OLEH : KELOMPOK 5
MAULANA ULWATUL W
DIANA FITRI
RAHMA ULFA LUBIS
NADHILA
FARAS FEBYANTI
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
A. PENDAHULUAN
2
Integritas bukan kata atau istilah Indonesia, tetapi berasal dari bahasa inggris yang
berarti “the quality of being honest and of always having high moral principles”. Yang pasti
integritas menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang luhur dan berbudi.
Integritas bertalian dengan moral yang bersih, kejujuran serta ketulusan terhadap sesama
dan Tuhan YME. Begitu juga dengan profesionalisme, yang berarti “Real professionalism is
about attitudes, and perhaps even about character”. Integritas dan profesionalisme berlaku
pada semua bidang kehidupan misalnya, bidang hukum, sosial, politik, ekonomi.
Ada beberapa aspek yang dapat menjelaskan gagalnya reformasi birokrasi baik di
tingkat nasional maupun di tingkat lokal (birokrasi pemerintahan daerah) :
Pertama, Dalam hal perwujudan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, masih
banyak hal yang harus diselesaikan dalam kaitan pemberantasan korupsi. Hal ini
antara lain ditunjukkan dari data Transparency International pada tahun 2009,
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia masih rendah (2,8 dari 10) jika
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, kualitasnya masih perlu banyak pembenahan
termasuk dalam penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan
kementrian atau lembaga dan Pemda masih banyak yang perlu ditingkatkan menuju
ke opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
3
Kedua, dalam hal pelayanan publik, pemerintah belum dapat menyediakan
pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu
perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan global
yang semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei integritas yang dilakukan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2009 yang menunjukkan bahwa,
kualitas pelayanan publik Indonesia baru mencapai skor 6,64 dari skala 10 untuk
instansi pusat. Sedangkan pada tahun 2008, skor untuk unit pelayanan publik di
daerah sebesar 6,69. Skor integritas menunjukkan karakteristik kualitas dalam
pelayanan publik, seperti ada tidaknya suap, ada tidaknya Standard Operating
Procedures (SOP), kesesuaian proses pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan
informasi, keadilan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan, dan kemudahan
masyarakat melakukan pengaduan.
Selain itu, data yang di rilis oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan
bahwa, di tahun 2011, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai kelompok terbesar pelaku tindak
pidana korupsi. Dalam catatan ICW terdapat 1053 tersangka kasus korupsi sepanjang 2011.
Sebanyak 239 diantaranya belatar belakang pegawai negeri sipil, diikuti oleh direktur/
4
pimpinan perusahaan swasta sebanyak 190 orang, serta anggota DPR/DPRD berjumlah 99
orang.
1. Terjadinya mal administrasi yang sering dilakukan oleh birokrasi publik dan
meluasnya praktek KKN
Berita-berita yang bersifat negatif tersebut muncul akibat adanya beberapa perilaku
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum aparatur birokrasi dalam melayani
masyarakat. Sehingga reformasi birokrasi gagal dilaksanakan, dan yang terjadi adalah,
ketidakmampuan aparatur birokrasi dalam menghadapi kompleksitas yang bergerak
secara eksponensial sekarang ini, antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah, dan ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan yang baik (good
governance), bahkan menghambat keberhasilan pembangunan nasional. Padahal
pelanggaran hanya dilakukan oleh segelintir oknum aparatur birokrasi yang tidak
bertanggung jawab, namun secara tidak langsung dapat mencoreng wajah birokrasi.
Maka dari itu, prinsip integritas dan profesionalisme muncul sebagai suatu kebutuhan
terhadap tantangan tugas yang dihadapi aparatur birokrasi, sebab tanpa prinsip tersebut
tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang tinggi dalam
melaksanakan proses reformasi birokrasi. Berdasarkan penjelasan diatas, guna
menetapkan strategi yang tepat dalam melaksanakan reformasi birokrasi di lingkup pemda,
yang merupakan sesuatu yang sangat urgent dan relevan untuk segera dilakukan. Oleh
5
karena itu, tema sentral yang diangkat dalam penulisan ini adalah “Meningkatkan Integritas
dan Profesionalisme Aparatur Birokrasi Sebagai Upaya Mensukseskan Reformasi Birokrasi
Pemerintah Daerah”.
Seiring dengan perubahan era pemerintahan di Indonesia, dari era orde baru ke era
reformasi, terjadi pula perubahan model pemerintahan daerah dari sentralisasi ke
desentralisasi. Desentralisasi yang sering diartikan sebagai pelimpahan atau pembagian
kewenangan (kekuasaan) pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (local government).
Dalam hal ini pengertian local government bisa mempunyai dua arti. Pertama, local
government yang mendasarkan pada asas dekonsentrasi. Kedua, local state government
dalam arti local self autonomous government.
C. Definisi Integritas
Integritas yaitu suatu konsistensi dan ketangguhan yang tidak dapat digoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai luhur dan keyakinan. Dari sisi etika, integritas adalah kejujuran
6
atau kebenaran setiap tindakan seseorang. Seseorang dapat dilayakan memiliki integritas
apabila tindakan yang ia lakukan sudah sesuai dengan nilai, prinsip dan keyakinan yang
dipegangnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas adalah sifat, mutu dan
keadaan yang menggambarkan suatu kesatuan yang utuh, sehingga mempunyai potensi
dan kemampuan yang selalu memancarkan kejujuran dan kewibawaan.
