Perilaku Kontraproduktif ACC BAB 1, BAB 2 Dan BAB 3
Perilaku Kontraproduktif ACC BAB 1, BAB 2 Dan BAB 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu
dalam setiap proses operasi suatu organisasi. Manusia juga sebagai penanda arah
adalah sumber yang dapat menyediakan tenaga kerja yang berkelayakan serta
memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Salah satu sumber daya manusia di
Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan disahkan tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
dibutuhkan untuk dapat melaksanakan tugas secara professional. Hal ini sesuai
negeri sipil yang isinya menuntut kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin” (PP, 2010). hal ini dilakukan agar dapat
1
memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat, pemerintah, dan pembangunan
Negara.
beberapa istilah, pada dasarnya inti dari jenis perilaku ini tetap sama yakni segala
bentuk perilaku yang dilakukan dengan sengaja oleh anggota organisasi yang
maupun pegawai lainnya yang terbagi menjadi empat dimensi perilaku kerja
sengaja datang terlambat, berada diluar tempat tugas saat jam kerja berlangsung,
bergosip dengan pegawai lain serta melakukan nepotisme; agresi individu seperti
melukai pegawai, sengaja mencuri barang milik pegawai dan mengganggu ketika
bekerja.
2
Salah satu contoh perilaku kerja kontraproduktif adalah berada diluar
tempat tugas saat jam kerja yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil daerah kota
razia Satuan Pamong Praja (Satpol PP) kota Pekanbaru. Dalam razia tersebut
pusat perbelanjaan Senapelan, Pasar bawah, Pasar buah, Mal Ciputra, Mal Citra
Plaza dan Mal SKA di saat jam kerja berlangsung (GoRiau.com/akses 2018).
Koran elektronik Go riau edisi September 2017 juga memberitakan bahwa masih
banyak pegawai negeri sipil yang tertangkap razia Petugas Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru. Dari razia tersebut ditemukan enam orang
pegawai negeri sipil yang sedang berada di kedai kopi pada saat jam kerja sedang
Selanjutnya berita yang dimuat pada Bertuah Pos edisi Mei 2016
memberitakan bahwa beberapa pegawai negeri sipil yang terlambat dan tidak
mengikuti upacara pada peringatan hari kebangkitan nasional. Pada saat upacara
masjid yang berada dikantor wali kota dan terlihat sedang berbicara sesame
dan nepotisme). Berita yang dimuat pada Koran elektonik Merdeka edisi
3
negeri sipil dilingkungan pemerintah kota pekanbaru yang telah resmi
tugu anti korupsi. Koran elektronik Riau I edisi September 2018 memberitakan
bahwa sedikitnya 301 pegawai negeri sipil yang terlibat korupsi di kota
Pekanbaru, sebagian dari mereka belum dipecat atau pemberhentian dengan tidak
daerah yang paling banyak pegawai negeri sipil terlibat dalam kasus korupsi
(Riau1.com/akses 2019)
penyalah gunaan jam kerja, dating terlambat bahkan tindak korupsi merupakan
terinternalisasi nilai atau peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada
Pegawai Negeri Sipil. Hal tersebut hanya dianggap angin lalu dan tidak
kepribadian Islam serta keimanan yang dimiliki setiap individu, seseorang yang
memiliki motivasi spiritual yang tinggi akan tercermin pada karakter keimanan
4
malu (al-haya). Karakter Spiritual yang berhubungan dengan kontraproduktif
Menurut Mujib (2017) karakter al- haya’ (malu) dapat tergambar dari
sembilan dimensi yaitu malu berbuat dosa dan salah seperti merasa bersalah
keterbatasan diri seperti mengikuti pelatihan yang diadakan kantor; malu karena
seperti malu ketika tidak menghormati atasan; perilaku tidak menjaga etika seperti
mengucilkan pegawai lain; malu karena terhina seperti merasa dikucilkan; malu
karena cinta seperti merasa malu ketika tidak disenangi pegawai kantor; malu
karena rasa ibadah seperti malu ketika meninggalkan sholat karena pekerjaan; dan
malu terhadap diri sendiri seperti merasa malu ketika lalai dalam menjalankan
Hal ini sangat penting sebagai bahan perhatian bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil . Oleh sebab itu mengurangi perilaku kontraproduktif dalam kantor
5
diperlukannya karakter Al-haya’ di dalam setiap diri pegawai. Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan diatas mulai dari absensi rendah, diluar saat jam
oleh sebab itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
yang signifikan antara al-haya’ atau makna dari rasa malu dengan perilaku kerja
kontraproduktif.
