Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

RAPAT KERJA
PERHUBUNGAN DARAT
TATA KELOLA PERHUBUNGAN DI PEMERINTAH
DAERAH : UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2022

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah


Kementerian Dalam Negeri

Solo, 22 November 2022


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN URUSAN


PEMERINTAHAN KONKUREN

2
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


Pasal 9 UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan daerah
Urusan Wajib Terkait Pelayanan Dasar
URUSAN PEMERINTAHAN 1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
4. Perumahan Rakyat &kawasan pemukiman
5. Ketentraman, ketertiaban & perlindungan Masyarakat
6. Sosial
Urusan Pemerintahan Konkuren
Absolut
Umum Urusan Wajib Tdk Terkait Pelayanan Dasar
1. Tenaga Kerja
2. Pemberdayaan Perempuan & perlindungan Anak
3. Pangan
Wajib Pilihan 4. Pertanahan
1. Pertahanan (24) (8) 5. Lingkungan Hidup
Non 6. Administrasi kependudukan & catatan sipil
2. Keamanan yandas Pelayanan
Dasar
7. Pemberdayaan masyarakat & Desa
3. Agama 8. Pengendalian penduduk & keluarga berencana
4. Yustisi 9. Perhubungan
5. Politik Luar Negeri 10. Komunikasi & Informatika
6. Moneter & Fiskal Kemendagri K/L Teknis 11. Koperasi, usaha kecil & menengah
12. Penanaman Modal
13. Kepemudaan & Olah raga
14. Statistik
Binwas Umum Binwas Teknis 15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan dan
18. Kearsipan
Provinsi
Urusan Pilihan
GWPP. Binwas Umum & Teknis (Pasal 378 Gubernur sbg Kepala Daerah (Pasal 1. Pertanian
ayat (1) UU 23/2014) 379 ayat (1) UU 23/2014) 2. Kehutanan
3. Energi dan Sumberdaya Mineral
4. Pariwisata
5. Kelautan dan Perikanan
Kab/Kota PD Provinsi 6. Perdagangan
7. Perindustrian
Pasal 373 UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan daerah 8. Transmigrasi 3
PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

UU No. 23 Tahun 2014 dan Perpres No. 114 tahun 2021

UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Perpres 114 Tahun 2021 tentang Kemendagri
Pasal 8 dan 373 :
Pasal 4 dan 5 : “Menteri Dalam Negeri berperan mengkoordinasikan
“Menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan dan pengawasan secara nasional terhadap
pemerintahan dalam negeri untuk membantu penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah”
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Salah satu fungsi Kemendagri yaitu Pasal 374 :
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Menteri melakukan pembinaan yang bersifat umum
di bidang politik dan pemerintahan, otonomi daerah, meliputi:
pembinaan administrasi kewilayahan, pembinaan a. Pembagian Urusan Pemerintahan;
pemerintahan desa, pembinaan urusan b. Kelembagaan Daerah;
pemerintahan dan pembangunan daerah, pembinaan c. Kepegawaian Pada Perangkat Daerah;
keuangan daerah, serta kependudukan dan d. Keuangan Daerah;
pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan e. Pembangunan Daerah;
perundang-undangan. Selain itu pengoordinasian, f. Pelayanan Publik di Daerah;
pembinaan dan pengawasan umum, fasilitasi, dan g. kerja sama Daerah;
evaluasi atas penyelenggaraan pemerintahan daerah h. Kebijakan Daerah;
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- i. Kepala Daerah dan DPRD; dan
undangan” j. Bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Termasuk menjamin keberlangsungan pelayanan transportasi baik darat, laut, udara dan
perkerataapian dan menjamin transportasi darat yang berkeselamatan di daerah dalam
mendukung target pembangunan nasional.
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN URUSAN PERHUBUNGAN

5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL KONEKTIVITAS TRANSPORTASI Republik Indonesia

RPJMN 2020-2024

PN5 : Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar

Berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2020-2024,
Salah satu kegiatan prioritas
untuk mencapai Prioritas
Nasional Memperkuat
Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar yaitu
konektivitas Transportasi
Darat dan Antarmoda.

