Anda di halaman 1dari 1

Kisah Abdullah bin Abbas, Sahabat Rasulullah yang Selalu Haus Ilmu

Sedari kecil kita semua sudah diajarkan oleh orangtua sedikit demi sedikit untuk mengetahui banyak hal.
Belajar mengetahui hal-hal sederhana hingga otak kita mampu menyerapnya dengan baik.
Di zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang sahabat beliau yang sudah menunjukkan keingintahuan
dan kesungguhannya dalam belajar banyak hal. Dia bernama Abdullah bin Abbas atau Ibnu Abbas. Dia
adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal tidak pernah bosan menggali ilmu sejak
usia muda. Ibnu Abbas, si 'gila' ilmu pengetahuan.
Abdullah bin Abbas adalah sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan anak dari Abbas bin Abdul
Muthalib dan Ummu al-Fadl Lubaba. Ayah dari Abdullah, adalah paman terkasih Nabi Muhammad SAW.
Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, Abbas adalah orang yang paling merasa kesepian atas
kepergiannya.
Sosok Ibnu Abbas sudah dikenal akrab dengan Nabi Muhammad SAW sejak kecil. Bersama beliau, ia
tumbuh menjadi pribadi yang mempunyai karakter dan sifat yang kuat.
Pernah suatu ketika, Ibnu Abbas dipenuhi rasa keingintahuan yang besar tentang bagaimana cara Nabi
Muhammad SAW salat. Hingga ia dengan sengaha menginap di rumah bibinya, Maimunah binti Al-Harits
yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW.
Hingga dipertengahan malam, ia mendengar Nabi Muhammad SAW bangun untuk menunaikan ibadah
salat. Dia pun bergegas mengambil air untuk bekal wudu Nabi Muhammad SAW. Betapa terkejutnya
beliau ketika menemukan Ibnu Abbas masih terjaga dan menyediakan air wudu untuknya.
Rasa bahagia menggelora di hati Nabi Muhammad SAW saat itu. Beliau pernah mendoakan Abdullah bin
Abbas, "Ya Allah, berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)."
Dari doa tersebut, Abdullah bin Abbad pun dikenal sebagai ahli tafsir. Dia juga banyak meriwayatkan
hadist, tak kalah dari sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus perawi hadist lainnya, seperti Abu
Hurairah, Anas bin Malik, dan lainnya.
Kalau sedari kecil orang sudah mempunyai rasa ingin tahu yang besar akan sesuatu hal, tentu tanpa
sadar hal itu bisa saja terus mengalir di dalam diri hingga kapan pun.
Sampai suatu waktu, di saat orang yang benar-benar akrab dengannya sejak kecil, Nabi Muhammad
SAW meninggal, kesungguhan belajar Abdullah bin Abbas tidak pernah kendur. Walaupun dia merasa
begitu sangat kehilangan dan tidak mau berlarut-larut tenggelam akan kesedihan, dia tetap meneruskan
untuk menimba ilmu. Tentu saja, ilmu itu tidak hanya didapat pada satu orang, ada banyak orang di
muka bumi ini yang bisa kita andalkan untuk memetik suatu pembelajaran terhadap hal apa pun. Masih
ada banyak para sahabat Nabi Muhammad SAW yang masih hidup dan menjadi tempat untuk Ibnu
Abbas melanjutkan untuk menimba ilmu.
Begitulah hidup Abdullah bin Abbas, mengetuk satu pintu ke pintu yang lain untuk menimba ilmu dari
para sahabat Nabi Muhammad SAW. Sampai pada akhirnya, ia menjadi seorang pemuda dengan ilmu
dan pengetahuan yang tinggi. Di saat usianya yang masih muda, ilmu dan pengetahuan yang ia dapat tak
berimbang dengan usianya.
Ada orang yang pernah bertanya kepada beliau, "Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini, Ibnu Abbas?"
Abdullah bin Abbas menjawab, "Dengan lidah dan gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir."
Tingginya ilmu yang ia gapai, menjadikannya sebagai kawan dan lawan diskusi bagi para sahabat senior.
Kisah Abdullah bin Abbas yang selalu haus akan ilmu dan pengetahuan, menjadikannya sebagai seorang
yang patut dijadikan panutan. Semoga, kisahnya bisa menjadi pembelajaran positif bagi kita semua
untuk mengetahui banyak hal, ya.

Anda mungkin juga menyukai