Anda di halaman 1dari 10

UTS Seni Rupa Nusantara

Reyna Apriliana - 18213016


Latar belakang
Gunung Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunung aktif yang terletak di
Jawa Barat,Indonesia. (Abstrak g tangkuban parahu).

Legenda yang mengisahkan bagaimana Gunung Tangkuban Parahu tercipta


sudah pasti dikenal oleh sebagian besar masyarakat, terlebih masyarakat Sunda.
Sebab Legenda ini sudah menjadi satu dongeng yang kerapkali diceritakan
kepada anak-anak. Dengan pesan moral yang terkandung yaitu “Jangan durhaka
terhadap orang tua”.

Dikisahkan (cerita sangkuriang) namun yang jarang disorot yaitu adalah cerita
mengenai Celeng Wayung Hyang atau Celeng Wayungyang. Ia merupakan
seorang dewi dari kayangan yang menjalani kisah cinta terlarang lalu dihukum
oleh Batara Guru sebab dirasa telah mengotori Kahyangan dengan nafsu cinta.
Wayung Hyang dan sang Dewa menjalani hukuman ke dunia dengan menjadi
hewan.

Latar belakang

Wayunghyang menjelma menjadi seekor Celeng atau Babi Rusa berwarna


putih. Dengan kisah cinta rumitnya yang tidak terbalas ketika membaca atau
menonton dongengnya, secara pribadi saya lebih terpukau atas kisah Celeng
Wayungyang, wanita yang begitu kuat atas cobaan yang ia terima. Sebab
ditengah hukuman yang sedang ia jalani, tiba-tiba disebuah hutan yang lebat,
ia merasakan dahaga yang sangat hebat. Kemudian ditemukanlah sebuah air
didalam batok kelapa. Yang ternyata adalah air seni Raja Sumbing
Perbangkara. Atas kehendak Batara Guru Wayunhyang diberi kesempatan
untuk kembali ke kahyangan dengan syarat mengandung anak dari raja
selama 9 bulan. Kemudian anak dari celeng tersebut lahir dan diberi nama
Rarasati atau umumnya dikenal sebagai Dayang Sumbi. Anak yang kemudian
besar dengan cantiknya.

Gagasan Penciptaan
”The Abandoned Wayunghyang”
Dalam penciptaan karya ini saya ingin menghadirkan kembali peristiwa
dimana Celeng Wayunghyang yang tengah menjalani hukumannya di
dunia. Dimana nantinya akan saya perlihatkan tubuh , kekangan , juga
godaan. Mengapa saya memilih ide ini dalam menggarap karya saya?
Yaitu karna sedari kecil saya seringkali memikirkan bagaimana kisah-
kisah karakter samppingan didalam sebuah cerita baik itu dongeng
maupun legenda. Salah satu yang selalu menarik perhatian saya yaitu
adalah Wayunghyang seekor babi rusa berwarna putih didalam legenda
gunung Tangkuban Patahu
Deskripsi Karya Teknik : Cor & Ikat
Medium : Kayu, kain, tali rami, beton, dan kelapa.
Ukuran : 2m x 40cm x 30cm
The Sundanesse Eve : Abandoned Wayunghyang

Ditengah rerindang pepohonan hutan yang menyelimuti perburuan


Dahaga menyerang tubuh gadis yang menjelma menjadi sesosok babi rusa
Kutukan yang diterima atas hawa nafsu yang usai dilakukan kedua insan dilangit kahyangan
itu terpaksa memisahkan mereka
Cinta yang kandas tak berbalas. Sisalah kesendirian yang ia terima.

Sebuah kutukan kah?

Bagai hawa yang terjun ke tanah sunda, ditengah dahaganya terdapat kelapa yang
menggugah selera.

“Oh guru maafkan atas kesalahanku, bagaimana aku harus menebus dosa yang telah aku
lakukan?”

Diteguk lah air kelapa menulusup kedalam raga yang ditempa dahaga. Hilang lah dahaga
namun lahirlah sang belahan jiwa lainnya untuk Wayungyang.
Proses
(sketsa)
Proses
(eksplorasi media)
Proses
(eksplorasi media)

Note asistensi : Perhatikan cara mengikat, kurang tinggi)


Proses

Proses pembuatan base coran. Kiranya masih60%


REFERENSI KARYA
Sinjang Drupadi - Nita Azhar

Anda mungkin juga menyukai