Anda di halaman 1dari 2

Hakekatnya manusia hidup adalah bersyukur bukan bersabar

Penulis: Ainu Habibi


Terciptanya kita sebagai manusia senantiasa untuk selalu beribadah kepada Allah Swt.
Islam datang dengan keadaan yang asing, ‫“ بدأ اإلسالم غريبا وسيعود كما بدأ غغريبا فط وبى للغرب اء‬islam
muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka berungtunglah
orang-orang yang terasingkan itu” (HR. Muslim no. 208). Siapa orang asing itu ? mereka adalah
orang-orang yang berpegang teguh dalam ajaran islam yang sebenarnya. Beruntunglah orang-
orang yang terasing. “ lalu siapa orang yang terasing wahai Rasullah’. Tanya sahabat. Beliau
menjawab, “orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang jelek, lalu
orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya.” (HR.Ahmad 2:177).
Pada umumnya kebanyakan manusia merasa dirinya berada di maqom sabar, padahal
pada hakekatnya manusia berada pada maqom syukur. Kitab Al-Hikam(75)
‫ ومن شكرها فقد قيد ها بعقالها‬،‫من لم يشكر النعم فقد تعرض لزوالها‬
Siapa yang tidak mensyukuri nikmat tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu,
dan siapa yang bersyukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat
kukuh. Firman Allah: Bila kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat bagimu. Tiada
terjadi suatu nikmat bagimu melainkan itu dari Allah. Dalam kehidupan kita ada dua perbedaan
yang silih berganti kesusahan dan kesenangan. Mensyukuri nikmat allah terlihat nyata didalam
amal ibadah, amal sosail dan budi pekerti pribadi yang sabar dan tabah disaat apapun, disertai
dengan rasa selalu mensyukuri nikmat pada saat mendapatkan kebahagiaan.
Hal semestinya setiap hamba bersikap ridha terhadap ketentuan allah atasnya dengan
ikhlas dan selalau mensyukuri segala nikmat karunia terasa berlimpah ruah kecuali adanya rasa
syukur. Mensyukuri nikmat akan menambah nikmat yang lebih banyak dengan menjaga nikmat
yang telah ada, Allah Swt telah memberikan nikmat yang tiada tara diawali dengan rasa kasih
sayang melalui kedua orang tua.
Annu’maan bin Basyir ra berkata: Bersabda Nabi saw: siapa yang tidak mensyukuri
nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan siapa yang
tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah.
Syukur: ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan
anggota badan. Al Junaid berkata: ketikata saya berusia tujuh tahun hadir dalam majlis
assariyussaqathi, tiba-tiba saya ditanya: apakah arti syukur? Jawabku: syukur ialah tidak
menggunakan suatu nikmat yang diberi Allah untuk perbuatan maksiat. Assary berkata: saya
kuatir dalam bagianmu dari kurnia allah hanya dalam lidahmu belaka. Berkata Al Junaid: maka
karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu saya selalu menangis, kuatir kalau bener apa
yang dikatakan Assary itu.

Anda mungkin juga menyukai