Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN PROKES DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN COVID-19

Dr. Harimurti Swastika Dewayani, Sp.P

#PERKEMBANGAN VARIAN OMICRON#


Kasus pertama dilaporkan oleh Afrika Selatan ke WHO pada tanggal 24 November 2021 (
berasal dari sampel 9 November 2021 )
01
02
Di minggu terakhir
bulan November 2021kasus COVID-19
di Afrika Selatan
meningkat tajam,
bersamaan ditemukan varian Omicron
Pada 26 November 2021 WHO menyatakan sebagai Variant of Concern (VoC)
03
Pada 16 Desember 2021 Indonesia melaporkan kasus pertama kali varian Omicron
04
05
Hingga 21 Januari 2022 terdapat 171 negara yang telah melaporkan kasus varian
Omicron
Omicron adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19
Memiliki >30 mutasi pada protein spike

KARAKTERISTIK VARIAN OMICRON


https://www.who.int/publications/m/item/enhancing-readiness-for-omicron-
(b.1.1.529)-technical-brief-and-priority-actions-for-member-states
Transmissibility
Lebih menular dibandingkan varian lainnya
Keparahan
Risiko rawat inap varian Omicron lebih rendah dibandingkan varian Delta. Varian
Omicron tetap bisa menyebabkan gejala berat dan kematian terutama pada orang yang
rentan seperti lansia, memiliki penyakit penyerta dan orang yang belum divaksin
Risiko reinfeksi
Beberapa bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko reinfeksi akibat varian
Omicron. Risiko reinfeksi diperkirakan mencapai 5.4 kali lebih tinggi daripada
varian Delta
Efektivitas vaksin
Vaksin yang ada saat ini masih sangat efektif dalam mencegah penyakit yang berat
dan kematian
Kasus yang belum mendapatkan vaksinasi memiliki potensi lebih besar menularkan
kepada keluarga dan lingkungannya
Efektivitas diagnosis
Pemeriksaan PCR dan RDT-Antigen masih dapat untuk mendiagnosis COVID-19, termasuk
varian Omicron. Untuk memastikan variannya, perlu dilakukan pemeriksaan whole
genome sequencing (WGS)

RESIKO PENULARAN COVID-19


TEMPAT KERJA
TEMPAT UMUM (Mall, toko, Pelabuhan, terminal)
TRANPORTASI
TEMPAT IBADAH
INSTITUSI PENDIDIKAN
1
Pergerakan Orang
2
Berkumpulnya sejumlah/banyak orang dalam satu lokasi
3
Interaksi beragam Individu ( usia, kondisi penyerta, pengetahuan, gaya hidup)
4
Lingkungan
Perlu kita pahami mengenai risiko penularan. Bahwa penularan berpotensi terjadi
pada tempat kerja, tempat umum, tranportasi, tempat ibada, instiusi Pendidikan.
Hal ini dikarenakan sebagai berikut:
adanya pergerakan orang,
berkumpulnya sejumlah/banyak orang dalam satu lokasi,
interaksi beragam individu ( berbagai usia, kondisi penyerta, berbeda pengetahuan
terkait protokol, adanya perbedaan gaya hidup)
Lingkungan ( kondisi padat dan ventilasi buruk)

