Anda di halaman 1dari 2

Kolelitiasis

lstilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu
empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu (kolesistolitiasis). Kalau batu
kandung empedu ini berpindah ke dalam saluran empedu ekstrahepatik, disebut batu saluran empedu
sekunder atau koledokolitiasis sekunder.

Kebanyakan batu duktus koledokus (koledokolitiasis) berasal dari batu kandung empedu, tetapi
ada juga yang terbentuk primer di dalam saluran empedu ekstrahepatik maupun intrahepatik. Batu
primer saluran empedu, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: ada massa asimtomatik setelah
kolesistektomi, morfologik cocok dengan batu empedu primer, tidak ada striktur pada duktus
koledokus atau tidak ada sisa duktus sistikus yang panjang. Khusus untuk orang Asia, dapat
ditemukan sisa askaris atau cacing jenis lain di dalam batu tersebut. Morfologi batu primer saluran
empedu antara lain bentulmya ovoid, lunak, rapuh, seperti lumpur atau tanah, dan warna coklat muda
sampai cokelat gclap (batu pigmen coklat). Batu ini dapat disertai atau tanpa batu kolesterol dalam
kandung empedu. Batu empedu yang berasal dari proses metabolisme bilirubin akibat penyakit
hemolisis darah akan berwarna hitam (batu pigmen hitam) dan hanya berada dalam kandung empedu.

Patogenesis

Penyakit batu empedu berasal dari interaksi yang kompleks antara fakror genetik dan lingkungan.
Batu empedu kolesterol terbentuk karena empat faktor utama; (I) snpcrsaturasi kolesterol dalam
kandung empedu, (2) pembentukan nidus* dan kristalisasi, (3) berkurangnya motilitas kandung
empedu, dan (4) peruhahan absorpsi dan sekrcsi kandung empedu. Kclarutan kolcstcrol dalam
kandung empedu dipengaruhi olch konsentrasi kolesterol, garam empedu dan fosfolipid (lesitin),
seperri tampak skema segitiga Small.

Pcningkatan konsentrasi kolcsterol dapat disebabkan oleh obcsiras, diet tinggi kalori dan
kolesterol, pembcrian estrogen (kontrasepsi), dan juga pada kehamilan. Garam empedu diekskresi dari
kandung empedu masuk ke usus, 90% akan diserap kcmbali dan lcwat vena porta kembali kc hati dan
kandung empcdu (sirkulasi enterohcpatik). Hambatan dalam sirkulasi enterohepatik akan mengurangi
kadar garam empedu dalam kandung empedu sehingga terbentuk batu empedu. Hal ini terjadi pada
penyakit Crohn (ileitis terminalis) atau setelah tindakan reseksi ileum. Berkurangnya motilitas
kandung empedu terjadi pada puasa yang lama, pemberian nutrisi parenteral yang lama,
pascavagotomi, penderita diabetes, penderita tumor yang memproduksi somatostatin, atau terapi
somatostatin yang lama. Pada kehamilan juga terjadi penurunan gerakan kandung empedu. Kandung
empedu adalah organ yang sangat aktif dalam absorpsi dan fungsinya adalah mengentalkan dan
mengasamkan empedu. Perubahan dalam absorpsi natrium, klorida, bikarbonat, air akan mengubah
lingkungan saturasi kolesterol, pembentukan kristal dan presipitasi kalsium. Pembentukan batu baru
diawali dengan pembentukan nidus dan diikuti kristalisasi yang meliputi nidus itu. Nidus dapat
berasal dari pigmen empedu, mukoprotein, lendir, protein lain, bakteri, atau bcnda asing lain.
Pertumbuhan batu terjadi karena pengendapan kristal kolesterol di atas matriks anorganik dan
kecepatannya ditentukan oleh kecepatan relatif pelarutan dan pengendapan. Statis kandung empedu
juga berperanan dalam pembentukan batu. Puasa yang lama akan menimbulkan empedu yang
litogenik akibat stasis tadi.

Anda mungkin juga menyukai