Anda di halaman 1dari 26

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENERAPAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL

1
1 AMANAT SPM

2
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

DASAR PENERAPAN KEBIJAKAN SPM

Amanah Konstitusi UUD


1945 (HAK setiap warga
UU 32/2004 negara terhadap pelayanan UU 23/2014
dasar

SPM: ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar


PP 65/2005 yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal. PP 2/2018
Tentang Pedoman
Penyusunan SPM Tentang SPM

3
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

AMANAT PENERAPAN SPM


Pasal 1 Butir 17: Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum
(SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal
Perkim Trantibumlinmas Sosial

Pasal 18: Penyelenggara Pemerintahan URUSAN PEMERINTAH KONKUREN


Daerah memprioritaskan pelaksanaan WAJIB PILIHAN
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
UU dengan Pelayanan Dasar
Potensi Ketenagakerjaan,
Pelayanan Dasar Non-Pelayanan Dasar Penggunaan Lahan
23/2014
1. Tenaga Kerja
2. Perlindungan Perempuan dan
Anak
1. Pendidikan 3. Pangan 1. Kelautan dan
4. Petanahan Perikanan
2. Kesehatan 5. Lingkungan Hidup
3. Pekerjaan Umum 6. Administrasi dan Pencatatan Sipil 2. Pariwisata
4. Perumahan Rakyat 7. Pembnerdayaan Masyarakat 3. Pertanian
Desa
Pasal 298: Belanja Daerah diprioritaskan untuk dan Permukiman 8. Pengemdalian Penduduk dan KB 4. Kehutanan
9. Perhubungan 5. Energi dan
mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait 5. Ketentraman, 10. Komunikasi-Informasi
Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan Ketertiban Umum 11. Koperasi dan UKM Sumberdaya Mineral
12. Penanaman Modal 6. Perdagangan
standar pelayanan minimal dan Perlindungan 13. Keemudaan dan olah raga
Masyarakat 14. Statistik 7. Perindustrian, dan
15. Persantian 8. Tramsmigrasi
6. Sosial 16. Kebudayaan
17. Perpustaaan dan
18. Arsip
4
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

AMANAT PENERAPAN SPM

Pasal 130 (1) : UU


DAU digunakan untuk memenuhi pencapaian APBN 2022
6/2021
Standar Pelayanan Minimal berdasarkan tingkat
capaian kinerja layanan Daerah.

UU
1/2022
Pasal 141 ayat 1
Pemda menyusun program pembangunan
Daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan
Daerah yang berorientasi pada pemenuhan
Pasal 12 Ayat (1) Pasal 12 Ayat (1)
kebutuhan Urusan Pemerintahan wajib yang Huruf a Huruf b
terkait dengan Pelayanan Dasar publik dan
DAK Fisik adalah dana APBN kepada DAK Nonfisik adalah dana APBN
daerah untuk membantu mendanai yang dialokasikan kepada daerah
HUBUNGAN pencapaian sasaran pembangunan ; kegiatan yang merupakan urusan daerah
KEUANGAN ANTARA
untuk mendukung kelancaran
PEMERINTAH PUSAT
dan sesuai dengan PN, berupa penyelenggaraan PELAYANAN
DAN PEMERINTAHAN penyediaan Sarpras PELAYANAN DASAR publik yang menjadi
DAERAH DASAR publik, baik untuk pemenuhan urusan daerah.
Pasal 144 (1) : Standar Pelayanan Minimal
Belanja untuk pemenuhan kebutuhan Urusan (SPM) dan pencapaian PN maupun
Pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan percepatan pembangunan daerah dan
dasar publik disesuaikan dengan kebutuhan untuk kawasan dengan karakteristik khusus
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). dalam rangka mengatasi kesenjangan
pelayanan publik antar daerah.

5
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
REGULASI PENERAPAN SPM
Penerapan SPM sesuai dengan Pasal 16 PP 2/2018:
Pasal 18 ayat (3) UU 23/2014 : Perlu menetapkan
Ketentuan lebih lanjut mengenai SPM
PP tentang Standar Pelayanan Minimal Jenis Pelayanan
Dasar
Mutu Pelayanan
Dasar
Penerima Pelayanan
Dasar
diatur dengan Permendagri dengan
berkoordinasi dengan K/L
PP 2/2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal

PETUNJUK UMUM
(KEMENDAGRI) Permendagri 100/2018 : Dicabut
Permendagri 59/2021 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Secara teknis memuat tentang mekanisme dan strategi penerapan SPM mulai dari pengumpulan data, penghitungan
pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, dan pelaksanaan SPM serta pelaporan

PETUNJUK TEKNIS
(K/L TEKNIS)

Permenkes 4/2019 PermenPUPR 29/Prt/M/2018


Permendikbud 32/2022 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal
Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

Permendagri 121/2018 Permendagri 101/2018 Permendagri 114/2018 Permensos 9/2018


Tentang standar teknis mutu pelayanan dasar Sub Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Tentang Standard teknis pelayanan dasar
Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar
Urusan Ketenteraman dan Pada SPM Sub Urusan Kebakaran Daerah pada SPM bidang sosial Di daerah
Pada SPM Sub-Urusan Bencana Daerah
Ketertiban Umum Kabupaten/kota provinsi dan di Daerah Kab/Kota
kabupaten/kota
Di Provinsi dan Kabupaten/kota
TARGET, INDIKATOR
2 KINERJA &
TAHAPANPENERAPAN
SPM
7
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia INDIKATOR LAYANAN SPM
43 JENIS LAYANAN DASAR
SPM PROVINSI - 14 KABUPATEN/KOTA - 29
PENDIDIKAN • Pendidikan Menengah • Pendidikan Anak usia dini • Pendidikan Kesetaraan
• Pendidikan Khusus • Pendidikan Dasar

KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK : • Ibu hamil • Pada usia pendidikan • Penderita hipertensi
• dasar • Penderita diabetes mellitus
• Terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi Ibu bersalin
bencana provinsi, dan • Bayi baru lahir • Pada usia produktif
• • Pada usia lanjut • Orang dengan gangguan jiwa berat
• Pada kondisi kejadian luar biasa provinsi Balita
• Orang terduga tuberculosis
• Orang dengan resiko terinfeksi HIV

PEKERJAAN • Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota • Pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari
UMUM • Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional • Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik
lintas kab/kota

PERUMAHAN • Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban • Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana
RAKYAT bencana provinsi kab/kota
• Fasilitas penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang • Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena
terkena relokasi program pemerintahan daerah provinsi relokasi program pemerintah daerah kab/kota

TRANTIBUMLINMAS PELAYANAN :
• • Informasi rawan bencana • Penyelamatan
Pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum provinsi • Ketenteraman dan
• Pencegahan dan kesiapsiagaan dan evakuasi
ketertiban umum terhadap bencana korban kebakaran
• Penyelamatan dan evakuasi korban
bencana

SOSIAL REHABILITASI SOSIAL DASAR : DIDALAM PANTI REHABILITASI SOSIAL DASAR : DILUAR PANTI
• Penyandang disabilitasi terlantar • Penyandang disabilitasi terlantar
• Anak terlantar • Anak terlantar
• Lanjut usia terlantar • Lanjut usia terlantar
• Tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis • Tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis
• Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap • Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana
darurat bencana bagi korban bencana provinsi bagi korban bencana kab/kota
8
Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan
TAHAPAN PENERAPAN SPM 2
Pelayanan Dasar
Sesuai Pasal 4 - 12 Pada Permendagri 59 Tahun 2021

1 PengumpulanData
Pengumpulan Data
Kebutuhan Data
• Jumlah dan identitas Warga  Nama  Faktor tidak Bersekolah
Negara yang berhak menerima  Alamat  Uraian Faktor bersekolah
• Jumlah barang dan/atau jasa  NIK  Rencana melanjutkan sekolah
yang sudah tersedia dan yg  No KK  Nama Satuan Pendidikan
dibutuhkan  Jenis Kelamin
• Jumlah sarana, prasarana, dan  Kecamatan
sumber daya lainnya yang  Kabupaten
tersedia dan yg masih dibutuhkan  Kebutuhan data Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan
4
Pengumpulan data bidang Pengumpulan data sesuai dengan Hasil Dasar
pendidikan, kesehatan, Standar Teknis SPM ditujukan untuk pengumpulan
trantibumlinmas dan sosial pencapaian 100% (seratus persen) data Dok. Anggaran
Dok. Rencana
juga dilakukan terhadap jumlah dari Target dan Indikator Kinerja diintegrasikan
dan kualitas SDM yang tersedia. pencapaian SPM setiap tahun dengan SIPD
OPD melaksanakan Program SPM Jenis Belanja SPM
Penyusunan Rencana Pemenuhan program/kegiatan
3 SPM dalam satu
Kegiatan SPM Objek Belanja SPM
Pelayanan Dasar tahun anggaran Sub-Kegiatan SPM Rincian Objek
Belanja SPM
Jenis dan Mutu SPM Proses Perencanaan Proses Penganggaran
RPJMD
Indikator
1
Jenis, Mutu, dan Penerima Integrasi ke Dokrenda Integrasi ke dalam Sub Rincian Objek
Renstra-PD Pelayanan Dasar anggaran Target Capaian Belanja SPM
• Permendagri 86/2017
2

