Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Diar Zharif

Nim : 2702344160

Jurusan : management

1. Menjelaskan mengenai proses pembuatan rumusan Pancasila hingga ditetapkan


sebagai dasar negara serta menjelaskan pelajaran atau nilai penting yang diperoleh
dari proses sejarah itu

Pada mulanya, Pancasila dibahas dalam sidang pertama BPUPKI. Pada sidang
tersebut diberikan kesempatan kepada 3 anggota sidang untuk menyampaikan ide dan
pendapatnya mengenai dasar negara. Ketiga anggota tersebut adalah Moh Yamin,
Prof. Dr. Soepomo dan Soekarno. Terdapat 5 prinsip yang disampaikan oleh Soekarno
dalam perumusan dasar negara yang kemudian disusul dengan pembentukan panitia 9
yang memiliki tujuan untuk membuat susunan rancangan pembukaan UUD negara.
Selanjutnya Piagam jakarta menjadi produk yang dihasilkan BPUPKI pada tanggal 22
Juli 1945 yang memiliki isi pada sila pertama adalah Ketuhanan dengan menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Berdasarkan pada sila tersebut terdapat
beberapa golongan yang berpendapat bahwa sila tersebut dapat memberikan dampak
pada pemeluk agama selain Islam. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
resmi dibubarkan dan digantikan dengan pembentukan PPKI pada tanggal 9 Agustus
1945. Melalui perubahan tersebut juga memberikan perubahan pada hasil piagam
jakarta sila pertama yang disederhanakan menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.
Bagi saya nilai yang dapat diambil dalam proses sejarah pembuatan rumusan
pancasila adalah tentang kerelaan untuk berkorban demi mendapatkan hasil terbaik
dan paling adil bagi semua masyarakat Indonesia yaitu yang telah dijelaskan pada
proses perubahan sila pertama pada piagam Jakarta.

Referensi:
Tim CBDC “CHARACTER BUILDING : PANCASILA” 2022 Textbook. Diktat CB
Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Brata, I. B., & Wartha, I. B. N. (2017). Lahirnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP), 7(1).
2. Menjelaskan tentang alasan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang paling tepat
bagi Indonesia apabila dibandingkan dengan ideologi Liberalisme dan Sosialisme !

Pancasila pada dasarnya tidak menganut ideologi liberalisme dan ideologi sosialisme,
karena Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang berbasis pada lima nilai dasar
yakni nilai Ketuhanan, Kamanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan Sosial.
Namun didalam ideologi Pancasila sendiri terdapat spirit dari ideologi liberalisme dan
sosialisme secara bersamaan pada lima nilai dasar yang dianut oleh ideologi
Pancasila. Ideologi Pancasila menghormati hak sipil di nilai dasar pada nilai
ketuhanan, kemanusiaan, dan permasyarakatan dan perwakilan, seperti pada ideologi
liberalisme. Ideologi sosialisme juga terdapat pada ideologi Pancasila terutama pada
nilai persatuan karena Pancasila memiliki nilai nasionalisme, yaitu mementingkan
kepentingan Bersama dan keadilan sosial. Ideologi Pancasila merupakan ideologi
yang paling sesuai dan tepat bagi bangsa Indonesia ini karena Indonesia sebagai
negara yang memiliki berbagai Bahasa, jenis budaya, agama, dan ras yang juga bisa
disebut sebagai keragaman. Ideologi Pancasila muncul sebagai media pemersatu
bangsa dan menjadi dasar untuk membentuk sebuah persatuan Bersama tanpa ada
unsur saling menjatuhkan agar dapat saling Bersatu.

Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Lintang, F. L. F., & Najicha, F. U. (2022). Nilai-nilai sila persatuan Indonesia dalam
keberagaman kebudayaan Indonesia. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 79-85.
3. Menjelaskan mengenai usaha-usaha yang sebaiknya ditempuh Indonesia agar dapat
menciptakan kerukunan antar umat beragama yang didasarkan pada nilai-nilai dalam
Sila pertama Pancasila !

