Anda di halaman 1dari 71

KURIKULUM

SMP ......................................................
TAHUN AJARAN 2020/2021

DINAS PENDIDIKAN KOTA MATARAM


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ..............................
JL. ........................ No. .... Telp. (0370) ......................
Kota Mataram Kode Pos .....................
Nusa Tenggara Barat
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama ..................................... *) tahun ajaran 2020/2021 disahkan untuk
diberlakukan mulai tanggal 13 Juli 2020 sampai dengan tanggal 26 Juni 2021.

Ditetapkan di : Mataram
Tanggal : ...... Agustus 2020

Menyetujui : Kepala Sekolah,


Ketua Komite Sekolah,

( ........................................................) ( ................................................... )
NIP.

Mengetahui :
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram

Drs. H. Lalu Fatwir Uzali, S.Pd., M.Pd.


Pembina Tk.I, IV.b
NIP. 19630329 198803 1 009

ii
LEMBAR VALIDASI

No. Nama Jabatan Tanggal Validasi Tanda Tangan


1
2
3
4
5
6

iii
KATA PENGANTAR

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama …………. merupakan dokumen perencanaan


pembelajaran yang disusun oleh Sekolah sebagai acuan bagi proses pembelajaran. Penyusunan dan
pengesahan dokumen Kurikulum ini melibatkan : Tim Pengembang Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Dinas Pendidikan Kota Mataram secara berjenjang. Diharapkan melalui proses penyusunan dan
pengesahan secara berjenjang, pembinaan dan pengembangan Kurikulum ini dapat terselenggara
secara normatif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kebijakan Pengembangan Kurikulum Sekolah ini diarahkan pada terwujudnya proses
pembelajaran yang bermutu, yang memungkinkan berkembangnya potensi diri peserta didik secara
optimal dengan memperhatikan tingkat perkembangan minat, kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual dan kinestetik siswa.
Dalam upaya Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di satuan
pendidikan, pemerintah telah menerbitkan kebijakan implementasi kurikulum di masa darurat yakni
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus disusul dengan
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020
tanggal 5 Agustus 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah
Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus, sehinggga dokumen kurikulum SMP ……. perlu direvieu
untuk diberlakukan pada tahun ajaran 2020/2021.
Kami berharap agar dokumen kurikulum ini dalam penggunaannya dapat diimprovisasi,
diinovasi dan dikembangkan lebih lanjut sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, dalam rangka mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter unggul,
kemampuan literasi dan keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Colaboration dan
Communication) secara optimal.
Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan kurikulum ini kami
sampaikan terima kasih, dan kepada guru-guru di SMP ………… agar kurikulum ini dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Mataram, Agustus 2020


Kepala Sekolah,

……………………………...
NIP.

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Lembar Validasi iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang/Rasional 1
B. Landasan Penyusunan KTSP
C. Tujuan Penyusunan KTSP
D. Prinsip Penyusunan KTSP
BAB II Tujuan Pendidikan, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum
BAB IV Kalender Pendidikan
BAB V Penutup
Lampiran - lampiran :
1. SK Kepala Sekolah tentang Pembentukan Tim Pengembang Sekolah.
2. Berita Acara Penyusunan / Revieu Dokumen I KTSP

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 1


dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan
dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan
pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada
Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik,
kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik
kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut
memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas:
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki
melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses
pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.
Selain itu, Pemerintah juga sudah menetapkan Kompetensi Inti dan Kopetensi Dasar.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.
Sedangkan Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang
harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 2


Dalam implementasi kurikulum 2013, sekolah berkewajiban mengembangan kurikulum
operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan pendidikan diwujudkan
dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal ini sesuai dengan yang
diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan pasa 1 ayat 20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.”
Berdasarkan hal di atas, Satuan Pendidikan harus menerjemahkan peraturan-peraturan
tersebut ke dalam sebuah kurikulum yang bisa menjadi pedoman bagi satuan pendidikan dalam
kegiatan penyelengaraan pendidikan.
Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta dididk. Atas dasar pemikiran
tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada
jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi
lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan mempertimbangkan berbagai
hal dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sebagai satu kesatuan entitas bangsa yang
menginginkan peningkatan kualitas peserta didik di masa depan. Dalam perjalanan
pengembangannya disertai dengan evaluasi formatif yang memungkinan perbaikan pada tataran
dokumen dan implementasi. Perbaikan ini melibatkan seluruh komponen masyarakat sehingga
kurikulum hasil perbaikan menjadi milik semua komponen bangsa. Perbaikan kurikulum dapat
dilakukan secara holistik komprehensif mulai dari ide, desain, dokumen sampai dengan
implementasi. Namun perbaikan kurikulum juga dapat dilakukan pada sebagian dimensi
kurikulum dan aspek tertentu dari kurikulum. Perbaikan kurikulum 2013 pada saat ini lebih

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 3


bersifat evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI-KD, silabus, pedoman
mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku teks pelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perubahan pada ruang
lingkup lokal yang bergerak semakin mengglobal. Nilai nilai global, baik diajarkan atau tidak,
telah menjadi bagian dari kehidupan keseharian para siswa. Dalam kondisi ini, sekolah tidak
dapat menghindar dari pengaruh dan tantangan besar bagi proses pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran di sekolah diharapkan mampu memberikan penguatan bagi kompetensi siswa pada
aspek kearifan lokal, mampu mentransformasikan berbagai nilai-nilai penguatan jati diri bangsa
dalam konteks nasional, dan penguatan daya saing pada konteks global. Generasi muda pada era
saat ini sejatinya memiliki kebutuhan tinggi terhadap penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan
kompetensi guna pengembangan potensi diri untuk menunjang hidup dan karir di masa depan,
belajar sepanjang hayat, berkreasi dan berinovasi, serta melek terhadap teknologi informasi dan
komunikasi.
Terkait dengan perbaikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dasar peserta didik
dalam mengembangkan kemampuannya pada era digital, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, yang menambahkan dan mengintegrasikan muatan
informatika pada kompetensi dasar dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 pada
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi pengembangan potensi diri untuk menunjang hidup dan karir di masa depan
mensyaratkan 5 (lima) keterampilan utama yang dibutuhkan pada abad ke 21, yaitu:
1) Keterampilan berpikir kritis
2) Keterampilan berkreasi;
3) Keterampilan berkolaborasi
4) Keterampilan berkomunikasi, dan
5) Keterampilan merumuskan dan memecahkan masalah.
Pembelajaran membutuhkan proses yang terintegrasi dengan lingkungan terdekat siswa
untuk membangun kesadaran lingkungan di tingkat lokal, nasional, dan global untuk mendukung
tumbuhnya karakter manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur guna mewujudkan masyarakat
yang berharkat, bermartabat, berakhlak mulia dan menghargai keberagaman sehingga mampu

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 4


bersaing dalam era global dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan masyarakat
Indonesia dan tanpa diskriminasi.
Namun seiring dengan Pandemi Covid-19 yang sedang mewabah memaksa masyarakat
dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama
ini manusia-manusia dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti, dan kejaran
target pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran Coronavirus Disease
(Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas,
berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial
dalam arti yang sebenarnya. Manusia dipaksa 'berhenti' dari rutinitasnya, untuk memaknai apa
yang sebenarnya dicari dari kehidupan.
Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih
dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran
Covid-19. Kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah
masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan kebijakan
belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk
tahun ini.
Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa kita untuk melihat
kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di
bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19.
Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan
sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Pemerintah tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta
didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya.  Sampai  1 April 2020, UNESCO
mencatat setidaknya  1,5 milyar anak usia sekolah yang terdampak Covid 19 di 188 negara
termasuk 60 jutaan diantaranya ada di negara kita. 
Semua negara terdampak telah berupaya membuat kebijakan terbaiknya dalam menjaga
kelanggengan layanan pendidkan. Pemeritah pusat dan semua pemerintahan di daerah telah
memberlakukan kebijakan layanan pendidikan yang aman sesuai dengan kewenangannya.
Pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 5


Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
2019 (Covid-19) telah memberlakukan pelaksanaan belajar dari rumah dalam rangka pencegahan
penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada Satuan Pendidikan.
Kebijakan belajar daring dari rumah juga menghadapi beberapa tantangan nyata yang
harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antara sekolah, (2) keterbatasan
kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk
pemanfaatan teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-murid-orang tua
dalam pembelajaran daring yang belum integral. 
Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan
belajar dari rumah, dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba, tidak
jarang membuat pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan semua orang yang berada
dalam rumah. Pembelajaran teknologi informasi memang sudah diberlakukan dalam beberapa
tahun terakhir dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, pembelajaran daring yang
berlangsung sebagai kejutan dari pandemi Covid-19, membuat kaget hampir di semua lini, dari
kabupaten/kota, provinsi, pusat bahkan dunia internasional.
Sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, Kepala Sekolah
dibawah bimbingan Dinas Pendidikan dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon
surat edaran baik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan maupun dari Pemerintah Daerah
yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran daring dari rumah. Pendidik
harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena
mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Sementara, orang tua murid merasa stress
ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan
keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis.
Kendala-kendala yang terjadi selama pembelajaran daring menjadi catatan penting dari
dunia pendidikan kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal, secara
teknis dan sistem belum semuanya siap. Selama ini pembelajaran online hanya sebagai konsep,
sebagai perangkat teknis, belum sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal,
pembelajaran online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital,
bukan pula membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara
online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber
pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa menjadi

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 6


pembelajar sepanjang hayat. Oleh karena itu Kebijakan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) baik
secara luring atau pun daring atau Belajar Dari Sekolah (BDR) melalui tatap muka harus di buat
pedoman dan lain-lainnya
Terkait kebijakan pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 pada masa pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor
01/KB/2020; Nomor 516 Tahun 2020; Nomor HK.03.01/Menkes/ 363 /2020 Nomor 440-882
Tahun 2020; Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021
dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah
menetapkan zona hijau, kuning, oranye, dan merah pada seluruh wilayah kabupaten/kota di
Indonesia, sedangkan untuk kurikulum di masa darurat pemerintah telah menerbitkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus dan Keputusan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan omor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus.
Untuk memenuhi amanat undang-undang dan peraturan pemerintah serta perkembangan
dunia pendidikan di masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) seperti tersebut di atas
dan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah
khususnya, maka SMP........................... memandang perlu untuk merevieu Kurikulum SMP
......................................... pada tahun ajaran 2020/2021 sesuai kebutuhan dan perkembangan saat
ini. Melalui kurikulum ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya
melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di
lingkungan sekitar sekolah.
Penyusunan kurikulum ini telah melalui beberapa tahap, mulai dari membentuk tim
pengembang kurikulum sekolah, menyiapkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang
berlaku, melakukan analisis konteks, melaksanakan rapat koordinasi penyusunan KTSP,
melakukan penelaahan dan penyempurnaan KTSP, menetapkan dan mengesahkan pemberlakuan
KTSP.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 7


B. Landasan Penyusunan KTSP
Kurikulum Pendidikan Dasar SMP ................... dikembangkan, berlandaskan pada :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan
masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum dikembangkan mendasarkan
pada filosofi sebagai berikut :
(1) Pendidikan yang dilaksanakan berakar pada budaya bangsa maupun kearifan lokal
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
(2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
(3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
(4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
daripada masa lalu melalui peningkatan kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism)
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya
yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang
bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup
religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar
filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi
sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan
dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 8


2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan
yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu
dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan
jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi
secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society)

3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut
bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas
dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMP. Oleh
karena itu implementasi pendidikan di SMP yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses
pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai
pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak
lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan
pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan
pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban
manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 9


4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum

5. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum SMP ................... dikembangkan berdasarkan :

(1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat
(1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan
nilai-nilai budayanya.”
(2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal
36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 10


dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : (a)
peningkatan imandan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan
ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global;
dan (j) persatuan nasional dan nilai- nilai kebangsaan.Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”
(3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 1 : Ayat (16) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ayat (17) Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual Kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Ayat (20) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
(5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013.
(6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 11


(7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
(8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
(9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013.
(10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
(11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
(12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
(13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
(14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
(15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
(16) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
(17) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tahun 2018.
(18) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 12


(19) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan Satuan
Pendidikan dan Ujian Nasional.
(20) Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020,
Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indoesia Nomor
03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor
119/4536/SJ Tahun 2020
(21) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
(22) Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan omor
018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus

c. Acuan Konseptual Pengembangan KTSP (**)


Acuan konseptual penyusunan Kurikulum SMP..................... adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar
pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan
meningkatkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan untuk membangun
karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 13


4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan
sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum diarahkan kepada
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan
memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain
berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih
bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah memiliki keragaman
potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah
memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup
sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 14


10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuh kembangkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri
khas satuan pendidikan.

d. Tujuan Pengembangan KTSP (**)


Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ........................ dikembangkan dengan tujuan:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan pendidikan agama.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermaysrakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas
dirinya sebagai manusia. Yang dimaksud kesadaran dan wawasan adalah termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Mengenal, menyikapi, dan megapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan perilaku ilmiah yang kritis, kreatif, mandiri.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 15


4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengngekspresikan keindahan dan harmoni
mencakup aprsiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
6. Mengenal, memahami dan mencintai budaya lokal khususnya budaya dan bahasa Sasak.
7. Mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta potensi yang
dimilikinya.
8. Memberi bekal dasar dalam memasuki dunia global

e. Prinsip Pengembangan KTSP (**)


Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ........................ dikembangkan dengan prinsip:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang.
Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta
didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 16


BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI,


DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan pendidikan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut

B. Analisis Konteks (**)


Dalam menentukan strategi pelayanan pendidikan, sekolah harus memperhatikan konteks yang
menjadi pertimbangan strategis, yaitu :
1) Menganalisis kebutuhan pelayanan pembelajaran agar strategi pelayanan sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya saing lokal,
nasonal, dan global yang direalisasikan dalam berbagai program berikut:
(1) Peningkatan karakter yang berkepribadian Indonesia.
(2) Peningkatkan kemampuan berkomunikasi.
(3) Penguasaan teknologi informasi dan omunikasi yang diintegrasikan dengan
keterampilan mengelola informasi.
(4) Penguasaan keterampilan kolaborasi pada jejaring lokal, nasional, bahkan jejaring
internasional terutama melalui jejaring teknologi.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 17


(5) Meningkatkan tanggung jawab pengembangan individu dalam kolaborasi siswa antar
sekolah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun global.
2) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan terhadap media
belajar dengan meningkatkan pemanfaatan multi media, menggunakan sumber kepustakaan
manual dan elektronik, menggunakan sumber daya lingkungan alam dan sosial untuk
meningkatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur dan metakognitif.
3) Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri kedaerahan dalam
rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks nasional dan global.
4) Memberdayakan sumber daya yang dimiliki sekolah dan lingkungan sekitar untuk
mendukung efektivitas kegiatan intrakurikuler, ko-kuikuler dan ekstrakurikuler.

GUNAKAN RAPOR PETA MUTU SEKOLAH DAN KONDISI TERKINI

C. Visi Sekolah (*)


Berdasarkan analisis konteks, sekolah kemudian dapat menetapkan visi
lembaga Satuan Pendidikan.
Visi Sekolah Menengah Pertama …………… adalah :

D. Misi Sekolah (*)


Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh satuan pendidikan dalam
upaya mewujudkan visi. Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya.
1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional;
2) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) Menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
4) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
satuan pendidikan;
5) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program satuan pendidikan;

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 18


6) Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiata satuan-satuan unit satuan
pendidikan yang terlibat;
7) Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
8) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
dan
9) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
SESUAIKAN DENGAN MISI SEKOLAH MASING-MASING

Contoh Misi Sekolah :


1) Menciptakan kehidupan sekolah yang berbudaya religius dan bermartabat.
2) Mememenuhi Standar Kompetensi Lulusan sesuai standar nasional.
3) Memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan hidup siswa
pada konteks global.
4) Memenuhi standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sesuai
dengan kebutuhan kompetensi siswa.
5) Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
6) Memberdayakan sistem penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
7) Menerapkan manajemen perubahan sebagai strategi percepatan pembaharuan
sekolah.
8) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui peningkatan
keprofesian berkelanjutan.
9) Memenuhi standar sarana dan prasarana secara bertahap dan terukur.
10) Menggunakan lingkungan sekolah sebagai media dan sumber belajar.
11) Memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung keunggulan
pembelajaran.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 19


12) Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan fisik, psikologis, social
yang sehat, dinamis, dan kompetitif.
13) Menciptakan lingkungan dan budaya yang kondusif untuk indah, nyaman, dan damai
sebagai tempat belajar untuk guru, siswa, dan seluruh warga sekolah

E. Tujuan Satuan Pendidikan (*) SESUAIKAN DENGAN TUJUAN SEKOLAH MASING


Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya.
1) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
2) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat;
3) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan
dan Pemerintah;
4) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah;
5) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 20


BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Walaupun pada masa pandemi Covid-19, struktur kurikulum tetap mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus memberikan panduan pelaksanaan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Sehingga yang disesuaikan adalah beban belajar
menyesuaikan dengan kondisi dan kebijakan perkembangan pandemi Corona Virus Desease-19
(Covid-19).

