Anda di halaman 1dari 2

Belajar dari Singapore Air Lines Mengatasi

Krisis Dengan Ilmu dan Seni


i. Latar Belakang Krisis

krisis pandemi covid-19 yang menyebar membuat banyak perusahaan yang


mengalami krisis dalam kinerja perusahaan perusahaan yang ada. Salah satu
perusahaan yang terkena dampak dari pandemic covid-19 adalah perushaan
maskapai penerbangan Singapore Airlines. Perusahaan ini mendapat dampak yang
sangat besar dalam kinerja perusahaan karena harus menghentikan penerbangan
dan memberhentikan sebagian dari pegawainya. Tidak sampai disitu permasalahan
yang di dapati perusahaan maskapai penerbangan internasional ini, juga mendapat
masalah yaitu tidak ada penerbangan domestic dalam perusahaan ini.
Permasalahan ini membuat pemimpin perusahaan harus berpikir secara luas untuk
menyelesaikan permasalahan ini.

ii. Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu Dalam Krisis

Dalam menyelesaikan permasalahan di perusahaan ini pemimpin perusahaan


membuat penyelesaian yang baik dan tidak membuat permasalahan baru. Salah
satu penyelesaian yang di lakukan pemimpin perusahaan yaitu dalam
menyelesaikan permasalahan pemeberentihan sebagian pegawainya. Penyelasaian
masalah ini dilakukan dengan metode manajemen sebagai seni yang
mengutamakan penyelesaian masalah yang baik dan damai. Pimpinan perusahaan
membuat surat permohonan maaf bagi pegawai yang mendapat pemberhentian
secara langsung agar tidak menimbulkan masalah. Penyelesaian dengan cara ini
sangat baik karena tidak menimbulkan masalah baru seperti kekacuan dalam
pegawai dan lain-lain. Penyelesain masalah yang di pakai pimpinan perusahaan ini
terbukti tidak membuat cela atau permasalahan antara pegawai dalam kondisi
pendemi seperti ini. Pemimpin perusahaan juga memberi hadiah kepada pegawai
yang mendapat pemberhentian sembagai tanda terima kasih dan permohonan maaf.

Dalam manajemen sebagai ilmu sang pemimpin membuat peneyelasian


masalah dengan cara memangkas 4,300 pegawai secara berat hati demi
menyelamatkan industry ini dari pandemic covid-19. Namun penyelesaian diatas
setelah dilihat lagi dari pembekuan perekrutan, pengurangan alami, dan penerapan
skema pengunduran diri sukarela, dan jumlah staf potensial yang terkena dampak
akan dikurangi menjadi sekitar 2.400 di Singapura dan di kantor perwakilan di luar
negeri. Hal ini dapat kita lihat pimpinan menimbang ulang tentang penyelesaian
masalaha tersebut dengan melihat dari beberapa aspek dan dengan penegetahuan
mengatur perusahaan, pimpinan melakukan hal ini agar tidak merugikan banyak
pegawai. Setelah penyelesain masalah ini barulah diselesaikan lewat manajemen
sebagai seni agar tidak timbul kebencian.

Metode penyelesaian manajemen sebagai seni seperti ini lah yang patut di
contohi oleh perusahaan-perusahaan lainnya khususnya di Indonesia. Di Indonesia
sendiri masih sangat banyak perusahaan yang melakukan penyelesaian masalah
dengan baik dalam kondisi pandemic seperti ini. Metode penyelesaian seperti ini
yang harus di ikuti, agar tetap terjalin hubungan yang baik antara pemimpin
perusahaan dan pegawai yang di berhentikan. Metode manajemen sebagai seni
juga dapat membantu pemimpin perusahaan dan pegawai nya mencapai
kesejahteraan bersama dalam kondisi pandemic maupun kondisi normal dengan
jalan yang baik serta damai.

Anda mungkin juga menyukai