingga kapasitas pemahamannya sendiri terhadap pembelajaran yang di berikan. c. Meningkatkan sebuah penghargaan kepada mahasiswa karena unsur melakukan sebuah diskusi dalam menyelesaikan suatu masalah yang di berikan oleh dosen. d. Dapat menimbulkan suatu perasaan senang hingga adanya perasaan bahagia jika mahasiswa dapat berhasil dalam melakukan sebuah penelitian. e. Membantu mahasiswa menghilangkan sebuah keraguan akibat tidak percaya diri, malu terhadap sesama teman kelasnya untuk menyampaikan argumen, hingga mahasiswa dapat menyatakan suatu kebenaran atau keputusan yang final dalam kelompok diskusi tersebut dalam menyelasaikan suatu permasalahan yang di berikan oleh seorang dosen yang mengajar.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran Discovery Learning
(DL), sebagai berikut (Yuliana, 2018): a. Model DL ini menimbulkan beberapa macam asumsi terkait kesiapan pikiran untuk belajar dari mahasiswa. Bagi mahasiswa yang kurang dalam kemampuan kognitif maka dapat mengalami kesulitan berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep‐konsep yang tertulis atau lisan, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan sebuah efek yaitu frustasi pada mahasiswa tersebut. b. Model DL tidak cukup efisien untuk digunakan dalam proses belajar mengajar pada jumlah siswa yang banyak, hal tersebut karena waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah. c. Adanaya suatu harapan dalam metode pembelajaran DL ini yaitu dapat terganggu apabila mahasiswa dan dosen telah terbiasa dengan cara lain. d. Model metode pembelajaran DL ini merupakan sebuah pengajaran discovery yang cocok dalam sebuah pengembangan suatu pemahaman, akan tetapi adanya sebuah aspek lainnya yaitu kurangnya mendapatkan suatu perhatian. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Diskusi Kelompok Adapun langkah-langkah yang dapat di lakukan dalam diskusi kelompok, sebagai berikut (Christiani, 2014): a. Dosen dapat menjelaskan suatu masalah yang akan di diskusikan dan memberikan sebuah pengarahan terkait dengan cara-cara pemecahan dari suatu penugasan yang di berikan serta dapat melakukan diskusi anatara mahasiswa jika mahasiswa tersebut belum memahami tugas yang di berikan oleh dosen. b. Para mahasiswa membentuk sebuah kelompok diskusi mulai dari pemilihan ketua kelompok, sekertaris, notulen, moderator, orang yang melakukan presentasi, pembuatan power point, dan sebagainya. c. Para mahasiswa melakukan diskusi di dalam kelompoknya masing- masing, meskipun melalui zoom atau melalaui whatshapp untuk memudahkan komunikasi agar menyelesaikan tugas makalah yang di berikan. Sedangkan dosen dapat mengontrol mahasiswa jika ada mahasiswa yang bertanya atau whatshapp jika terdapat suatu masalah dalam penyelesaian tugas makalah tersebut. d. Setelah kelompok sudah di bagikan dan tidak ada lagi pertanyaan yang belum jelas, maka kelompok dapat melakukan diskusi dan membuat laporan makalah tersebut. Hasil diskusi yang berupa laporan makalah tersebut akan di tanggapi oleh dosen yang memberikan mata kuliah sebagai salah satu tugas kelompok untuk menunjang/membantu nilai dari masing-masing mahasiswa jika rendah pada saat pengumulatifan dari nilai UTS dan UAS. e. Pada saat pengumpulan laporan ada batas waktu pengumpulan sesuai dengan ketetapan dosen yang memberikan tugas makalah tersebut. Jika ada salah satu kelompok telat mengumpukan tugas maka di lihat dari batasan pengumpulan berapa hari telatnya dalam mengumpulkan dan akan ada pengurangan nilai. f. Pengumpulan laporan akan di berikan sebuah link oleh dosen yang memberikan tugas untuk menjadikan data tersebut terkumpul secara kolektif dan tidak tercecer kesana kemari.