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah ada hubungan antara karakter
Pekanbaru
C. Tujuan Penelitian
Pekanbaru.
6
D. Keaslian Penelitian
yang terdahulu karena adanya kesamaan pada salah satu variabelnya yaitu varibel
sebagai acuan dalam penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Fatoni (2013)
menunjukkan hasil bahwa terdapat bahwa terdapat hubungan yang negative dan
signifikan antara variabel bebas kepribadian (big five personality) dengan variabel
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Kesamaan antara penelitian ini
dan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang perilaku
membedakan penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel
dengan subjek penelitian 392 orang menunjukkan hasil bahwa motivasi prestasi
7
kontraproduktif sedangkan motivasi spiritual memiliki hubungan yang positif
dilakukan adalah subjek penelitian dan variabel bebas yang akan dilakukan.
dengan subjek 165 orang menunjukkan hasik bahwa hubungan negatif dan
penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama tentang
penelitian yang dilakukan adalah variabel bebas dan subjek penelitian yang akan
dilakukan.
penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama tentang
penelitian yang dilakukan adalah variabel bebas dan subjek penelitian yang akan
dilakukan.
8
Sejauh pengetahuan peneliti dari beberapa penelitian terdahulu seperti
yang diuraikan diatas, maka penelitian yang menghubungkan antara karakter al-
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi pegawai
b. Bagi organisasi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari anggota organisasi yang melanggar norma organisasi serta dapat mengancam
Gruys dan Suckett (2003) juga menyatakan bahwa perilaku kerja kontraproduktif
organisasi. Penney dan Spector (2002) juga berpendapat bahwa perilaku kerja
rumor.
10
tidak benar, sabotase dan pencurian. Anderson (2005) juga mengartikan bahwa
organisasi tersebut.
mengancam kelangsungan hidup, produktivitas dan tujuan yang sah lainnya dari
menggunakan obat dan tindakan yang jelas agresi. Sama hal dengan norma sosial.
keterlambatan). Hal yang sama di kemukakan oleh Dilchert (2013), perilaku kerja
11
perilaku yang membawa konsekuensi yang tidak diinginkan bagi organisasi
merupakan setiap perilaku yang tidak dapat diterima dan di sengaja serta potensi
dilakukan individu secara sengaja dan bertentangan dengan aturan dan nilai-nilai
a. Penyimpangan Properti
dalam dimensi ini adalah mencuri atau mengambil barang tanpa izin,
penyimpangan properti.
12
b. Penyimpangan Produksi (Production Deviance)
produksi yaitu pulang lebih awal dan memanfaatkan fasilitas email atau
kerja yang benar dan gagal atau tidak mempelajari prosedur kerja
yang benar, kualitas kerja rendah, seperti lamban dalam bekerja atau
politik.
13
d. Agresi Individu (Personal Aggression)
dimikinya.
14
disimpulakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara budaya
kontraproduktif.
f. Al-Haya’
rangsangan yang berbeda. Salah satu subdomian personaliti ini ialah self
consciousness yang boleh dirujuk kepada ciri sifat malu. Individu dengan
15
lain fikir dan kata mengenai diri dan perbuatan yang dilakukan. Implikasi
B. Al-Haya’ (malu)
1. Definisi Al-haya’
Muhammad Saw:
meninggalkan yang buruk. Ibnu hajar berkata, haya’ merupakan suatu tindakan
16
kestabilan dan ketidakstabilan emosi dan perasaan kepada beberapa rangsangan
yang berbeda. Salah satu subdomian personaliti ini ialah self consciousness yang
boleh dirujuk kepada ciri sifat malu. Individu dengan self consciousness yang
tinggi cenderung untuk memikirkan apa orang lain fikir dan kata mengenai diri
bertindak.