Dari awal mula perumusan dasar Pancasila, pendiri bangsa sudah sadar akan adanya
perbedaan agama diantara Masyarakat yang berpotensi menimbulkan sebuah konflik
perbedaan agama antar masyarakat. Awalnya sila pertama dari susunan Pancasila
berbunyi “Ketuhanan dengan menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya”
karena takut merujuk hanya kepada satu agama saja, akhirnya para pendiri bangsa
mengubah menjadi “ketuhanan yang maha esa”. Karena para pendiri bangsa tidak
menginginkan adanya konflik dalam beragama, maka mereka membuat konsep dasar
dari sila pertama di Pancasila “ketuhanan yang maha esa” yang dapat menegaskan
kepada Masyarakat untuk mengutamakan nilai toleransi dalam perbedaan agama. Dari
sila pertama memiliki nilai nilai yang penting dalam toleransi beragama seperti
menghormati antar pemeluk agama, menghormati kebebasan dalam menjalani ibadah
sesuai dengan kepercayaan pada masing-masing individu sehingga tercipta kerukunan
antar umat beragama.
Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Septian, D. (2020). Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Kerukunan
Umat. TANJAK: Journal of Education and Teaching, 1(2), 155-168.
4. Menjelaskan tentang nilai yang terkandung pada sila kedua Pancasila apabila
digunakan untuk mengatasi tindakan atau perilaku diskriminasi pada etnis atau agama
di Indonesia dan sertakan juga dua contoh tindakan yang nyata untuk mewujudkan
sila kedua tersebut!

“Kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah isi yang terkandung dalam sila kedua
Pancasila yang memiliki makna untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang adil dan beradab. Hal tersebut menunjukan jika dalam Pancasila nilai
kemanusiaan tidak dapat dilepaskan juga dari nilai ketuhanan, karena untuk dapat
memaknai nilai ketuhanan maka juga harus ditanamkan nilai kemanusiaan karena
Tuhan sendiri menciptakan manusia dengan derajat yang sama sehingga tidak ada
manusia superior dan inferior bahwa semua setara. Dengan demikian sila kedua
menjadi pondasi untuk mewujudkan nilai tersebut dan menjadi dasar bangsa
Indonesia untuk menghindarkan diri dari perilaku deskriminatif kepada sesama
manusia. Adapun contoh tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan sila tersebut
adalah dengan menumbuhkan atau memiliki sikap menghargai dan empati kepada
sesama, sebisa mungkin untuk tidak merendahkan etnis ataupun agama orang lain,
dan tidak bersikap arogan dengan menganggap bahwa etnis dan agama diri sendiri
adalah yang paling baik.
Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Savitri, A. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kehidupan di Era Globalisasi. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 5(2), 165-176.
5a. Menjelaskan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga untuk dapat
menyatukan warga negara dengan segala perbedaan pandangan ataupun pillihan
politik pada pemilu yang akan segera dilaksanakan !

Indonesia adalah negara kepulauan, didalamnya terdapat beragam ras, suku,


budaya, agama dan Bahasa. Beragamnya perbedaan di Indonesia memunculkan
konsep multikulturalisme, yaitu pandangan terhadap keanekaragaman yang ada di
dunia tentang penerimanan terhadap keragaman dan berbagai macam budaya di
dalam realitas Masyarakat. Multikulturalisme menimbulkan adanya perbedaan cara
berpikir atau pandangan terhadap suatu masalah dikarenakan berbagai macam latar
belakang. Perbedaan cara berpikir atau perbedaan pandangan pada masing-masing
individu inilah biasanya yang dapat menimbulkan sebuah konflik dan perpecahan.
Selain karena adanya perbedaan cara berpikir dan perbedaan pandangan terhadap
suatu masalah. Seperti pada kasus diatas, dari pemilihan seorang presiden, akan
banyak hasil pikiran, pendapat, dan sudut pandang yang berbeda beda dari tiap
Masyarakat di Indonesia. Hal seperti itu sangat wajar mengingat bangsa Indonesia
adalah bangsa yang mempunyai berbagai macam suku, budaya, ras, dan agama
yang menimbulkan berbagai macam sudut pandang. Konflik atau perpecahan juga
akan muncul karena bermacam-macam kelompok sosial dimasyarakat dan
kurangnya kesepakatan Bersama bagi Masyarakat. Namun semua hal pemicu
konflik dan perpecahan dapat dicegah Ketika bangsa Indonesia sadar akn adanya
multikulturalisme di Indonesia. Bangsa Indonesia harus sadar adanya multikultural
di Indonesia, agar tetap saling menghormati setiap pandangan. Kesadaran para
bangsa di Indonesia terhadap menghormati setiap pandangan tidak mungkin ada
tanpa adanya rasa persatuan, penghormatan, dan toleransi. Rasa persatuan,
penghormatan, dan toleransi inilah yang sangat penting dalam kehidupan
Masyarakat yang berbagai macam latar belakangnya.

Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).

Lintang, F. L. F., & Najicha, F. U. (2022). Nilai-nilai sila persatuan Indonesia


dalam keberagaman kebudayaan Indonesia. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah
Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 79-85.
5b. Menurut anda, apa yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk
dapat menghindari terjadinya konflik atau persoalan yang dapat berujung pada
kerusuhan yang mungkin saja bisa terjadi karena perbedaan politik!

Pada masa pemilu, rawan terjadinya konfik akibat dari perbedaan pilihan dan
pemikiran di Masyarakat. Hal itu wajar karena bangsa Indonesia ini adalah bangsa
yang beragam. Yang mengakibatkan berbagai macam hasil pemikirian yang
berbeda. Yang perlu kita lakukan sebagai Masyarakat multicultural untuk
menghindari sebuah konflik diantara Masyarakat adalah timbulnya rasa toleran
terhadap sesama Masyarakat. Toleran dalam kehidupan sehari-hari bisa bermacam
macam untuk menjaga persatuan dan menghindari sebuah konflik, terutama konflik
dalam perbedaan pilihan politik saat pemilu. Contohnya adalah menghargai
pendapat orang lain yang berbeda. Banyaknya individu yang tidak memerhatikan
rasa toleran dapat menimbulkan sebuah konflik. Contoh lain dari rasa toleran
terhadap Masyarakat adalah tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Setiap
manusia atau individu mempunyai kehendak atau mempunyai keinginannya
masing-masing. Karena adanya kehendak atau keinginan pada masing masing
individu itulah kita harus menghargai dan menghormati dengan cara tidak
memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain agar tidak terjadi konflik.
Dalam Upaya menghindari konflik politik di masa pemilu, pemerintah juga harus
bertindak untuk dapat menghindari terjadinya konflik bahkan kerusuhan pada
Masyarakat Indonesia agar tetap menjaga warga Indonesia untuk tetap Bersatu
walaupun memiliki perbedaan pendapat dalam pemilu. Pemerintah bisa melakukan
observasi dari pemilu sebelumnya masalah atau konflik apa yang terjadi di
Masyarakat pada saat mendekati pemilu. Setelah mengetahui masalah apa yang
terjadi pada Masyarakat pada saat pemilu sebelum-sebelumnya, pemerintah bisa
menjadi penengah antar Masyarakat yang memiliki perbedaan pandangan terhadap
hal politik agar tidak terjadinya konflik bahkan kerusuhan. Dan pemerintah dapat
memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi pada saat ini sehingga potensi
terjadinya konlik dapat terhindar.
Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Kusumastuti, H., Dewi, L. K., & Rauf, E. U. T. (2020, November). UPAYA
PEMERINTAH DALAM MENGATASI KONFLIK SOSIAL DI PEKON
SUKARAJA KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS. In Prosiding
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Vol. 1, No. 1, pp.
281-290).

6a. Dalam hasil riset yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan adalah
sebagian dari tantangan interaksi budaya pada era digital saat ini. Menurut anda,
bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk membuat budaya lokal yang semakin
lama semakin tergerus dengan budaya populer di masyarakat Indonesia dapat lagi
dikembalikan dan dilestarikan!

Dewasa ini, teknologi modern dalam komunikasi semakin berkembang.


