Anda di halaman 1dari 30

LEADERSHIP &

ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR

Dosen : DR. Anuar Sanusi., S.E., M.Si

UJIAN AKHIR SEMESTER

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Dimas Waroka


NPM : 1922310009

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2020

Hal | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
mata kuliah Leadership & Organizational Behaviour, Institut Bisnis dan
Informatika Darmajaya.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya
kepada Bapak DR. Anuar Sanusi., S.E., M.Si selaku Dosen mata kuliah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas UAS ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Bandar Lampung, 15 Agustus 2020


Muhammad Dimas Waroka
SOAL – JAWAB

1. Anda membuat 1 soal berikut jawabannya dari materi pertemuan ke-


7 (setelah UTS) sampai dengan pertemuan ke-12 (lihat di
lms.darmajaya.ac.id)

Jawab

Mengapa organisasi harus mengembangkan manajemen konflik?.


Apakah ada dampak positif yang dihasilkan?, jika ada jelaskan

Manajemen konflik dalam organisasi akan memungkinkan organisasi


tersebut untuk:
a. Evaluasi Sistem
Perusahaan tidak dapat mengevaluasi efektivitas sistem jika tidak
terjadi konflik dalam organisasi. Konflik yang konstruktif akan
membantu perusahaan dalam mengindentifikasi apakah sistem yang
sudah dilakukan berjalan efektif atau memerlukan perbaikan.
b. Mengembangkan Kompetensi
Penanganan manajemen konflik dengan tepat yang didukung dengan
strategi dan sistem akan membantu organisasi mengembangkan
kompetensinya, terlebih dalam hal kompetensi non teknis. Manajemen
konflik dapat meningkatkan skill organiasi dalam hal penanganan
konflik internal sehingga organisasi menjadi lebih kuat.

Dampak Positif Konflik Dalam Organisasi

Menghadapi konflik yang tidak terelakkan dalam sebuah organiasi, maka


konflik yang timbul ini hendaklah dikelola sehingga dapat menjadi sebuah
alat yang digunakan organisasi dalam proses beradaptasi atas perubahan
yang terjadi. Pemimpin organisasi harus bisa mengambil sikap dengan
cepat, karena jika tidak segera diatasi akan menyebabkan tersendatnya
pertumbuhan organisasi itu sendiri.
Beberapa perusahaan besar justru memelihara konflik agar organisasinya
dapat menghasilkan strategi yang signifikan. Misalnya Exxon mobile yang
memiliki kebijakan “Healthy Disrespect”, yang memanfaatkan konflik
sebagai sarana untuk menguji strategi yang akan diterapkan sehingga dapat
mengantisipasi atau meminimalisir celah yang mungkin terjadi.

Ketika organisasi mencapai titik mature, maka seringkali ide-ide segar


dalam organisasi sulit didapatkan, pada saat inilah organisasi
membutuhkan konflik. Konflik ini akan memicu ide-ide baru yang dapat
membuat perusahaan survive.

Adapun beberapa keuntungan konflik dalam organisasi adalah:


1. Mendorong semangat kerja dalam menghadapi persaingan
2. Sebagai alat untuk mendiagnosa kemungkinan terjadinya masalah
3. Memacu kreativitas dalam mencari solusi dan berpikir kreatif
4. Menstimulasi karyawan untuk fokus pada tugas
5. Mendapatkan feed back atau mendorong individu yang sebelumnya
pasif menjadi aktif
6. Sebagai pengaman jika konflik sering terjadi
7. Menstimulasi munculnya gagasan-gagasan brilian
8. Sebagai sarana pembelajaran dalam hal menyampaikan pendapat

2. Studi Kasus :
Dalam 2 buah kelompok a & b mahasiswa di dalam kelas terdapat 7
orang anggota di masing-masing kelompok. Pada kelompok a & b tersebut
terdapat perbedaan pemahaman mengenai tugas kelompoknya sehingga
menyebabkan keterlambatan dan kesalahan dari penyelesaian tugas. Tugas
kelompok dimaksud adalah terkait tertundanya pencairan dana gaji ke-13
ANS/ABRI tahun 2020 sehingga terjadi perdebatan para ekonom di
tengah pandemi saat ini karena pemerintah melalui SRI MULYANI masih
fokus menangani covid-19 dan dampaknya yang urgent/penting. Pasalnya,
pemerintah masih fokus dalam program pemulihan ekonomi nasional
(PBN). Anda sebagai mahasiswa calon ekonom dan kaum intelektual
dapat menganalisis masalah diatas dengan mengacu pada kontributor
perekonomian nasional ditopang daya beli masyarakat jadi bertambah
tinggi dan sebagai dasar untuk menggerakkan roda perekonomian kelas
bawah serat konsumsi masyarakat, jumlah uang beredar, pertumbuhan
ekonomi, dll.? Tugas anda menjawab:
(1) Jika anda setuju dengan pernyataan diatas berikan argumentasi?
(2) Menurut anda teori perilaku apa khususnya mengenai komunikasi
kelompok diatas yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut, jelaskan?