1. Penerima • Permendagri 70/2019


2. Ketersediaan • Permendagri 70/2019 Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar bagi Warga Negara sebagaimana dimaksud dalam
• Permendagri 90/2019
• Permendagri 90/2019 Pasal 7 ayat (1) Pemerintah Daerah dapat:
3

RKPD
barang/jasa • Permendagri 27/2021
4 3. Pemenuhan • Kepmendagri 1. membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang berhak
5 kebutuhan dasar 050/5889/2021 memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal, dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin
Renja-PD 4. Pelaksanaan • Permendagri 17/2021 atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
pemenuhan 2. memberikan bantuan berupa bantuan tunai, bantuan barang dan/atau jasa, kupon, subsidi, atau
APBD Pelayanan Dasar bentuk bantuan lainnya.
• PP 2/2018
• Permendagri 59/2021 Kerja sama daerah dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan pemenuhan Pelayanan
• Permen Standar Teknis Dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 9
TIM PENERAPAN DAN
3 PENGHITUNGAN
PENCAPAIAN SPM
10
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

TIM PENERAPAN SPM DI DAERAH


PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Sesuai Pasal 19 ayat 2 Pada Permendagri 59 Tahun 2021 Sesuai Pasal 21 ayat 2 Pada Permendagri 59 Tahun 2021

Penanggung : Gubernur Penanggung Jawab : Bupati/wali kota


Jawab
Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota

Wakil Ketua : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Wakil Ketua : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Kabupaten/Kota

Sekretaris : Kepala Biro Tata Pemerintahan Provinsi atau Sekretaris : Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten/Kota
sebutan lain atau sebutan lain;

Anggota : 1. Kepala perangkat daerah provinsi yang Anggota : 1. Kepala perangkat daerah kabupaten/kota yang
membidangi urusan pemerintahan wajib terkait membidangi Urusan Pemerintahan Wajib terkait
pelayanan dasar; Pelayanan Dasar;
2. Kepala badan pengelolaan keuangan dan aset 2. Kepala badan pengelolaan keuangan dan aset
daerah; daerah;
3. Kepala inspektorat daerah; 3. Kepala inspektorat daerah;
4. Kepala dinas komunikasi dan informatika; 4. Kepala dinas komunikasi dan informatika;
5. Kepala dinas kependudukan dan pencatatan 5. Kepala dinas kependudukan dan pencatatan
sipil; sipil;
6. Kepala Dinas Pemerintahan Desa; dan 6. Kepala Dinas Pemerintahan Desa; dan
7. Kepala perangkat daerah sesuai dengan 7. Kepala perangkat daerah sesuai dengan
kebutuhan daerah. kebutuhan daerah.

Tim Penerapan SPM daerah provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan


11
dengan keputusan kepala daerah
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

TUGAS TIM PENERAPAN SPM DI DAERAH

1. Mengoordinasikan RENCANA AKSI Penerapan SPM dalam bentuk PERATURAN KEPALA DAERAH yang diprakarsai oleh biro/bagian tata
pemerintahan di daerah;
2. Melakukan koordinasi dengan tim Penerapan SPM daerah provinsi dalam pelaksanaan Penerapan SPM;
3. Melakukan koordinasi Penerapan SPM dengan Perangkat Daerah pengampu SPM;
4. Mengoordinasikan pendataan, pemutakhiran dan sinkronisasi terhadap data terkait kondisi Penerapan SPM secara periodik;
5. Mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen perencanaan serta mengawal dan memastikan Penerapan SPM terintegrasi ke dalam RKPD dan
Renja PD termasuk pembinaan umum dan teknisnya;
6. Mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen penganggaran serta mengawal dan memastikan Penerapan SPM terintegrasi ke dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
7. Mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan sumber pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk Penerapan SPM daerah;
8. Mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan teknis Penerapan SPM daerah;
9. Mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM daerah;
10. Melakukan sosialisasi Penerapan SPM kepada perwakilan masyarakat sebagai penerima manfaat;
11. Menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait Penerapan SPM dan mengkonsolidasikan laporan penerapan dan pencapaian SPM
daerah kabupaten/kota, termasuk laporan yang disampaikan masyarakat melalui sistem informasi Pemerintahan Daerah yang terintegrasi;
12. Mengoordinasikan pencapaian berdasarkan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/ kota dan melakukan analisis sebagai
rekomendasi untuk perencanaan tahun berikutnya;
13. Melakukan rapat secara berkala; dan
14. Melaporkan Penerapan SPM kepada sekretariat bersama melalui sistem pelaporan SPM berbasis aplikasi secara triwulan.

12
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PENGHITUNGAN PENCAPAIAN SPM


Sesuai Pasal 14 Permendagri No. 59 Tahun 2021

Capaian Mutu Pelayanan Rata – rata sub Indikator Kinerja pencapaian mutu minimal barang, jasa
Dasar dan SDM sesuai dengan Standar Teknis.
IPSPM
Capaian penerima Pelayanan
Target dan Indikator Kinerja
Dasar

Penghitungan Indeks Pencapaian SPM

(% Indeks Pencapaian Mutu Minimal Layanan Dasar x BM)


IPSPM = + (% Indeks Pencapaian Penerima Layanan Dasar x BP)

Indeks pencapaian SPM di masing–masing jenis SPM


IP SPM
sesuai dengan PP 2/2018.

Persentase dari rata–rata sub Indikator Kinerja


% IP Mutu Pencapaian mutu minimal barang, jasa dan SDM % IP Persentase melalui indikator dan target yang ditetapkan
Minimal sesuai dengan standar teknis Penerima
Layanan Layanan
Dasar BM Dasar BP
Bobot Mutu minimal layanan dasar sebesar 20 Bobot Penerima layanan dasar sebesar 80

13
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

KATEGORI PENCAPAIAN SPM


Sesuai Pasal 14 Permendagri No. 59 Tahun 2021

1 Kategori nilai indeks pencapaian SPM (IPSPM) terhadap capaian mutu minimal dan penerima
layanan dasar:
NO NILAI KATEGORI DESKRIPSI

1 100 Tuntas Paripurna Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dan pencapaian SPM yang tidak terdapat pemenuhan penerima layanan dasar dan tidak terdapat pencapaian mutu minimal layanan
dasar, nilainya sama dengan 100

2 90 - 99 Tuntas Utama Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dasar, nilainya sama dengan 90 sampai dengan 99

3 80 - 89 Tuntas Madya Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dasar, nilainya sama dengan 80 sampai dengan 89

4 70 - 79 Tuntas Pratama Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dasar, nilainya sama dengan 70 sampai dengan 79

5 60 - 69 Tuntas Muda Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dasar, nilainya sama dengan 60 sampai dengan 69

6 < 60 Belum Tuntas Pencapaian SPM dengan mutu minimal dan penerima layanan dasar, nilainya lebih kecil dari 60

2 Kategori terhadap capaian mutu minimal dan penerima layanan dasar: 3Kategori pencatatan:
NO NILAI KATEGORI DESKRIPSI NO NILAI KATEGORI DESKRIPSI

1 100 Tuntas Paripurna Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya sama dengan 100 1 100 Pencatatan Pencapaian SPM yang tidak terdapat pemenuhan
saja penerima layanan dasar dan tidak terdapat pencapaian
2 90 - 99 Tuntas Utama Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya sama dengan 90 sampai dengan 99 mutu minimal layanan dasar, namun sudah
melaksanakan tiga tahapan penerapan SPM yaitu
3 80 - 89 Tuntas Madya Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya sama dengan 80 sampai dengan 89
pengumpulan data, penghitungan kebutuhan pelayanan
4 70 - 79 Tuntas Pratama Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya sama dengan 70 sampai dengan 79 dasar dan penyusunan perencanaan pemenuhan
pelayanan dasar.
5 60 - 69 Tuntas Muda Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya sama dengan 60 sampai dengan 69

6 < 60 Belum Tuntas Pencapaian SPM dengan mutu minimal layanan dasar, nilainya lebih kecil dari 60

14
4 KOORDINASI SPM

15
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

KOORDINASI PENERAPAN SPM


Sesuai Pasal 16 Permendagri No. 59 Tahun 2021

Pada Pasal 18, terdapat beberapa poin penting :


Menteri – Dirjen Bina Bangda
Mengkoordinasikan pelaksanaan SPM 1. Penguatan sekretariat Bersama (Sekber) ditingkat pusat.
nasional
2. Sekber di tingkat pusat berkedudukan di Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah.
3. Anggota Kementerian/Lembaga berkaitan dengan pelayanan dasar
Gubernur meliputi :
Mengkoordinasikan pelaksanaan SPM a. Pendidikan
daerah provinsi b. Kesehatan
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Bupati/Wali kota
e. Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Mengkoordinasikan pelaksanaan SPM f. Sosial
daerah kab/kota

Pada Pasal 19 ayat 3, terdapat beberapa poin penting :

KOORDINASI meliputi :
1. Penerapan, Pemantauan dan Tim Penerapan SPM daerah Provinsi ditetapkan melalui Keputusan
evaluasi SPM Gubernur, (sebelumnya ditetapkan melalui perkada pada
2. Penanganan isu dan permasalahan
penerapan SPM Permendagri 100/18)

16
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

KOORDINASI PENERAPAN SPM


Sesuai Pasal 24 Permendagri No. 59 Tahun 2021

Sekber Tim Penerapan SPM Tim Penerapan SPM


Pusat Provinsi Kab/Kota
Berkedudukan di : Ditjen Bina Pembangunan Daerah Biro Tata Pemerintahan Provinsi Bagian Tata Pemerintahan Kab/Kota
(Pasal 17 ayat 2) (Pasal 20 ayat 2) (Pasal 22 ayat 2)

Ditetapkan dengan : Keputusan Menteri (Pasal 17 ayat 3) Keputusan Gubernur (Pasal 19 ayat 3) Keputusan Bupati/Walikota (Pasal 21 ayat 3)

Berkedudukan di : Dibentuk Sekretariat Tim Pusat Dibentuk Sekretariat Tim Penerapan SPM Dibentuk Sekretariat Tim Penerapan SPM
Berkedudukan di
Provinsi (Pasal 20 ayat 1) Kab/Kota (Pasal 22 ayat 3)

PELAKSANAAN SPM
Berkoordinasi
Koordinasi dengan Sekber SPM di Koordinasi dengan Tim
Tim Penerapan Tim Penerapan Penerapan SPM Provinsi
tingkat Pusat dan Tim Penerapan
SPM Kab/Kota SPM Provinsi Berkoordinasi SPM Kab/Kota

KOORDINASI meliputi :
Berkoordinasi

• Penerapan • Penanganan isu


• Pemantauan • Permasalahan Sekber
• Evaluasi SPM penerapan SPM Pusat

17
5 PELAPORAN, BINWAS
DAN PENDANAAN SPM
18
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PELAPORAN PENERAPAN SPM


Muatan Laporan
Pada Pasal 23 ayat 2, Sekurang-kurangnya memuat :

Bupati/Walikota Gubernur Ketersediaan


Hasil Penerapan Kendala Penerapan
anggaran dalam
melaporkan pelaksanaan SPM Gubernur sebagai wakil SPM SPM
penerapan SPM
oleh daerah kabupaten/kota pemerintah pusat
kepada gubernur sebagai wakil melaporkan hasil evaluasi Harus mencantumkan rekapitulasi Penerapan SPM daerah
pemerintah pusat kepada Menteri Kab/Kota
Sesuai Pasal 24 Permendagri No. 59 Tahun 2021

Laporan Penerapan SPM dimuat dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilakukan selama 1 (satu)
tahun anggaran dan disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Aplikasi Pelaporan SPM
Laporan Penerapan SPM Disampaikan
Gubernur, Bupati/Wali Kota Dilakukan
Secara Berkala Setiap 3 Bulan Melalui
Aplikasi SPM
https://spm.bangda.kemendagri.go.id
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

ALUR PELAPORAN PENERAPAN SPM


Sesuai Pasal 23 Permendagri No. 59 Tahun 2021

OPD Provinsi OPD Kab/Kota


1. Menentukan penanggungjawab 1. Menentukan penanggungjawab
pengolah data capaian SPM di pengolah data capaian SPM di
masing-masing Perangkat Daerah masing-masing Perangkat Daerah
provinsi kab/kota
2. Menyampaikan data capaian spm 2. Menyampaikan data capaian spm
setiap bidang secara berkala setiap bidang secara berkala
kepada Biro Tapem Provinsi kepada Bagian Tapem Kab/Kota
Sistem Aplikasi
Pelaporan
Forum Forum
https://
spm.bangda.kemendag
ri.go.id
1. Bagian Tapem Kab/Kota
1. Biro Tapem Provinsi mengoordinasikan capaian SPM
mengoordinasikan capaian SPM per bidang setiap triwulan dengan
per bidang setiap triwulan dengan menginput ke dalam aplikasi
menginput ke dalam aplikasi pelaporan SPM
pelaporan SPM Biro Tata Bagian Tata 2. Penginputan capaian SPM dalam
2. Penginputan capaian SPM dalam Pemerintahan Kab/Kota aplikasi paling lambat 2 minggu
aplikasi paling lambat 2 minggu
Pemerintahan Provinsi
setelah triwulan berakhir
setelah triwulan berakhir

21
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SPM


Sesuai Pasal 27 ayat 2 Pada Permendagri 59 Tahun 2021

Umum Kemendagri

Pembinaan
Teknis K/L Teknis

Gubernur
Sebagai Kepala OPD Provinsi
Daerah

KAB
Pemerintah Gubernur Bupati
GWPP Binwas
Umum dan
Teknis

KOTA
Wali Kota

Umum Itjen Kemendagri


Pengawasan
Teknis Itjen K/L Teknis

22
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PENDANAAN PENERAPAN SPM


Sesuai Pasal 29 Permendagri No. 59 Tahun 2021

Pendanaan juga bersumber dari sumber lainnya seperti:

APBN
Pendanaan Binwas Pusat

1 5

Dana Transfer berupa DAK, Kerjasama daerah


APBD Provinsi Dana Bagi Hasil, Dana Desa;
Pendanaan Binwas Provinsi

2 4

Kerjasama Pemerintah dengan Dana Otsus, Dana Khusus


APBD Kab/Kota Badan Usaha, Hibah, Program berupa Dana Bantuan
Tanggung jawab Sosial Operasional Sekolah, Program
Pendanaan Binwas Kab/Kota
Perusahaan; Keluarga Harapan;
3

Sumber lainnya yang sah dan tidak


mengikat.

23
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

SANKSI ADMINISTRATIF

Sanksi Administratif :

Teguran tertulis;
Tidak dibayarkan hak keuangan
selama 3 bulan;
Tidak dibayarkan hak keuangan
selama 6 bulan;
Kepala Daerah dan/atau Penundaan evaluasi rancangan Perda;
Pengambilalihan kewenangan
wakil kepala Daerah yang perizinan;
tidak melaksanakan SPM Penundaan atau pemotongan DAU
dijatuhi sanksi administratif. dan/atau dana bagi hasil;
Mengikuti program pembinaan
khusus pendalaman bidang
pemerintahan;
Pemberhentian sementara selama 3
bulan
Pemberhentian

PP 12/2017 Pasal 37 (4)

24
Strategi Peningkatan Penerapan
SPM
Memastikan pengintegrasian program, kegiatan dan sub kegiatan serta
1 anggaran pemenuhan SPM dalam dokumen perencanaan daerah.

2 Daerah wajib membentuk Tim Penerapan SPM melalui penetapan SK


Kepala Daerah

Melakukan penguatan Tim Penerapan SPM dengan didukung alokasi


3 anggaran sesuai dengan Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri 050-
5889 Tahun 2021

4 Penyusunan program, kegiatan dan sub kegiatan pemenuhan SPM agar


mengacu Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri 050-5889 Tahun 2021

5 Daerah wajib menyusun rencana aksi melalui penetapan peraturan


kepala daerah
TERIMA
KASIH 26

Anda mungkin juga menyukai