6
Sumber : RPJMN 2020-2024
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Urusan Perhubungan Tahun 2023

Indikator
No Kinerja Target
Provinsi Kab/Kota
Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat
Terhadap Pelayanan Publik Sektor Terhadap Pelayanan Publik Sektor 88.4 (nilai)
1 Meningkatnya Kinerja Pelayanan Perhubungan Transportasi Transportasi
On Time Performance Layanan On Time Performance Layanan
80,26%
Transportasi Transportasi

2 Terwujudnya Konektivitas Nasional Rasio Konektivitas Provinsi Rasio Konektivitas Kab/Kota 0.725 Rasio

Rasio Kejadian Kecelakaan


Rasio Kejadian Kecelakaan Tansportasi
3 Meningkatnya Keselamatan Transportasi Tansportasi Per 10 ribu 26.39 Rasio
Per 100 ribu Keberangkatan
Keberangkatan

Catatan:
1 Arah kebijakan Tahun 2023 berupa Kinerja, Indikator dan Target yang telah disepakati oleh Kemendagri, Kemenhub dan Bappenas tersebut menjadi fokus pembahasan yang
digunakan pada pelaksanaan Rakortekrenbang Tahun 2022
2 Arah Kebijakan pada tabel di atas menjadi Lampiran pada Permendagri 81 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2023

Berdasarkan Arah Kebijakan Pembangunan Urusan Perhubungan Tahun 2023 tersebut, juga perlu dukungan alokasi anggaran dan kegiatan baik untuk
meningkatkan Kinerja pelayanan Perhubungan, Konektivitas dan keselamatan transportasi khususnya Keselamatyan LLAJ yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidangnya.
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2022


HKPD

8
KERANGKA PIKIR
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Undang-Undang No. 1 Tahun 2022

Meningkatkan Kapasitas Meningkatkan Kualitas Belanja


Undang-Undang tentang Hubungan Fiskal Daerah Daerah : Belanja Fokus & Optimal
Keuangan antara Pemerintah Pusat (PAD Meningkat, Transfer Yang +
dan Pemerintahan Daerah Berkualitas, Perluasan Akses Harmonisasi Kebijakan Fiskal Pusat -
Pembiayaan) daerah

PERBAIKAN KUALITAS PEMERATAAN LAYANAN


OUTPUT DAN OUTCOME DAN KESEJAHTERAAN
LAYANAN

9
TUJUAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Undang-Undang No. 1 Tahun 2022

Mewujudkan alokasi sumber daya nasional yang efisien dan efektif melalui HKPD yang transparan, akuntabel dan
berkeadilan, guna pemerataan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok NKRI

STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN

1. MENGUATKAN SISTEM PERPAJAKAN DAERAH 3. MENINGKATKAN KUALITAS BELANJA DAERAH


• Penguatan disiplin & sinergi belanja daerah
• Mendorong kemudahan berusaha di daerah
• Peningkatan kapasitas SDM Daerah
• Mengurangi retribusi atas layanan wajib
• Penguatan pengawasan internal di daerah
• Opsen perpajakan daerah antara Provinsi dan Kab/Kota
• TKD diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
• Basis pajak baru (sinergi Pajak Pusat - Daerah)
publik

2. MEMINIMUMKAN KETIMPANGAN VERTIKAL


4. HARMONISASI BELANJA PUSAT DAN DAERAH
& HORIZONTAL
• Reformulasi DAU agar lebih presisi & memperhatikan karakteristik
daerah
• Desain TKD yang dapat berfungsi sebagai counter-cyclical policy
• DBH yang berkeadilan, mendorong kinerja, & memperhatikan
• Penyelarasan kebijakan fiskal Pusat & Daerah
eksternalitas
• Pengendalian defisit APBD
• DAK yang fokus untuk prioritas nasional
• Refocusing APBD dalam kondisi tertentu
• Integrasi dan pengelolaan TKD berbasis kinerja
• Sinergi bagan akun standar dalam rangka konsolidasi
• Perluasan skema pembiayaan daerah secara terkendali dan hati-hati.
• Penguatan monitoring dan evaluasi
• Pembentukan Dana Abadi Daerah untuk kemanfaatan lintas generasi
• Sinergi Pendanaan lintas sumber pendanaan 10
STRUKTUR PAJAK DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Undang-Undang No. 1 Tahun 2022