Jawab
1. Saya tidak setuju. Menurut saya, gaji ke-13 ASN/ABRI tidak akan
mengerek konsumsi masyarakat secara signifikan. Pasalnya,
penerimanya akan lebih cenderung untuk menabungnya ketimbang
membelanjakannya. Jika dikatakan oleh pemerintah bahwa hal tersebut
bisa menjadi bagian dari stimulus ekonomi atau mendukung
kemampuan masyarakat dalam lakukan kegiatan-kegiatannya,
terutama terkait tahun ajaran baru. Pada kenyataannya yang kita
rasakan, biasa biasa saja. Sebelum pencairan gaji ke-13 pun,
ASN/ABRI sudah terlihat mampu untuk memenuhi kehidupan
hariannya dari gaji rutin bulanan yang didapat. Meskipun mendapat
insentif, saat pandemi ini level untuk konsumsi terasa sangat rendah.
Covid telah menghambat minat masyarakat untuk berbelanja. Minat
masyarakat untuk berbelanja memang masih minim. Terlihat dari
masih sepinya pusat perbelanjaan setelah dibuka kembali pada 15 Juni
silam. Hal ini didukung pula oleh data dari Asosiasi Pengusaha ritel
Indonesia (Aprindo) yang menyebut bahwa pengunjung yang datang
ke mal saat ini masih sekitar 30-40% dibandingkan saat sebelum
pandemi virus corona. Nilai kerugian yang ditaksir pun mencapai lebih
dari Rp 12 triliun.
Menurut hemat saya, selama pandemi covid ini belum terkendali maka
konsumsi masyarakat masih akan tetap rendah. Solusi terbaik bukan
pengetatan aktivitas perekonomian, namun mencari cara untuk
meningkatkan kedisiplinan dan kepedulian masyarakat terkait protokol
kesehatan di masa pandemi. Sehingga dapat menekan penyebaran
covid dan secara perlahan aktivitas perekonomian akan tumbuh.
Terkait dengan konflik yang timbul pada masing-masing kelompok
diskusi sehingga penyelesaian tugas kelompok menjadi terlambat dan
salah, yang sebaiknya diterapkan adalah strategi Smoothing. Suatu
teknik yang menekankan pada kepentingan bersama (common interest)
dan tujuan bersama (common goal). Pimpinan kelompok berupaya
memperkecil perbedaan diantara anggota yang bertikai,
menitikberatkan bahwa jika tidak bekerja sama maka tujuan kelompok
akan terhambat terkait waktu penyelesaian tugas dan jangan memihak
terhadap salah satu anggota yang bertikai.

3. Studi Kasus :
Sebuah industri besar yang bergerak di bidang industri baja ringan
ingin menerapkan sistem manajemen terpadu untuk mendapatkan
sertifikasi pada 3 jenis sistem manajemen, yaitu manajemen mutu, sistem
manajemen lingkungan, dan sistem manajemen keselamatan kerja.
Untuk memudahkan implementasi ke 3 sistem manajemen ini, pihak
manajemen puncak ingin melakukan studi terlebih dahulu untuk
mengetahui kesiapan perusahaannya yang terdiri dari 3 buah pabrik di
pinggir kota Bandar Lampung dan 1 kantor pusat di Cilegon Provinsi
Banten. Ternyata, dari hasil studi pendahuluan, didapatkan hasil sebagai
berikut: banyak penurunan mutu produk, tingkat kinerja karyawan di
semua pabrik masih dibawah standar, tingkat penerangan juga masih
dibawah standar, juga tingkat kebisingan juga masih kelewat batas
dikarenakan perangkat safety yang belum memadai. Dan juga banyak
kuesioner dari pekerja bahwa mereka sering merasakan penyakit yang
sumbernya dari paparan debu dan gas bahan organik di tempat mereka
bekerja. Belum lagi suhu dan tngkat kelembapan di tempat kerja yang
kurang pemantauan, juga tingginya jumlah kecelakaan kerja akibat
luka/cidera karena kontak anggota tubuh pekerja dengan mesin yang
sedang beroperasi. Banyak juga pekerja yang mengalami cidera otot akibat
kesalahan cara memindahkan barang yang berat, atau pegal pegal ringan
tapi sering yang dialami oleh karyawan bagian administrasi sehingga
cukup sering juga menimbulkan absensi karyawan karena pegal-pegal ini
banyak meningkat derajat penyakitnya menjadi cedera ringan. Anehnya,
seluruh kecelakaan kerja yang terjadi tidak ada pelaporannya secara resmi.
Pada saat dipertanyakan, maka jawaban para pekerja lapangan berikut
manajernya adalah “tidak apa-apa, tidak pernah ada kecelakaan yang
berakibat luka serius atau kematian.
Tugas anda menjawab pertanyaan beikut ini:
(a) Menurut anda, apa yang harus dilakukan pertama kali oleh pihak
manajemen puncak untuk memperbaiki temuan-temuan yang ada
pada studi pendahuluan sebelum atau pada tahap awal implementasi
sistem manajemen terpadu pada perusahaan tersebut?
(b) Jika anda adalah direktur utama perusahaan utama tersebut, apa yang
akan anda lakukan untuk mengubah ke organisasian tersebut?
(c) Jika anda diminta untuk memberikan bagi peningkatan kinerja
karyawan dimulai dari peningkatan kerja karyawan, bagaimana saran
yang anda berikan?
(d) Buatlah program K3 yang mempertimbangkan K3, dan tingkat stress
kerja karyawan untuk meningkatkan kualitas K3 perusahaan agar
jaminan atas kesejahteraan psikologis serrta kesehatan dan
keselamatan karyawan siap untuk sertifikasi sistem manajemen
terpadu!
(e) Setelah anda melakukan 4 hal diatas, maka sertifikat sistem
manajemen terpadu pun berjalan cukup lancar. Ternyata anda masih
harus membantu pihak marketing perusahaan tersebut untuk membuat
perubahan iklan untuk peningkatan penjualan produk mereka. Buatlah
program marketing sederhana untuk pengiklanan tersebut!

Jawab

a. Yang sebaiknya dilakukan oleh manajemen puncak adalah membasmi


faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakan-kecelakaan atau
ketidaknyamanan kerja di lingkungan kerja tersebut, sebagaimana
yang dimaksud di dalam teori faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja.

Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Banyak factor yang dapat menyebabkan kecelakaan ditempat kerja,


dan yang paling dominan adalah factor tempat kerja yang dapat berupa
kondisi peralatan, jenis industry dan lain-lain, dan juga ada factor
pribadi manusia itu sendiri, seperti kesehatan nya, sifat nya dan lain-
lain.