Adapun struktur kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut.


STRUKTUR KURIKULUM SMP ..............
KECAMATAN ……………. KOTA MATARAM
TAHUN AJARAN 2020/2021

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PER MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)    
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Keterangan:

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 21


1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri

sendiri

4. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah


5. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
6. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
7. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan
Pemerintah, maksimal 2 (dua) jam/minggu
8. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2
aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya
9. Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan/atau Mata Pelajaran Informatika, satuan pendidikan
menyelenggarakan salah satu atau kedua mata pelajaran tersebut. Peserta didik dapat
memilih salah satu mata pelajaran yaitu Mata Pelajaran Prakarya atau Mata Pelajaran
Informatika yang disediakan oleh satuan pendidikan
10. Dalam hal satuan pendidikan memilih Mata Pelajaran Prakarya, satuan pendidikan
wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat
diganti setiap semesternya

B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional
Pada tahun pelajaran 2020/2021, SMP.................. sudah menggunakan Kurikulum 2013
dalam kondisi khusus untuk semua kelas. Muatan Kurikulum yang digunakan sebagaimana

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 22


tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
omor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk
Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Adapun rumusan kompetensi Muatan Nasional Kurikulum 2013 SMP adalah sebagai berikut:
Rumusan Kompetensi :
KI Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati
1
ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), (toleransi, gotong royong), (toleransi, gotong royong),
2 santun, percaya diri, dalam santun, percaya diri, dalam santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan dengan lingkungan sosial dan dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya pergaulan dan keberadaannya pergaulan dan keberadaannya
Memahami pengetahuan Memahami pengetahuan Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan (faktual, konseptual, dan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa prosedural) berdasarkan rasa prosedural) berdasarkan rasa
3 ingin tahunya tentang ilmu ingin tahunya tentang ilmu ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, pengetahuan, teknologi, seni, pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan budaya terkait fenomena dan budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata kejadian tampak mata kejadian tampak mata
4 Mencoba, mengolah, dan Mencoba, mengolah, dan Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret menyaji dalam ranah konkret menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, (menggunakan, mengurai, (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, merangkai, memodifikasi, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah dan membuat) dan ranah dan membuat) dan ranah

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 23


abstrak (menulis, membaca, abstrak (menulis, membaca, abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, menghitung, menggambar, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dan mengarang) sesuai dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sekolah dan sumber lain yang sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut sama dalam sudut sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori pandang/teori

Kompetensi Dasar per mapel ambil dari Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi
Khusus

2. Muatan Lokal (*)


Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan
untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah
tempat tinggalnya. Muatan lokal antara lain dapat berupa : (a) seni budaya, (b) prakarya, (c)
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (d) bahasa, dan/atau (e) teknologi.
Muatan lokal dirumuskan dalam bentuk dokumen yang terdiri atas: Kompetensi Dasar;
Silabus; dan Buku Teks Pelajaran. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan
dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat
tinggalnya yang menjadi: 1) Bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2).Mata pelajaran
yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal
pengintegrasian tidak dapat dilakukan. Dalam hal muatan lokal ditetapkan sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal
paling banyak 2 (dua) jam per minggu. (Permendibud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Muatan Lokal)
Muatan lokal dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP ………….. meliputi :
a. Muatan lokal ....... dan
b. .................................
Pemilhan muatan lokal tersebut di atas didasarkan beberapa pertimbangan yaitu:
(1) Untuk mendukung visi dan program pemerintah Kota Mataram

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 24


(2) Memelihara budaya lokal khususnya dalam ..........
(3) ....................
Alokasi waktu yang digunakan untuk muatan lokal di atas adalah .... jam
pelajaran yaitu
Muatan Lokal ,,,,,,,, ..... jam pelajaran
Muatan Sekolah ,,,,,,,, ..... jam pelajaran
Jelaskan KI dan KD Muatan Lokalnya dstnya.

3. Pengembangan Diri (*)


Pengembangan diri adalah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik
baik individu maupun kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, dan karir, melalui proses pembiasaan, pemahaman diri dan
lingkungan untuk mencapai kesempumaan perkembangan diri.
Tujuan pengembangan diri adalah membantu memandirikan peserta didik dengan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mmengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minatnya. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi
yang baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Pola Pelaksanaan pengembangan diri
dalam kegiatan pembiasaan:
a) Spontan : Kerja bakti, Bakti sosial, membuang sampah pada tempatnya, antri,
……………..
b) Rutin : Membaca do'a, membaca surat pendek bersama-sama setiap awal dan akhir
pelajaran, ibadah khusus keagamaan bersama, Senam/OR bersama, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri, Sholat Duha, sholat dhuhur berjama'ah dan upacara
bendera ………
c) Keteladanan : berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan
dan keberhasilan orang lain, disiplin, datang tepat waktu ……..
d) Terprogram :
 Peringatan hari besar Nasional dan Agama
 Latihan dasar kepemimpinan
 kegiatan ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling ( BK )

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 25


C. Kegiatan Ekstrakurikuler (**)

CONTOH :
1. Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak
ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan perangkat operasional
(supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan. Kegiatan ekstra-kurikuler
menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan rasa
akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam
kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan
potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, SMP ……………… menetapkan
pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini
mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler
yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan SD ……………. diorganisasikan
dalam Model sebagai berikut.
No. Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun sekali, berlaku Kolaboratif, Bersifat intramural
bagi seluruh peserta didik, atau ekstramural (di luar dan/atau
terjadwal, penilaian umum didalam lingkungan satuan
pendidikan)
2. Model Aktualisasi Wajib, rutin, terjadwal, berlaku Pembina Pramuka, Bersifat
untuk seluruh peserta didik intramural (dalam lingkungan
dalam setiap kelas, penjadwalan, satuan pendidikan)
dan penilaian formal
3. Reguler di Gugus Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh Gugus
Depan Depan Pramuka pada satuan
pendidikan.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 26


Muatan Nilai
Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan
Pendidikan Kepramukaan yang terkandung dan dikembangkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU)
sebagai berikut:
1. Keimanan kepada Tuhan YME
2. Ketakwaan kepada Tuhan YME
3. Kecintaan pada alam
4. Kecintaan kepada sesama manusia
5. Kecintaan kepada tanah air Indonesia
6. Kecintaan kepada bangsa Indonesia
7. Kedisiplinan
8. Keberanian
9. Kesetiaan
10. Tolong menolong Bertanggungjawab
11. Dapat dipercaya
12. Jernih dalam berpikir
13. Jernih dalam berkata
14. Jernih dalam berbuat
15. Hemat
16. Cermat
17. Bersahaja
18. Rajin
19. Terampil
Pola, Rincian Kegiatan, Metoda, dan Teknik Penerapan
1. Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
DSTNYA BUAT JADWAL SESUAI DENGAN KONDISI SEKOLAH

2. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik
sesuai bakat dan minat peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 27


satuan pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan
dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat
peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan
sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau
lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan Ektrakurikuler pilihan yang dikembangkan sebagai berikut.
1. Krida, yaitu: Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, yaitu: pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, teknologi informasi dan komunikasi,
3. Keagamaan, yaitu: baca tulis alquran

DST SESUAIKAN DENGAN SEKOLAH MASING-MASING (BUAT PENJADWALAN)

D. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki
tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki
kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut
mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua satuan pendidikan untuk
senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan tersebut.
Dampak pandemic Corona virus Desease-19 (Covid-19) besar kemungkinan akan masuk
pada dunia pendidikan termasuk warga sekolah (peserta didik). Hal ini sangat wajar dengan
begitu banyak kasus Covid-19 yang terjadi. Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat
dibutuhkan saat pemilhan pasca pandemic dalam membantu mengembalikan kepercayaan diri
warga sekolah terutama peserta didik.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 28


Dengan demikian, pendidikan yang bermutu sebagai suatu proses yang menghantarkan
peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal dapat terwujud. Hal ini
karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan untuk
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai
jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP ….. disusun sebagai upaya
memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan atau
kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling :
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan
minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang
lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Tujuan layanan Bimbingan Konseling


Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah :
a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang dimaksud
agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta
menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 29


b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik mengenal
secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan
budaya yang syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan
menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah secara khusus adalah:


”Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang dimiliki
dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling


a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara
dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya
e. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami
peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
f. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan, (3)
keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan, (7) kedinamisan, (8) keterpaduan,
(9) kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12) tut wuri handayani.

Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru,
dan obyek- obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 30


2. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan
pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
4. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam
melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di
sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan
berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya
5. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perseorangan.
6. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau
perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-
cerdas yang terpuji.
9. Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 31


10. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat
perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji

Bentuk Layanan BK
a) Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan
b) Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok
c) Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar
d) Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan
e) Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan
dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-
pihak yang dapat memberikan kemudahan
f) Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat
adan sarana elektronik

E. Pengaturan Beban Belajar (*)


Sehubungan dengan merebaknya bencana pandemi Covid-19, dan berdasarkan peraturan
dan kebijakan bidang pendidikan baik pusat melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Mataram, maka pengaturan beban belajar
disesuaikan dengan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020,
Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021
di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan,
dan Menteri Dalam Negeri Republik Indoesia Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020,

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 32


Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020 yang mengatur masa
transisi dan masa new normal, maka SMP ………. menetapkan sebagai berikut:
1. Berdasrkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Nomor
422.2/1456/Disdik.C1/VI/2020 Tanggal 22 Juni 2020 Tentang tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Kalender Pendidikan pada Satuan Pendidikan dalam Lingkungan Pembinaan
Dinas Pendidikan Kota Mataram Tahun Ajaran 2020/2021, dan Surat Edaran Kepala Dinas
Pendidikan Kota Mataram Nomor 423.5 / 1734 /Disdik.C1/VII/2020 tanggal 30 Juli 2020,
bahwa kegiatan pembelajaran pada masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dimulai pada hari Senin, 27 Juli 2020 dengan Belajar dari Rumah (BDR) melalui
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jaringan/online (Daring) dan/atau luar jaringan/offline
(Luring), maka kegiatan pembelajaran sejak tanggal 27 Juli 2020 untuk seluruh siswa
dilaksanakan belajar dari rumah (BDR) melalui melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
2. Jika kondisi normal, maka Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun ajaran

3. Pengaturan beban belajar selama masa new normal :


3.1. Selama BDR Beban belajar di SMP ….. dinyatakan dalam jam pembelajaran per
minggu. Beban belajar satu minggu adalah 4 jam pembelajaran dengan durasi setiap
satu jam pembelajaran adalah 30 menit.
3.2. Jika menggunakan tatap muka, maka pengaturannya adalah dengan membagi 3 hari
masuk dan 4 hari BDR/PJJ, dan jumlah jam pembelajaran 4 jam perminggu. Pengaturan
shift masuk anatar kelas diatur sedemikain rupa sehingga protocol kesehatan tetap
dijaga. Kondisi ini disesuaikan dengan kondisi peserta didik, guru, dan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
3.3. Selama new normal, sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan kesiswaan jenis apapun
seperti ekstrakurikuler dan lainnya.

Jika kondisi telah dinyatakan normal, maka beban belajar ditentukan berdasarkan
penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada
umumnya saat ini, yakni menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar
pada sistem tersebut sebagai berikut.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 33


a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
b. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri, maksimal 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan
c. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel
dengan jumlah beban belajar yang tetap
d. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka pada SMP/MTs adalah 40 menit.
e. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempetimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping
dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di
dalam struktur kurikulum standar isi

Contoh Perhitungan Beban Belajar

Satu jam Jumlah jam Minggu Waktu


Kelas pembelajaran pembelajaran per- efektif Per- pembelajaran
tatap muka/menit minggu tatap muka tahun ajaran /jam per-tahun
I 40 38 38 963
II 40 38 38 963
III 40 38 34 861

F. Kriteria Ketuntasan Belajar (**)


Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi dasar, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidik
Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks
kurun waktu belajar.
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar
KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 34


minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri
atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik
(B). Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka 0 – 100. KKM dirumuskan di awal tahun pelajaran.
Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara bersama-sama
kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. KKM dicantumkan dalam Dokumen
I KTSP dan bersifat dinamis, artinya memungkinkan mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan proses pembelajaran. KKM dituliskan dalam bentuk angka (bilangan bulat)
dengan rentang 0–100.
Dengan demikian, penentuan KKM muatan pelajaran merupakan kewenangan pendidik
yang disetujui di tingkat Satuan Pendidikan melalui rapat dewan guru. KKM dapat dibuat
berbeda untuk setiap mata pelajaran dan dapat juga dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada
suatu sekolah.
Apabila sekolah menentukan KKM yang berbeda untuk setiap mata pelajaran, sekolah
harus mempertimbangkan panjang interval setiap mata pelajaran. KKM yang berbeda akan
mengakibatkan interval predikat dan penentuan predikat yang berbeda. Misalnya, muatan
pelajaran dengan KKM 75 maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 75, sedangkan KKM 60
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 60.Hal ini berimplikasi antara lain pada format dan
pengisisan rapor. Apabila sekolah menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran,
misalnya dengan menjadikan KKM mata pelajaran paling rendah sebagai KKM satuan
pendidikan. Hal ini akan menyederhanakan penentuan interval predikat serta format dan
pengisian rapor. Nilai KKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
Pada Sekolah Dasar menggunakan KKM tunggal sebagai KKM Satuan Pendidikan
sedangkan untuk SMP dimungkinkan untuk menggunakan KKM lebih dari satu KKM yakni
setiap mata pelajaran mempunyai KKM yang berbeda.

 Menentukan KKM Satuan Pendidikan.


Setelah KKM setiap muatan/mata pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat
ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan/mata pelajaran.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 35


Misalnya, suatu sekolah berdasarkan hasil analisis menentukan satu KKM untuk seluruh mata
pelajaran 60.
Rentang predikat dapat menggunakan satu ukuran yang sama di satu sekolah.
Misalnya, KKM satuan pendidikan 60, berarti predikat Cukup dimulai dari nilai 60. Rentang
predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan rumus sebagai berikut :

Rentang Predikat =

* Keterangan : angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D


(A,B, dan C) Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13
atau 14.

Karena rentang predikat nilainya 13 atau 14, maka untuk mata pelajaran Matematika,
rentang predikatnya sebagai berikut.

Rentang Predikat
KKM Satuan Panjang
A (Sangat D (Perlu
Pendidikan Interval B (Baik) C (Cukup)
Baik) Bimbingan)
60 87 < A ≤ 100 73 < B ≤ 87 60 ≤ C ≤ 73 D < 60

Pada contoh di atas, rentang predikat untuk predikat A yaitu 13 sedangkan


predikat B dan C rentang predikatnya 14

Berikut disajikan tabel berisi beberapa contoh rentang predikat sesuai dengan KKM
satuan pendidikan.
Rentang Predikat
KKM Satuan Panjang
A (Sangat D (Perlu
Pendidikan* Interval B (Baik) C (Cukup)
Baik) Bimbingan)
80 93 < A ≤ 100 86 < B ≤ 93 80 ≤ C ≤ 86 D < 80

75 92 < A ≤ 100 83 < B ≤ 92 75 ≤ C ≤ 83 D < 75

70 89 < A ≤ 100 79 < B ≤ 89 70 ≤ C ≤ 79 D < 70

65 88 < A ≤ 100 76 < B ≤ 88 60 ≤ C ≤ 76 D < 60

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 36


*) KKM Satuan Pendidikan menggunakan angka KKM Muatan Pelajaran paling
rendah/minimal.
*) Satuan pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua mata pelajaran. Setelah
KKM setiap mata pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan
BUAT TABEL PENETAPAN KKM
Jika menggunakan KKM tunggal : Berdasarkan uraian KKM tersebut, maka KKM Satuan
Pendidikan pada SMP .......... Tahun Ajaran 2020/2021 adalah ...............