Restrukturisasi & integrasi jenis pajak daerah ditujukan untuk mengurangi administrative & compliance cost
serta optimalisasi pemungutan, sedangkan skema opsen ditujukan untuk penggantian skema bagi hasil dan
penyesuaian kewenangan

PROVINSI KABUPATEN/KOTA
UU No. 28 Tahun 2009
PP No. 97 Tahun 2012

a. PKB a. PBB P-2 h. BPHTB


b. BBNKB b. Pajak Penerangan Jalan i. Pajak MBLB
c. PBBKB c. Pajak Parkir j. Pajak Reklame
d. PAP d. Pajak Hotel k. PAT
e. Pajak Rokok e. Pajak Restoran l. Pajak Sarang Burung Walet
f. Pajak Hiburan

PROVINSI KABUPATEN/KOTA
UU No. 1 Tahun 2022

a. PKB a. PBB P-2 h. Pajak Sarang Burung Walet


b. BBNKB b. PBJT i. Opsen PKB dan Opsen
c. PAB c. BPHTB BBNKB
d. PBBKB d. Pajak MBLB
e. PAP e. Pajak Reklame
f. Pajak Rokok f. PAT
g. Opsen Pajak MBLB
11
STRUKTUR RETRIBUSI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
Undang-Undang No. 1 Tahun 2022

Rasionalisasi jenis retribusi daerah ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dan menciptakan ekosistem iklim usaha yang kondusif

UU PDRD dan UU Cipta Kerja UU HKPD


Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Jasa Umum (5 jenis pelayanan)
(15 jenis pelayanan) (11 jenis pelayanan) (5 jenis pelayanan izin) 1. pelayanan kesehatan
2. pelayanan kebersihan
1. Pelayanan Kesehatan 1. Pemakaian Kekayaan Daerah 1. PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) 3. pelayanan parkir di tepi jalan umum
2. Pelayanan Kebersihan 2. Pasar Grosir/Pertokoan 2. Izin Tempat Penjualan Minuman 4. pelayanan pasar
3. Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan 3. Tempat Pelelangan Beralkohol 5. pengendalian lalu lintas
Sipil 4. Terminal 3. Izin Trayek
4. Pelayanan Pemakaman 5. Tempat Khusus Parkir 4. Izin Usaha Perikanan
5. Parkir di Tepi Jalan Umum 6. Penginapan/Villa 5. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Retribusi Jasa Usaha (10 jenis pelayanan)
6. Pelayanan Pasar 7. Rumah Potong Hewan Tenaga Kerja Asing (PP97/2012) Sama seperti UU 28/2009, dengan
7. Pelayanan Pengujian Kendaraan 8. Pelayanan Kepelabuhanan menghapuskan Retribusi Terminal
Bermotor 9. Tempat Rekreasi dan Olahraga
8. Pemeriksaan Alat Pemadam 10. Penyeberangan di Air Retribusi Perizinan Tertentu (3 jenis
Kebakaran 11. Penjualan Produksi Usaha Daerah pelayanan izin)
9. Biaya Cetak Peta 1. PBG (Persetujuan Bangunan Gedung)
10. Penyediaan /Penyedotan Kakus 2. PTKA (Perpanjangan IMTA)
11. Pengolahan Limbah Cair 3. PPR (Pengelolaan Pertambangan
12. Pelayanan Tera/Tera Ulang Rakyat)
13. Pelayanan Pendidikan
14. Pengendalian Menara
Telekomunikasi
15. Pengendalian Lalu Lintas (PP
97/2012)
12
PENGATURAN RETRIBUSI DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

Undang-Undang No. 1 Tahun 2022


Rasionalisasi Retribusi Daerah dilakukan dalam rangka efisiensi pelayanan publik di daerah, mendukung iklim
investasi dan kemudahan berusaha, namun dengan tetap menjaga penerimaan PAD daerah