1. Faktor Tempat Kerja


- Jenis Industry
Jenis industry sangat berpengaruh terhadap keselamatan kerja,
contoh nya perusahaan listrik pasti akan memiliki tingkat resiko
yang lebih berbahaya dibandingkan dengan perusahaan akuntan.
Dan kebetulan di kasus ini lingkungan kerjanya adalah pabrik
consumer goods yang probabilitas kecelakaannya lebih tinggi. Jadi
untuk menanggulanginya ya saya harus melakukan preventive
maintenence, misalnya memberi tutorial tentang bagaimana cara
mengoperasikan mesin dengan aman atau cara mengangkut barang
berat.
- Jam Kerja
Jam kerja yang terlalu panjang dapat menyebabkan para pekerja
kehilangan konsentrasi nya yang akan dapat berakibat ketidak hati-
hatian pekerja tersebut terhadap pekerjaannya. Pekerjaan yang
banyak melibatkan aktifitas fisik disini harus memiliki jam kerja
yang singkat, karena akan berpengaruh terhadap kesehatan dalam
jangka panjang.
- Lampu Penerangan
Lampu yang terlalu terang maupun terlalu redup dapat
membahayakan mata para pekerja selain itu akan membuat para
pekerja sulit untuk berkonstrasi ,oleh karena itu lampu penerangan
di tempat kerja harus lah cukup terang, tidak boleh terlalu terang
maupun terlalu redup.
- Suhu
Suhu di tempat kerja juga harus disesuaikan agar pekerja menjadi
nyaman, suhu tersebut tidak boleh terlalu dingin maupun terlalu
panas, jika suhu terlalu dingin atau panas maka pekerja tidak bisa
melakukan pekerjaannya dengan maksimal.
- Desain Peralatan
Tata letak peralatan juga dapat berpengaruh terhadap keamanan di
tempat kerja.
- Alat Pengaman
Alat pengaman adalah hal yang wajib untuk dimiliki setiap
industry apalagi industry yang memiliki tingkat resiko tinggi,
seperti kontraktor yang wajib menyediakan helm pelindung dan
alat keamanan lainnya, jadi tidak ada alat keamanan tersebut pasti
akan membahayakan pekerja nya,
- Tekanan Kerja
Tekanan kerja juga dapat membayakan bagi kesehatan para pekerja
nya, seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif untuk bekerja,
beban kerja yang menumpuk yang akan membuat stress si pekerja

2. Faktor Pribadi
- Alkohol dan Penggunaan Narkoba
Pekerja yang mengkonsumsi alkohol dan narkoba dapat
menyebabkan diri sendiri celaka dan dapat menyebabkan orang
lain menjadi celaka.
- Kemampuan Kognitif
Pekerja yang tidak memiliki kemampuan kognitif yang baik dapat
membahayakan dirinya sendiri, contohnya bila terjadi gempa bumi
di tempat kerja pekerja tersebut masih menggunakan lift untuk
turun dan tidak menggunakan tangga darurat, hal tersebut dapat
membahayakan dirinya.
- Bidang Kesehatan
Para pekerja harus mengetahui kondisi dirinya sendiri, jika ia
merasa sedang sakit sebaiknya tidak perlu memaksakan diri untuk
berkerja karena hal tersebut akan membahayakan diri nya sendiri.
- Kelelahan
Jam kerja yang panjang tentu akan membuat pekerja kelelahan oleh
karena itu pekerja tidak boleh memaksakan diri untuk bekerja
terus-terusan, lebih baik istirahat sejenak apabila sudah merasa
lelah.
- Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja juga dapat menentukan keselamatan kerja,
contoh nya jika pekerja baru yang belum handal dalam
mengoperasikan mesin-mesin yang berbahaya maka akan dapat
membahayakan diri nya.
- Usia
Usia pekerja juga menentukan keselamatan kerja. Contoh nya
pekerja usia lanjut tidak mungkin kita berikan perkerjaan yang
memerlukan kekuatan fisik untuk pekerjaan nya.
- Karakteristik Kepribadian
Kepribadian pekerja juga akan mempengaruhi keselamatan kerja,
contoh nya saja jika ia cepat emosi maka konsentrasi nya akan
terganggu dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat
mungkin terjadi.

b. Seandainya saya adalah direktur utama organisasi tersebut, saya akan


merestruktur seluruh organisasi tersebut mulai dari manajemen kinerja
di pabrik dan di kantor pusat.

Contohnya dengan menerapkan aturan dan standar baru. Sebagaimana


yang dimaksud di dalam teori pembentukan budaya organisasi.
Dimana pemimpin organisasi adalah arsitek dalam terbentuknya
budaya organisasi. Arsitek dalam arti pemimpin yang menetapkan
aturan-aturan, kebudayaan dan standar organisasi.
Juga, dalam teori pembentukan kebudayaan baru :
- Unfreezing: merupakan pencairan aturan aturan atau kebudayaan
lama. Bisa juga merupakan perombakan total aturan & kebudayaan
lama.
- Cognitive Restructuring: setelah di hancurkannya aturan lama,
yang dilakukan disini adalah membuat aturan dan kebudayaan
yang baru.
- Re-freezing: setelah aturan dan kebudayaan baru telah terbentuk,
yang dilakukan disini adalah menetapkannya dan mulai
menggunakannya untuk era organisasi yang baru.

c. Sebagai direktur utama perusahaan, untuk meningkatkan kualitas


kinerja karyawan, saya bukan hanya memberi saran, tetapi juga akan
melakukan action atau memberikan karyawan benefit-benefit agar
kualitas kerja meningkat, sebagaimana dimaksudkan di dalam teori
Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai employee benefits and
their relation to job performance :
- Memberikan Training
Training bisa di lakukan untuk penyegaran kinerja dan semangat
karyawan yang selama ini telah bekerja begitu penatnya, sehingga
perlu adanya suasana yang membuat mereka bergaerah kembali
dalam bekerja. Training juga bisa di gunakan dalam mengupgrade
pengetahuan dan ketrampilan karyawan sesuai dengan tujuan
perusahaan.
- Pemberian Penghargaan dan Hukuman kepada karyawan
Hal ini bisa juga di lakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan,
tapi hati-hati cara melakukannnya karena bisa saja ketika reward
tidak bisa di jaga akan cepat sekali mendemotivasi karyawan,
karena karyawan yang biasa dengan reward akan bisa merubah
motif dalam bekerja. Maka dari itu sistem hukuman atau
punishment harus diterapkan agar karyawan tidak terlena dengan
reward.
- Memberikan tempat kerja yang nyaman
Kenyamanan tempat kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Jika tempat kerja tidak nyaman, maka akan banyak
terjadi mogok kerja, kecelakaan, dan begitu pula sebaliknya.
- Berikan fasilitas pada karyawan
Berikan fasilitas pada karyawan agar mereka lebih berkreasi dan
mau meningkatkan ketrampilannya seperti kenaikan gaji,
tunjangan dan fasilitas lainnya.

d. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang


selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari
sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Benefit program 3K adalah:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap
kebakaran,peledakan dankerusakan pada akhirnya akan melindungi
investasi yang ada serta membuattempat kerja yang sehat.
3. Menciptakan efesiensi danproduktivitas kerja karena menurunnya
biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan.

Berikut ini adalah tahapan program K3 terkait kasus ini


- Tempat Kerja
Pabrik consumer goods yang isinya adalah mesin produksi dan
barang barang berat yang harus diangkut.
- Kecelakaan Kerja
Cedera karena interaksi anggota tubuh dengan mesin produksi, dan
cedera otot karena berurusan dengan barang berat yang mesti
diangkat.
- Penerapan program K3 yang terkait dengan masing masing
kecelakaan kerja :
a. Cedera karena interaksi dengan mesin produksi: memberikan
training tentang cara mengoperasikan mesin produksi secara
aman.
b. Cedera otot: memberikan tutorial tentang caranya mengangkat
barang berat. Misalnya ketika mengangkat barang berat, posisi
badan harus dalam keadaan jongkok. Kalau dalam keadaan
berdiri maka akan merusak tulang belakang.
c. Penyakit karena menghirup gas dan debu hasil produksi:
memberikan safety gear yang memadai, misalnya masker.
d. Kebersihan lingkungan kerja: lebih ketat dalam kontrol
kebersihan dan memberikan program pembersihan secara
berkala.
e. Tempat kerja yang bising: mengurangi tingkat kebisingan atau
memberikan pekerja earmuff agar pendengarannya tidak rusak.
- Terwujudnya tempat kerja yang nyaman dan aman: setelah
program k3 berhasil dilakukan maka terwujudlah perusahaan yang
nyaman, dan aman. Dan siap untuk mendapatkan sertifikasi terkait
manajemen terpadu.

e. Yang akan saya lakukan untuk mempromosikan produk agar lebih laku
adalah melakukan program STP agar tidak asal menjual produk produk
yang akan berujung membuat waste (Teori manajemen pemasaran):
- Segmenting
Memperjelas produk-produk yang dibuat itu untuk kalangan yang
mana. Atau membagi pasar ke dalam kelompok yang lebih kecil.
Di kasus ini misalnya membuat susu bayi ya berarti segmennya
hanya anak balita.
- Targeting
Bagaimana caranya agar segmen yang dituju mau membeli produk
yang kita buat. Misalnya membuat iklan di TV atau billboard
dijalan.
- Positioning
Memberikan persepsi terhadap target market dan segmen yang
dituju mengenai product value yang diberikan sehingga
membedakannya dengan kompetitor lain.

4. Menurut Schein budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai


asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh
sebuah kelompok dengan tujuan agar organisasi belajar mengatasi dan
menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal
dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik. Pada
dasarnya budaya menciptakan iklim organisasional. Sedangkan iklim
organisasi merupakan faktor penting yang menentukan kehidupan
suatu organisasi. Iklim organisasi menjadi salah satu faktor yang
menentukan kepuasan kerja karyawan.
Tugas anda setelah mengetahui budaya organisasi dan fungsinya, serta
iklim organisasi, maka kita juga harus mengetahui perbedaan keduanya
(antara iklim dan budaya organisasi), lalu apa saja yang menjadi contoh
baik budaya organisasi maupun iklim organisasi dimaksud, jika perlu
bedakan juga dengan atribut budaya kerja.?

Jawab

Organisasi sebagai wadah tempat berkumpulnya individu untuk mencapai


tujuan-tujuannya sangat bergantung pada bagaimana individu-individu
yang ada didalamnya memiliki asumsi, prilaku dan keyakinan terhadap
organisasi. Budaya dan iklim organisasi menjadi variabel yang sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Budaya organisasi haruslah dibentuk dengan memperhatikan aspek-aspek


yang menjadi nilai-nilai positif bagi keberlangsungan pencapaian tujuan
organisasi. Budaya yang sudah terbentuk ini kemudian harus mampu
dipertahankan oleh organisasi tentunya melalui orang-orang yang ada
dalam organisasi. Proses-proses yang berlangsung dalam organisasi sangat
mempengaruhi keberadaan budaya organisasi. Semakin banyak orang-
orang dalam organisasi yang memegang teguh budaya yang sudah
dibentuk, maka budaya itu akan menajdi semakin kuat. Demikian pula
sebaliknya.

Hal lain yang penting dalam keberlangsungan sebuah organisasi adalah


iklim organisasi. Iklim organisasi merupakan suatu kondisi atau cerminan
dari budaya yang terbentuk. Ketika iklim organisasi tidak kondusif maka
dapat dipastikan kepuasan kerja ataupun tujuan lain yang ingin dicapai
oleh organisasi akan sulit diwujudkan. Maka seorang pemimpin dalam
sebuah organisasi harus mampu menjaga atau mengkondisikan iklim
organisasi agar selalu kondusif demi terwujudnya tujuan yang sudah
ditentukan organisasi.

Secara definisi iklim merupakan sebuah deskripsi atau gambaran tentang


organisasi dimana pada suatu kondisi tertentu karakteristik itu bersifat
sementara dan dapat berubah, jika anggota berkehendak untuk mengubah,
sedangkan budaya organisasi cenderung mengarah pada nilai, norma dan
kepercayaan yang diyakini anggota untuk menjalankan tugasnya sehingga
membentuk satu karakteristik tertentu dan akan bersifat lebih lama.
Kedua hal tersebut, baik iklim maupun budaya akan terdapat dalam sebuah
organisasi, dapat menjadi dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain karena keberadaannya saling
mempengaruhi seiring dengan pengaruh lingkungan organisasi sehingga
dapat disimpulkan bahwa iklim berangkat dari karakter masing-masing
anggota yang kemudian berkembang dan mewarnai organisasi meski
dalam satu waktu tertentu dapat berubah seiring perubahan pada organsiasi
itu, sedangkan budaya berkembang dari nilai, norma dan keyakinan
anggota yang kemudian meluas sehingga setiap anggota organisasi
memahami kondisi tersebut dan dapat bertahan dalam waktu yang lebih
lama, keduanya merupakan sebuah fenomena dalam organisasi.
5. Kekuasaan dan politik, saat ini, adalah dua kata yang tidak dapat
dipisahkan. Jika ada setuju dengan pernyataan diatas berikan tanggapan
yang realistis?. Juga jelaskan apa makna dari kekuasaan politik itu
sendiri ?

Jawab

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk


mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa sehingga tingkah-laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan
tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.

Kekuasaan Politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi


kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-
akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan sendiri.
Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau
kelompok untuk memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa
menunjang sektor kekuasaannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Sumber-sumber tersebut bisa berupa media massa, media umum,
mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat ataupun militer.

Jenis-jenis kekuasaan yang kita ketahui pada umumnya dapat dibagi


beberapa jenis kekuasaan sebagai berikut:
- Kekuasaan eksekutif, yaitu yang dikenal dengan kekuasaan
pemerintahan dimana mereka secara teknis menjalankan roda
pemerintahan
- Kekuasaan legislatif, yaitu sesuatu yang berwenang membuat,
dan mengesahkan perundang-undangan sekaligus mengawasi roda
pemerintahan,
- Kekuasaan yudikatif, yaitu sesuatu kekuasaan penyelesaian
hukum, yang didukung oleh kekuasaan kepolisian, demi menjamin
law enforcement/ pelaksanaan hukum.
Unsur-unsur kekuasaan, ada tiga komponen dalam rangkaian kekuasaan
yang akan mempengaruhi penguasa atau pemimpin dalam menjalankan
kekuasaannya. Komponen ini harus diikuti dan dipelajari, karena saling
terkait didalam roda kehidupan penguasa.

Dari gambar tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut. Pemimpin, sebagai


pemilik kekuasaan, bisa mempengaruhi pengikutnya. Bahkan menciptakan
pengikut, menggiring pengikut, menjadi provokator pengikut, sehingga
kepengikutan si pengikut akan membabi buta, tidak rasional lagi.
Pengikut sebaliknya juga bisa mempengaruhi pemimpin, bisa memberikan
bisikan kepada pemimpin, bisa menyuruh untuk mempertahankan
kekuasaan dan bahkan bisa menjatuhkan kekuasaannya. Pemimpin juga
bisa menciptakan suatu situasi, merekayasa situasi. Akan tetapi perlu
diketahui bahwa dari situasi itu juga maka sang pemimpin bisa mujur, bisa
untung dan karena situasi itu pula sang pemimpin pada akhirnya akan
jatuh dan menghabiskan riwayat kekuasaannya sendiri. Dalam hal ini
dibutuhkan figur pemimpin yang benar-benar cerdas dalam
memperhitungkan situasi yang diciptakannya.

Dari gerak tiga komponen diatas, maka kekuasaan juga mempunyai unsur
influence, yakni menyakinkan sambil beragumentasi, sehingga bisa
mengubah tingkah laku. Kekuasaan juga mempunyai unsur persuation,
yaitu kemampuan untuk menyakinkan orang dengan cara sosialisasi atau
persuasi (bujukan atau rayuan) baik yang positif maupun negatif, sehingga
bisa timbul unsur manipulasi, dan pada akhirnya bisa berakibat pada unsur
coersion, yang berarti mengambil tindakan desakan, kekuatan, kalau perlu
disertai kekuasaan unsur force atau kekuatan massa, termasuk dengan
kekuatan militer.
Dengan begitu penjelasan tentang kekuasaan diatas para kandidat bisa
menggunakan tiga komponen yaitu diantara influence, persuation, dan
coercion.

Menurut teori kekuasaan Max Weber dan teori fungsional struktural


talcoot parsons. Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kemungkinan
bagi seseorang untuk memaksakan orang-orang lain berperilaku sesuai
dengan kehendaknya.

Politik demikian dapat kita simpulkan pada instansi pertama berkenaan


dengan pertarungan untuk kekuasaan. Max weber mengemukakan
beberapa bentuk wewenang manusia yang menyangkut juga kepada
hubungan kekuasaan. Yang dimaksudkannya dengan wewenang
(authority) adalah kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
diterima secara formal oleh anggota–anggota masyarakat.

Jenis authority yang disebutnya dengan rational legal authority sebagai


bentuk hierarki wewenang yang berkembang didalam kehidupan
masyarakat modern. Wewenang sedemikian ini dibangun atas dasar
legitimasi (keabsahan) yang menurut pihak yang berkuasa merupakan
haknya.

Dalam politik, kekuasaan diperlukan untuk mendukung dan


menjamin jalannya sebuah keputusan politik dalam kehidupan
masyarakat.

Keterkaitan logis antara politik dan kekuasaan menjadikan setiap


pembahasan tentang politik, selalu melibatkan kekuasaannya didalamnya.
Itulah sebabnya membahas sekularisasi kekuasaan.

Sekularisasi politik secara implisit bertujuan untuk mendesakralisasi


kekuasaan untuk tidak dilegimitasi sebagai sesuatu yang bersifat sakral
atau suci. Kekuasaan sebagai aktivitas politik harus dipahami sebagai
kegiatan manusiawi yang diraih, dipertahankan sekaligus direproduksikan
secara terus menerus.

Kekuasaan diartikan sebagai kemungkinan mempengaruhi tingkah laku


orang–orang lain sesuai dengan tujuan–tujuan sang actor. Oleh karen itu,
Politik tanpa kegunaan kekuasaan menjadi tidak masuk akal, yaitu selama
manusia menganut pendirian politik yang berbeda–beda, apabila hendak
diwujudkan dan dilaksanakan suatu kebijakan pemerintah, maka usaha
mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan pertimbangan yang baik.

Kekuasaan senantiasa ada didalam setiap masyarakat baik masih bersahaja


maupun yang sudah besar dan rumit susunannya. Akan tetapi selalu ada
kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan atau mempengaruhi


sesuatu atau apapun. Kekuasaan dalam konteks ini berhubungan dengan
agency, bahawa hal itu untuk kemampuan seseorang melakukan
perubahan/perbedaan di dunia. Kekuasaan adalah kemampuan yang legal,
kapasitas atau kewenangan untuk bertindak, khususnya pada proses
mendelegasikan kewenangan. Kekuasaan dalam pemahaman ini merujuk
pada kewenangan atau hak yang oleh sebahagian orang harus
mendapatkan pihak lain untuk melakukan segala yang mereka anggap
sebagai wewenang.

6. Pendekatan untuk melihat sesuatu keadaan di dunia ini melalui atau


dengan menggunakan gambar/grafik, tabel dan persamaan/model. Melalui
salah satunya, yaitu melalui pendekatan atau menggunakan gambar/grafik
anda diminta menjelaskan model efektivitas tim, keragaman anggota tim
dari sudut peran dan tugasnya dan bagaimana teknik mengubah individu
menjadi tim?
Jawab

Model Efektivitas Tim Kerja (Stephen dan Timothy,2008:413)

Keragaman anggota tim dari sudut peran dan tugasnya


Ada sembilan peran tim yang potensial, yaitu:
1. Penghubung, tugasnya mengkoordinasi dan mengintegrasikan.
2. Pencipta, tugasnya mengajukan ide-ide yang kreatif.
3. Promotor, tugasnya memperjuangkan ide-ide setelah diajukan.
4. Penilai, tugasnya menawarkan berbagai pilihan analisis yang
berwawasan.
5. Organisator, tugasnya memberikan struktur-struktur.
6. Produser, tugasnya memberikan penghargaan dan tindakan lanjutan.
7. Pengontrol, tugasnya memeriksa detail-detail dan menjalankan
peraturan.
8. Pemeliharaan, tugasnya memerangi berbagai perlawanan eksternal.
9. Penasihat, tugasnya mendorong pencarian informasi yang lebih banyak

Mengubah individu menjadi pemain tim

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan kerja tim, adalah faktor
komposisi tim, yakni mengenai orang-orang yang menjadi anggota dalam
sebuah tim. Kendati berisikan pemain bintang, sebuah tim tak jarang
mendapatkan hasil yang mengecewakan. Malah terkadang tim yang
berisikan pemain yang biasa saja bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Tak
jarang juga, ada dalam sebuah tim ada yang berisikan individu yang
individualis. Bagaimana kemudian cara membentuk individu menjadi
pemain tim yang baik, dan mau berkontribusi kepada tim?

Pada dasarnya ada 3 tantangan utama dalam membentuk individu menjadi


pemain yang hebat. Yang pertama adalah bagaimana mengatasi penolakan
individu terhadap keanggotaan sebuah tim, melawan pengaruh individu
tertentu yang dominan, dan bagaimana kemudian memperkenalkan tim
dengan sistem yang menghargai prestasi individu.

3 tantangan utama ini bisa diatasi dengan 3 cara :


1. Seleksi
Beberapa orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar
personal untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika
memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan teknis yang
dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, kita juga harus memperhatikan
calon-calon karyawan yang bisa memenuhi peran-peran tim mereka,
begitu pula dengan berbagai persyaratan teknis.

2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh
kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan
misalnya berhubungan dengan meningkatkan keterampilan,
menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi, serta menyelesaikan
konflik. Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar
karena tim membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-
keputusan bila dibandingkan para karyawan yang bertindak sendirian.

3. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil
antara tujuan-tujuan individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi,
kenaikan gaji dan berbagai bentuk penghargaan lainnya harus
diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai
anggota tim kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan
intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerja sama tim.

Pertanyaan lainnya, adalah apakah bagus untuk membiarkan seorang


individualis berada dalam sebuah tim? Hal tersebut tentu saja tergantung
pada tujuan apa yang hendak dicapai oleh sebuah tim. Jika memang
ternyata anggota tim yang ada saat ini tidak dapat memberikan kontribusi
kumulatif seperti apa yang diharapkan, dan ada individu yang menonjol
prestasinya dan dapat mendorong pencapaian yang lebih baik, maka tidak
salahnya individualis diperkenankan. Asalkan tingkat konflik terjaga pada
tingkatan yang produktif dan bukannya malah destruktif.
Dalam kacamata penulis, ketika membicarakan mengenai tim, tidak ada
individu yang lebih besar atau lebih hebat dari sebuah tim. Jika ada
individu yang merasa demikian adanya, mungkin ada yang salah pada diri
kita sebagai pemimpin tim.

7. Jelaskan pengertian kepemimpinan, lalu anda berikan juga penjelasan


tentang perbedaan pemimpin dan pimpinan!

Jawab

Pengertian Kepemimpinan

Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan


memerlukan seorang pimpinan tertinggi (pimpinan puncak/top manajer)
yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) bagi
organisasi sebagai satu kesatuan.
Pengertian kepemimpinan banyak dikemukakan para ahli seperti :
a. Stephen P Robbins (1991)
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
kearah pencapaian ( tujuan).
b. Robert G Owens (1995)
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antar suatu pihak yang
memimpin dengan yang dipimpin
c. Robert Kreitther dan Angelo dan Kinicki
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi anggota untuk mencapai
tujuan organisasi secara sukarela.
d. H. Hadari Nawawi
Kepemimpinan adalah kemampuan / kecerdasan mendorong sejumlah
orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan
kegiatan –kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.

Dari uraian –uraian tentang pengertian kepemimpinan di atas, dapat


diindentifikasikan unsur-unsur utama sebagai esensi kepeminpinan.
Unsur-unsur itu adalah :
1. Unsur pemimpin atau orang yang mempengaruhi.
2. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi.
3. Unsur interaksi atau kegiatan/usaha dan proses yang mempengaruhi.
4. Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi
5. Unsur perilaku/kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang kepemimpinan , dapat dismpulkan


bahwa masing-masing definisi berbeda menurut sudut pandang
penulisnya, namun ada kesamaan dalam mendefinisikan yakni
mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk berbuat seperti yang
pemimpin kehendaki.
Jadi kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.

Disebut ilmu karena ada teorinya yaitu teori kepemimpinan yang meliputi:

a. Teori Kepemimpinan Klasik


1. Gaya kepemimpinan model Taylor
2. Gaya kepemimpinan model Mayo
3. Studi Iowa
4. Studi Ohio
5. Studi Michigan

b. Teori Kepemimpinan Modern


1. Teori orang besar (Great man)
2. Sifat –sifat ( trait)
3. Prilaku (behavioral)
4. Situasional ( kontingensi )
5. Transaksional
6. Transformasional
Disebut seni karena sama-sama mendapat ilmunya, tetapi penerapannya
berbeda-beda tergantung kemampuan memimpin, komitmen pengikut dan
situasinya. Dari kesimpulan dapat diketahui kata kunci kepemimpinan
adalah mempengaruhi.

Perbedaan Pemimpin dan Pimpinan

Pemimpin adalah orang –orang yang menentukan tujuan, motivasi dan


tindakan kepada orang lain. Pemimpin adalah orang yang memimpin.
Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan tidak resmi (non-formal).
Pemimpin resmi diangkat atas dasar surat keputusan resmi dari oarng yang
mengangkatnya dan biasanya mendapat gaji, sedangkan pemimpin tidak
resmi diangkat tanpa surat keputusan dan biasanya tanpa gaji. Seseorang
dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari
anggota lainnya. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya dan
ada pula yang berasal dari luar dirinya. Kelebihan dari dalam dirinya ia
memiliki bakat sebagai pemimpin dan memiliki sifat-sifat pemimpin yang
efefktif. Kelebihan dari luar diri karena ia dikenal dan hubungan baik
dengan yang sedang berkuasa, punya banyak teman, dari keturunan orang
yang kaya atau turunan bangsawan atau penguasa.

Sedangkan Pimpinan adalah jabatan atau posisi seseorang di dalam


sebuah organisasi baik organisasi formal maupun organisai non formal.

8. Jelaskan tentang teori asal usul kepemimpinan! menurut saudara mana


yang lebih efektif, lalu Jelaskan juga tentang pendekatan-pendekatan
dalam memahami kepemimpinan!

Jawab

Sejarah Pemimpin dan Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan


adanya peradaban manusia. Pada awal pandangan pribadi yang
ditunjuksebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat, paling
cerdas dan paling berani (Physical Characteristic Theory). Selanjutnya
tuntutan akan syarat seseorang ditunjuk sebagai pemimpin mengalami
perkembangan sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidupnya sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia. Terdapat banyak pendekatan tentang
asal usul seorang pemimpin yang efektif di kalangan ilmuwan yang
mendalami masalah-masalah kepemimpinan dan di kalangan para praktisi.
Masing-masing mempunyai argumentasi yang gigih diperjuangkan untuk
mempertahankan pendirian ataupun pendapatnya.

Teori yang menjelaskan tentang kemunculan pemimpin ada tiga yakni:


teori genetis, teori sosial dan teori Ekologis :

