Anda di halaman 1dari 10

• NAMA : ABDUL MUHAIMIN KEMAS

• NIM : 1213010001
• KELAS : 2A HUKUM KELUARGA
• MAPEL : ILMU AKHLAK

UAS ILMU AKHLAK


1. JELASKAN ALIRAN AKHLAK PRAGMATISME, KAPITALISME, MATERIALISME DAN
HEDONISME ?

• PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari kata "pragma" (bahasa Yunani), yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran dilihat dari kegunaan bagi kehidupan nyata. Pragmatisme
berpandangan bahwa substansi kebenaran adalah segala sesuatu memiliki fungsi dan
manfaat bagi kehidupan. Misalnya, beragama sebagai kebenaran jika agama
memberikan kebahagiaan.
Tokoh utama pragmatisme adalah William James, lahir di New York City pada
tahun 1842 M dan wafat pada tahun 1910 M. Pandangan pragmatisme yang paling
utama adalah nilai dan konsep tentang akibat suatu perbuatan. Kebenaran suatu
perbuatan bergantung pada kerja dan akibatnya. Artinya, bergantung pada
keberhasilan perbuatan.
Semua akhlak manusia diukur oleh nilai dan kegunaannya. Oleh sebab itu, jika
akhlak tidak melahirkan akibat nilai dan kegunaan, akhlak tersebut merupakan bentuk
keburukan bagi orang yang melakukannya. Nilai dan kegunaan dapat bersifat materiil
maupun imateriil, sebagaimana perilaku para pekerja yang dengan pekerjaannya akan
mendatangkan kesejahteraan.
Hal-hal yang tidak berguna, tidak mendatangkan kesejahteraan, dan tidak
masuk akal sebaiknya tidak dikerjakan. Sebagaimana dalam agama agama yang hanya
penuh dengan janji-janji irasional dan metafisikal. Berbuatlah yang pasti-pasti saja,
yang secara praktis memberikan manfaat secara langsung pada kehidupan nyata. Jadi,
tidak perlu harus menunggupahala di akhirat yang tidak jelas. Perbuatan demikian
akan dikalahkan oleh seorang pedagang kecil, yang menjual dagangannya dan
langsung menerima keuntungan secara kontan.

• KAPITALISME
Kapitalisme adalah aliran filsafat ekonomi paling dibenci oleh Sosialisme yang
berawal dari Humanisme. Di antara tokoh utama yang sangat benci pada Kapitalisme
adalah Karl Marx. Menurut Marx, Kapitalisme telah melakukan dehumanisasi besar-
besaran dengan pandang an dan serangannya yang hebat. Dengan kekuatan modal,
seluruh manusia dapat ditundukkan. Jadi, akhlak manusia yang berprinsip pada
Kapitalisme selalu berpandangan bahwa tingkah laku manusia baik atau buruk sangat
bergantung pada kekayaannya. Jika manusia kaya, siapa pun dapat disingkirkan.
Orang-orang miskin dengan mudah dibeli dan dijadikan robot kaum Kapitalis, negara-
negara berkembang akan disetir oleh utang utang yang semakin menumpuk yang
dipinjam dari negara Kapitalis.
Kaum Borjuis akan terus menzalimi kaum Proletar. Oleh sebab itu, Karl Marx
melahirkan suatu rumusan teoretis tentang perlunya
menghancurkan Kapitalisme. Melalui sosialismenya, Karx Marx mengajarkan
kebersatuan kaum Proletar untuk menghancurkan Kapitalisme.
Pada zaman global, pandangan tentang modal sangat utama untuk
menentukan nasib kehidupan manusia semakin menguat. Oleh karena itu, Kapitalisme
akan menciptakan individualisme, materialisme, hedonisme, dan liberalisme.
• MATERIALISME
Materialisme adalah aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa yang paling
ada dan selalu benar adalah materi. Manusia adalah materi yang akan hancur, dan
setelah itu tidak ada lagi kehidupan baru. Seluruh alam ini merupakan material yang
akan hancur dan mengalami perubahan struktur, seperti batu menjadi pasir, pasir
menjadi debu, dan debu beterbangan ditiup angin.
Bagi penganut Materialisme, akhlak manusia bertujuan mengejar materi
karena manusia sangat mementingkan materi yang merupakan unsur dirinya sendiri.
Materialisme tidak memercayai adanya kehidupansetelah dunia karena kehancuran
dunia adalah kehancuran materi. Oleh karena itu, tuhan tidak ada, jika yang
dimaksudkan bahwa tuhan bukan materi. Kemudian, dari Materialisme lahirlah
Atheisme.
• HEDONISME
Tokoh utama aliran Hedonisme adalah Epikuros (341-270 SM). Epikuros yang
mendirikan sekolah filosofi dilahirkan di Samos, pada tahun 341 SM dan meninggal di
Athena pada tahun 217 SM dalam usia 70 tahun. Ia adalah guru filsafat di Mytilen dan
Lampsakos. Pada tahun 300 SM, ia datang ke Athena dan mendirikan sebuah sekolah
filsafat dengan nama "Taman Kaum Epikuros".
Epikuros tidak mempunyai perhatian terhadap penyelidikan ilmiah. Ia hanya
mempergunakan pengetahuan yang diperolehnya dan hasil penyelidikan ilmu yang
sudah dikenal, sebagai alat membebaskan manusia dari ketakutan agama, yaitu rasa
takut terhadap dewa-dewa, yang ditanam dalam hati manusia oleh agama orang
Greek lama. Menurut pendapatnya, ketakutan agama itulah yang menjadi penghalang
besar untuk memperoleh kesenangan hidup. Sebagai orang yang berasal dari Yonia, ia
banyak mengemukakan pandangan filosofi alam Milesia, yang Atheis. Ia banyak
memakai teori Demokritos tentang atom dan geraknya dalam lapangan kosong. Titik
berat ajarannya terletak pada etik, tata susila, dan moral.
Menurut pendapat Epikuros, filsafat harus merintis jalan ke arah mencapai
kesenangan hidup. Ia membagi filsafat dalam tiga bagian, yaitu logika, fisika, dan etika.
Pelajaran fisika yang diberikan kepada muridmuridnya didasarkan pada ajaran logika
dan fisika merupakan landasan etika. Ia mengatakan bahwa tujuan hidup manusia
adalah kelezatan. Kelezatan hidup ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Kelezatan primer, yaitu kebutuhan pokok.
2. Kelezatan sekunder, yang akan diperlukan apabila kelezatan pokok telah dipenuhi.
3. Kelezatan tertier, yang merupakan kelezatan yang melebihi akal sehat, seperti
kelezatan mencari kemewahan dan harta kekayaan yang berlimpah.
Ajaran etika Epikuros adalah mencari kesenangan hidup. Kesenangan hidup
menurutnya merupakan sesuatu yang paling tinggi nilainya. Mencari kesenangan
hidup tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak banyaknya tanpa menghiraukan
orang lain. Tindakan seperti itu tidak akan membawa kesenangan hidup. Kesenangan
hidup, berarti kesenangan badaniah dan rohaniah. Badan merasa enak dan jiwa
merasa tenteram. Yang paling penting dan paling mulia adalah kesenangan jiwa
karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang, masa lampau, dan masa yang akan
datang.
Tujuan etik Epikuros adalah didikan memperkuat jiwa untuk meng hadapi
segala macam keadaan. Dalam suka dan duka, manusia hendaklah sama perasaannya.
Ia tetap berdiri sendiri dengan jiwa yang tenang, pandai memelihara tali
persahabatan. Pengikut Epikuros tidak mengeluh dan menangis jika orang yang
dicintainya meninggal dunia. Bagi Epikuros, kematian itu tidak ada, sehingga tidak
perlu menangisi ketiadaan.
2. JELASKAN YANG MENJADI DORONGAN AKHLAKUL KARIMAH ?