menunaikan kewajiban serta tidak lepas dari peran keterbatasan diri serta
2. Dimensi Al-haya’
dalam beberapa tingkatan berikut merupakan dimensi dan indikator dari karakter
al-haya’
a. Keterbatasan diri
17
4. Malu akan cinta (al-muhabbah)
C. Kerangka Berpikir
Bennet, 1995). Menurut Suckett, Penney dan Spector (2002) perilaku kerja
seperti membawa pulang beberapa barang kantor dan menjual fasilitas kantor;
pegawai lain; agresi individu seperti melukai pegawai, sengaja mencuri barang
dilakukan individu hanya untuk mencapai keuntungan pribadi, namun disisi lain
18
dapat merugikan organisasi. Perilaku kerja kontraproduktif merupakan suatu
ketika dianggap hanya angin lalu, karena perilaku kerja kontraproduktif secara
Oleh sebab itu, pegawai yang melakukan perilaku kerja kontraproduktif akan di
kewajiban.
merasa bersalah ketika meninggalkan pekerjaan disaat jam kantor; malu terhadap
karena keterbatasan diri seperti mengikuti pelatihan yang diadakan kantor; malu
kemuliaan seperti malu ketika tidak menghormati atasan; perilaku tidak menjaga
etika seperti mengucilkan pegawai lain; malu karena terhina seperti merasa
dikucilkan; malu karena cinta seperti merasa malu ketika tidak disenangi pegawai
kantor; malu karena rasa ibadah seperti malu ketika meninggalkan sholat karena
pekerjaan; dan malu terhadap diri sendiri seperti merasa malu ketika lalai dalam
19
menjalankan tugas kantor. ini berarti pegawai yang memiliki karakter al-haya’
(malu) pada dirinya akan cenderung memiliki tingkat kepekaan diri yang tinggi
D. Hipotesis
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Peneltian
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji
sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel, yaitu variabel bebas (X) adalah karakter al-haya’ dan variabel terikat
(Y) adalah perilaku kerja kontraproduktif. Model hubungan antara kedua variabel
X Y
Keterangan :
X : Karakter Al-haya’
21
B. Identifikasi Variabel Penelitian
bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah karakter Al-haya’
C. Definisi Operasional
yang dapat diamati. Definisi operasional dari tiap variabel dalam penelitian ini
adalah:
2. Karakter Al-Haya’
kewajiban yang tidak lepas dari peran keterbatasan diri serta keagungan
tuhan.
22
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan beragama islam yang berjumlah 7614 orang.
2. Sampel
yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh poupulasi tersebut. Oleh karena itu sampel yang
ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan populasi sebesar 7614 orang dan
N
n= 2
1+ Ne
7614
= 2
1+ 7614.(0,05)
23
= 400
Keterangan:
n= ukuran sampel
N= ukuran populasi
digunakan dalam penelitian ini berupa skala psikologi. Skala yang digunakan
24
1. Skala Al-Haya’
Alat ukur untuk menilai karakter Al-Haya’ dalam penelitian ini adalah
skala Al-Haya’ yang disusun oleh peneliti mengacu pada dimensi Al-Haya’
Tabel 3.1
Blue Print Skala Al-Haya’ sebelum Try Out
Aitem
No Aspek Indikator Jmlh
Favorabel Unfavorabel
a. Malu atas 1, 19 10, 28 4
berbuat dosa
atau salah
b. Malu atas 3, 20 16, 35 4
karena
Keterbatasan
1 keterbatasan
diri
c. Malu atas 7, 25 18, 31 4
terhina dan
kecil hati
d. Malu atas 9, 34 4, 21 4
kekurangan diri
2 Keagungan a. Malu akan 5, 33 8, 26 4
yang lain keagungan
tuhan
b. Malu akan 18, 30 6, 32 4
kemuliaan yang
lain
25
Aitem
No Aspek Indikator Jmlh
Favorabel Unfavorabel
c. Malu akan 11, 23 12, 29 4
menjaga etika
d. Malu akan cinta 15, 27 14, 36 4
e. Malu akan rasa 13, 22 2, 24 4
ibadah
Total 18 18 36
dimensi kontraproduktif.
