Anda di halaman 1dari 8

Nama : Edomora Hesekiel Siahaan

Nim : 106222043

Kelas : IR-1

GEN MENJADI DASAR KEBIADABAN DALAM PERADABAN

Gen merupakan sebuah identitas yang dimiliki oleh makhluk hidup yang menjadi pembeda
individu yang satu dengan yang lain. Gen menjadi hal yang menarik karena identitas ini dapat
berjalan secara vertikal maupun horizontal. Ketertarikan terhadap mengungkap bagaimana gen
bekerja dan bagaimana merubah suatu gen, membuat beberapa ilmuwan melakukan berbagai
penelitian demi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Penelitian ini bahkan melibatkan
manusia sebagai objek penelitiannya. Hal ini menjadi pemicu kekejian eksploitasi manusia yang
terjadi secara terus-menerus tanpa adanya sebuah hukum yang mengatur.

Pada abad ke-19 pewarisan sifat tidak terlalu menjadi sebuah pembahasan utama bagi para
saintis-saintis yang mempelajari makhluk hidup pada saat itu. Pewarisan sifat identik dengan
pewarisan ciri-ciri unik dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Pada tahun 1909 seorang
matematikawan muda Bernama Ronald Fisher mulai memasuki bangku kuliah di Cambridge.
Namun Ronald Fisher harus berhenti untuk melanjutkan jenjang pendidikannya, dikarenakan
sebuah masalah yang terjadi pada penglihatannya menyebabkan Ronald fisher nyaris mengalami
kebutaan pada usia yang masih remaja. Hal ini disebabkan oleh pewarisan sifat kelainan yang
terjadi pada dirinya. Setelah berhenti, kemudian pada tahun 1914 Ronald fisher akhirnya
memulai karirnya sebagai seorang analisis statistika di City of London. Pada saat Ronald Fisher
menyibukkan diri dalam sebuah permasalahan yang melibatkan akal dan mata dalam biologi
Ronald Fisher menyadari bahwa pemodelan matematika yang cermat atas pewarisan sifat akan
dapat memecahkan sebuah masalah yang dia alami.

Ketertarikan Ronald Fisher dalam memecahkan masalah yang ia alami membuat Rondald
Fisher mengembangkan sebuah analisis terhadap karya Mendel dan mengembangkannya sebagai
sebuah makalah pada tahun 1918 yang berjudul “The correlation between Relatives on the
supposition of Mendelian Inheritance”. Buku Ronald Fisher ini membahas tentang bagaimana
melihat sebuah titik sebagai individu itu sendiri dari sesuatu yang kompleks,
Evolusi merupakan sebuah peristiwa dimana seleksi-seleksi alam bekerja di dalamnya.
Variasi-variasi alami yang ada dalam sebuah kehidupan makhluk hidup akan selalu megalami
seleksi pada setiap peradabannya. Variasi yang lebih kuat akan bertahan dan variasi yang lebih
lemah akan terseleksi. Evolusi memaksa gen untuk menyesuaikan diri dari variasi alaminya
terhadap peradabannya. Sama halnya dengan eksperimen yang dilakukan oleh Dobzhansky,
Dobzhansky mengumpulkan berbagai variasi gen yang ada pada lalat dari berbagai tempat.
Dobzhansky kemudian melakukan sebuah eksperimen terhadap berbagai variasi gen lalat
tersebut dengan cara memasukkan lalat-lalat tersebut ke dalam dua buah kardus terpisah yang
tertutup rapat namun udara masih dapat mengalir di dalamnya. Dobzhansky memberi makanan
dan minuman kepada lalat-lalat tersebut dan memantau bagaimana perkembangbiakan mereka.
Kemudian setelah dilakukannya analisis terhadap lalat-lalat tersebut menghasilkan sebuah
kesimpulan bahwa lalat yang berada di salah satu kardus mengalami penyusutan populasi karena
tidak dapat bertahan di dalam kardus tersebut, berbeda dengan lalat yang berada di kardus
lainnya, lalat-lalat tersebut berkembangbiak dan semakin menambah populasi mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam seleksi alam hanya menyisakan makhluk hidup yang mampu
bertahan.

