Direct Cash Assistance (BLT) To The Labor Force In Indonesia : The DID Approach
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program Bantuan Langsung Tunai (BLT)
terhadap Angkatan Tenaga Kerja di Indonesia dengan menggunakan metode pendekatan DID.
Metode ini menggunakan 2 waves data yakni tahun 2007 dan 2014. Bantuan Langsung Tunai
atau disingkat BLT adalah program bantuan pemerintah berjenis pemberian uang tunai atau
beragam bantuan lainnya, baik bersyarat maupun tak bersyarat untuk masyarakat miskin. Studi
kasus ini menganalisis apakah BLT berpengaruh signifikan atau tidak terhadap Angkatan
Tenaga Kerja di Indonesia. Berdasarkan kenyatan tersebut, manfaat program BLT selama
periode penelitian masih belum efektif dalam menurunkan pengangguran atau lebih umum
Angkatan Kerja.
Abstrack
This study aims to analyze the effect of the Direct Cash Assistance (BLT) program on
Indonesian workers using the DID approach. This method uses 2 data waves, namely 2007 and
2014. Direct Cash Assistance or abbreviated as BLT is a government assistance program in the
form of giving cash or various other assistance, both conditional and unconditional to the poor.
This case study analyzes whether BLT has a significant effect or not on Indonesian workers.
Based on these facts, the benefits of the BLT program during the study period were still not
effective in reducing unemployment or the workforce in general.
PENDAHULUAN
Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah program bantuan yang dilaksanakan oleh pemerintah
dalam bentuk bantan tunai bersyarat dan tidak bersyarat, serta berbagai bantuan lainnya kepada
masyarakat miskin sebagai solusi untuk mengurangi angka kemiskinan dan permerataan kulitas
Pendidikan. BLT ini telah diterapkan di banyak negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara,
salah satunya di Indonesia. Proyek BLT pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Proyek BLT
pertama kali dilakasnakan di Indonesia pada tahun 2005, dan presiden pertama yang
memprediksi proyek BLT adalah wakil presiden Yusuf Kalla. Program BLT dinilai sebagai
salah satu program yang menjanjikan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Jumlah
penduduk miskin di Indonesia adalah 37,17 juta pada tahun 2007, namum sering berjalan
waktu, jumlah, jumlah penduduk miskin menurun menjadi 34,96 juta pada tahun 2008
(BPS,2007)
Pada tahun 2007, pemerintah Indonesia mengeluarkan program Bantuan Langsung Tunai
(BLT) berupa bantuan tunai bulanan sebasar tiga ratus ribu rupiah melalui kantor pos. dari data
BPKP, salah satu permasalahan mendasar dalam pelaksanaan BLT adalah tidak tepat sasaran
rumah tangga tangga sasaran. Masalah ada keluarga miskin yang tidak menerima BLT, begitu
pula sebaliknya, masalah ada keluarga tidak mampu yang menerima BLT.
Angkatan kerja adalah penduduk yang sedang atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan,
dan melakukan kegiatan lain (seperti bersekolah dan mengurus keluarga), serta dianggap
mampu secara fisik dan siap untuk bekerja meskipun tidak bekerja. . Padahal, konsep tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan berdasarkan batasan usia. Setiap negara
memiliki batasan usia yang berbeda. Survei Penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), sebuah lembaga pemerintah, menggunakan batasan angkatan kerja 15 tahun ke
atas.Penduduk yang tergolong bekerja pada sensus penduduk 2010 didefinisikan sebagai
mereka bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan sdan bekerja paling sedikit 2
jam dalam seminggu sebelum pencacahan (BPS,2011).
Angkatan kerja juga didefinisikan sebagai penduduk usia kerja yang bekerja tetapi sementara
menganggur atau menganggur. Penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja adalah mereka
yang berumur 15 sampai dengan 65 tahun ke atas yang masih melakukan kegiatan lain yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan. Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang tidak
bekerja, tidak bekerja, atau tidak mencari pekerjaan, seperti pelajar, ibu rumah tangga,
pensiunan, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini kami ingin melihat apakah program bantuan langsung tunai berpengaruh
terhadap tenaga kerja, apakah tenaga kerja bertambah atau bahkan berkurang setelah program
BLT. Karena saat ini di beberapa hal, ada masyarakat yang menggantungkan diri pada program
bansos dan tidak mau bekerja lagi serta menganggur tanpa pekerjaan.