Jenis Rasionalisasi Retribusi Pengaturan Detil dalam PP Penerimaan PAD tetap Terjaga Opsi Penambahan Retribusi
Baru
• Penyelesaian Retribusi UU HKPD hanya memuat Rasionalisasi Retribusi Daerah • Penambahan jenis retribusi
Perizinan tertentu pokok pengaturan dan jenis dikompensasi dengan baru dimungkinkan melalui
melanjutkan semangat retribusi, sedangkan rincian Kebijakan Pajak Daerah yang PP
kemudahan berusaha objek, tingkat penggunaan akan meningkatkan • PP mengenai Retribusi baru
• Rasionalisasi Jenis Retribusi jasa, prinsip dan sasaran penerimaan khususnya untuk mengatur minimal : objek
Lainnya didasari penetapan tarif diatur dengan kab/kota. Sehingga overall retribusi, subjek retribusi,
pertimbangan bahwa PP Penerimaan PAD tetap terjaga prinsip dan sasaran
layanan dimaksud wajib penetapan tariff dan tata
disediakan tanpa pungutan cara penghitungan retribusi

Dihapuskannya beberapa jenis retribusi bukan berarti Pemda tidak melakukan layanan dimaksud. Layanan publik tersebut tetap
dilakukan Pemda namun tanpa pungutan kepada maasyarakat. 13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

14
RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
Perbandingan UU No. 28 Tahun 2009 dan UU No. 1 Tahun 2022

Jenis dan Objek Retribusi


UU No. 28 Tahun 2009
PP No. 97 Tahun 2012

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu


a. Retribusi Pelayanan Parkir di a. Retribusi Terminal* Retribusi Izin Trayek*
Tepi Jalan Umum b. Retribusi Tempat Khusus Parkir
b. Retribusi Pengujian Kendaraan c. Retribusi Pelayanan
Bermotor* Kepelabuhanan
c. Retribusi Pengendalian Lalu d. Retribusi Penyeberangan di Air
Lintas
(*) keterangan : tidak tercantum lagi di UU 1 2022

Jenis dan Objek Retribusi


UU No. 1 Tahun 2022

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu


a. Retribusi Pelayanan Parkir di a. Retribusi Penyediaan Tempat
Tepi Jalan Umum Khusus Parkir di Luar Badan -
b. Retribusi Pengendalian Lalu Jalan
Lintas b. Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan
c. Retribusi Penyeberangan di Air 15
PEMETAAN KEWENANGAN RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
UU No. 1 Tahun 2022

Kewenangan
UU No. 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah
Retribusi Pelayanan Penerbitan Izin
Parkir di Tepi Jalan Penyelenggaraan dan Kabupaten/Kota
Umum Pembangunan Fasilitas Parkir
UU No. 1 Tahun 2022

Objek Jenis Retribusi Retribusi Pelaksanaan Manajemen dan


• Provinsi
Bidang Perhubungan Pengendalian Lalu Rekayasa Lalu Lintas untuk
Jaringan Jalan Provinsi • Kabupaten/Kota
Darat Lintas

Retribusi Penyediaan Penerbitan Izin


Tempat Khusus Parkir Penyelenggaraan dan Kabupaten/Kota
di Luar Badan Jalan Pembangunan Fasilitas Parkir

Catatan :
1. Objek Jenis Retribusi bidang Perhubungan Darat pada UU No. 1 Tahun 2022 terdiri dari 3 (tiga) objek jenis retribusi.
2. Sesuai kewenangan konkuren pada UU No. 23 Tahun 2014, 2 dari 3 objek jenis retribusi dimaksud hanya merupakan kewenangan
Kabupaten/Kota.

16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DATA : JUMLAH UNIT PELAKSANA UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR Republik Indonesia

Seluruh Indonesia

Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota yang bertujuan
untuk memberikan pelayanan uji kendaraan kepada masyarakat, membantu pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
pencemaran udara yang disebabkan penggunaaan kendaraan bermotor

17
Sumber : Perhubungan dalam Angka
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DATA : JUMLAH TERMINAL Republik Indonesia

Seluruh Indonesia
Aceh 5 Keterangan :

