Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Made Adhika Yoga Dwiparta

NIM : 2007521102
No. Absen : 05

Review Materi
“Pengangguran”

1. Definisi Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,
pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.

➢ Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam


angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan.
➢ Penganggur adalah orang yang tergolong angkatan kerja yang tidak memiliki
pekerjaan

2. Mengitung Pengangguran
Tingkat pengangguran (unemployment rate), yaitu jumlah penganggur dinyatakan
sebagai presentase dari total angkatan kerja.
Angkatan Kerja adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja, yang berada
dalam kelompok umur tertentu.

Untuk mengukur tingkat pengangguran suatu wilayah bisa diperoleh melalui dua
pendekatan :
a. Pendekatan Angkatan Kerja (Labour force approach)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah presentase dan perbandingan
jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan kerja.

Angkatan Kerja = Jumlah yang Bekerja + Jumlah yang Tidak Bekerja


𝑇𝑃𝑇= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛)/(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎) 𝑥 100%

Pengukuran ini berguna untuk mengindikasikan besarnya presentase angkatan


kerja yang termasuk pengangguran. TPT tinggi menunjukkan bahwa terdapat
banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate)


adalah persentase dari seluruh populasi orang dewasa yang tergolong angkatan
kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = (𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎)/(𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔


𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎) x 100 %

Nilai statistik ini dapat menggambarkan persentase dari populasi orang dewasa
yang memilih untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja.
b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labour utilization approach)
Bekerja penuh (employed) adalah orang-orang yang bekerja penuh atau jam
kerjanya mencapai 35 jam per minggu. Contoh : Karyawan/buruh di suatu
perusahaan

Setengah menganggur (underemployed) adalah mereka yang bekerja namun


belum dimanfaatkan penuh atau jam kerjanya dalam seminggu kurang dari 35
jam. Contoh : Seorang buruh konstruksi/bangunan yang telah menyelesaikan
pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya

3. Pengangguran Friksional
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara dan terjadi
karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja.
Kesenjangan ini berupa kesenjangan waktu, informasi dan kondisi geografis / jarak
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

4. Kebijakan Publik Dalam Mencari Kerja


Kebijakan publik adalah tindakan kolektif yang diwujudkan melalui kewenangan
pemerintah yang legitimate untuk mendorong, menghambat, melarang atau
mengatur tindakan private (individu atau lembaga swasta). Kebijakan publik
memiliki dua ciri pokok. Pertama, dibuat atau diproses oleh lembaga pemerintahan
atau berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Kedua, bersifat
memaksa atau berpengaruh terhadap Tindakan privat masyarakat luas (publik).

5. Cara yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Pengangguran


a. Asuransi Pekerja : Asuransi pengangguran, merupakan suatu jaminan sosial
yang diberikan oleh perusahan asuransi bagi peserta asuransi yang kehilangan
pekerjaannya. Adapun tujuannya adalah untuk mengatasi sebagian dari masalah
finansial yang diakibatkan oleh pemutusan hubungan kerja. Contoh asuransi
pekerjan seperti BPJS ketenagakerjaan yang didalammnya terdapat program
JKP. Adapun isi dari Program JKP yaitu
- Pertama, nantinya para korban PHK bakal menerima uang tunai atau cash
benefit.
- Kedua, korban PHK juga akan mendapatkan pelatihan serta sertifikasi.
Pelatihan yang diberikan bisa untuk profesi yang sama seperti pekerjaan
sebelumnya atau bisa juga untuk meningkatkan keahlian yang sudah ada.
- Ketiga, korban PHK juga bisa mendapatkan pelatihan untuk mengasah
keahlian baru, yang sesuai dengan permintaan dunia usaha.

6. Hukum Upah Minimum


Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha
atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan
usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap propinsi
berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Propinsi.
Hukum upah minimum diatur dalam
1. Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan, pasal 41 ayat 2
2. Pasal 94 Undang-Undang (UU) no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

7. Serikat Pekerja
a. Ketentuan Serikat Pekerja
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no
17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan
untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

b. Baik Buruk Serikat Pekerja


Para ekonom berselisih pendapat mengenai apakah secara keseluruhan serikat
pekerja berdampak baik atau buruk bagi perekonomian. Serikat pekerja hanyalah
salah satu jenis kartel. Ketika serikat pekerja menaikkan upah di atas tingkat yang
berlaku di pasar kompetitif, mereka mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja,
sehingga menyebabkan beberapa pekerja menganggur, dan menurunkan upah di
sektor ekonomi lainnya. Pengalokasian tenaga kerja yang mengakibat akan hal ini,
menurut para kritikus, menjadi tidak efisien dan tidak merata. Tidak efisien karena
upah serikat pekerja yang tinggi mengurangi lapangan pekerjaan di perusahaan
dengan serikat pekerja di bawah tingkat efisien dan kompetitifnya. Tidak merata
karena beberapa pekerja memperoleh manfaat di atas penderitaan pekerja lainnya.
Para pendukung serikat pekerja berpendapat bahwa serikat pekerja diperlukan untuk
mengimbangi kekuasaan perusahaan-perusahaan di pasar tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai