ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR
Disusun Oleh :
Hal | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
mata kuliah Leadership & Organizational Behaviour, Institut Bisnis dan
Informatika Darmajaya.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya
kepada Bapak DR. Anuar Sanusi., S.E., M.Si selaku Dosen mata kuliah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas UAS ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.
Jawab
2. Studi Kasus :
Dalam 2 buah kelompok a & b mahasiswa di dalam kelas terdapat 7
orang anggota di masing-masing kelompok. Pada kelompok a & b tersebut
terdapat perbedaan pemahaman mengenai tugas kelompoknya sehingga
menyebabkan keterlambatan dan kesalahan dari penyelesaian tugas. Tugas
kelompok dimaksud adalah terkait tertundanya pencairan dana gaji ke-13
ANS/ABRI tahun 2020 sehingga terjadi perdebatan para ekonom di
tengah pandemi saat ini karena pemerintah melalui SRI MULYANI masih
fokus menangani covid-19 dan dampaknya yang urgent/penting. Pasalnya,
pemerintah masih fokus dalam program pemulihan ekonomi nasional
(PBN). Anda sebagai mahasiswa calon ekonom dan kaum intelektual
dapat menganalisis masalah diatas dengan mengacu pada kontributor
perekonomian nasional ditopang daya beli masyarakat jadi bertambah
tinggi dan sebagai dasar untuk menggerakkan roda perekonomian kelas
bawah serat konsumsi masyarakat, jumlah uang beredar, pertumbuhan
ekonomi, dll.? Tugas anda menjawab:
(1) Jika anda setuju dengan pernyataan diatas berikan argumentasi?
(2) Menurut anda teori perilaku apa khususnya mengenai komunikasi
kelompok diatas yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut, jelaskan?
Jawab
1. Saya tidak setuju. Menurut saya, gaji ke-13 ASN/ABRI tidak akan
mengerek konsumsi masyarakat secara signifikan. Pasalnya,
penerimanya akan lebih cenderung untuk menabungnya ketimbang
membelanjakannya. Jika dikatakan oleh pemerintah bahwa hal tersebut
bisa menjadi bagian dari stimulus ekonomi atau mendukung
kemampuan masyarakat dalam lakukan kegiatan-kegiatannya,
terutama terkait tahun ajaran baru. Pada kenyataannya yang kita
rasakan, biasa biasa saja. Sebelum pencairan gaji ke-13 pun,
ASN/ABRI sudah terlihat mampu untuk memenuhi kehidupan
hariannya dari gaji rutin bulanan yang didapat. Meskipun mendapat
insentif, saat pandemi ini level untuk konsumsi terasa sangat rendah.
Covid telah menghambat minat masyarakat untuk berbelanja. Minat
masyarakat untuk berbelanja memang masih minim. Terlihat dari
masih sepinya pusat perbelanjaan setelah dibuka kembali pada 15 Juni
silam. Hal ini didukung pula oleh data dari Asosiasi Pengusaha ritel
Indonesia (Aprindo) yang menyebut bahwa pengunjung yang datang
ke mal saat ini masih sekitar 30-40% dibandingkan saat sebelum
pandemi virus corona. Nilai kerugian yang ditaksir pun mencapai lebih
dari Rp 12 triliun.
Menurut hemat saya, selama pandemi covid ini belum terkendali maka
konsumsi masyarakat masih akan tetap rendah. Solusi terbaik bukan
pengetatan aktivitas perekonomian, namun mencari cara untuk
meningkatkan kedisiplinan dan kepedulian masyarakat terkait protokol
kesehatan di masa pandemi. Sehingga dapat menekan penyebaran
covid dan secara perlahan aktivitas perekonomian akan tumbuh.
Terkait dengan konflik yang timbul pada masing-masing kelompok
diskusi sehingga penyelesaian tugas kelompok menjadi terlambat dan
salah, yang sebaiknya diterapkan adalah strategi Smoothing. Suatu
teknik yang menekankan pada kepentingan bersama (common interest)
dan tujuan bersama (common goal). Pimpinan kelompok berupaya
memperkecil perbedaan diantara anggota yang bertikai,
menitikberatkan bahwa jika tidak bekerja sama maka tujuan kelompok
akan terhambat terkait waktu penyelesaian tugas dan jangan memihak
terhadap salah satu anggota yang bertikai.
3. Studi Kasus :
Sebuah industri besar yang bergerak di bidang industri baja ringan
ingin menerapkan sistem manajemen terpadu untuk mendapatkan
sertifikasi pada 3 jenis sistem manajemen, yaitu manajemen mutu, sistem
manajemen lingkungan, dan sistem manajemen keselamatan kerja.
Untuk memudahkan implementasi ke 3 sistem manajemen ini, pihak
manajemen puncak ingin melakukan studi terlebih dahulu untuk
mengetahui kesiapan perusahaannya yang terdiri dari 3 buah pabrik di
pinggir kota Bandar Lampung dan 1 kantor pusat di Cilegon Provinsi
Banten. Ternyata, dari hasil studi pendahuluan, didapatkan hasil sebagai
berikut: banyak penurunan mutu produk, tingkat kinerja karyawan di
semua pabrik masih dibawah standar, tingkat penerangan juga masih
dibawah standar, juga tingkat kebisingan juga masih kelewat batas
dikarenakan perangkat safety yang belum memadai. Dan juga banyak
kuesioner dari pekerja bahwa mereka sering merasakan penyakit yang
sumbernya dari paparan debu dan gas bahan organik di tempat mereka
bekerja. Belum lagi suhu dan tngkat kelembapan di tempat kerja yang
kurang pemantauan, juga tingginya jumlah kecelakaan kerja akibat
luka/cidera karena kontak anggota tubuh pekerja dengan mesin yang
sedang beroperasi. Banyak juga pekerja yang mengalami cidera otot akibat
kesalahan cara memindahkan barang yang berat, atau pegal pegal ringan
tapi sering yang dialami oleh karyawan bagian administrasi sehingga
cukup sering juga menimbulkan absensi karyawan karena pegal-pegal ini
banyak meningkat derajat penyakitnya menjadi cedera ringan. Anehnya,
seluruh kecelakaan kerja yang terjadi tidak ada pelaporannya secara resmi.
Pada saat dipertanyakan, maka jawaban para pekerja lapangan berikut
manajernya adalah “tidak apa-apa, tidak pernah ada kecelakaan yang
berakibat luka serius atau kematian.
Tugas anda menjawab pertanyaan beikut ini:
(a) Menurut anda, apa yang harus dilakukan pertama kali oleh pihak
manajemen puncak untuk memperbaiki temuan-temuan yang ada
pada studi pendahuluan sebelum atau pada tahap awal implementasi
sistem manajemen terpadu pada perusahaan tersebut?
(b) Jika anda adalah direktur utama perusahaan utama tersebut, apa yang
akan anda lakukan untuk mengubah ke organisasian tersebut?
(c) Jika anda diminta untuk memberikan bagi peningkatan kinerja
karyawan dimulai dari peningkatan kerja karyawan, bagaimana saran
yang anda berikan?
(d) Buatlah program K3 yang mempertimbangkan K3, dan tingkat stress
kerja karyawan untuk meningkatkan kualitas K3 perusahaan agar
jaminan atas kesejahteraan psikologis serrta kesehatan dan
keselamatan karyawan siap untuk sertifikasi sistem manajemen
terpadu!
(e) Setelah anda melakukan 4 hal diatas, maka sertifikat sistem
manajemen terpadu pun berjalan cukup lancar. Ternyata anda masih
harus membantu pihak marketing perusahaan tersebut untuk membuat
perubahan iklan untuk peningkatan penjualan produk mereka. Buatlah
program marketing sederhana untuk pengiklanan tersebut!
Jawab
2. Faktor Pribadi
- Alkohol dan Penggunaan Narkoba
Pekerja yang mengkonsumsi alkohol dan narkoba dapat
menyebabkan diri sendiri celaka dan dapat menyebabkan orang
lain menjadi celaka.
- Kemampuan Kognitif
Pekerja yang tidak memiliki kemampuan kognitif yang baik dapat
membahayakan dirinya sendiri, contohnya bila terjadi gempa bumi
di tempat kerja pekerja tersebut masih menggunakan lift untuk
turun dan tidak menggunakan tangga darurat, hal tersebut dapat
membahayakan dirinya.
- Bidang Kesehatan
Para pekerja harus mengetahui kondisi dirinya sendiri, jika ia
merasa sedang sakit sebaiknya tidak perlu memaksakan diri untuk
berkerja karena hal tersebut akan membahayakan diri nya sendiri.
- Kelelahan
Jam kerja yang panjang tentu akan membuat pekerja kelelahan oleh
karena itu pekerja tidak boleh memaksakan diri untuk bekerja
terus-terusan, lebih baik istirahat sejenak apabila sudah merasa
lelah.
- Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja juga dapat menentukan keselamatan kerja,
contoh nya jika pekerja baru yang belum handal dalam
mengoperasikan mesin-mesin yang berbahaya maka akan dapat
membahayakan diri nya.
- Usia
Usia pekerja juga menentukan keselamatan kerja. Contoh nya
pekerja usia lanjut tidak mungkin kita berikan perkerjaan yang
memerlukan kekuatan fisik untuk pekerjaan nya.
- Karakteristik Kepribadian
Kepribadian pekerja juga akan mempengaruhi keselamatan kerja,
contoh nya saja jika ia cepat emosi maka konsentrasi nya akan
terganggu dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat
mungkin terjadi.
e. Yang akan saya lakukan untuk mempromosikan produk agar lebih laku
adalah melakukan program STP agar tidak asal menjual produk produk
yang akan berujung membuat waste (Teori manajemen pemasaran):
- Segmenting
Memperjelas produk-produk yang dibuat itu untuk kalangan yang
mana. Atau membagi pasar ke dalam kelompok yang lebih kecil.
Di kasus ini misalnya membuat susu bayi ya berarti segmennya
hanya anak balita.
- Targeting
Bagaimana caranya agar segmen yang dituju mau membeli produk
yang kita buat. Misalnya membuat iklan di TV atau billboard
dijalan.
- Positioning
Memberikan persepsi terhadap target market dan segmen yang
dituju mengenai product value yang diberikan sehingga
membedakannya dengan kompetitor lain.
Jawab
Jawab
Dari gerak tiga komponen diatas, maka kekuasaan juga mempunyai unsur
influence, yakni menyakinkan sambil beragumentasi, sehingga bisa
mengubah tingkah laku. Kekuasaan juga mempunyai unsur persuation,
yaitu kemampuan untuk menyakinkan orang dengan cara sosialisasi atau
persuasi (bujukan atau rayuan) baik yang positif maupun negatif, sehingga
bisa timbul unsur manipulasi, dan pada akhirnya bisa berakibat pada unsur
coersion, yang berarti mengambil tindakan desakan, kekuatan, kalau perlu
disertai kekuasaan unsur force atau kekuatan massa, termasuk dengan
kekuatan militer.
Dengan begitu penjelasan tentang kekuasaan diatas para kandidat bisa
menggunakan tiga komponen yaitu diantara influence, persuation, dan
coercion.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan kerja tim, adalah faktor
komposisi tim, yakni mengenai orang-orang yang menjadi anggota dalam
sebuah tim. Kendati berisikan pemain bintang, sebuah tim tak jarang
mendapatkan hasil yang mengecewakan. Malah terkadang tim yang
berisikan pemain yang biasa saja bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Tak
jarang juga, ada dalam sebuah tim ada yang berisikan individu yang
individualis. Bagaimana kemudian cara membentuk individu menjadi
pemain tim yang baik, dan mau berkontribusi kepada tim?
2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh
kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan
misalnya berhubungan dengan meningkatkan keterampilan,
menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi, serta menyelesaikan
konflik. Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar
karena tim membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-
keputusan bila dibandingkan para karyawan yang bertindak sendirian.
3. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil
antara tujuan-tujuan individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi,
kenaikan gaji dan berbagai bentuk penghargaan lainnya harus
diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai
anggota tim kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan
intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerja sama tim.
Jawab
Pengertian Kepemimpinan
Disebut ilmu karena ada teorinya yaitu teori kepemimpinan yang meliputi:
Jawab
a. Teori Genetis
Pendekatan yang berpendapat bahwa pemimpin itu tidak dihasilkan,
akantetapi dilahirkan (leader are born). Seseorang hanya akan menjadi
pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakat alami
yangluar biasa yang diwarisi dari keluarganya. Menurut pandangan
pendekatan ini apabila seseorang sudah "ditakdirkan" menjadi seorang
pemimpin, terlepas dari perjalanan hidup yang bersangkutan, akan
timbul situasi yang menempatkan orang yang bersangkutan tampil
menjadi pemimpin dan akan menjadi efektif dalam menjalankan
fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Dalam menjalankan kepemimpinannya tidak diperlukan teori dan ilmu
kepemimpinan, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan sebelumnya.
Seorang diangkat menjadi pemimpin karena keturunan bukan dibuat
(pendekatan hereditary - turun temurun).