Ciri-Ciri Integritas
6. Menghargai waktu
Fungsi Integritas
Fungsi ini meliputi kecerdasan moral dan self insight. Self insight itu sendiri meliputi self
knowledge dan self reflection. Dengan demikian, dapat dikatakan integritas berfungsi
7
memelihara moral atau akhlak seseorang yang kemudian mendorong ia untuk memiliki
pengetahuan yang luas.
Fungsi ini meliputi conscience dan self regard. Dengan demikian, dapat dikatakan
integritas berfungsi memelihara nurani seseorang agar tetap hanif sebagai seorang hamba
agar jelas perbedaan diantara dirinya dengan hewan. Karena secara biologis manusia dan
hewan, sama-sama memiliki hati, namun hewan tidak memiliki qalb yakni sesuatu yang ada
di diri setiap manusia.
Tujuan Integritas
Manfaat Integritas
Secara fisik, integritas membuat diri kita akan merasa fit, sehat dan bugar. Kita akan
selalu siap melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari.
8
2. Manfaat secara intelektual
Dengan integritas, mental dan pengetahuan kita bisa mengoptimalkan kemampuan otak
kita.
Dengan integritas, secara emosional diri kika akan menjadi penuh motivasi, sadar diri,
empati, simpati, solidaritas tinggi dan sarat kehangatan emosional dalam interaksi kerja.
Secara spiritual, integritas akan menjadikan diri kita menjadi lebih bijaksana dalam
mengartikansegala sesuatu termasuk pengalaman-pengalaman hidup, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan contohnya seperti keberhasilan,
kegagalan dan penderitaan.
Dengan integritas, secara sosial kita akan semakin mampu mengembangkan hubungan
baik satu sama lain dalam lingkungan masyarakat, mau bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas atau kegiataan yang menuntut kekompakan dan kerja sama yang baik, memiliki
kepekaan hati dan perasaan untuk selalu memberi tempat bagi otang lain di dalam hati
kita.
Integritas Nasional
Kata integritas juga sering dikait-kaitkan dengan kata nasional atau jika digabung
menjadi Integritas Nasional. Dalam arti sempit, integritas nasional dapat diartikan sebagai
integritas yang digunakan dalam menjalankan suatu negara. Sedangkan, dalam arti luas,
integritas nasional diartikan sebagai hasrat maupun kesadaran yang muncul secara
berkelanjutan dari individu atau orang yang tinggal atau menetap di suatu negara untuk
bisa mengembangkan negara yang ditinggali agar menjadi lebih baik dan lebih maju lagi.
Di Indonesia, integritas nasional pernah terjadi yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928
atau tepatnya pada hari sumpah pemuda. Dimana seluruh pemuda di Indonesia bersatu
9
dan bekerja sama untuk melawan penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
Sehubungan dengan itu, birokrasi pemerintahan daerah yang baik (good local
governance) adalah birokrasi yang memiliki karakteristik ataupun memiliki prinsip-
prinsip:
a. Partisipasi masyarakat
d. Berorientasi konsensus
g. Akuntabilitas
h. Bervisi strategis
Selain itu, dikemukakan pula oleh Oemar Hamalik, (2000: 7-8) mengenai integritas
dan profesionalisme aparatur birokrasi. Menjelaskan bahwa, aparatur birokrasi pada
hakekatnya harus mengandung aspek :
10
Potensi-potensi itu antara lain: daya mengingat, daya berfikir, bakat dan minat,
motivasi, dan potensi-potensi lainnya.
11
Oleh karena itu, strategi dan kebijakan untuk meningkatkan integritas moral dan
profesionalisme aparatur birokrasi dapat diimplementasikan dalam bentuk program yang
secara simultan dilaksanakan melalui:
Kesimpulan
2. Maka dari itu, prinsip integritas dan profesionalisme muncul sebagai suatu kebutuhan
terhadap tantangan tugas yang dihadapi aparatur birokrasi, sebab tanpa prinsip
tersebut tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang tinggi
dalam melaksanakan proses reformasi birokrasi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
J.E Sahetapy, 2011, Amburadulnya Integritas, Jakarta: Komisi Hukum Nasional Republik
Indonesia.
Tri Ratnawati. (2000). “Desentralisasi dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia”. Dalam Sidik Jatmika. Otonomi Daerah: Perspektif Hubungan Internasional.
Yogyakarta: BIGRAF Publishing.
Peraturan Perundang-undangan
14
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Internet
Alam Tauhid Syukur, Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Aparatur Birokrasi: Kunci
Sukses Good Local Governance (Suatu Refleksi Atas Fungsi Dan Peran STIA-LAN Makassar
Sebagai Pendidikan Tinggi Kedinasan), Artikel tanpa tahun, Internet, di Akses Pada 20 April
2012.
Asep Kartiwa, 2005, Reformasi Birokrasi untuk Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang
Baik, Orasi ilmiah, disampaikan pada Acara Wisuda Mahasiswa STISIP Widyapuri Mandiri,
pada tanggal 4 Agustus 2005.
David H. Maister, 1997, True Professionalism : The Courage to Care About Your People, Your
Clients and Your Career, Internet, di akses pada 20 april 2012.
15