Dalam sebuah pewarisan sifat terdapat dua hal yang menjadi pembeda gen yang satu
dengan yang lain, yaitu genotipe dan fenotipe. Genotipe adalah komposisi genetis yang ada pada
individu yang mana sifat maupun ciri yang dimiliki tidak tampak dari luar seperti kecerdasan,
penyakit turunan dan lain sebagainya. Fenotipe adalah sebuah komposisi gen yang dimiliki oleh
individu yang mana sifat maupun ciri yang dimilikinya akan tampak dari luar seperti, warna
rambut, kulit, tinggi badan, dan lain sebagainya. Gen-gen berikut ini tidak ada yang bisa disebut
sebagai gen yang sempurna melainkan hanya sebagai gen yang semakin teradaptasi dengan
lingkungannya atau bisa disebut sebagai gen yang lolos atas seleksi alam yang terjadi.

Seleksi-seleksi gen yang terjadi tidak hanya dapat dilakukan oleh alam. Seleksi-seleksi gen
juga dapat terjadi akibat ulah dari campur tangan manusia sebagai pelaku utama dan manusia
juga sebagai objek seleksinya seperti Nazi, kolektivisasi Soviet, dan rasisme Eropa. Seleksi ini
merupakan sebuah seleksi buatan secara paksa yang dilakukan dalam kurun waktu yang cukup
singkat. seleksi-seleksi ini disebut sebagai eugenika. Pendukung eugenika seperti Galton sangat
mendukung seleksi buatan tersebut, mereka mendukung seleksi ini dengan tujuan menyerasikan
seluruh variasi umat manusia dengan cara menyisakan gen penghasil kecerdasan, tinggi badan,
kecantikan dan moralitas. Gen-gen tersebut merupakan gen-gen unggul yang ingin
dikembangkan di dalam kehidupan manusia agar semua manusia memiliki gen tersebut. Namun
hal ini ditentang oleh Dolzhansky, ia beranggapan bahwa ini merupakan sebuah tindakan
penyalahgunaan genetika manusia karena seleksi buatan ini memanipulasi bentuk genetis
manusia.

Pada dasarnya gen bergerak secara vertikal terwariskan dari sel induk ke sel anakan.
Namun ada sebuah gen yang bergerak secara horisontal, hal ini disebut transformasi.
Transformasi bisa terjadi dari sebuah individu ke individu asing. Transformasi pertama sekali
ditemukan oleh Frederick Griffith sekitar tahun 1920. Frederick Griffith melakukan transformasi
pertama sekali pada sebuah bakteri Streptococcus pneumonae. Pada tahun 1918, flu spanyol
menyerang benua Eropa. Flu ini menjadi salah satu bencana alam yang sangat mematikan di
dunia. Flu Spanyol menyebabkan hampir 20 juta jiwa meninggal dunia akibat peristiwa ini. Hal
inilah yang menjadi ketertarikan Frederick Griffith untuk mempelajari gen yang ada pada bakteri
tersebut dengan cara melakukan sebuah penelitian menggunakan metode transformasi. Pada saat
melakukan penelitian terhadap bakteri penyebab flu tersebut, Frederick Griffith secara tidak
sengaja melakukan sebuah eksperimen yang mana ia membunuh bakteri yang ganas dengan
panas, kemudian menyuntikkannya kepada seekor tikus. Tikus tersebut tidak mengalami
perubahan yang signifikan karena bakteri yang disuntikkan sudah mati. Namun ketika Frederick
Griffith mencampurkan bakteri ganas yang telah dibunuh menggunakan panas dengan bakteri
hidup yang tidak ganas, tikus tersebut langsung mati. Keanehan ini membuat Frederick Griffith
membedah kedua tikus tersebut untuk memecahkan keanehan yang terjadi di dalamnya.
Frederick Griffith menemukan bahwa bakteri ganas yang telah mati mendapatkan ruang ketika
dihadapkan dengan bakteri yang hidup dan tidak ganas di dalam tubuh tikus-tikus tersebut. Hal
ini membuat bakteri ganas yang telah mati seolah mendapatkan kehidupan di tubuh yang baru
dan kembali menjadi bakteri yang ganas. Setelah melakukan penelitian yang panjang, akhirnya
Frederick Griffith membuat sebuah kesimpulan atas penelitian yang ia lakukan, bahwa informasi
genetis yang ada pada bakteri dapat berpindah dalam bentuk senyawa kimia.