DATA DAN METODOLOGI
Kerangka Pemikiran
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah angkatan kerja usia 15-65 tahun dan
program bantuan tunai langsung tahun 2007 dan 2014, program bantuan langsung tunai (BLT),
data diperoleh dari Survei Rumah Tangga Indonesia (IFLS) tahun 2007 dan 2014, penelitian
ini mengukur perbandingan antara angka angkatan kerja usia 15-65 tahun sebelum
mendapatkan dan setelah mendapatkan bantuan Program Bantuan Langsung Tunai (PKH)
apakah ada perubahan atau tidak.
Diantaranya Yijt adalah variabel i yang menggambarkan total angkatan kerja usia 15-65 tahun,
dan pendapatan individu yang berusia t, dimana individu ini mengacu pada total angkatan kerja,
dan BLT merupakan variabel dummy yaitu 1 = orang i menerima BLT pada umur t menerima,
0 = Orang i, umur j, tidak menerima BLT atas penghasilan t. Juga, t adalah variabel periode
waktu tiruan di mana 1 = 2014 dan 0 = 2007.
Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data bantuan tunai yang diterima rumah tangga melalui program
Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan data jumlah anak yang tinggal di kelas pendidikan yang
mencakup semua jenjang pendidikan usia 15-65 tahun. Data survei yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari IFLS 4 dan 5. IFLS4 dilakukan dari akhir 2007 hingga awal 2008
dengan subjek survei yang sama seperti tahun 1993. Ada 13.535 rumah tangga dan 44.103
orang (Strauss et al., 2009). Sedangkan IFLS5 dilaksanakan pada tahun 2014 dengan
melibatkan 50.148 individu dan 16.931 rumah tangga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Type of
activity
during in
the past
week Freq. Percent Cum.
Tabel.1
Pada Tabel.1 diatas menunjukan jumlah observasi tahun 2007 Angkatan kerja yang telah
bekerja selama 12 bulan terakhir. Nomor 1 adalah jumlah orang bekerja dan 2 adalah orang
yang sedang mencari pekerjaan siap bekerja. Dengan jumlah observasi sebanyak 30.441
Tabel.2
Pada Tabel.2 diatas menunjukan jumlah observasi tahun 2014 Angkatan kerja yang telah
bekerja selama 12 bulan terakhir. Nomor 1 adalah jumlah orang bekerja dan 2 adalah orang
yang sedang mencari pekerjaan siap bekerja. Dengan jumlah observasi 35.315
Angkatan Kerja
VARIABLES ar15c
uct 0.00454***
(0.00155)
uctyr -0.00656***
(0.00215)
yr2007 0.00287***
(0.000998)
Constant 1.011***
(0.000671)
Observations 62,590
R-squared 0.000
Standard errors in parentheses
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1
Tabel Outreg.1
Pada table outreg.1 diatas bisa dilihat variable uctyr sebagai DiD estimatornya, variable
Bantuan Langsung Tunai berpengaruh negatif terhadap Angkatan kerja dan signifikan pada
tingkat 1%. Jadi pada Angkatan kerja yang menerima Program BLT mengalami kenaikan
terhadap Angkatan kerja tetapi tidak dipengaruhi oleh program BLT tersebut. Kenaikan
tersebut bisa dilihat jika kita menambahkan covariate lainnya pada penelitian berikutnya.
Pada observasi 2 waves yang dilakukan memiliki jumlah obsrvasi total 62.590, dengan variable
Angkatan tenaga kerja serta treatment program Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut.
PENUTUP
Simpulan
Program Bantuan Lnagsung Tunai yang ditujukan kepada masyarakat miskin dari 2007 ini
berpengaruh negative terhadap Angkatan kerja tersebut. Angkatan kerja yang menerima
Program BLT mengalami kenaikan terhadap Angkatan kerja tetapi tidak dipengaruhi oleh
program BLT tersebut. Kenaikan tersebut bisa dilihat jika kita menambahkan covariate
lainnya pada penelitian berikutnya.
Angkatan kerja yang naik signifikann bisa diakibatkan oleh faktor lain diluar program BLT
tersebut, meskipun dalam data ini para Angkatan kerja menerima program Bantuan Langsung
Tunai (BLT) tersebut.
Oleh karena keterbatasan waktu peneliti agar penelitian kedepan bisa menambah covariate
dan memperbaiki data bias dan omitted seperti yang dialami peneliti pada saat melakukan
estimasi menggunakan metode DID ini di data IFLS 4 dan 5 ini.