Tabel 3.2
Blueprint skala kontraproduktif sebelum try out
Aitem
No Aspek Indikator Jmlh
Favorabel Unfavorabel
a. Mendapat 1, 7,33 9, 13,28 6
kesempatan untuk
membawa pulang
beberapa barang
kantor
1 Penyimpangan
b. Adanya keinginan - 4, 16 2
Properti
untuk menjual
26
Aitem
No Aspek Indikator Jmlh
Favorabel Unfavorabel
fasilitas kantor
c. Adanya dorongan 19, 3, 37 2,5 5
untuk merusak
fasilitas kantor
a. Sengaja untuk 10 12, 22 3
datang terlambat
b. Menggunakan 8,27 25,41 4
fasilitas internet
Penyimpangan dengan tidak
2 produksi seperlunya
(Production c. Pulang kantor 6 32 2
Deviance) lebih awal tanpa
alasan yang jelas
d. Sengaja 11, 23 14, 34 4
mengundur-undur
pekerjaan
a. Menyalahkan 15 26 2
pegawai lain
Penyimpangan dengan kesalahan
Politik yang tidak
3 (Political dilakukannya
Deviance) b. Bercerita atau 24, 38 31 3
bergosip dengan
pegawai lainnya
c. Membuka 20 - 1
jaringan internet
untuk
kepentingan
pribadi
a. Melukai pegawai 35 29,42 3
lain dengan
verbal maupun
fisik
Agresi
b. Melakukan 39 40,21,30,41, 6
4 individu
pelecehan 18
(Personal
terhadap pegawai
Agression)
lain
c. Menganggu 17 43 2
pegawai lain
ketika sedang
bekerja
27
Aitem
No Aspek Indikator Jmlh
Favorabel Unfavorabel
Total 19 24 43
kevalidan atau kesahihan sesuai instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam
penelitian pada kesimpulan atau hasil. Analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisi data adalah
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
2013). Hubungan kedua variabel akan diperoleh melalui teknik analisa product
28
moment pearson dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, N, et al. 2005. Handbook of Industrial. Work and Organizational
Psychology. Vol.1 : London : Sage. 145-161.
29
Gruys, M. L., & Sackett, P.R. 2003. Investigating the Dimensionality of
Counterproductive Work Behavior. International Journal Of Selection &
Assesment, Hal: 30-31
Hanidah, Yusna Putri. 2018. Pengaruh Keadilan Distributif Dan Iklim Organisasi
Terhadap Perilaku Kerja Kontraproduktif Pada PT. Pelabuhan
Indonesia Iii Cabang Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen.
Volume 6 Nomor 1. Hal: 183-190
Hoque, I., & A. K. 2017. Counterproductive work behaviour, health and safety
management system in the ready made garments industry of Bangladesh.
Universal Journal of Psychology. 5 (3): Hal: 122-128, 2017. Doi
10.13189/ujp. 2017.050304
Permatasari, Mira. 2012. Pengaruh Gaya Berpikir, Integritas Dan Usia Pada
Perilaku Kerja Yang Kontraprodukti. Jurnal Psikologi Ulayat, Edisi
I/Desember 2012, hlm. 75–88
30
Penney, L. M., dan Spector, P. E. 2002. Narcissism and counterproductive
behaviour: do bigger egos means bigger problem? International Journal
of Selection and Assesment, 101, hal: 126-134
Thaheer, Mohamed. Rahim, Abdul. Hasyim, Azmi, Noor. Wahab, Abdul &
Shabudin, Alwi. 2014. Exploring The Spillover Effect of Spiritually and
Workplace Deviant Behaviour. University Teknologi Mara, Sham Alam
Malaysia. Internasional Journal of Liberal Art and Social Science. Vol. 2,
No. 9. Desember 2014
Thomas, J. 2012. Counterproductive work behaviour. White paper, 14. Hal: 0-13
31
32