Anda di halaman 1dari 7

KIMIA FISIKA

APLIKASI TERMODINAMIKA I PADA PROSES FISIS DAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU

MATA KULIAH KIMIA FISIKA:

Dr. I Nyoman Suardana, M.Si

Ni Putu Merry Yunithasari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

MADE WAHYUNI 2113071016

I Made Agus Panter 2113071042

KELAS 3B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022/2023
A. Aplikasi Hukum Termodinamika I Pada Proses Fisis
Dalam Hukum Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:
1. Proses Isotermal (Suhu Tetap)
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Proses termodinamika yang berlangsung terutama
dalam suhu konstan itulah yang disebut dengan proses isotermal. Berhubung prosesnya
berlangsung dalam suhu konstan, maka tidak terjadi perubahan energi dalam. Proses
isotermal ini dapat dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya popcorn di dalam
panci. mengacu pada Hukum Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan sama
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses ini
juga dapat diberlakukan dengan Hukum Boyle, yakni menjadi:

Pada proses isotermal ini tidak akan terjadi perubahan energi dalam ∆U=O. Sementara
usahanya tetap dapat dihitung dari luas daerah yang ada di bawah kurva, dengan rumus:

2. Proses Isokhorik (Volume Tetap)


Ketika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, maka gas
tersebut tengah dalam proses isokhorik. Hal tersebut karena gas berada dalam volume
konstan (∆V=0), sehingga gas tidak melakukan usaha (W=0) dan kalor yang diberikan
juga akan sama dengan perubahan energi di dalamnya. Kalor dalam proses ini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. Proses ini memiliki rumus
berupa:
W = P dV = P.0 = 0
Sementara grafik dari proses isokhorik akan membentuk:
3. Proses Isobarik (Tekanan Tetap)
Ketika gas melakukan proses termodinamika supaya menjaga tekanan tetap
konstan maka gas tersebut tengah melalui proses isobarik. Contoh penerapan proses
isobarik ini adalah air mendidih pada tekanan konstan. Hal tersebut karena gas berada
dalam tekanan konstan, sementara gas melakukan usaha ((W = p∆V). Keberadaan kalor
dalam proses ini dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan (Qp ). Nah, jika
proses isobarik ini jika didasarkan pada Hukum Termodinamika I, maka akan berlaku
rumus:
𝑄𝑝 = 𝑊 + ∆𝑇
Sementara grafik usaha gas dalam proses isobarik dapat dinyatakan sebagai:

4. Proses Adiabatik (Kalor Tetap)


Proses adiabatik adalah proses termodinamika yang cara kerjanya dilakukan oleh
gas murni yang berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi apapun yang
masuk maupun keluar selama proses ini berjalan. Contoh penerapan proses adiabatik ini
adalah penggunaan pompa sepeda motor. Jika didasarkan pada Hukum Termodinamika
I maka akan menjadi: perubahan energi internal gas (dU) adalah banyaknya energi kalor
yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang dilakukan oleh gas (P.dV).
dU = Q – P.dV = – P dV
Sementara grafik usaha gas dalam proses adiabatik dapat dinyatakan sebagai:
B. Aplikasi Hukum Termodinamika I Pada Proses Kimia

Panasnya reaksi atau entalpi reaksi (ΔH) adalah perubahan entalpi reaksi kimia
yang terjadi pada tekanan konstan (Anne Marie Helmenstine, 2014). Karena entalpi berasal
dari tekanan, volume, dan energi internal, yang semuanya merupakan fungsi keadaan,
entalpi juga merupakan fungsi keadaan (Rachel Martin, 2014).ΔH, atau perubahan entalpi
muncul sebagai satuan ukuran untuk menghitung perubahan energi suatu sistem ketika
menjadi terlalu sulit untuk menemukan ΔU, atau perubahan energi internal suatu sistem,
secara bersamaan mengukur jumlah panas dan pekerjaan dipertukarkan. Diberikan tekanan
konstan, perubahan entalpi sama dengan panas dan dapat diukur sebagai ΔH = q.Notasi
ΔHº atau ΔHºr kemudian muncul untuk menjelaskan suhu dan tekanan yang tepat dari
panas reaksi ΔH.Entalpi standar reaksi dilambangkan dengan ΔHº atau ΔHºrxn dan dapat
mengasumsikan nilai positif dan negatif. Satuan untuk ΔHº adalah kilojoule per mol, atau
kj / mol.