Transformasi merupakan sebuah tindakan memodifikasi dan menurunkan gen tanpa


melakukan proses reproduksi. Transformasi dilakukan demi mencapai sebuah gen yang dianggap
lebih baik dari gen lainnya. Pewarisan gen pada umumnya dilakukan secara reproduksi namun
secara transformasi gen dapat diturunkan secara penggabungan melalui dua gen maupun lebih,
dengan cara mencampur gen-gen tersebut dengan campur tangan manusia. Transformasi ini pada
umumnya dilakukan pada tumbuhan dan tidak dilakukan pada hewan dan manusia. Transformasi
ini tidak dilakukan pada manusia dan hewan karena tranformasi ini mengalami polemik pada
manusia dan hewan pada dunia internasional, karena dianggap telah bertentangan dengan sisi
kemanusian. Pada tahun 1996, seorang ilmuwan Keith Campbell melakukan sebuah tranformasi
gen terhadap sebuah domba betina dengan memindahkan inti sell domba jantan ke gametosit
betina untuk menghasilkan domba baru tanpa adanya sebuah reproduksi melalui perkawinan,
hanya memindahkan suatu gen individu ke individu lainnya. Setelah eksperiman tersebut
berhasil, domba dolly betina menghasilkan 6 keturunan. Pada awalnya ke-enam anak domba
tersebut terlahir normal, namun setelah anak domba tersebut beranjak dewasa mulai ditemukan
penyakit-penyakit pada anak domba tersebut seperti kelumpuhan, kanker paru-paru dan lain
sebagainya. Anak-anak domba tersebut pada akhirnya meninggal dunia. Akibat eksperimen ini
bentuk transformasi apapun dilarang untuk dilakukan pada manusia dan hewan. Hal ini
disebabkan oleh transformasi yang meskipun gen yang ditransformasikan normal tidak menjamin
hasil dari transformasi tersebut akan menghasilkan sebuah produk yang normal.

Pada tahun 1933 Adolf Hitler terpilih menjadi kanselir Jerman. Pada saat Adolf Hitler
terpilih menjadi kanselir, ia merubah undang-undang yang ada dengan menggantikannya dengan
sebuah undang-undang yang memberikan kuasa sepenuhnya kepadanya tanpa persetujuan dari
parlemen di negara tersebut. Hal tersebut menjadi awal kediktatoran dari Adolf Hitler. Adolf
Hitler berpidato di international conference eugenics di London pada tahun 1912 “Higiene ras”.
Pidato ini menunjukkan bahwa Adolf Hitler adalah seorang pendukung eugenika. Ketertarikan
Adolf Hitler terhadap eugenika bermula pada saat ia dipenjara atas upaya yang ia lakukan untuk
merebut sebuah kekuasaan di Munchen. Selama di dalam penjara, Adolf Hitler meluangkan
waktunya untuk membaca sebuah buku mengenai Ploetz dan sains ras, setelah membaca buku
tersebut, Adolf Hitler memiliki mimpi untuk menyisakan gen yang ada di bumi adalah gen-gen
yang unggul dan dianggap sempurna. Mimpi inilah yang menjadikan Adolf Hitler
menyingkirkan gen-gen yang dianggap merusak kehidupan yang ada di bumi. Adolf Hitler
membunuh manusia yang gagal secara genetika atau disebut dengan cacat, tindakan ini
dilakukan karena Adolf Hitler menganggap bahwa apabila gen-gen ini dibiarkan menyebar
secara terus menerus akan berbahaya ke generasi-generasi selanjutnya, pandangan ini disebut
sebagai nazisme. Sehingga Adolf hitler mencegah hal ini terjadi dengan menyeleksinya sendiri
sesuai dengan caranya. Pembunuhan paksa terjadi dimana-mana dengan mudah hanya karena
sebuah gen, ratusan ribu manusia terbunuh setiap bulannya, dan yang menjadi hal terburuknya
adalah pembunuhan ini dianggap sebagai bentuk budaya dan rasa nasionalisme yang ada pada
negara tersebut. Pada tahun 1939 Richard dan Lina Kretschmar memiliki seorang anak yang
masih berusia 11 bulan, terlahir dengan mata yang buta dan kaki yang cacat. Richard dan Lina
adalah sebuah pasangan yang mendukung eugenika secara garis besar. Pasangan ini mengajukan
kepada Adolf Hitler untuk membunuh anaknya karena memiliki gen yang cacat. Atas permintaan
pasangan suami-istri tersebut, Adolf Hitler kemudian memberikan mereka sebuah ijin untuk
membunuh anak mereka yang menderita kecacatan. Tidak lama setelah peristiwa tersebut,
kemudian Adolf Hitler memberlakukan ijin tersebut kepada seluruh rakyatnya untuk ikut turut
membunuh keturunan mereka yang gagal secara genitas. Tindakan ini dianggap sebagai rasa
nasionalisme atau pengadian terhadap negara.