9 Terminal Penumpang Tipe A


Kalimantan Timur
3 Kalimantan Utara Terminal Penumpang Tipe B
Riau 2
Sumatera Utara Kep. Riau 1 Sulawesi Utara
4 Terminal Penumpang Tipe C
6 2 7
0 4
1 10
Gorontalo
16 4
14 Jambi Kalimantan Barat 2 10
17 4 2 Sulawesi Tengah 7
1
2
3 13 Papua Barat
2
6 Maluku Utara
3 1
1
4
Sumatera Selatan 14
7 Kep. Bangka Sulawesi Barat
8 Belitung 2
19 3
Sumatera Barat Kalimantan 0
5 1 Tengah 6 Sulawesi Tenggara
1
5 DKI 3 Sulawesi Selatan 1
1
Jakarta 5 Kalimantan 4 15
25
Bengkulu 9 Selatan 5 Maluku Papua
16 9 7
2
1
17
11 Lampung
Banten 5
2
5
6 Jawa Barat 6
15
8 15 Jawa Tengah Jawa Timur
8
12 19 DIY Bali NTB
14 19 NTT Infrastruktur terminal menjadi salah satu simpul tingkat
33 2 1 3 penyediaan layanan yang menjangkau daerah.
18 32 2
77 2 3 6 Ketersediaan terminal setiap hierarki, dapat
19 15
11 mempengaruhi tingkat layanan transportasi daerah untuk
4
menjangkau daerah secara menyeluruh.
18
Sumber : RPJMD Provinsi
DATA : ALOKASI ANGGARAN URUSAN PERHUBUNGAN (PROVINSI) KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
Seluruh Indonesia

Aceh
Rp146 M (0.92%) Kalimantan Utara
Rp87,3 M
Sumatera Utara (2.40%)
Rp 139 M (0.73%)
Kalimantan Barat Sulawesi Utara
Riau Rp24,36 M Gorontalo
Rp19,05 M
Rp43,3 M (0.38%) Rp11,64 M Maluku Utara
(0.47%)
(0.46) Kep. Riau (0.79%) Rp10,28 M
Rp1,4 T Papua Barat
(0.36%)
(12.21%) Kalimantan Timur Rp155,73 M
Rp56,7 M Sulawesi Tengah (2.34%)
Kep. Bangka
Jambi (0.52%) Rp27,7 M (0.57%)
Belitung
Rp71,59 M Kalimantan Tengah
Rp17,9 M (0.88)
Sumatera Barat (0.96%) Rp26,96 M Sulawesi Barat
Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara
Rp21,104 M (0.17%) (0.55%) Rp13,27 M
Rp30,5 M (0.33%) Rp103,54 M (1.95%)
DKI Jakarta (0.64%)
Lampung Kalimantan
Bengkulu Rp21,56 M Rp5,89 T (8.17%) Selatan
Sulawesi Selatan Maluku
Rp12,449 M (0.23%) Jawa Tengah Rp86.03 M Rp44,25 M
Rp235,53 M Rp35 M (0.56%) (1.16%) Papua
(0.51%) Jawa Timur (0.81%)
Rp95,96
Banten Rp7,9 M M (0.31%)
Jawa Barat
Rp47,13 M Rp252,12 (0.08%)
(0.4%) DI Yogyakarta
M (0.63%) Bali
Rp118,82 M
(1.92%) Rp27,6 M NTB
(0.58%) Rp11,36 M anggaran pada APBD Provinsi untuk urusan
NTT
(0.21%) perhubungan persentasenya masih minim dengan
Rp166,6
rata – rata 1,3 % dari total anggaran dalam APBD
M (2.03%)
Tahun 2022 dari 34 Provinsi

19
Sumber : DATA SIPD TIAP PROVINSI TAHUN 2022
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

PENUTUP

20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Pada penyelenggaraan urusan perhubungan di daerah, perlu sinergi dan sinkronisasi


program dan kegiatan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya dalam rangka pencapaian target pembangunan nasional.
2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah diarahkan dalam
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan mendukung pencapaian target kinerja
urusan perhubungan dengan tetap memperhatikan kewenangan dan karakteristik masing-
masing daerah.
3. Rasionalisasi jenis retribusi daerah sebagaimana semangat UU HKPD tetap
memperhatikan kualitas dan kinerja layanan publik di daerah serta tidak menghambat iklim
investasi dan kemudahan berusaha.
4. Pemerintah daerah agar memastikan program dan kegiatan yang berkaitan dengan
pelayanan publik diinternalisasikan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah
(RPJMD dan RKPD) sehingga kegiatan tersebut mendapat pembiayaan dan dilaksanakan.

21
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai