1. Sejarah perumusan Pancasila diawali dengan dibentuknya BPUPKI pada tanggal 29
Mei 1945. BPUPKI merupakan sebuah badan yang dirancang oleh Jepang untuk melakukan usaha usaha penyelidikan kemerdekaan Indonesia. Sidang pertama BPUPKI dilakukan pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama, BPUPKI membahas dasar negara Indonesia, kemudian sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 hingga 17 Juli 1945. Dalam sidang kedua membahas Rancang Undang Undang Dasar. Seltelah Jepang membentuk BPUPKI, Jepang juga membentuk PPKI yang didirikan pada 7 Agustus 1945. Setelah melewati beberpaa kendala pada sila pertama, akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila di sahkan, dan pada saat itu juga Pancasila disahkan dengan isi yang kita ketahui yaitu Ketuhanan Yang Mahas Esa, dengan mempertimbangkan beberapa hal
Referensi:
- Character Building Development Center(CBDC) Universitas Bina Nusantara,
Februari 2022. Textbook CB Pancasila hal 8 - Novia Aisyah, 22 September 2021. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5734304/sejarah-perumusan-pancasila- sebagai-dasar-negara-hingga-penetapannya 2. Ideologi pancasila adalah sekumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan sebuah keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila dasar yaitu, Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan. Sedangkan, ideologi liberalisme adalah ideologi yang menjunjung tinggi hak individu. Semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara harus memerhatikan kebebasan individu. Sebagai contohnya perbedaannya adalah di bidang politik, dimana Pancasila mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, sedangkan Liberalisme mengutamakan kebebasan mutlak hak individu, Oleh sebab itu kesenjangan ekonomi serta sosial sangat besar dan terbuka dalam ideologi Liberalisme. Contoh lain yang membedakan idelogi Pancasila dan Liberalisme terdapat pada bidang Agama, dimana Pancasila menghargai adanya kesamaan hukum dan kebebasan hak individu, sedangkan Liberalisme, karena menganut kebebasan individu yang mutlak, sehingga masya penduduk dengan komunitas yang lebih banyak akan lebih dihargai daripada penduduk yang minim anggotanya.
Referensi:
- Character Building Development Center (CBDC) Universitas Bina Nusantara,
Februari 2022. Textbook CB Pancasila hal 22 - Monica Ayu Caesar Isabela, 18 Maret 2022 https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/02000091/perbedaan-ideologi- pancasila-dan-liberalisme 3. Indonesia adalah negara dengan budaya dan keberagaman yang beranekaragam. Di dalam kemajemukan ini, masyarakat harus menenun kehidupan yang lebih baik. Salah satu contohnya adalah dengan bersikap saling menghargai dan tidak lupa harus memiliki sikap rendah hati, dengan sikap toleransi dan rendah hati, kita dapat mencegah terjaidnya masalah di tengah kehidupan bermasyarakat.. Terjadinya pertentangan keanekaragaman sendiri bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja, penyebabnya pun bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Sikap hormat juga tidak kalah penting, karena dengan sikap hormat, kita dapat menjadikan keanekaragaman menjadi hal yang unik. Sikap hormat juga menjadi modal utama untuk dapat hidup dalam kehidupan beragama di Indonesia saat ini.
Referensi:
- Character Building Development Center (CBDC) Universitas Bina Nusantara,
Februari 2022. Textbook CB Pancasila hal 27-28 - Tratama Helmi Supanji, 01 Mei 2021 https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-toleransi-antar-umat-beragama-kunci- kemajuan-bangsa 4. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradap merupakan salah satu sila di dalam Pancasila. Sila ini menunjukan bahwa manusia harus bisa bersikap adil terhadap sesama. Nilai ini juga tidak terlepas dari sifat manusia itu sendiri, yaitu manusia merupakan ciptaan Tuhan yang memiliki martabat luhur. Oleh karena itu seluruh manusia memiliki derajat yang sama, baik perempuan atau laki-laki, miskin maupun kaya, berpangkat maupun yang tidak. Tidak ada satu orangpun yang layak untuk menindas atau mengambil keadilan seseorang, karena pada dasarnya semua manusia memiliki hak untuk mendapatkan keadilan sesuai yang terdapat pada pasal Undang Undang, tepatnya pada Pasal 17 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999, yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya”.
Referensi:
- Character Building Development Center(CBDC) Universitas Bina Nusantara,
Februari 2022. Textbook CB Pancasila hal 38-39 - Issha Harruma, 21 September 2022 https://nasional.kompas.com/read/2022/09/21/04300011/uu-yang-mengatur-tentang- ham 5. A.