Untuk mengetahui ketuntasan belajar dilakukan dengan penilaian. Untuk penilaian pengetahuan
terdiri dari penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian
akhir tahun.
Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau penugasan. Penilaian harian
tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan
penilaian harian dilakukan untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa
muatan pelajaran sesuai kebutuhan. Sebelum menyusun soal-soal tes tertulis, guru perlu
membuat kisi-kisi soal. Apabila tes tertulis dilakukan untuk mencapai KD satu muatan pelajaran,
soal-soal dibuat per muatan pelajaran. Soal-soal tes tertulis dapat juga dibuat terpadu untuk
beberapa muatan pelajaran.
Penilaian harian berfungsi untuk perbaikan pembelajaran dan juga sebagai salah satu bahan untuk
pengolahan nilai rapor. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari penilaian harian (NPH) merupakan
nilai rerata yang ditulis dengan menggunakan angka pada rentang 0-100.
Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh dari jumlah tema dalam
satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar efektif. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk
perbaikan pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan pengolahan
nilai rapor.
Soal atau instrumen PTS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD yang dirakit
secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PTS (NPTS) merupakan nilai tengah
semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentang 0-100.
Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT) dilaksanakan setelah
menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif. Penilaian akhir semester/tahun
untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis yang berfungsi untuk mengukur
pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian
rapor.
Instrumen penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan disusun berdasarkan muatan
pelajaran sesuai dengan karakteristik KD. Nilai dari penilaian akhir semester ditulis NPAS dan
nilai dari penilaian akhir tahun ditulis NPAT. Penulisan nilai NPAS dan NPAT menggunakan
angka pada rentang 0-100.
Contoh :

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 37


Untuk menentukan nilai rapor pada KD Pengetahuan adalah sebagai berikut.

(2 x NPH) + NPTS + NPAS untuk KD yang ada NPTS


4

atau (2 x NPH) + NPAS untuk KD yang tidak ada NPTS


3

Untuk penilaian KD Keterampilan menggunakan teknik praktik, produk, dan proyek.


Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik mengutamakan penilaian proses yang
dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu, seperti: menyanyi, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, dan membaca.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menghasilkan produk-
produk, teknologi, dan seni.
Penilaian proyek merupakan penilaian kemapuan peserta didik dalam dalam menghasilkan suatu
karya mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai laporan hasil.
Hasil penilaian praktik, produk, dan proyek menggunakan nilai optimum. Sedangkan nilai akhir
diperoleh dari rerata ketiga penilaian tersebut.
Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil analisis digunakan untuk mengidentifikasi peserta
didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) KD mata/muatan pelajaran. Bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM KD, pendidik harus menindaklanjuti dengan remedial,
sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM KD, pendidik dapat memberikan
pengayaan.
Program remedial adalah program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM KD muatan pelajaran. Program remedial dilakukan untuk memfasilitasi
peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan
latar belakang permasalahan pembelajaran yang dialami peserta didik. Setelah peserta didik
mengikuti program remedial dilakukan penilaian kembali untuk mengetahui ketercapaian KD.
Pelaksanaan program remedial dapat dilakukan dengan cara:
Pemberian bimbingan secara perorangan bila ada beberapa peserta didik yang mengalami
kesulitan yang berbeda-beda sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan secara kelompok bila terdapat beberapa peserta didik mengalami kesulitan yang sama.
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda bila semua peserta didik
mengalami kesulitan.
Pemberian bimbingan dapat diberikan melalui tugas-tugas latihan secara khusus dengan
memanfaatkan tutor sebaya baik secara individu maupun kelompok. Apabila tingkat kesulitan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 38


yang dialami oleh peserta didik memerlukan bimbingan khusus, bimbingan harus dilakukan oleh
pendidik secara individual maupun kelompok.
Langkah-langkah program remedial sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran berdasarkan hasil analisis terhadap Penilaian
Harian (PH) dan Penilaian Tengah Semester (PTS). Permasalahan pembelajaran, antara lain
keunikan peserta didik, materi ajar, dan strategi belajar.
b. Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan pembelajaran
c. Melaksanakan program remedial.
d. Melaksanakan penilaian untuk mengetahui keberhasilan peserta didik.
e. Menetapkan nilai yang diperoleh peserta didik setelah program remedial sebagai nilai akhir
capaian KD muatan pelajaran.
CONTOH :

Contoh perolehan nilai penilaian harian mata pelajaran Matematika:


Andi = 90
Wati = 70
Indah = 62
Bagus = 58
Apabila KKM mata pelajaran matematika = 70, Indah dan Bagus harus mengikuti program
remidial.
Setelah mengikuti program remidial dan dites kembali, urutan perolehan nilai sebagai berikut :
Bagus = 93
Indah = 85

Dari hasil perolehan nilai di atas, nilai akhir matematika untuk tes tersebut dapat ditetapkan
beberapa alternatif sebagai berikut :
a. Menggunakan nilai batas KKM, maka nilai Bagus dan Indah 70. Namun alternatif ini akan
dianggap kurang adil oleh Bagus karena nilai Bagus lebih tinggi daripada Indah saat tes
setelah remedial. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi timbulnya rasa ketidakadilan,
guru dan siswa perlu menyepakati dari awal mekanisme penilaian ini.
b. Menggunakan nilai rerata dari nilai perolehan awal dan nilai tes setelah remedial. Bagus

, Indah . Alternatif ini akan merugikan bagi siswa

yang mendapat perolehan nilai awal sangat rendah meskipun nilai tes setelah remedial sangat
tinggi. Misalnya nilai seorang siswa sebelum remedial 20, dan tes setelah remedial 90. Siswa

tersebut mendapat nilai . Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi potensi

yang dapat merugikan siswa, guru bisa memberikan ketentuan apabila nilai ratarata lebih dari
KKM, maka nilai akhirnya adalah nilai ratarata tersebut; sedangkan jika nilai ratarata kurang
dari KKM, maka nilai akhirnya adalah sebesar nilai KKM.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 39


c. Menggunakan nilai capaian akhir setelah remedial, maka nilai Bagus 93 dan Indah 85.
Namun alternatif ini akan dianggap kurang adil oleh Andi dan Wati. Oleh karena itu, Andi
dan Wati harus diberi kesempatan yang sama untuk meningkatkan nilai capaian akhir. Karena
Andi dan Wati sudah melampaui nilai KKM, mereka berhak untuk mengikuti program
pengayaan. Setelah mengikuti program pengayaan, Andi dan Wati bersama teman teman
yang mengikuti program remedial, mengikuti tes kembali. Sesuai kesepakatan, maka nilai
yang digunakan merupakan nilai akhir setelah tes baik remedial maupun pengayaan

Keuntungan menggunakan ketentuan ini:


1. Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena
peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
2. Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning)

Buat mekanisme program remedial dan pengayaan

G. Kenaikan Kelas dan Kelulusan (*)


1. Kenaikan Kelas
a) Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan
pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya
yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
b) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 (tiga)
mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan belum tuntas dan/atau sikap
belum baik (Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar pada
Dikdasmen)

2. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Kelulusan
dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan
guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah setelah memenuhi syarat berikut.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan
c) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 40


H. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah (**)
“Saat kita memasuki milenium baru, ingatlah baik-baik bahwa ukuran kemajuan suatu
negara bukanlah besarnya pendapatan nasional, kemajuan teknologi, atau kekuatan militernya,
melainkan karakter penduduknya” (Thomas Lickona, 2008)
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;
ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung perwujudan
cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Atas dasar apa yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah
usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu
bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata
lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing),
perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Sebagaimana diketahui, wadah untuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah, media
masa, dan masyarakat (lingkungan sosial). Khusus sekolah: Apa yang dapat dilakukan sekolah
(baca: guru, kepala sekolah, siswa, dan warga sekolah lainnya) untuk pengembangan karakter
tersebut? Kita menyadari bahwa pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu,
pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang sangat
strategis.
Adapun tahapan penerapan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan adalah sebagai
berikut:

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 41


1) Melakukan analisis konteks tentang karakter di satuan pendidikan
2) Mencanangkan komitmen bersama antara seluruh warga sekolah
3) Menyusun penjadwalan pengembangan karakter dalam budaya sekolah secara terjadwal
secara harian, mingguan, dan bulanan.
4) Melakukan penilaian penerapan pendidikan karakter di sekolah

CONTOH :
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelectual) dan tubuh anak. Bagian bagian itu tidak boleh dipisahkan
agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian dinyatakan oleh Ki
Hajar Dewantara. Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus
menempatkan karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan
dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat diwujudkan. Dengan
karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan
yang baik, berbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh
karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah
penting, oleh karenanya pendidikan harus menempatkan potensi potensi intelektual dan karakter
peserta didik sebagai tujuan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Sebagaimana diketahui, wadah untuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah, media
masa, dan masyarakat (lingkungan sosial). Khusus sekolah: Apa yang dapat dilakukan sekolah
(baca: guru, kepala sekolah, siswa, dan warga sekolah lainnya) untuk pengembangan karakter
tersebut? Kita menyadari bahwa pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu,
pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang sangat
strategis.
Revolusi Mental dalam pendidikan mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 42


mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan
individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan
cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 43


5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter tersebut bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu
dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-
masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun
bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai religius dimaksud melandasi
dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai
karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang
tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter


1. PPK Berbasis Kelas
a. Mengintegrasikan Dalam Kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata
pelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan
untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan
mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Pendidik dapat memanfaatkan secara optimal
materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan
nilai-nilai utama PPK.

b. PPK Melalui Manajemen Kelas


Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen pendidikan yang menempatkan
para guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki otonomi dalam proses
pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan
mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil. Pendidik memiliki kewenangan dalam

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 44


mempersiapkan (sebelum masuk kelas), mengajar, dan setelah pengajaran, dengan
mempersiapkan skenario pembelajaran yang berfokus padanilai-nilai utama karakter.
Manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik belajar dengan lebih baik dan
dapat meningkatkan prestasi belajar.

c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran


Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan melalui
pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru
harus pandai memilih agar metode pembelajaran yang digunakan secara tidak langsung
menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Melalui metode tersebut diharapkan
siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan pada abad XXI, seperti kecakapan berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).

d. PPK Melalui Gerakan Literasi


Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses, memahami,
mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan
membaca, menulis, menyimak, dan berbicara untuk menumbuhkembangkan karakter
seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik Setiap guru dapat mengajak peserta didik
membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat
tentang suatu tema atau topik yang ada di berbagai sumber, baik buku, surat kabar, media
sosial, maupun media-media lain.

e. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling (Khusus SMP ada guru BK)
Penguatan Pendidikan Karakter bisa dilakukan secara terintegrasi melalui
pendampingan siswa dalam melalui bimbingan dan konseling. Peranan guru BK tidak
terfokus hanya membantu peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu semua
peserta didik dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar/akademik, karier, pribadi, dan sosial.
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pengembangan kegiatan konseling meliputi:
1) kehidupan pribadi
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat
dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 45


2) kemampuan sosial
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas
3) kemampuan belajar
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

4) perencanaan karir
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

2. PPK Berbasis Budaya Sekolah


Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk
menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK mengatasi ruang-
ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.
Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola
sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan
dan tata tertib sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus
pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai utama PPK
yang menjadi prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan
kegiatan di sekolah yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif.
Satuan pendidikan dapat memilih nilai utama karakter yang akan menjadi ciri khas
sekolah. Sekolan menjabarkan nilai utama ini dalam indikator dan bentuk perilaku objektif
yang bisa diamati dan diverifikasi. Dengan menentukan indikator, satuan pendidikan dapat
menumbuhkan nilainilai pendukung yang lain melalui fokus pengalaman komunitas sekolah
terhadap implementasi nilai tersebut. Dari nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudah
disepakati dan ditetapkan oleh satuan pendidikan, sekolah bisa membuat tagline yang
menjadi moto satuan pendidikan tersebut sehingga menunjukkan keunikan, kekhasan, dan
keunggulan sekolah. Contoh: “Membentuk Pemimpin Berintegritas”,“Sekolah Cinta”,
“Sekolah Budaya”, dan lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula membuat logo sekolah,
himne, dan mars sekolah yang sesuai dengan branding-nya masing-masing.
Dalam PPK berbasis Budaya sekolah, Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang
digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan
dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku
afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang
dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif,

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 46


artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke
perilaku yang lebih kompleks.

Indikator Sekolah dan Kelas dalam Penguatan Pendidikan Karakter

INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
1. Religius Sikap dan perilaku yang  Merayakan hari-hari  Berdoa sebelum dan
patuh dalam melaksanakan besar keagamaan. sesudah pelajaran.
ajaran agama yang  Memiliki fasilitas  Memberikan
dianutnya, toleran terhadap yang dapat digunakan kesempatan kepada
pelaksanaan ibadah agama untuk beribadah. semua peserta didik
lain, serta hidup rukun  Memberikan untuk melaksanakan
dengan pemeluk agama kesempatan kepada ibadah.
lain. semua peserta didik
untuk melaksanakan
ibadah.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan  Menyediakan fasilitas  Menyediakan
pada upaya menjadikan tempat temuan fasilitas tempat
dirinya sebagai orang yang barang hilang. temuan barang
selalu dapat dipercaya  Tranparansi laporan hilang.
dalam perkataan, tindakan, keuangan dan  Tempat
dan pekerjaan. penilaian sekolah pengumuman barang
secara berkala. temuan atau hilang.
 Menyediakan kantin  Tranparansi laporan
kejujuran. keuangan dan
 Menyediakan kotak penilaian kelas
saran dan pengaduan. secara berkala.
 Larangan membawa  Larangan
fasilitas komunikasi menyontek.
pada saat ulangan
atau ujian.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang  Menghargai dan  Memberikan
menghargai perbedaan memberikan pelayanan yang sama
agama, suku, etnis, perlakuan yang sama terhadap seluruh
pendapat, sikap, dan terhadap seluruh warga kelas tanpa
tindakan orang lain yang warga sekolah tanpa membedakan suku,
berbeda dari dirinya membedakan suku, agama, ras,
agama, ras, golongan, golongan, status
status sosial, status sosial, dan status
ekonomi, dan ekonomi.
kemampuan khas.  Memberikan
 Memberikan pelayanan terhadap
perlakuan yang sama anak berkebutuhan
terhadap stakeholder khusus.
tanpa membedakan  Bekerja dalam
suku, agama, ras, kelompok yang

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 47


INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
golongan, status berbeda.
sosial, dan status
ekonomi.
4. Disiplin Tindakan yang  Memiliki catatan  Membiasakan hadir
menunjukkan perilaku kehadiran. tepat waktu.
tertib dan patuh pada  Memberikan  Membiasakan
berbagai ketentuan dan penghargaan kepada mematuhi aturan.
peraturan. warga sekolah yang  Menggunakan
disiplin. pakaian sesuai
 Memiliki tata tertib jadwal
sekolah.  Penyimpanan dan
 Membiasakan warga pengeluaran alat dan
sekolah untuk media pendidikan
berdisiplin.
 Menegakkan aturan
dengan memberikan
sanksi secara adil
bagi pelanggar tata
tertib sekolah.
 Menyediakan
peralatan praktik
sesuai program studi
keahlian (SMK).
5. Kerja Keras Perilaku yang  Menciptakan suasana  Menciptakan suasana
menunjukkan upaya kompetisi yang sehat. kompetisi yang
sungguh-sungguh dalam  Menciptakan suasana sehat.
mengatasi berbagai sekolah yang  Menciptakan kondisi
hambatan belajar, tugas menantang dan etos kerja, pantang
dan menyelesaikan tugas memacu untuk menyerah, dan daya
dengan sebaik-baiknya. bekerja keras. tahan belajar.
 Memiliki pajangan  Mencipatakan
tentang slogan atau suasana belajar yang
motto tentang kerja. memacu daya tahan
kerja.
 Memiliki pajangan
tentang slogan atau
motto tentang giat
bekerja dan belajar.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan Menciptakan situasi  Menciptakan situasi
sesuatu untuk yang menumbuhkan belajar yang bisa
menghasilkan cara atau daya berpikir dan menumbuhkan daya
hasil baru dari sesuatu bertindak kreatif. pikir dan bertindak
yang telah dimiliki. kreatif.
 Pemberian tugas
yang menantang
munculnya karya-
karya baru baik yang
autentik maupun

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 48


INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
modifikasi.
7. Mandiri Sikap dan prilaku yang Menciptakan situasi Menciptakan suasana
tidak mudah tergantung sekolah yang kelas yang memberikan
pada orang lain dalam membangun kesempatan kepada
menyelesaikan tugas-tugas. kemandirian peserta peserta didik untuk
didik. bekerja mandiri.
8. Demok- ratis Cara berpikir, bersikap,  Melibatkan warga  Mengambil
dan bertindak yang menilai sekolah dalam setiap keputusan kelas
sama hak dan kewajiban pengambilan secara bersama
dirinya dan orang lain. keputusan. melalui musyawarah
 Menciptakan suasana dan mufakat.
sekolah yang  Pemilihan
menerima perbedaan. kepengurusan kelas
 Pemilihan secara terbuka.
kepengurusan OSIS  Seluruh produk
secara terbuka. kebijakan melalui
musyawarah dan
mufakat.
 Mengimplementasik
an model-model
pembelajaran yang
dialogis dan
interaktif.
9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang  Menyediakan media  Menciptakan suasana
Tahu selalu berupaya untuk komunikasi atau kelas yang
mengetahui lebih informasi (media mengundang rasa
mendalam dan meluas dari cetak atau media ingin tahu.
sesuatu yang dipelajari, elektronik) untuk  Eksplorasi
dilihat, dan didengar. berekspresi bagi lingkungan secara
warga sekolah. terprogram.
 Memfasilitasi warga  Tersedia media
sekolah untuk komunikasi atau
bereksplorasi dalam informasi (media
pendidikan, ilmu cetak atau media
pengetahuan, elektronik).
teknologi, dan
budaya.
6. Semangat Cara berpikir, bertindak,  Melakukan upacara  Bekerja sama dengan
Kebangsaan dan berwawasan yang rutin sekolah. teman sekelas yang
menempatkan kepentingan  Melakukan upacara berbeda suku, etnis,
bangsa dan negara di atas hari-hari besar status sosial-
kepentingan diri dan nasional. ekonomi.
kelompoknya.  Menyelenggarakan  Mendiskusikan hari-
peringatan hari hari besar nasional.
kepahlawanan
nasional.
 Memiliki program
melakukan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 49


INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
kunjungan ke tempat
bersejarah.
 Mengikuti lomba
pada hari besar
nasional.
11. Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap,  Menggunakan produk  Memajangkan: foto
Air dan berbuat yang buatan dalam negeri. presiden dan wakil
menunjukkan kesetiaan,  Menggunakan bahasa presiden, bendera
kepedulian, dan Indonesia yang baik negara, lambang
penghargaan yang tinggi dan benar. negara, peta
terhadap bahasa,  Menyediakan Indonesia, gambar
lingkungan fisik, sosial, informasi (dari kehidupan
budaya, ekonomi, dan sumber cetak, masyarakat
politik bangsa. elektronik) tentang Indonesia.
kekayaan alam dan  Menggunakan
budaya Indonesia. produk buatan dalam
negeri.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang  Memberikan  Memberikan
Prestasi mendorong dirinya untuk penghargaan atas penghargaan atas
menghasilkan sesuatu yang hasil prestasi kepada hasil karya peserta
berguna bagi masyarakat, warga sekolah. didik.
mengakui, dan  Memajang tanda-  Memajang tanda-
menghormati keberhasilan tanda penghargaan tanda penghargaan
orang lain. prestasi. prestasi.
 Menciptakan suasana
pembelajaran untuk
memotivasi peserta
didik berprestasi.
13. Bersahabat/ Tindakan yang  Suasana sekolah yang  Pengaturan kelas
Komuniktif memperlihatkan rasa memudahkan yang memudahkan
senang berbicara, bergaul, terjadinya interaksi terjadinya interaksi
dan bekerja sama dengan antarwarga sekolah. peserta didik.
orang lain.  Berkomunikasi  Pembelajaran yang
dengan bahasa yang dialogis.
santun.  Guru mendengarkan
 Saling menghargai keluhan-keluhan
dan menjaga peserta didik.
kehormatan.  Dalam
 Pergaulan dengan berkomunikasi, guru
cinta kasih dan rela tidak menjaga jarak
berkorban. dengan peserta didik.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan  Menciptakan suasana  Menciptakan suasana
tindakan yang sekolah dan bekerja kelas yang damai.
menyebabkan orang lain yang nyaman,  Membiasakan
merasa senang dan aman tenteram, dan perilaku warga
atas kehadiran dirinya harmonis. sekolah yang anti
 Membiasakan kekerasan.
perilaku warga  Pembelajaran yang

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 50


INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
sekolah yang anti tidak bias gender.
kekerasan.  Kekerabatan di kelas
 Membiasakan yang penuh kasih
perilaku warga sayang.
sekolah yang tidak
bias gender.
 Perilaku seluruh
warga sekolah yang
penuh kasih sayang.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan  Program wajib baca.  Daftar buku atau
Membaca waktu untuk membaca  Frekuensi kunjungan tulisan yang dibaca
berbagai bacaan yang perpustakaan. peserta didik.
memberikan kebajikan  Menyediakan fasilitas  Frekuensi kunjungan
bagi dirinya. dan suasana perpustakaan.
menyenangkan untuk  Saling tukar bacaan.
membaca.  Pembelajaran yang
memotivasi anak
menggunakan
referensi,
16. Peduli Sikap dan tindakan yang  Pembiasaan  Memelihara
Lingkungan selalu berupaya mencegah memelihara lingkungan kelas.
kerusakan pada lingkungan kebersihan dan  Tersedia tempat
alam di sekitarnya dan kelestarian pembuangan sampah
mengembangkan upaya- lingkungan sekolah. di dalam kelas.
upaya untuk memperbaiki  Tersedia tempat  Pembiasaan hemat
kerusakan alam yang sudah pembuangan sampah energi.
terjadi. dan tempat cuci
tangan.
 Menyediakan kamar
mandi dan air bersih.
 Pembiasaan hemat
energi.
 Membuat biopori di
area sekolah.
 Membangun saluran
pembuangan air
limbah dengan baik.
 Melakukan
pembiasaan
memisahkan jenis
sampah organik dan
anorganik.
 Penugasan
pembuatan kompos
dari sampah organik.
 Penanganan limbah
hasil praktik (SMK).
 Menyediakan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 51


INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
peralatan kebersihan.
 Membuat tandon
penyimpanan air.
 Memrogramkan cinta
bersih lingkungan.
17. Peduli Sikap dan tindakan yang  Memfasilitasi  Berempati kepada
Sosial selalu ingin memberi kegiatan bersifat sesama teman kelas.
bantuan pada orang lain sosial.  Melakukan aksi
dan masyarakat yang  Melakukan aksi sosial.
membutuhkan. sosial.  Membangun
 Menyediakan fasilitas kerukunan warga
untuk menyumbang. kelas.
18.Tanggung Sikap dan perilaku  Membuat laporan  Pelaksanaan tugas
jawab seseorang untuk setiap kegiatan yang piket secara teratur.
melaksanakan tugas dan dilakukan dalam  Peran serta aktif
kewajibannya, yang bentuk lisan maupun dalam kegiatan
seharusnya dia lakukan, tertulis. sekolah.
terhadap diri sendiri,  Melakukan tugas  Mengajukan usul
masyarakat, lingkungan tanpa disuruh. pemecahan masalah.
(alam, sosial dan budaya),  Menunjukkan
negara dan Tuhan Yang prakarsa untuk
Maha Esa. mengatasi masalah
dalam lingkup
terdekat.
 Menghindarkan
kecurangan dalam
pelaksanaan tugas.

3. PPK Berbasis Masyarakat


SMP ……………….. melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan
organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan
Pendidikan Karakter.
Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan PPK
dengan berbagai komunitas diluar sekolah, misalnya: Pembelajaran Berbasis Museum, Cagar
Budaya, dan Sanggar Seni Mentoring dengan Seniman dan Budayawan Lokal, Kelas
Inspirasi, Program Siaran Radion On-air, Kerja Sama dengan Komunitas Keagamaan.

B. Gerakan Literasi Sekolah


Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam
mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi
juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 52


menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaraan' dan
selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, ―melek baca dan tulis"
ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek
dalam berbagai hal.
Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja.
Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu
bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan
berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi
tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan
lingkungan mereka).
Selain itu, ada juga tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai oleh peserta didik, yakni
literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan kriminal (bagi siswa SD disebut
sekolah aman. Literasi gesture pun perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks
dan konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para difabel. Semua ini
merambah pada pemahaman multiliterasi. Dalam lingkup karakter, penguatan pendidikan
karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius, (2) nasionalis, (3)
mandiri,(4) gotong royong, (5) integritas.
Komunitas sekolah akan terus berproses untuk menjadi individu ataupun sekolah yang
literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar siswa menjadi literat,
warga sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki
individu atau sekolah tersebut.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat nerepresentasikan
keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. GLS
diluncurkan, salah satunya, untuk menjawab kualitas kemampuan membaca peserta didik yang
rendah berdasarkan hasil Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) dan
Programme for International Student Assessment (PISA). Selain itu, utamanya untuk
menginternalisasikan nilai-nilai budi pekerti melalui isi teks yang dibaca peserta didik.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 53


GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang
ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini
dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru, membacakan buku dan warga sekolah
membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan
membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran
(disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan
pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan GLS dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. GLS diharapkan
mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-
sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam
kehidupan.
Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literasi strategi
yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Oleh karena
itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang
mendukung pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya peserta didik dipajang
di seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-
karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta
didik. Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di
semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta
didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan
budaya literasi.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 54


b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan interaksi yang
literat
Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh
komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta
didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap
minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai
bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap
peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu,
literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini
bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh
buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif dalam
menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya kolaboratif antarguru dan
tenaga kependidikan. Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-
masing. Peran orang tua sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat
komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literasi.