Sebagai contoh pemimpin-pemimpin dunia yang keberadaan dan
kegiatan kepemimpinannya karena faktor keturunan seperti: Kaisar
Hirohito, Napoleon Bonaparte, Gamal Abdul Naser, Hitler dan
sebagainya. Bagi penganut pendekatan ini berpendapat bahwa
seseorang yang tidak ditakdirkan menjadi pemimpin, walaupun banyak
kesempatan yang dimanfaatkan dalam upaya menumbuhkan efektivitas
kepemimpinannya, yang bersangkutan tidak akan pernah menjadi
pemimpin yang efektif.
b. Teori Sosial
Pendekatan ini memandang bahwa pemimpin itu dibentuk dan
dipersiapkan (leader are made). Menurut pendekatan ini efektivitas
kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan dipersiapkan. Penulis
juga cenderung kepada teori sosial ini. Dengan mendapatkan
kesempatan yang luas melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
latihan kepemimpinan yang terarah dan intensif, seseorang dapat
menumbuhkan dan mengembangan efektifitas kepemimpinannya.
Dengan mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan efektivitas
kepemimpinan, ciri-ciri kepemimpinan, gaya kepemimpinan, fungsi-
fungsi dan peranan seorang pemimpin maka pada saatnya nanti
seseorang akan memperoleh kemampuan dan kesiapan untuk tampil
sebagai seorang pemimpin yang cocok dengan karakteristik dirinya.
Perkembangan selanjutnya menekankan bahwa seorang pemimpin itu
disiapkan. Selain bakat dan sifat dasar yang dimiliki untuk mencapai
efektivitas kepemimpinannya, kepemimpinan dapat dikembangkan
melalui pendidikan dan latihan. Seseorang yang tidak memiliki sifat
yang cocok dengan kepemimpinan tidak dapat diharapkan jadi
pemimpin yang baik, tetapi dengan belajar seseorang dapat
mempelajari dan memperbaiki sifat dan bakat yang dimilikl secara
terbatas itu.
Kekuasaan legitimasi dapat membantu menjalankan kepemimpinan,
tetapi tidak dengan sendirinya menjadikan pemiliknya pemimpin
sebelum dia diakui sepenuh hati oleh pengikutnya. Pemimpin yang
dilahirkan sangat induvidualistik karena faktor: karisma, wahyu,
kekuasaan keturunan (anak raja). Dari kedua pendekatan tersebut tidak
sepenuhnya betul dan juga tidak sepenuhnya salah. Hal tersebut
dibutikan oleh banyaknya penyelidikan yang dilakukan oleh ilmuwan
maupun praktisi yang tidak mendukung salah satu diantara dua
pandangan tersebui secara ekstrim. Menurut pandangan ilmiah baru,
merujuk pada pandangan yang berpihak salah satu titik yang terletak
diantara ke dua pandangan yang ekstrim tersebut.
c. Teori Ekologis
Pendekatan yang tidak mendukung dikotomi pandangan tentang asal
usul pimpinan. Banyak penyelidikan ilmiah telah dilakukan, namun
tidak seluruh mendukung pendekatan yang ekstrim tersebut di atas.
Oleh karena itu sebagai reaksi terhadap kemunculan ke dua teori
tersebut munculnya teori ekologis atau sintesis. Dalam pendekatan
teori ekologis, seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak
lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat
ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan,
juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Kesimpulan bahwa seseorang dapat menduduki jabatan pemimpin
karena :
1. Penunjukkan / penetapan
2. Warisan
3. Kelebihan dan kualitas
4. Tuntutan situasi
4. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor
kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit
pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para
pengikut. Penelitian dengan pendekatan situasional dibagi dalam
dua kategori. Kategori yang pertama adalah memperlakukan
perilaku manajerial sebagai sebuah variabel independen dan para
peneliti mencoba menemukan bagaimana perilaku tersebut
dipengaruhi oleh aspek-aspek situasional seperti jenis organisasi
atau posisi manajerial. Kategori yang kedua adalah
mengidentifikasi aspek-aspek yang “melunakkan” hubungan dari
perilaku atau ciri pemimpin terhadap efektivitas kepemimpinan.
Asumsinya adalah bahwa pola perilaku yang berbeda atau pola ciri
akan menjadi efektif di dalam situasi yang berbeda-beda dan
bahwa pola perilaku atau pola ciri tidaklah optimal dalam semua
situasi.