• PERSEPSI
A. Jalaludin Rakhmat (1998: 51) mengatakan bahwa persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
B. Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk
indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi
tertentu. Dengan pandangan Ruch tersebut, persepsi mengandung arti yang sama
dengan proses sistem berpikir yang membutuhkan pengalaman pengalaman dan
pengetahuan verbalistik yang dijadikan rujukan persepsional seseorang.
C. Atkinson dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses
menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan.
D. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses
pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
Dengan pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik pemahaman bahwa
terbentuknya akhlak manusia didorong oleh adanya pemahaman tentang sesuatu
yang akan diperbuatnya. Oleh karena itu, tingkah laku manusia berkaitan dengan pola
pikir dan pola rasa manusia. Jika persepsinya tentang perbuatan yang dilakukan
diterima oleh akal dan hatinya, akhlaknya akan terbentuk dengan jelas sesuai
kapasitas pemikirannya. Dalam kehidupan profesional, akhlak manusia yang dibentuk
oleh persepsinya tentang objek yang dimaksudkan adalah perbuatan yang sesuai
dengan keterampilan atau kecakapannya. Pengetahuan sangat penting dalam
mendukung akhlaknya sehingga bentuk-bentuk akhlaknya mengikuti kehendak naluri
dan kecerdasannya, tanpa ada campur tangan pihak luar.
• BELAJAR
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen pada
perilaku yang disebabkan oleh berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan. Belajar juga
merupakan proses saling menukar dan mengisi pengalaman dan ilmu pengetahuan
secara teratur dan berkesinambungan.
Dalam belajar, terdapat proses pelatihan melakukan perbuatan tertentu, dan
pemberian ilmu pengetahuan serta pengalaman-pengalaman yang lebih banyak
mengisi kekosongan jiwa orang yang diajar. Belajar merupakan kegiatan yang
kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Belajar terdiri atas tiga komponen penting, yaitu: (a) kondisi eksternal, yaitu stimulus
dari lingkungan dari acara belajar, (b) kondisi internal yang menggambarkan keadaan
internal, proses kognitif siswa, dan (c) hasil belajar yang menggambarkan informasi
verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Belajar
adalah proses memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, motivasi,
kebiasaan, dan tingkah laku yang dilakukan secara instruksional.
Dengan proses belajar itulah, manusia berakhlak. Jadi, akhlak manusia
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya dalam belajar. Kedua orangtuanya
bertanggung jawab mengajar dan mendidik anaknya sejak balita. Lalu, orangtua pula
yang menentukan pilihan sekolah anaknya, dan demikian seterusnya. Sementara,
anak terus menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman, kemudian ia terapkan dalam
akhlaknya sehari-hari.
Dengan dua komponen penting, yaitu persepsi dan belajar, manusia
mengembangkan kebudayaannya yang berbentuk tingkah laku dan pola pikir. Akan
tetapi, sepanjang proses belajar dan pengembangan pola pikir itu berjalan, pengaruh
kejiwaannya tidak pernah berhenti. Manusia memiliki nafsu untuk meraih keinginan
dan mimpinya. Oleh sebab itu, setiap akhlak manusia akan berdampak secara
langsung pada kehidupan internal dan eksternalnya.
Akhlak yang baik berdampak positif pada kehidupan dan lingkungan nya.
Sebaliknya, akhlak yang buruk akan berdampak buruk pula pada diri dan