Kesibukan negara Jerman dalam melakukan seleksi pada masyarakatnya membuat Jerman
menutup mata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan mengenai gen beserta sifatnya.
Sementara itu para saintis dan intelektual sayap kiri menyibukkan diri pada perkembangan
pengetahuan terhadap gen, sifat gen, dan lain sebagainya. Para saintis dan intelektual
mengatakan bahwa pewarisan sifat sama sekali bukan bawaan. Berbagai variasi gen yang ada di
bumi ini dapat berubah dan diubah dengan sendirinya. Sehingga sebanyak apapun seleksi yang
dilakukan oleh hitler tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan muncul gen-gen yang gagal
atau cacat dengan sendirinya tanpa sebuah pewarisan sifat. Hal ini menunjukkan bahwa mimpi
yang dimiliki oleh Adolf Hitler hanya sebuah kemustahilan, bahkan jika ia berhasil
menyingkirkan semua manusia yang memiliki gen cacat tidak menjamin gen cacat berikutnya
tidak akan muncul sama sekali.

Pada tahun 1928, seorang peneliti yang berfokus dalam bidang pertanian, Trofim Lysenko,
melakukan sebuah eksperimen terhadap galur-galur gandum dengan menempatkan galur-galur
tersebut kedalam dua tempat yang berbeda. Pada tempat yang pertama diberi suhu yang ekstrim,
dan pada tempat yang ke dua diberi kekeringan yang sangat hebat. Galur-galur tersebut
diletakkan ke dalam masing-masing tempat, galur yang kuat terhadap suhu ekstrim tersebut akan
bertahan dan yang lemah akan terseleksi . Eksperimen ini dilakukan untuk mencari galur-galur
gandum yang dapat bertahan dalam situasi yang ekstrim. Keberhasilan Trofim Lysenko
menciptakan galur gandum yang dapat tumbuh dalam kondisi apapun, membuat aparat politik
soviet tertarik untuk meningkatkan produksi pertanian di negaranya yang pada saat itu sedang
mengalami krisis pada hasil produksi pertanian. Trofim Lysenko kemudian mendapatkan sebuah
promosi jabatan sebagai direktur di Institut Genetika di Uni Soviet. Jabatan yang ia miliki
membuat Trofim Lysenko melaksanakan kekuasaan totaliternya atas biologi Soviet. Teori
evolusi, teori Darwin, dan teori-teori yang bertentangan dengan teori Trofim Lysenko tidak
diterima bahkan dilarang secara hukum di Uni Soviet. Para saintis di Uni Soviet dipaksa untuk
menerima dan mempercayai teori yang telah ia ciptakan. Pada tahun 1940 seorang ahli genetika
mendelian, Nikolai Vavilov, ditangkap dan dipenjara di Seratov karena menyebarkan
pandangan-pandangan tentang biologi yang mengatakan bahwa gen tidak dapat diubah dengan
semudah yang Trofim Lysenko lakukan. Karena dalam memodifikasi gen diperlukan adanya
sebuah gen mutan dan mengawin-silangkan galur-galur mutan tersebut dengan satu sama lain.
Namun tidak lama setelah Nikolai Vavilov di penjara akibat penolakannya terhadap teori Trofim
Lysenko ia meninggal dunia di dalam penjara.

Kebiadaban sains tidak berhenti hanya sampai disitu. Para saintis nazi melakukan sebuah
penelitian terhadap anak kembar. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang
timbul pada saat itu, yaitu bagaimana membedakan pengaruh alam dan asuhan terhadap
pewarisan sifat dan lingkungan. Anak kembar tersebut kemudian dipisahkan satu sama lain,
kemudian mereka membandingkan genetika yang terjadi pada kontribusi alam dengan asuhan
terhadap kedua anak kembar tersebut. Namun pada penelitian ini ada sebuah kesalahan besar
yang terjadi, yaitu objek penelitian yang mereka gunakan bukan merupakan kembar yang
identik, melain kembar fraternal. Kembar identik merupakan kembar yang berasal dari
pembelahan satu sel telur yang terbuahi. Sedangkan kembar fraternal merupakan kembar yang
berasal dari pembuahan bersama dari dua buah sel yang terbuahi ssecara bersamaan. Penilitian
ini menjadi kacau karena menimbulkan hasil yang tidak konsisten.