a. Teori Genetis
Pendekatan yang berpendapat bahwa pemimpin itu tidak dihasilkan,
akantetapi dilahirkan (leader are born). Seseorang hanya akan menjadi
pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakat alami
yangluar biasa yang diwarisi dari keluarganya. Menurut pandangan
pendekatan ini apabila seseorang sudah "ditakdirkan" menjadi seorang
pemimpin, terlepas dari perjalanan hidup yang bersangkutan, akan
timbul situasi yang menempatkan orang yang bersangkutan tampil
menjadi pemimpin dan akan menjadi efektif dalam menjalankan
fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Dalam menjalankan kepemimpinannya tidak diperlukan teori dan ilmu
kepemimpinan, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan sebelumnya.
Seorang diangkat menjadi pemimpin karena keturunan bukan dibuat
(pendekatan hereditary - turun temurun).
Sebagai contoh pemimpin-pemimpin dunia yang keberadaan dan
kegiatan kepemimpinannya karena faktor keturunan seperti: Kaisar
Hirohito, Napoleon Bonaparte, Gamal Abdul Naser, Hitler dan
sebagainya. Bagi penganut pendekatan ini berpendapat bahwa
seseorang yang tidak ditakdirkan menjadi pemimpin, walaupun banyak
kesempatan yang dimanfaatkan dalam upaya menumbuhkan efektivitas
kepemimpinannya, yang bersangkutan tidak akan pernah menjadi
pemimpin yang efektif.
b. Teori Sosial
Pendekatan ini memandang bahwa pemimpin itu dibentuk dan
dipersiapkan (leader are made). Menurut pendekatan ini efektivitas
kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan dipersiapkan. Penulis
juga cenderung kepada teori sosial ini. Dengan mendapatkan
kesempatan yang luas melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
latihan kepemimpinan yang terarah dan intensif, seseorang dapat
menumbuhkan dan mengembangan efektifitas kepemimpinannya.
Dengan mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan efektivitas
kepemimpinan, ciri-ciri kepemimpinan, gaya kepemimpinan, fungsi-
fungsi dan peranan seorang pemimpin maka pada saatnya nanti
seseorang akan memperoleh kemampuan dan kesiapan untuk tampil
sebagai seorang pemimpin yang cocok dengan karakteristik dirinya.
Perkembangan selanjutnya menekankan bahwa seorang pemimpin itu
disiapkan. Selain bakat dan sifat dasar yang dimiliki untuk mencapai
efektivitas kepemimpinannya, kepemimpinan dapat dikembangkan
melalui pendidikan dan latihan. Seseorang yang tidak memiliki sifat
yang cocok dengan kepemimpinan tidak dapat diharapkan jadi
pemimpin yang baik, tetapi dengan belajar seseorang dapat
mempelajari dan memperbaiki sifat dan bakat yang dimilikl secara
terbatas itu.
Kekuasaan legitimasi dapat membantu menjalankan kepemimpinan,
tetapi tidak dengan sendirinya menjadikan pemiliknya pemimpin
sebelum dia diakui sepenuh hati oleh pengikutnya. Pemimpin yang
dilahirkan sangat induvidualistik karena faktor: karisma, wahyu,
kekuasaan keturunan (anak raja). Dari kedua pendekatan tersebut tidak
sepenuhnya betul dan juga tidak sepenuhnya salah. Hal tersebut
dibutikan oleh banyaknya penyelidikan yang dilakukan oleh ilmuwan
maupun praktisi yang tidak mendukung salah satu diantara dua
pandangan tersebui secara ekstrim. Menurut pandangan ilmiah baru,
merujuk pada pandangan yang berpihak salah satu titik yang terletak
diantara ke dua pandangan yang ekstrim tersebut.
c. Teori Ekologis
Pendekatan yang tidak mendukung dikotomi pandangan tentang asal
usul pimpinan. Banyak penyelidikan ilmiah telah dilakukan, namun
tidak seluruh mendukung pendekatan yang ekstrim tersebut di atas.
Oleh karena itu sebagai reaksi terhadap kemunculan ke dua teori
tersebut munculnya teori ekologis atau sintesis. Dalam pendekatan
teori ekologis, seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak
lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat
ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan,
juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Kesimpulan bahwa seseorang dapat menduduki jabatan pemimpin
karena :
1. Penunjukkan / penetapan
2. Warisan
3. Kelebihan dan kualitas
4. Tuntutan situasi

Pendekatan dalam memahami Kepemimpinan

Menurut Yulk dalam Samba Salim (2009) terdapat empat macam


pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari kepemimpinan
yaitu:
1. Pendekatan Ciri (Trait Approach)
Pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para
pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi adalah bahwa
beberapa orang merupakan pemimpin alamiah yang dianugerahi
dengan beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain. Dengan
demikian, penelitian yang menggunakan pendekatan ini difokuskan
untuk menemukan beberapa ciri atau sifat dari pemimpin yang
dianggap sukses serta mencari keterkaitan antara sifat atau ciri
tersebut dan keefektifan kelompok atau organisasi.
2. Pendekatan Perilaku (Behavior Approach)
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan
atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan
bertindak dari pemimpin yang bersangkutan. Penelitian mengenai
perilaku dibagi ke dalam dua kategori umum. Kategori pertama
adalah penelitian mengenai sifat dari pekerjaan manajerial yang
menguji bagaimana para manajer memanfaatkan waktu mereka,
dan mencoba untuk menjelaskan isi dari kegiatan-kegiatan
manajerial dengan menggunakan kategori isi yang disebut sebagai
peran, fungsi, serta tanggung jawab manajerial. Penelitian kategori
yang kedua adalah membandingkan perilaku dari para pemimpin
yang efektif dan tidak efektif. Para peneliti mencoba untuk
mempelajari cara para pemimpin mendelegasikan tugas,
berkomunikasi, memotivasi bawahan dan sebagainya. Penelitian
mengenai perilaku memperlihatkan bahwa perilaku kepemimpinan
yang sesuai untuk situasi tertentu, belum tentu sesuai untuk situasi
yang lain.

3. Pendekatan Kekuasaan–Pengaruh (Power –Influence


Approach)
Pendekatan ini menganggap bahwa kekuasaan sangat penting
bukan hanya untuk mempengaruhi bawahan, tetap juga untuk
mempengaruhi rekan sekerja, atasan dan orang-orang di luar
organisasi. Banyak penelitian menggunakan pendekatan kuasa-
pengaruh yang mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan
dalam konteks dan jumlah kekuasaan yang dimiliki pemimpin,
jenis kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu digunakan.

4. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor
kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit
pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para
pengikut. Penelitian dengan pendekatan situasional dibagi dalam
dua kategori. Kategori yang pertama adalah memperlakukan
perilaku manajerial sebagai sebuah variabel independen dan para
peneliti mencoba menemukan bagaimana perilaku tersebut
dipengaruhi oleh aspek-aspek situasional seperti jenis organisasi
atau posisi manajerial. Kategori yang kedua adalah
mengidentifikasi aspek-aspek yang “melunakkan” hubungan dari
perilaku atau ciri pemimpin terhadap efektivitas kepemimpinan.
Asumsinya adalah bahwa pola perilaku yang berbeda atau pola ciri
akan menjadi efektif di dalam situasi yang berbeda-beda dan
bahwa pola perilaku atau pola ciri tidaklah optimal dalam semua
situasi.

Anda mungkin juga menyukai