Oleh karena itu pencegahann dan penularan di tempat kerja harus diperhatikan
4

#GEJALA VARIAN OMICRON#


Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan baik tanpa gejala,
ringan, sedang hingga berat (pada orang rentan).
Umumnya gejala yang dilaporkan bersifat ringan.
GEJALA KLINIS PRINSIPNYA HAMPIR SAMA DENGAN VARIAN COVID-19 LAINNYA
PILEK
NYERI TENGGOROKAN
BATUK
KELELAHAN
SAKIT KEPALA
DEMAM
Dengan tingkat penularan yang lebih tinggi, maka jika tidak dikendalikan akan lebih
banyak orang yang teinfeksi dan orang rentan membutuhkan perawatan medis (isolasi
mandiri/terpusat/rumah sakit) sehingga dapat membebani sistem kesehatan.
Lansia (>60 tahun) , orang yang belum divaksin, hamil, memiliki penyakit penyerta
(hipertensi, Diabetes militus, penyakit jantung, penyakit paru kronis, penyakit
cerbrovaskuler, penyakit ginjal kronik, gangguan sistem imun, kanker, HIV/AIDS
Omicron tampaknya lebih menginfeksi dan bereplikasi di saluran pernapasan atas,
dibandingkan dengan varian Delta dan varian lain.

utamanya ditularkan dari orang yang BERGEJALA (simptomatik) melalui


melalui droplet saluran napas (batuk, bersin, bicara)
kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung
atau mata

TANPA GEJALA (Asimptomatis) Berpotensi menularkan


CARA PENULARAN

PENANGGULANGAN
COVID-19
Upaya percepatan melalui peran pemerintah dan masyarakat
Memakai masker
Mencuci tangan
1m
Menjaga jarak
Menjauhi kerumunan
Membatasi
Mobilitas & interaksi
5M
Tes
Lacak
Isolasi
VAKSINASI
MASYARAKAT
PEMERINTAH
(Implementasi Protokol Kesehatan)
7
Memerlukan kolaborasi seluruh pihak

PENILAIAN RISIKO PADA PEKERJA


FAKTOR PEKERJAAN
Apakah banyak berhubungan dengan public?
Apakah pekerjaan berhubungan dengan orang berisiko (pasien/kontak erakt)
Apakah harus pertemuan tatap muka?
Perjalanan dinas
FAKTOR DI LUAR PEKERJAAN
Akses ke tempat kerja/ perjalanan
Terkait keluarga/komunitas
FAKTOR KOMORBID
Usia
Penyakit komorbid ( hipertensi, diabetes, PPOK, dll)🡪 dikontrol/tidak?
Kondisi khusus (Hamil, menyusui)
KMK Nomor Nomor Hk.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan
Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
Diperlukan langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan potensi penularan
COVID-19 di lingkungan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di
tempat kerja mulai dari pekerja hingga tingkat pimpinan serta memberdayakan semua
sumber daya yang ada. Penentuan langkah ini disesuaikan dengan tingkat risiko
berdasarkan jenis pekerjaan dan besarnya sektor usaha dengan pertimbangan:
Faktor pekerjaan
Faktor di luar pekerjaan
Faktor komorbiditas Potensi pada usia yang
8

TITIK KRITIS PENULARAN #DI TEMPAT KERJA DAN FASILITAS UMUM


TEMPAT MAKAN
Ngobrol saat makan, penggunaan alat makan/minum bersama

TEMPAT IBADAH
Penggunaan alat ibadah bersama
TOILET
Antrian, sarana CTPS
PINTU MASUK
Antrian saat pemeriksaan Suhu, Antrian Lift,
Antrian masuk/keluar

LOKET , ABSEN
Antrian Saat Absensi Pekerja, check in.
RUANG TUNGGU, RUANG PENUMPANG,
Berkerumun, Ruang Sempit

Kita harus mengetahui titik penularan di tempat kerja dan fasilitas umum sehingga
mitigasi perlu dilakukan. Berikut titik kritis penularan di tempat kerja dan
fasilitas umum:
Pintu masuk
Absen
Rapat tatap muka
Tempat makan
Tempat ibadah
toilet
9

PERAN TEMPAT KERJA/#PENYELENGGARA/#PENGELOLA ##


Pembentukan Tim penanganan COVID-19 🡪 Update SOP dan Informasi COVID-19
Skrining suhu tubuh di titik masuk
Identifikasi Risiko dan pemantauan kondisi kesehatan (self assessment) pada
pekerja /pengunjung (bila bergejala tidak diperkenankan masuk)
menyediakan tempat kerja sehat dan aman (penerapan higene dan sanitasi, rekayasa
engineering, pengaturan jaga jarak, WFO/WFH, sarana CTPS, dsb)
Pengawasan penerapan protokol kesehatan (ex bila pekerja/pengunjung tidak bermasker
tidak diperkenankan masuk)
memfasilitasi sarana karantina/isolasi bagi pekerja