Penelitian-penelitian kembar identik tersebut menjadi sebuah pendorong bagi ilmuwan-


ilmuwan lainnya untuk melakukan eksperimen yang lebih biadab lagi. Josef Mengele merupakan
seorang ahli antropologi yang beralih profesi sebagai seorang dokter. Josef Mengele memiliki
obsesi yang tinggi dalam bidang genetika. Sehingga ia melakukan eksperimen-eksperiman yang
mengerikan terhadap anak kembar. Lebih dari seribu anak kembar menejadi bahan percobaan
Josef Mengele. Anak-anak ini merupakan tahanan kamp yang baru saja ditangkap dan
ditempatkan di Auschwizt, kemudian mereka dikumpulkan, anak-anak yang tidak kembar akan
dibunuh begitu saja, sedangkan anak-anak yang kembar akan dikumpulkan oleh Josef Mengela
untuk keperluan penelitiannya. Untuk menemukan perbedaan gen identik yang terjadi pada anak
kembar tersebut Josef Mengela mengukur seluruh bagian tubuh anak yang satu dengan
kembarannya. Kemudian Josef Mengela juga mengukur bagian organ tubuh anak-anak tersebut
secara sadis dengan membedah tubuh mereka, mengeluarkan organ-organnya dan
membandingkan ukurannya dengan organ tubuh kembarannya. Kekejaman tersebut tidak
berhenti sampai disitu, anak-anak kembar lain dibunuh dengan cara menyuntikkan kloroform ke
jantung mereka, Sebagian dijadikan sebagai bahan percobaan tranfusi darah yang tidak
segolongan, amputasi tungkai, dan bahkan operasi tanpa menggunakan bius. Hal yang juga tak
kalah mengerikan adalah eksperiman yang dilakukan terhadap sepasang anak kembar yang salah
satunya mempunyai punggung yang bungkuk dijahit bersama kembarannya dan dijadikan
menjadi satu tubuh yang terdiri dari dua individu. Namun eksperimen ini gagal, beberapa hari
kemudian bekas jahitan sepasang kembaran tersebut membusuk dan pada akhirnya sepasang
kembaran tersebut meninggal dunia secara tragis.

Pada tahun 1945, tantara merah Uni Soviet mendekati kawasan Auschwitz dan Birkenau.
Tentara merah Uni Soviet merupakan Angkatan bersenjata Uni Soviet yang berasal dari
kelompok buruh dan petani. Tentara merah Uni Soviet mengetahui eksperimen yang telah
dilakukan oleh Josef Mengela, kemudian mereka mengevakuasi korban-korban tersisa yang
menjadi bahan eksperimen Josef Mengela. Sebanyak enam puluh ribu tahanan dievakuasi,
namun ditengah perjalanan banyak dari mereka yang meninggal dunia. Hal ini terjadi karena
anak-anak tersebut tidak memiliki gizi yang cukup pada saat berada di Auswitzh.

Peristiwa-peristiwa Nazisme, lysenkoisme, eugenisme dan lain sebagainya menjadi salah


satu sejarah terkelam kemanusian. peristiwa ini terjadi dipicu oleh ambisi-ambisi yang ingin
menciptakan kehidupan yang seolah sempurna secara genetis dengan melakukan seleksi terhadap
gen-gen yang dianggap gagal atau cacat. Kurangnya pemahaman akan karakteristik dan cara
kerja sebuah gen, menimbulkan kesalahan pemahaman yang dapat mengakibatkan bencana yang
sangat besar. Nazisme dengan pandangannya, melakukan seleksi buatan terhadap genetis yang
ada pada manusia, dengan menyisakan genetis yang seolah sempurna tanpa mengetahui bahwa
gen dapat berubah dengan sendirinya sehingga tidak menutup kemungkian bahwa gen yang
unggul akan berubah menjadi gen yang jahat dan sebaliknya. Begitu juga dengan lysenkoisme,
lysenkoisme berpandangan bahwa ia telah menciptakan galur dengan gen yang dapat bertahan
pada cuaca ekstrim dengan memodifikasi gen yang ada pada galur tersebut, namun perlu diingat
kembali bahwa gen dapat berubah dengan sendirinya. Sehingga suatu kemustahilan untuk
mewujudkan ambisi-ambisi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ambisi maupun tujuan tanpa
sebuah pengetahuan hanya akan menimbulkan sebuah masalah.

Preferensi

Mukherjee, Siddhartha.(2020). Gen Perjalanan Menuju Pusat Kehidupan. Jakarta: Kepustakaan


Populer Gramedia

Anda mungkin juga menyukai