c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat


Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik. Ini dapat
dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya
memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya
dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan
nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru
dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga
kependidikan untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan
keterlaksanaannya.
Parameter untuk membangun budaya literasi sekolah adalah sebagai berikut.
 Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dengan mengacu pada kondisi pemenuhan indikator
Standar Pelayanan Minimal.
 Melaksanakan tahapan kegiatan GLS yang meliputi pembiasaan, pengembangan dan
pembelajaran.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 55


 Melaksanakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
literasi peserta didik.
 Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan maksimal untuk memfasilitasi
pembelajaran.
 Mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.
 Menginventarisasi semua prasarana yang dimiliki sekolah (salah satunya buku).
 Menciptakan ruang-ruang baca yang nyaman bagi warga sekolah.
 Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran bagi seluruh warga
sekolah.
 Mengawasi dan mewajibkan peserta didik membaca sejumlah buku sastra dan
menyelesaikannya dalam kurun waktu tertentu.
 TLS mendukung dan terlibat aktif dalam kegiatan GLS.
 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang tua dan masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap literasi agar perlakuan yang diberikan
kepada peserta didik di sekolah bisa ditindaklanjuti di dalam keluarga dan di tengah
masyarakat.
 Merencanakan dan atau bekerja sama dengan pihak lain yang melaksanakan berbagai
kegiatan GLS.
 Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan GLS yang
dilaksanakan.
 Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
GLS.

C. Pendidikan Kecakapan Hidup (jika ada)


Pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan di SMP ............................. dalam
pelaksanannya terintegrasi ke dalam mata pelajaran dan kompetensi Dasar yang sesuai. Ada pun
materi kecakapan hidup yang dikembangkan adalah:
a. Kecakapan pribadi
1) Keimanan sebagai makhluk Tuhan

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 56


2) Cinta kebenaran, tanggung jawab dan disiplin
3) Cinta lingkungan
4) Menolong diri sendiri
5) Menumbuhkan kepercayaan diri
6) Mengenal fungsi anggota tubuh dan cara mengoptimalkan fungsinya
b. Kecakapan berpikir rasional
1) Menggali informasi
2) Mengolah informasi
3) Mengambil keputusan
c. Kecakapan sosial
1) Komunikasi dengan empati
2) Bekerja sama

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 57


BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada


awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan yakni dimulai pada hari Senin, tanggal
13 Juli 2020 dan berakhir pada hari Sabtu tanggal 26 Juni 2021.

3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.

A. Perhitungan Jumlah Minggu, Libur, dan Kegiatan Sekolah

Perhitungan alokasi waktu kalender pendidikan SMP ...................... Tahun Ajaran


2020/2021 .

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 58


No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Minggu efektif belajar reguler 38 minggu Digunakan untuk
1.
setiap tahun (Kelas I-VI) kegiatan pembelajaran
Minggu efektif semester ganjil 18 minggu efektif pada setiap
2 tahun terakhir setiap satuan satuan pendidikan
pendidikan (Kelas VI)
Minggu efektif semester genap 16 minggu
3 tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas VI)
Satu minggu setiap
4 Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu
semester
Antara semester I dan
5 Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu
II
Digunakan untuk
penyiapan kegiatan
6 Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu dan
administrasi akhir dan
awal tahun ajaran
Daerah khusus yang
memerlukan libur
keagamaan lebih
panjang dapat
7 Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Disesuaikan dengan
8 Hari libur umum/nasional Maksimal 2 minggu
Peraturan Pemerintah
Untuk satuan
pendidikan sesuai
9 Hari libur khusus Maksimal 1 minggu
dengan ciri kekhususan
masing-masing
Digunakan untuk
kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
Kegiatan khusus satuan
10 Maksimal 3 minggu pendidikan tanpa
pendidikan
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 59


Lihat Jukis Kaldik

B. Jadwal Kegiatan Sekolah di luar KBM dan Hari Libur Sekolah


No BULAN TANGGAL KETERANGAN KEGIATAN
1 Juli 2020 13 Hari pertama tahun ajaran baru
13-18 Persiapan Masa Pengenalan lingkungan
sekolah (siswa baru)
20 – 25 Masa Pengenalan lingkungan sekolah (siswa
baru)
27 Hari Pertama Pembelajaran Efektif
2 Juli 2020 31 Libur Hari Raya Idul Adha 1441 H
3 Agustus 2020 1 Libur khusus keagamaan Hari Raya Idul
Adha 1441 H
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
20 Libur Umum Tahun Baru Islam1442 H
21 Libur khusus keagamaan Tahun Baru Islam
4 September 2020 21 – 26 Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil
5 Oktober 2020 28, 30 Libur khusus keagamaan Perigatan Maulid
Nabi Muhammad SAW
29 Libur Umum Perigatan Maulid Nabi
6 Desember 2020 7 – 12 Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil
17 Rapat Penulisan Rapor Semester Ganjil
19 Pembagian Rapor Semester Ganjil
21 – 23 Libur Semester Ganjil
24 Libur Khusus Keagamaan Hari Raya Natal
25 Libur Umum Hari Raya Natal
26 – 31 Libur Semester Ganjil
7 Januari 2021 1 Libur Umum Tahun Baru Masehi
2 Libur Semester Ganjil
4 Hari Pertama Masuk Sekolah Semester Genap
8 Februari 2021 12 Libur Umum Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili

….

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 60


Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 61
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 62
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kurikulum SMP ....................... merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Sekolah yang meliputi kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini
disusun, selain mengacu kepada peraturan pemerintah pusat, juga disusun berdasarkan
peraturan daerah dan kondisi sekolah.
2. Kurikulum SMP ........... tahun ajaran 2020/2021 bersifat penyempurnaan dan
penyederhanaan dari kurikulum tahun sebelumnya dalam kondisi pandemi Covid-19.
Berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku)
menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana visi, misi dan tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
3. Kurikulum SMP .............. tahun ajaran 2020/2021 disusun dengan mengacu pada panduan
penyusunan KTSP yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
kalender pendidikan tahun ajaran 2020/2021, dan berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah dalam masa pandemi Covid-19 serta kekhasan sekolah.

B. SARAN – SARAN

1. Semua warga sekolah mempelajari dan memahami kurikulum ini agar dalam pelaksanaan tugas
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan senantiasa melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum ini untuk perbaikan di tahun mendatang.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 63


Lampiran :
Contoh Program Semester

Satuan Pendidikan : …………………


Mata Pelajaran :
Kelas / Semester : ……………………..
Tahun Ajaran : 2020/2021
A. Perhitungan Alokasi Waktu Banyaknya Pekan Dalam Satu Semester.

No Bulan dan tahun Banyak Pekan Pekan Tidak Efektif Pekan Efektif
1 Juli 2020 3 2 1
2 Agustus 2020 4 1 3
3 September 2020 4 5
4 Oktober 2020 4 4
5 November 2020 4 4
6 Desember 2020 3 1 2
JUMLAH SEM I 22 4 18

B. Distribusi Alokasi Waktu

Kompetensi Dasar Pengetahuan Dan Alokasi Keterangan


Semester
Keterampilan Waktu
1.
2.
3.
Dst
Penilaian Harian
Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian Akhir Semester (PAS)
Pengayaan / Remedial
JUMLAH

Mengetahui : Guru Kelas/Mapel


Kepala Sekolah,

,……………………..,….…… …………………………………..
NIP. NIP.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 64


Contoh Program Tahunan

Satuan Pendidikan : …………………


Mata Pelajaran :
Kelas / Semester : ……………………..
Tahun Ajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar Pengetahuan Alokasi Keterangan


Semester
Dan Keterampilan Waktu
1.
2.
3.
Dst
Penilaian Harian
Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian Akhir Semester (PAS)
Pengayaan / Remedial
JUMLAH
1.
2.
3.
Dst

Penilaian Harian
Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian Akhir Semester (PAS)
Pengayaan / Remedial
JUMLAH

Mengetahui : Guru Kelas/Mapel


Kepala Sekolah,

,……………………..,….…… …………………………………..
NIP. NIP.

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 65


SEKSI KURIKULUM DAN PENILAIAN
BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR
DINAS PENDIDIKAN KOTA MATARAM
2020

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ……………. Tahun Ajaran 2020/2021 1

Anda mungkin juga menyukai