Proses dan cara menghitung perubahan entalpi atau entalpi reaksi (△H)(△H), yakni selisih
antara entalpi produk dan entalpi reaktanPengertian umum untuk kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau
reaksi kimia.Dengan mengukur perubahan suhu di dalam kalorimeter kita dapat
menentukan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh larutan serta perangkat
kalorimeter itu sendiri dengan persamaan atau rumus sbb:
q=m×c×ΔTq=m×c×ΔT
qk=C×ΔTqk=C×ΔT
sehingga qtotal dapat dituliskan
qtotal = qreaksi+qk
= mcΔT+CΔT
= ΔT(mc+C)
𝑞𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
△H= 𝑛

Keterangan :

q = Jumlah kalor (J)

qk = Kalor yang di serap dalam calorimeter

m = massa system di dalam calorimeter (g)

c = kalor jenis system (Jg-1K-1)

C = Kapasitas kalor calorimeter (JK-1)

∆𝑇 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (𝐾)

𝑛 = 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

Entalpi Pembentukan Standar

Kalor atau entalpi reaksi dapat ditentukan berdasarkan data entalpi pembentukan standar
zat pereaksi dan produknya.Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terurai lebih dulu menjadi
unsur-unsurnya kemudian unsur-unsur ini bereaksi membentuk zat produk.Hal ini sesuai
dengan penerapan Hukum Hess, seperti digambarkan pada reaksi antara NaOH dan HCl
berikut:

𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝐻2𝑂 𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝐻2𝑂 𝛥𝐻 =?


terjadi pemecahan NaOH dan HCl menjadi unsur-unsurnya:

1 1
NaOH→Na+2 𝑂2 +2 𝐻2 ∆𝐻 =−ΔHf NaOH

1 1
HCl→2 𝐻2 + 2 𝐶𝑙2ΔH=−ΔHf HCl

Kemudian reaksi antara unsur-unsur ini membentuk produk:


𝑁𝑎 + 1/2𝐶𝑙2 → 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝛥𝐻𝑓 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝐻2 + 1/2𝑂2 → 𝐻2𝑂 𝛥𝐻𝑓 𝐻2𝑂
Sehingga sesuai Hukum Hess keempat data ini dapat dijumlahkan untuk menentukan
entalpi reaksi keseluruhan, dan secara umum dapat dituliskan:

ΔH=∑ΔHf produk−∑ΔHf pereaksi

Energi Ikat Rata-Rata


Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap, yaitu pemutusan
ikatan pada pereaksi dan pembentukan ikatan pada produk.Pada pemutusan ikatan
dibutuhkan energi (nilai entalpinya positif), sementara pada pemutusan ikatan
dilepaskan energi (nilai entalpinya negatif).Perhatikan ilustrasi pada reaksi antara gas
hidrogen dan oksigen menghasilkan air berikut.

1
𝐻2 + 𝑂2 → 𝐻2𝑂
2
Pada langkah pertama, terjadi pemutusan ikatan H-H dan O-O dengan nilai entalpi
positif:

1
𝐻2 + 𝑂2 → 2𝐻 + 𝑂,
2
1
𝛥𝐻 = (𝐻 − 𝐻) + ( 𝑂 − 𝑂)
2
Kemudian pada langkah berikutnya, terjadi pelepasan energi pada pembentukan ikatan H-
O-H:

2𝐻 + 𝑂 → 𝐻 − 𝑂 − 𝐻, 𝛥𝐻 = −(2𝑂 − 𝐻)
Sehingga secara umum penentuan entalpi reaksi melalui energi ikat adalah:

𝛥𝐻 = ∑𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 − ∑𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

Anda mungkin juga menyukai