Munculnya gadget telah merubah banyak hal dalam komunikasi antar individu.
Komunikasi antar individu adalah sebuah media untuk saling bertukar informasi.
informasi yang dapat didapat saat ini bisa bermacam-macam. Seperti info terkait
trend apa yang terjadi sekarang di dunia luar. Informasi ini dapat berpengaruh atau
berdampak pada negara berkembang seperti Indonesia ini. Karena negara
berkembang biasanya mengikuti trend yang terjadi pada saat ini di negara yang
lebih dominan. Trend ini biasanya berkaitan erat dengan budaya di negara mereka.
Proses bertemunya budaya satu dengan yang lain dapat disebut dengan interaksi
antar budaya.
Interaksi budaya di era digital memiliki dampak berupa dampak positif dan
dampak negatif. Dampak negative dari interaksi budaya adalah imperialisme
budaya, yaitu hilang atau memudarnya nilai budaya, interaksi, dan identitas suatu
bangsa untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Imperialisme budaya
dapat terjadi apalagi di era digital sekarang melalui teknologi yang menjadi
platform para individu untuk saling bersosialisasi tanpa batas. Di era digital inilah
budaya local dari suatu bangsa dapat terkikis.
Budaya lokal tidak akan terkikis dan dapat terjaga kelestariannya hanya jika
bangsa Indonesia itu sendiri mempunyai rasa kesadaran akan memiliki budaya itu
sendiri, jika bangsa ini menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri maka
budaya di Indonesia ini akan terus tetap terjaga. Untuk menjaga budaya lokal agar
terhinndar dari terkikisnya budaya di Indonesia ini, bangsa Indonesia dapat
menjaga dan mempertahankan diri masing-masing sebagai masyarakat indonesia
dari arus negatif budaya luar yang dapat menghilangkan dan memudarkan nilai
budaya lokal.
Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal
Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.

6b. Menurut anda, usaha apa yang perlu anda lakukan dalam menyikapi interaksi
budaya dalam era digital saat ini agar dapat tetap menjaga budaya sopan dan ramah
yang dimiliki bangsa Indonesia

Budaya adalah identitas sebuah bangsa. identitas pasti dimiliki oleh setiap manusia
yang ada di muka bumi ini. Identitas adalah ciri-ciri yang melekat pada seseorang
atau Masyarakat untuk membedakan dengan yang lain. Tanpa adanya identitas
dalam diri manusia, manusia akan merasa kehilangan eksistensinya sebagai
seorang manusia. Kebudayaan sendiri dalam masing-masing daerah dapat
mencakup sebuah pengetahuan, kepercayaaan, kebiasaan, kesenian, nilai moral,
dan hukum. Sebagai ciri khas. perbedaan ciri khas pada masing masing daerah
yang dibawa oleh para perantau dapat menimbulkan interaksi antar adat budaya.
Terutama di era digital pada saat ini, semua orang dapat bertukar nilai tentang
kebudayaan mereka tanpa batasan. Interaksi budaya memiliki dampak negative
yaitu kehilangan nilai budaya sendiri akibat masuknya nilai bangsa yang dominan
untuk memperoleh keuntungan. Hal itu tidak boleh terjadi, maka dari itu kita
sebagai bangsa Indonesia harus tetap menjaga adat budaya sendiri dari interaksi
budaya di era digital saat ini.
Usaha yang harus dan yang dapat saya lakukan untuk tetap menjaga adat budaya
bangsa Indonesia di era digital pada saat ini dengan dapat menyaring budaya asing
dari Indonesia yang masuk ke Indonesia. Menyaring dalam masuknya nilai budaya
asing dapat menjaga nilai dari adat budaya di Indonesia. Usaha lain yang dapat kita
lakukan ialah mengenalkan kebudayaan Bangsa Indonesia ke luar dengan bantuan
media sosial dan platform media.
Referensi:
Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University).
Widayati, S. W. KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA JAWA SALAH SATU
SARANA MENYARING PENGARUH BUDAYA ASING SEBAGAI DAMPAK
GLOBALISASI. PENGUATAN BUDAYA LOKAL SEBAGAI PENEGUH
MULTIKULTURALISME MELALUI TOLERANSI BUDAYA, 71.

Anda mungkin juga menyukai