Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KHUSNUL AISNA ALFARIDZI

NPM : 081901011
KELAS : A (SEMESTER 5)
MATA KULIAH : TEKNIK PENYULUHAN HUKUM

PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG ADA DI SEKITAR

1. Pelanggaran Lalu Lintas


- Alasan dilakukannya pelanggaran lalu lintas jika dilihat dari pengalaman saya
pribadi adalah karena saya (dan orang-orang) sering meremehkan keselamatan.
Seperti contohnya, tidak memakai helm karena jarak yang ditempuh dekat,
berboncengan 3 orang dalam 1 kendaraan motor, merasa mampu mengendarai
motor namun belum memiliki SIM (dulu), balap-balap dan ugal-ugalan agar
terlihat keren, dan lain-lain.
- Kenapa orang-orang membiarkan orang lain melakukan hal tersebut adalah
karena orang-orang terlalu sibuk dengan dunianya sehingga enggan untuk
menegur orang yang melakukan pelanggaran lalu lintas tersebut. dan pelanggaran
lalu lintas sudah terlalu sering dianggap wajar dan telah mendarah daging menjadi
suatu kebiasaan.
- Contoh hukuman pidana :
Pasal 285 : Pasal satu ini mengatur para pengendara untuk melengkapi
kelengkapan pada kendaraannya. Semisal kaca spion, lampu utama, klakson,
lampu rem, serta lampu penunjuk jalan. Sanksi sebesar Rp 250 ribu dan/atau
penjara 1 bulan adalah sanksi bagi pelanggar pasal ini.
Pasal Pasal 287 :Kalau yang satu ini mengatur banyak hal. Dua di antaranya
adalah soal keharusan untuk tidak melanggar APILL, serta keharusan untuk
berkendara dengan batas kecepatan yang wajar. Sanksi atas pasal ini adalah
kurungan penjara hingga 2 bulan, dan/atau denda hingga Rp 500 ribu.

2. Pem-bully-an di sosial media


- Alasan dilakukannya banyak pembullyan di jejaring sosial media adalah karena
orang-orang menganggap bahwa suatu forum internet merupakan forum untuk
melakukan ‘free speech’. Free speech jika disalah artikan maka bisa berujung
pada pembullyan.
- Kenapa orang-orang membiarkan hal tersebut adalah karena mereka berpikir
bahwa mereka pikir mereka tidak perlu ikut campur dengan permasalahan orang
lain. Padahal, penting sekali bagi masyarakat untuk melek terhadap kejadian
sekecil apapun di sosial media, semisal pembullyan. Masyarakat wajib menegur
siapapun yang melakukan pembullyan dalam bentuk apapun, contohnya seperti
body shamming, soal pakaian, soal agama, dll.
- Contoh hukuman pidana :
Pasal 27 ayat (3) UU ITE : “Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

3. Pungutan Liar
- Alasan sering dilakukannya karena pungli dianggap bisa “mempersingkat”
proses pengurusan sesuatu. Ketika seseorang mengurus suatu berkas atau
dokumen dan prosesnya sangat panjang, maka akan ada petugas yang
menawarkan jalan pintas, dengan imbalan sekian ratus ribu rupiah.
- Kenapa orang-orang membiarkannya adalah karena masyarakat beranggapan
bahwa menempuh proses pengurusan dokumen yang terlalu panjang sangat
membuang-buang waktu, dan ketika ada seorang petugas yang menawarkan jalan
pintas yang memerlukan waktu singkat, maka masyarakat tentu tak akan menolak.
- Contoh hukuman pidana:
Pasal 368 KUHP : “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.”

4. Perjudian
- Alasan sering dilakukannya karena perjudian dianggap sebagai permainan biasa.
- Kenapa orang-orang membiarkannya adalah karena masyarakat menganggap
bahwa itu adalah permainan biasa dan sudah berakar di masyarakat.
- Contoh hukuman pidana:
UU No.7/1974 tentang Penertiban Perjudian : Hukuman penjaara selama-lamanya
dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan puluh ribu
rupiah menjadi hukuman penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda
sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah.

5. Pemalsuan dokumen (contoh : surat vaksin palsu)


- Alasan sering dilakukannya adalah karena banyak masyarakat yang masih takut
untuk melakukan vaksin. Lalu, jika kemana-mana, pemerintah mewajibkan surat
vaksin sebagai salah satu dokumen wajib dan tidak semua masyarakat melakukan
vaksin, maka masyarakat memalsukan surat vaksin tersebut
- Kenapa orang-orang membiarkannya adalah karena masyarakat juga tidak
punya pilihan. Dikala segala kepengurusan sesuatu yang memerlukan wajib
vaksin dan masyarakat takut untuk melakukannya, maka masyarakat mau tak mau
harus memalsukan surat vaksin tersebut.
- Contoh hukuman pidana :
Pasal 263 KUHP : “Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat
yang dapat menimbulkan suatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau
yang diperuntukan sebagai bukti dari pada suatu hal dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya
benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakai tersebut dapat menimbulkan
kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam
bulan”

Anda mungkin juga menyukai