Kaum Perempuan (Aisyiyah sebagai Organisasi Perempuan Paling tua) Sejaran Berdirinya Aisyiyah
Aisyiyah didirikan secara resmi pada tahun 1917 M.
dengan nama Sopo Tresno yang memiliki arti Siapa Suka. Aisyiyah adalah salah satu organisasi perempuan paling besar, paling tua, dan dengan jaringan organisasi paling kuat di Indonesia yang telah banyak berperan dan mampu memberikan kontribusi positif dalam proses pemberdayaan kaum perempuan Indonesia. Tiga Program Pemberdayaan Aisyiyah
Pertama, membongkar mitos kaum perempuan sebagai
pelengkap dalam rumah tangga. Pada zaman dahulu, muncul anggapan yang kuat dalam masyarakat bahwa kaum perempuan adalah “Konco Wingking” (Teman Belakang) bagi suami yang “swarga nunut neraka katut” (ke surga ikut, ke ke neraka terbawa). Dalam bahasa jawa kata “nunut” dan “katut” berkonotasi pasif dan tidak memiliki inisiatif, sehingga nasibnya sangat tergantung pada suami. Tiga Program Pemberdayaan Aisyiyah
Kedua, memberikan beragam bekal ketrampilan bagi
kaum perempuan untuk membangkitkan harga diri kaum perempuan di mata kaum laki-laki, sejak awal berdirinya, Aisyiyah berusaha untuk memberikan berbagai bekal tersebut dengan tujuan kaum wanita dapat produktif dan tidak menggantungkan nasibnya hanya kepada kaum laki-laki. Tiga Program Pemberdayaan Aisyiyah
Ketiga, memberi akses kepada kaum perempuan
keppada lembaga pendidikan. Pada masa lalu, kesempatan untuk mengakses pendidikan hanya dimiliki oleh kaum bangsawan atau priyayi. Kaum perempuan hampir tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk mengenyam dunia pendidikan. Aisyiyah juga banyak merintis pendidikan, hingga saat ini banyak sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak yang menjadi bidang garapannya. Tangtangan Aisyiyah Masa Kini
Advokasi terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW)
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Jual beli perempuan (Trafficking) Partisipasi politik perempuan (kuota 30% dalam lembaga legislatif negara Partisipasi dalam pengelolaan amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan atau lembaga-lembaga umum lannya