KMK Nomor Nomor Hk.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan


Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan
Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
KMK RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum

PERAN TEMPAT KERJA/#PENYELENGGARA/#PENGELOLA#


Penerapan hygiene dan sanitasi di tempat kerja (disinfeksi, hand sanitizer, sarana
CTPS, cek monitoring, kualitas udara)
Pengaturan jaga jarak pada moda transportasi : pembatasan penumpang, penanda
antrian, jam operasional, booking and check in online
lapor penemuan kasus dan Penanganan pekerja/pengunjung yang terkena (suspek,
konfirmasi, probable, meninggal) termasuk pelacakan kontak erat

KMK Nomor Nomor Hk.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan


Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan
Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
KMK RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam pencegahan penularan di tempat kerja.


Wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan apabila terdapat pekerja terkena COVID-19
(suspek, konfirmasi, kontak erat).
2

#PELACAKAN KONTAK DI TEMPAT KERJA#


Tim Satgas COVID-19 di tempat kerja harus menindaklanjuti adanya pekerja
terkonfirmasi COVID-19 dengan melakukan pelacakan kontak pada pekerja atau orang
lain yang berada di tempat kerja, untuk mencegah penularan lebih luas baik pada
pekerja lain maupun anggota keluarga di rumah.
Hasil pelacakan kontak erat di tempat kerja juga harus dikomunikasikan dengan
Puskesmas/dinas kesehatan setempat sesuai domisili pekerja. Demikian pula
sebaliknya, jika Puskesmas atau dinas kesehatan menemukan pekerja terkonfirmasi
COVID-19, maka menginformasikan kepada Pengelola Tempat Kerja agar dapat
ditindaklanjuti pelacakan kontak lebih lanjut di tempat kerja.

ALUR PELACAKAN KONTAK


1
2.
3.
Hasil All record, notifikasi dari daerah lain laporan masyarakat dsb
< 72 jam

PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI RUANG KERJA YANG TERKONTAMINASI


Tutup ruangan/area kerja yang pernah digunakan oleh pekerja sakit selama minimal 1
x 24 jam sebelum proses pembersihan dan disinfeksi
Pembersihan dilakukan dengan melap semua area kerja pada permukaan-permukaan yang
sering disentuh pekerja sakit dengan cairan disinfektan (misalnya meja/area kerja,
gagang pintu, pegangan tangga, lift, kran air, dan lain sebagainya)
Melakukan penyemprotan dengan cairan disinfeksi pada ruangan yang terkontaminasi
pekerja sakit (seperti ruang kerja, ruang rapat, toilet, ruang ibadah, dan lain
sebagainya).
Buka pintu dan jendela ke arah ruang terbuka untuk meningkatkan sirkulasi udara di
dalam tempat tersebut. Jika memungkinkan tunggu lagi selama 1 x 24 jam setelah
proses pembersihan dan disinfeksi dilakukan.

UPAYA PREVENTIF:
Disinfeksi terhadap permukaan ruangan dan peralatan di area kerja secara berkala.

TATACARA KARANTINA/ISOLASI DI RUMAH

MENYIAPKAN TEMPAT KERJA UNTUK MENCEGAH COVID-19

PROTOKOL KESEHATAN BAGI PEKERJA


Tetap perhatikan protokol perlindungan kesehatan individu lainnya
5M
Hindari berkerumun
Saling mengingatkan sesama pekerja
tidak berjabat tangan
Disinfeksi
Meminimalkan kontak dengan pekerja lain. pertimbangan face shield
TEMPAT KERJA

Ganti baju
Bersihkan alat yang dibawa (HP, kacamata dll
Pakaian kotor segera cuci atau simpan dalam ember tertutup

TIBA DI RUMAH
tidak berjabat tangan
5M
Hindari berkerumun
Tidak menyentuh fasilitas umum
Gunakan pembayaran non tunai
Meminimalisir kontak dgn penumpang lain.
PERJALANAN
Pastikan kondisi FIT
Jaga Kesehatan
Bawa peralatan pribadi: makan/minum, ibadah
DARI RUMAH
Berikut ini adalah contoh protokol Kesehatan bagi pekerja secara umum yang dimulai
dari rumah, perjalanan, selama di tempat kerja dan tiba dari Rumah. Hal ini bisa
diterapkan bagaimana penceghan penularan yang dimulai dari tempat tinggal hingga
pekerja kembali ke tempat kerja termasuk Ketika perjalanan roster
17
PENCEGAHAN COVID-19

PENCEGAHAN TERBAIK ADALAH MENCEGAH VIRUS MASUK KE TUBUH

Membuka jendela
Jaga jarak
Mengurangi mobilitas yang tidak mendesak
Menggunakan masker dengan benar
Hindari kerumunan, ruang tertutup dengan ventilasi buruk.
Cuci tangan
Etika batuk
Menjaga imunitas tubuh: istirahat cukup, aktivitas fisik, makanan gizi seimbang

CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPAS MASKER

ETIKA BATUK DAN BERSIN


Tutup hidung dan mulut Anda dengan menggunakan tisu atau saputangan.
Jika tidak ada tisu, bisa gunakan bagian dalam siku anda.
Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun, atau pencuci tangan berbasis
alkohol.
Gunakan masker

MENCEGAH PENULARAN SAAT MENGGUNAKAN TRANSPORTASI UMUM

Selalu cuci tangan setelah bepergian menggunakan tranportasi umum.


Hindari keramaian dan jaga jarak saat berada di transportasi umum.
Jangan menggunakan handphone jika tidak penting
Jangan makan saat berada di transportasi umum.
Jangan berpegangan pada tiang, jika terpaksa segera cuci tangan setelah turun

PROTOKOL KESEHATAN
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Pakai masker
Jaga jarak
Gizi seimbang
Kelola stress
Kelola komorbid
Tidur cukup
olahraga
Cuci tangan
disinfeksi
Mandi setelah bepergian
PERLINDUNGAN KESEHATAN INDIVIDU
KMK RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang
Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, bahwa masyarakat perlu berpartisipasi untuk
dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan menularkan)
dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari

Protokol kesehatan tersebut adalah perlindungan kesehatan individu dan masyarakat.

Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan menghindari


masuknya virus melalui hidung, mulut dan mata dengan beberapa tindakan, seperti:
Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila
menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang
mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet
dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian,
dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan
berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat
berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan
rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk
dan keluar, dan lain sebagainya.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari
dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit.
Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes,
hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain
lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.

Hal lain kita perlu perhatikan yaitu kelompok rentan, perilaku hidup bersih dan
sehat serta desinfeksi peralatan yang digunakan. Kita tentunya harus terus berupaya
untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat agar tertib dalam melaksanakan protokol
kesehatan ini, sehingga diharapkan akan timbul perilaku serta kebiasaan untuk hidup
bersih dan sehat.
23

“KERJA SEHAT dan AMAN”


TEMPAT TINGGAL
PERJALANAN
TEMPAT KERJA
KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/328/2020 TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI DALAM
MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA PADA SITUASI PANDEMI .
Tempat kerja harus menjadi tempat yang sehat dan aman. Bagi setiap pekerja harus
melihat bagiamana di tempat tinggal, selama perjalanan dan saat tiba hingga kembali
pulang ke tempat tinggal. Titik2 tersebut menjadi focus pencegahan dan pengendalian
penularan
24

TERIMA KASIH

Sekian.
Terima kasih.
25

Anda mungkin juga menyukai