Respon Dalam Melakukan Diskusi Kelompok
Adapun Respon yang sangat penting untuk di perhatikan dalam melakukan diskusi kelompok, sebagai berikut (Juniar et al., 2019): a. Instruksi dan bahasa pada saat melakukan diskusi kelompok saat pembelajaran harus jelas dan mudah di mengerti agar dapat menciptakan suatu kondisi kondusif hingga dapat menghargai masing-masing anggota kelompok yang ada di dalam grop diskusi tersebut. b. Mahasiswa harus dapat memahami materi yang di bahas agar materi tersebut tersusun dengan benar dalam bentuk makalah yang akan di kumpulkan. Selain itu juga, dapat mencipatakan sebuah pemikiran dari masing-masing mahasiswa yang berbeda untuk kreativitas mereka agar optimal dalam memahami materi atau kajian yang dibahas. c. Aktivitas dari mahasiswa harus lebih meningkat dengan banyaknya pemikiran dari mahasiswa yang berkontribusi secara pemikiran dalam diskusi kelompok tersebut. Kontribusi tersebut berupa bertanya, menjawab, menambahkan, menyanggah, memberikan masukan, hingga dapat memutuskan sebuah keputusan secara final terhadap permasalahan yang ada saat diskusi. d. Pada saat berdiskusi kelompok maka akan ada munculnya sebuah informasi secara dua arah. Informasi yang diharapkan pada saat proses pembelajaran tidak hanya dari seseorang yang menyajikan, tetapi dari informasi anggota lain yang terlibat di dalam diskusi kelompok tersebut juga sangat amat penting untuk di dengarkan. Pada akhir sesi, seorang dosen memberikan informasi yang di mana bertujuan untuk mensinkronkan dengan pengetahuan dari mahasiswa sehingga informasi tersebut lebih jelas lagi dan benar. e. Mahasiswa harus dapat memunculkan sebuah sikap percaya diri, rasa toleransi yang tinggi, hingga melakukan kerjasama setiap anggota kelompok yang ada di group diskusi tersebut. Sikap tersebut hanya muncul begitu saja, akan tetapi adanya sebuah dorangan seperti tekanan dengan cara menunjuk atau memanggil namanya secara langsung oleh mahasiswa lain untuk dapat memberikan pendapat atau menyampaikan aspirasi untuk kelompoknya sendiri.
Tata Tertib Dalam Diskusi Kelompok
Kondisi mahasiswa dalam melakukan implementasi atau menjalankan diskusi kelompok harus displin dengan tugas yang sudah di berikan oleh ketua kelompok. Mahasiswa juga harus di tuntut lebih serius dalam mengerjakan makalah yang akan di kumpulkan, karena makalah tersebut akan di ambil nilainya sebagai salah satu bentuk tugas dari mahasiswa. Pada pelaksanaan diskusi kelompok ini, setiap mahasiswa dituntut untuk berpartisipasi, berperan aktif dalam menyelesaikan masalah atau tugas, memiliki rasa tanggungjawab atas tugas, hingga kelompok juga saling bekerjasama untuk penyelesaian makalah tersebut. Jika ada mahaiswa yang tidak mengerjakan tugasnya dan tidak ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah, maka mahasiswa tersebut di catat namanya pada lembar keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok (Marwani, 2018).
Skenario Tugas Makalah
Mahasiswa membuat group kecil untuk melakukan diskusi kelompok yang di bagi menjadi 5-6 orang untuk membuat makalah tentang perubahan fisiologi dan adaptasi psikologi dalam kehamilan. Dimana pada saat pembuatan makalah tersebut semua anggota kelompok harus berperan aktif, berpartisifasi, memiliki rasa tanggung jawab untuk pencarian bahan makalah, hingga melakukan kerjasama antara anggota tim. DAFTAR PUSTAKA
Christiani, A. (2014). Penerapan Metode Small Group Discussion Dengan Model
Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Guru Sekolah Dasar (JPGSD), Vol. 02.(No. 2.), 11.
Juniar, D. T., Rohyana, A., & Rahmat, A. A. (2019). Pengembangan Model
Pembelajaran Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Dan Aktivitas Belajar Mahasiswa. JUARA : Jurnal Olahraga, 4(1), 15. https://doi.org/10.33222/juara.v4i1.381.
Marwani, N. (2018). Internalisasi Karakter Disiplin Siswa Melalui Metode
Diskusi Kelompok Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Kluet Tengah. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/4110/2/Nelis%20Mawarni.pdf
Prasetyana, S. D. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Discovery
Learning Yang Diintegrasikan Dengan Group Investigation Pada Materi Protista Kelas X Sma Negeri Karangpandan. JURNAL INKUIRI, Vol 4.(No. 2.), hal 135-148.
Yuliana, N. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran., Vol. 2.(No. 1.), 8. https://doi.org/P-ISSN : 1858-4543.