lingkungannya. Contohnya, seorang remaja yang terlibat dengan pemakaian obat-
obat terlarang atau narkoba, ia akan terkena pengaruh buruk untuk jasmani dan
rohaninya yang tidak dapat dicegah karena otaknya akan hancur, hatinya akan rusak,
tingkah lakunya tidak terkendali, dan ia bisa menjadi gila dan mati. Adapun pengaruh
pada lingkungannya pun sangat merugikan karena nama baik keluarga dan
masyarakat di tempat tinggalnya akan tercoreng oleh akhlaknya yang tercela.
Sebaliknya, seorang anak yang berprestasi dan bergaul dengan ramah, terpuji
dan mengembangkan nilai-nilai kebajikan di lingkungannya, secara otomatis ia akan
memperoleh dampak yang baik bagi kehidupan dirinya. Dalam rohaninya akan
tertanam jiwa yang bersih, seluruh masyarakat mengenalnya sebagai anak yang
pantas diteladani. Oleh karena itu, setiap akhlak manusia berdampak secara langsung
pada kehidupan pribadinya dan orang lain.
Beberapa jenis akhlak yang berdampak baik pada diri dan lingkungan
nya adalah:
1. melaksanakan ibadah dengan khusyuk;
2. mendirikan shalat berjamaah;
3. banyak menghadiri pengajian;
4. menuntut ilmu dengan baik dan berprestasi;
5. hidup bergotong-royong dan saling membantu;
6. berani membela kebenaran;
7. mengajarkan ilmu yang benar kepada orang lain;
8. bergaul dengan sopan santun dan senang bersilaturahmi.
Dalam bahasa Al-Quran, akhlak-akhlak yang baik atau terpuji, yaitu sifat setia
(al-amanah), pemaaf (al-afwu), benar (ash-shidiq), menepati janji (al-wafa), adil (al-
adl), memelihara kesucian diri (al-ifafah), malu (al-haya"), berani (asy-syaja'ah), kuat
(al-quwwah), shabar (ash-shabru), kasih sayang (ar-rahmah), murah hati (as-sakha'u),
tolong-menolong (at-ta'awun), damai (al-ishlah), persaudaraan (al-ikha), silaturahmi,
hemat (al-iqtishad), menghormati tamu (adl-dliyafah), merendah diri (at tawadhu'),
menundukkan diri kepada Allah SWT. (al-khusyu'), berbuat baik (al-ihsan), berbudi
tinggi (al-muru'ah), memelihara kebersihan badan (an-nadhafah), selalu cenderung
pada kebaikan (ash-shalihah), merasa cukup dengan apa yang ada (al-qana'ah), tenang
(as-sakinah), lemah lembut (ar-rifqu), dan sebagainya.
Jenis-jenis akhlak yang buruk dan berdampak buruk bagi diri dan
lingkungannya adalah:
1. banyak berdusta
2. berkhianat
3. selalu buruk sangka kepada orang lain;
4. tidak mau beribadah;
5. menghina dan merendahkan orang lain;
6. tidak mau bersosialisasi
7. menutup diri dan sombong;
8. menjadi penghasut dan pengadu domba;
9. mengembangkan permusuhan;
10. egois dan individualis;
11. senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang senang,
12. mudah tersinggung dan pendendam;
13. tidak toleran kepada keyakinan orang lain;
14. berlaku tidak adil dalam memutuskan perkara. Dalam bahasa Al-Quran,
akhlak
akhlak buruk atau tercela adalah egoistis (ananiah), lacur (al-baghyu), kikir (al-
bukhlu), dusta (al-buhtan), pemabuk (al-khamru), khianat (al-khianah), aniaya (adh-
dhulmu), pengecut (al-jubn), perbuatan dosa besar (al-fawahisy), pemarah (al
ghadhab), curang dan culas (al-ghasysyu), mengumpat (al-ghibah), adu domba (an-
namimah), menipu daya (al-ghurur), dengki (al-hasad), dendam (al-hiqdu), berbuat
kerusakan (al-ifsad), sombong (al-istikbar), mengingkari nikmat (al-kufran),
homoseksual (al-liwath), membunuh (qatlunnafsi), makan riba' (ar-riba), ingin dipuji
(ar-riya"), ingin didengar kelebihannya (as-sum'ah), berolok-olok (as-sikhiriyah),
mencuri (as-sirqah), mengikuti hawa nafsu (asy-syahawat), boros (at-tabzir), tergesa-
gesa (al 'ajalah), fasik, munafik, dan sebagainya.

3. JELASKAN SECARA MEMADAI AKHLAK ROSULULLAH SAW ?

Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi dan Rasul terakhir, suka dukanya sangat banyak.
Sejak kecil beliau sudah yatim-piatu. Akhlaknya dipuji oleh semua orang, termasuk orang-
orang kafir Quraisy. Beliau dijuluki sebagai Al-Amin, yaitu orang yang jujur dan tepercaya.
Nabi Muhammad SAW. adalah penyebar kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Beliau
sangat pemaaf meskipun kepada orang yang telah menyakitinya. Bahkan, beliau menengok
orang yang setiap hari meludahinya. Beliau pun orang yang tegas kepada orang kafir. Beliau
menolak melakukan pengkhianatan kepada Allah SWT. meskipun diberi harta yang berlimpah.

Beliau adalah seorang suami yang adil kepada istri-istrinya, dan sering meminta maaf
kepada istri-istri jika keadilannya hanya sebatas kemampuannya. Perjuangan Nabi
Muhammad SAW. didukung sepenuhnya oleh para sahabat, hartanya habis untuk berjihad,
dan ketika beliau wafat, warisan yang ditinggalkan hanyalah kitab suci Al-Quran dan As-
Sunnah. Beliau berpesan kepada Fatimah agar tetap mendirikan shalat karena amal yang
pertama akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat.

Akhlak Nabi Muhammad SAW. sebagai ayah dari anak-anaknya, suami dari istri-
istrinya, komandan perang, mubaligh, imam, hakim, pedagang,petani, penggembala, dan
sebagainya merupakan akhlak yang pantas diteladani. Dalam 100 tokoh terkemuka di dunia,
Nabi Muhammad SAW. menduduki peringkat pertama, sebagai orang paling berpengaruh di
dunia. Beliau peletak dasar Negara Modern di Madinah yang merumuskan perjanjian yang
adil dan demokratis di tengah-tengah masyarakat sukuistik dan pemeluk Yahudi dan Nasrani.
Sebagai politisi, beliau sangat dikagumi oleh para raja dan penguasa yang kafir. Beliau adalah
pembela kaum fakir dan miskin yang memilih hidup dalam kefakiran dan kemiskinan.

4. JELASKAN SECARA SINGKAT MACAM-MACAM TIPE KEPRIBADIAN MANUSIA ?

Secara psikologis, tipe-tipe yang diakui merupakan kepribadian manusia, terdiri atas
tipe-tipe sebagai berikut :
1. Seseorang yang memiliki tipe the innocent, artinya tipe yang merasa suci dan tidak
bersalah. Orang yang bertipe the innocent selalu memandang bahwa dunia ini tempat yang
aman dan damai. Oleh karena itu, semua akan berjalan dengan lancar dan baik-baik saja.
Persoalan yang dihadapi oleh manusia merupakan gejala semakin baiknya kehidupan dunia
dan harus tetap memandang dunia sebagai tempat yang nyaman untuk ditinggali. Semua
manusia bersahabat dan masalah akan hilang serta terselesaikan karena semua orang akan
berusaha membantu menyelesaikannya.

2. Sebaliknya, dari tipe manusia yang sok suci dan tidak merasa bersalah adalah
manusia yang memiliki tipe selalu merasa bersalah. Manusia dengan tipe ini disebut the
orphan, artinya yatim piatu. Salah satu tipe individu yang selalu dekat dengan problem
kesulitan hidup. Orang yang karakternya yatim adalah orang yang memandang dunia ini
kejam. Oleh karena itu, setiap kehidupan harus diwaspadai, tidak mudah percaya kepada
orang lain. Rasa takut yang amat sangat cenderung dimiliki oleh orang dengan tipe yatim
piatu. Sebab, ia tidak menghendaki kesulitan terus-menerus mengimpit jalan hidupnya.

3. Tipe pemberani dan tidak merasa takut dengan keadaan dunia ini apa pun bentuk
masalah yang dihadapi. Tipe ini disebut dengan the warrior. Orang dengan tipe prajurit adalah
orang yang berani mengambil keputusan dan menerima risiko dalam kehidupan. Orang ini
sangat waspada dan idealis dalam melihat setiap persoalan dengan pola pembelaan diri yang
kuat.

4. Tipe the caregiver, penuh perhatian pada sesamanya. Orang ini memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi pada nasib orang lain. Mempunyai rasa penyayang dan memiliki
tingkat kemanusiaan yang baik. Ia berani membela dan menghargai martabat dan harga diri
orang lain tanpa pamrih.

5. Tipe pencari, yaitu orang yang penuh dengan hasrat berpetualang. Biasanya orang
yang bertipe pencari, memiliki sifat yang mandiri, haus akan pengalaman baru, egois,
individualis, nonkompromi terhadap sesuatu yang merusak nama baiknya. Tidak terlalu ingin
mencampuri urusan orang lain dan menonjolkan potensi dirinya sendiri.

6. Tipe the lover adalah pecinta. Ciri-ciri orang yang bertipe pecinta adalah penuh
perhatian kepada orang lain, berbagi cinta dengan sesama manusia, dan menjadi tempat
curhat orang lain, terutama kawan dekat dan kerabatnya.

7. Tipe the destroyer, artinya perusak. Cirinya adalah selalu melakukan kerusakan
terhadap gagasan orang lain, antipati pada ide yang tidak searah dengan jalan pikirannya.

8. Tipe the creator, artinya pencipta. Orang dengan tipe the creator adalah orang yang
aspiratif dan imajinatif, kreatif dengan ide-ide yang cemerlang dan menguntungkan dirinya
dan orang lain, estetis dan penuh perhitungan hidup. Tipe ini dicirikan pula oleh naluri yang
kuat dalam mengembangkan nilai-nilai kreativitas. Bagi orang dengan tipe ini, semua perilaku
harus sesuai dengan aturan yang berlaku. ini biasanya melihat segala hal secara hitam-putih,
jarang berbicara dan bergaul dengan orang lain, dan taat hukum.

9. Tipe the magician, yaitu tipe penyihir. Orang dengan tipe penyihir, cirinya penuh
kharismatik, menggugah perasaan orang lain dengan wibawanya yang kuat, naturalis, yang
menciptakan penyembuhan bagi orang yang merasakan gejala sakit yang tidak jelas
penyebabnya, menciptakan kekaguman dalam berbagai suasana, pandai bersulap, pandai
menghipnotis orang lain dengan berbagai cerita, menggetarkan suasana meskipun dalam
keramaian.

10. Tipe the sage, yaitu orang yang suka menggurui orang lain. Orang bertipe the sage
sangat idealis, kemauannya sangat kuat, bijaksana, selalu ilmiah, objektif, analisisnya kuat,
tanggap terhadap berbagai masalah.

11. Tipe humoris, penghibur sejati, dan tidak membosankan dalam bergaul dengan
orang lain. Akan tetapi, terkadang orang dengan tipeini, ia kurang serius dalam menghadapi
masalah. Tipe ini disebut dengan the jaster.

12 Tipe pencemburu, pendendam, penghasut, dan karakter lainnya yang menjadi akar
terbentuknya akhlak buruk dalam kehidupannya sehari-hari.

5. JELASKAN SECARA MEMADAI TENTANG BEHAVIOURISME ?

FoPeletak dasar aliran Behaviourisme adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) dan
William McDougall (1871-1938). Menurut aliran Behaviourisme, insting adalah
kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir
dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tingkah laku manusia dapat dikembalikan pada
insting yang mendasarinya, dan yang paling menonjol mewariskan insting adalah orangtuanya
karena itu disebut dengan insting orangtua (parental instinct).

Aliran Behaviourisme memandang manusia sebagai makhluk yang tidak jauh berbeda
dengan mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui proses
pengondisian yang terus-menerus (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus
sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. Akhlak manusia
dapat dibentuk sebagaimana akhlak binatang. Kebiasaan akan memudahkan manusia
mengingat bentuk-bentuk perilakunya yang akan dipertontonkan. Misalnya, anak kecil yang
dilatih secara terus-menerus menjadi pemain akrobat, ia akan semakin mahir berakrobat,
demikian pula dengan seekor singa sirkus yang terlatih

Agar tingkah laku manusia berkembang lebih baik, perlu dilakukan rekayasa dan
modifikasi dalam pelatihan dan pendidikannya. Oleh sebab itu, pengaruh pendidikan dalam
lingkungan keluarga dan sekolah yang berubah-ubah akan semakin mendewasakan anak
didik, demikian pula pergaulan dengan lingkungan yang lebih luas. Anang Pamangsah (2008:
1-2) menjelaskan bahwa Behaviourisme memandang perilaku manusia sangat ditentukan
oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa pengondisian terhadap manusia tersebut. Pada
awalnya, manusia netral dalam melihat dunia luarnya, baik atau buruk dari perilakunya
ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami

oleh manusia tersebut. Kemudian, pengaruh dunia luar meningkatkan daya berpikir
dan daya adaptasinya. Contohnya, seorang anak yang hilang di tengah hutan, lalu diasuh oleh
sekumpulan serigala, ia akan bertingkah laku seperti serigala. Cara makan, berkomuni kasi,
mempertahankan hidup, menghindar dari bahaya, dan mungkin caraberjalannya. Gambaran
tersebut difilmkan dalam sebuah sinema yang berjudul Mogli dan Tarzan.

Berdasarkan aliran ini, di berbagai bidang pendidikan dan psikoterapi dilakukan proses
pengembangan pembelajaran untuk anak didiknya serta proses penyembuhan bagi orang
yang memiliki kelemahan bertingkah laku normatif. Dalam bidang pendidikan, dilakukan
upaya merangsang anak didik agar lebih giat belajar dengan metode yang direkayasa melalui
dua pola, yaitu pola instrumental dan pola verbalistik.

Pola instrumental adalah pola pembelajaran yang merangsang otak kanan manusia.
Oleh karena itu, bentuk-bentuk belajar demonstratif, estetik, dan mengandung hiburan-
hiburan terus dikembangkan. Misalnya, melalui pembangunan sekolah alam, strategi
synergetic teaching, dan belajar dengan metode outbond. Adapun belajar pola verbalistik
lebih mengutamakan pemberdayaan otak kiri, seperti belajar ilmu alam, fisika, kimia, dan
matematika.

Rancangan yang diberikan kepada anak didik akan menimbulkan respons positif untuk
pengembangan pikiran dan tingkah lakunya. Cara inilah yang disebut dengan classical
conditioning, yaitu suatu rangsangan yang mendua akan menggantikan kebiasaan tertentu
oleh kebiasaan lain. Misalnya, seorang guru menyuruh membaca kepada anak didiknya sambil
bertepuk tangan. Jika dibiasakan dengan cara tersebut, tepuk tangan seorang guru akan
ditafsirkan oleh anak didik sebagai perintah membaca.

Menurut Behaviourisme, tingkah laku manusia memerlukan pujian untuk memuaskan


dirinya karena kepuasan akan menimbulkan rasa bangga dan ingin mengulangnya kembali.
Oleh sebab itu, tingkah laku yang membahagiakan cenderung ingin diulangi. Ini yang disebut
dengan law of effect, yaitu perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan
cenderung diulang. Sebaliknya, bila akibat-akibat yang menyakitkan akan cenderung
dihentikan.

Akhlak seseorang akan terus menguat apabila dengan akhlaknya diperoleh hasil yang
memuaskan. Akhlaknya telah memberikan dampak positif atau dapat menghilangkan dampak
negatif. Misalnya, dengan melaksanakan puasa, ia memperoleh kesehatan badan dan
hilangnyapenyakit asam urat atau diabet yang selama ini menggerogoti tubuhnya. Dengan
hasil tersebut, ia akan semakin rajin berpuasa. Perilaku tersebut dalam Behaviourisme
merupakan operant conditioning, yaitu pola perilaku akan menjadi mantap apabila perilaku
tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan pelaku.

Akhlak seseorang tidak terlepas dari proses peneladanan kepada orang lain. Berakhlak
seperti orangtuanya, kawan-kawannya, tokoh idolanya atau ingin berakhlak seperti Nabi
Muhammad SAW. Dalam Behaviourisme, cara ini disebut dengan modelling, yaitu munculnya
perubahan perilaku karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang
disenangi.

Anda mungkin juga menyukai