Anda di halaman 1dari 1

`Nama : Avi Vikianty Budiarso

NPM / Kelas : 110110210228 / HUKUM PIDANA PEKEMBANGAN


Tugas : kuliah online rabu, 16 november 2022 (matinya terdakwa)
Mata Kuliah : Hukum pidana perkembangan
_____________________________________________________________________________________

1. Karena perbuatan melanggar suatu undang-undang tertentu dilakukan oleh pelaku tertentu dan
kematian terdakwa merupakan hal yang dapat membatalkan hak gugat, maka pelaku sendirilah
yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang
lain. Karena tidak ada satu pun ketentuan dalam KUHP yang mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan kematian atau kematian, maka banyak perbedaan pandangan di kalangan dokter mengenai
apa yang dimaksud dengan kematian atau kematian. Pasal 338, 339, 340, 341, dan 343 KUHP
adalah satu-satunya pasal yang membahas tentang hukuman karena membunuh orang lain.
Akibatnya, untuk mengurangi perbedaan dalam sudut pandang Untuk memudahkan penerapan
KUHP secara efektif, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun
1981.

2. Menurut Pasal 77 KUHP, hak untuk menuntut pidana batal jika orang yang melakukan perbuatan
itu telah meninggal dunia atau telah meninggalkan dunia ini. Pasal ini menggugah konsep yang
terdapat dalam KUHP, yang menyatakan bahwa orang yang melakukan tindak pidana selalu
merupakan orang yang harus dituntut dan menerima hukuman yang setimpal. Meninggalnya
tergugat tidak selalu dapat digunakan untuk mencabut hak mengajukan gugatan atas kesalahan
yang dilakukan. Ada pengecualian terhadap aturan ini jika penuntutannya berupa tuntutan yang
dipidana secara khusus, seperti penjatuhan pidana terhadap hal-hal yang berada dalam
kekuasaannya tetapi tidak untuk dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai