SMP ......................................................
TAHUN AJARAN 2020/2021
Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama ..................................... *) tahun ajaran 2020/2021 disahkan untuk
diberlakukan mulai tanggal 13 Juli 2020 sampai dengan tanggal 26 Juni 2021.
Ditetapkan di : Mataram
Tanggal : ...... Agustus 2020
( ........................................................) ( ................................................... )
NIP.
Mengetahui :
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram
ii
LEMBAR VALIDASI
iii
KATA PENGANTAR
……………………………...
NIP.
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Lembar Validasi iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang/Rasional 1
B. Landasan Penyusunan KTSP
C. Tujuan Penyusunan KTSP
D. Prinsip Penyusunan KTSP
BAB II Tujuan Pendidikan, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum
BAB IV Kalender Pendidikan
BAB V Penutup
Lampiran - lampiran :
1. SK Kepala Sekolah tentang Pembentukan Tim Pengembang Sekolah.
2. Berita Acara Penyusunan / Revieu Dokumen I KTSP
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut
bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas
dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMP. Oleh
karena itu implementasi pendidikan di SMP yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses
pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai
pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak
lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan
pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan
pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban
manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat
5. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum SMP ................... dikembangkan berdasarkan :
(1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat
(1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan
nilai-nilai budayanya.”
(2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal
36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
A. Struktur Kurikulum
Walaupun pada masa pandemi Covid-19, struktur kurikulum tetap mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus memberikan panduan pelaksanaan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Sehingga yang disesuaikan adalah beban belajar
menyesuaikan dengan kondisi dan kebijakan perkembangan pandemi Corona Virus Desease-19
(Covid-19).
Keterangan:
sendiri
B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional
Pada tahun pelajaran 2020/2021, SMP.................. sudah menggunakan Kurikulum 2013
dalam kondisi khusus untuk semua kelas. Muatan Kurikulum yang digunakan sebagaimana
Kompetensi Dasar per mapel ambil dari Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi
Khusus
CONTOH :
1. Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak
ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan perangkat operasional
(supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan. Kegiatan ekstra-kurikuler
menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan rasa
akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam
kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan
potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, SMP ……………… menetapkan
pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini
mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler
yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan SD ……………. diorganisasikan
dalam Model sebagai berikut.
No. Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun sekali, berlaku Kolaboratif, Bersifat intramural
bagi seluruh peserta didik, atau ekstramural (di luar dan/atau
terjadwal, penilaian umum didalam lingkungan satuan
pendidikan)
2. Model Aktualisasi Wajib, rutin, terjadwal, berlaku Pembina Pramuka, Bersifat
untuk seluruh peserta didik intramural (dalam lingkungan
dalam setiap kelas, penjadwalan, satuan pendidikan)
dan penilaian formal
3. Reguler di Gugus Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh Gugus
Depan Depan Pramuka pada satuan
pendidikan.
2. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan
dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik
sesuai bakat dan minat peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di
D. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki
tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki
kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut
mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua satuan pendidikan untuk
senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan tersebut.
Dampak pandemic Corona virus Desease-19 (Covid-19) besar kemungkinan akan masuk
pada dunia pendidikan termasuk warga sekolah (peserta didik). Hal ini sangat wajar dengan
begitu banyak kasus Covid-19 yang terjadi. Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat
dibutuhkan saat pemilhan pasca pandemic dalam membantu mengembalikan kepercayaan diri
warga sekolah terutama peserta didik.
Bentuk Layanan BK
a) Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan
b) Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok
c) Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar
d) Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan
e) Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan
dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-
pihak yang dapat memberikan kemudahan
f) Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat
adan sarana elektronik
Jika kondisi telah dinyatakan normal, maka beban belajar ditentukan berdasarkan
penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada
umumnya saat ini, yakni menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar
pada sistem tersebut sebagai berikut.
Rentang Predikat =
Karena rentang predikat nilainya 13 atau 14, maka untuk mata pelajaran Matematika,
rentang predikatnya sebagai berikut.
Rentang Predikat
KKM Satuan Panjang
A (Sangat D (Perlu
Pendidikan Interval B (Baik) C (Cukup)
Baik) Bimbingan)
60 87 < A ≤ 100 73 < B ≤ 87 60 ≤ C ≤ 73 D < 60
Berikut disajikan tabel berisi beberapa contoh rentang predikat sesuai dengan KKM
satuan pendidikan.
Rentang Predikat
KKM Satuan Panjang
A (Sangat D (Perlu
Pendidikan* Interval B (Baik) C (Cukup)
Baik) Bimbingan)
80 93 < A ≤ 100 86 < B ≤ 93 80 ≤ C ≤ 86 D < 80
Untuk mengetahui ketuntasan belajar dilakukan dengan penilaian. Untuk penilaian pengetahuan
terdiri dari penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian
akhir tahun.
Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau penugasan. Penilaian harian
tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan
penilaian harian dilakukan untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa
muatan pelajaran sesuai kebutuhan. Sebelum menyusun soal-soal tes tertulis, guru perlu
membuat kisi-kisi soal. Apabila tes tertulis dilakukan untuk mencapai KD satu muatan pelajaran,
soal-soal dibuat per muatan pelajaran. Soal-soal tes tertulis dapat juga dibuat terpadu untuk
beberapa muatan pelajaran.
Penilaian harian berfungsi untuk perbaikan pembelajaran dan juga sebagai salah satu bahan untuk
pengolahan nilai rapor. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari penilaian harian (NPH) merupakan
nilai rerata yang ditulis dengan menggunakan angka pada rentang 0-100.
Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh dari jumlah tema dalam
satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar efektif. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk
perbaikan pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan pengolahan
nilai rapor.
Soal atau instrumen PTS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD yang dirakit
secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PTS (NPTS) merupakan nilai tengah
semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentang 0-100.
Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT) dilaksanakan setelah
menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif. Penilaian akhir semester/tahun
untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis yang berfungsi untuk mengukur
pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian
rapor.
Instrumen penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan disusun berdasarkan muatan
pelajaran sesuai dengan karakteristik KD. Nilai dari penilaian akhir semester ditulis NPAS dan
nilai dari penilaian akhir tahun ditulis NPAT. Penulisan nilai NPAS dan NPAT menggunakan
angka pada rentang 0-100.
Contoh :
Dari hasil perolehan nilai di atas, nilai akhir matematika untuk tes tersebut dapat ditetapkan
beberapa alternatif sebagai berikut :
a. Menggunakan nilai batas KKM, maka nilai Bagus dan Indah 70. Namun alternatif ini akan
dianggap kurang adil oleh Bagus karena nilai Bagus lebih tinggi daripada Indah saat tes
setelah remedial. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi timbulnya rasa ketidakadilan,
guru dan siswa perlu menyepakati dari awal mekanisme penilaian ini.
b. Menggunakan nilai rerata dari nilai perolehan awal dan nilai tes setelah remedial. Bagus
yang mendapat perolehan nilai awal sangat rendah meskipun nilai tes setelah remedial sangat
tinggi. Misalnya nilai seorang siswa sebelum remedial 20, dan tes setelah remedial 90. Siswa
yang dapat merugikan siswa, guru bisa memberikan ketentuan apabila nilai ratarata lebih dari
KKM, maka nilai akhirnya adalah nilai ratarata tersebut; sedangkan jika nilai ratarata kurang
dari KKM, maka nilai akhirnya adalah sebesar nilai KKM.
2. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Kelulusan
dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan
guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah setelah memenuhi syarat berikut.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan
c) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran
CONTOH :
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelectual) dan tubuh anak. Bagian bagian itu tidak boleh dipisahkan
agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian dinyatakan oleh Ki
Hajar Dewantara. Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus
menempatkan karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan
dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat diwujudkan. Dengan
karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan
yang baik, berbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh
karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah
penting, oleh karenanya pendidikan harus menempatkan potensi potensi intelektual dan karakter
peserta didik sebagai tujuan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Sebagaimana diketahui, wadah untuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah, media
masa, dan masyarakat (lingkungan sosial). Khusus sekolah: Apa yang dapat dilakukan sekolah
(baca: guru, kepala sekolah, siswa, dan warga sekolah lainnya) untuk pengembangan karakter
tersebut? Kita menyadari bahwa pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu,
pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang sangat
strategis.
Revolusi Mental dalam pendidikan mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan
cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Kelima nilai utama karakter tersebut bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu
dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-
masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun
bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai religius dimaksud melandasi
dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai
karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang
tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.
e. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling (Khusus SMP ada guru BK)
Penguatan Pendidikan Karakter bisa dilakukan secara terintegrasi melalui
pendampingan siswa dalam melalui bimbingan dan konseling. Peranan guru BK tidak
terfokus hanya membantu peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu semua
peserta didik dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar/akademik, karier, pribadi, dan sosial.
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pengembangan kegiatan konseling meliputi:
1) kehidupan pribadi
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat
dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik
4) perencanaan karir
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR KELAS
SEKOLAH
1. Religius Sikap dan perilaku yang Merayakan hari-hari Berdoa sebelum dan
patuh dalam melaksanakan besar keagamaan. sesudah pelajaran.
ajaran agama yang Memiliki fasilitas Memberikan
dianutnya, toleran terhadap yang dapat digunakan kesempatan kepada
pelaksanaan ibadah agama untuk beribadah. semua peserta didik
lain, serta hidup rukun Memberikan untuk melaksanakan
dengan pemeluk agama kesempatan kepada ibadah.
lain. semua peserta didik
untuk melaksanakan
ibadah.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan Menyediakan fasilitas Menyediakan
pada upaya menjadikan tempat temuan fasilitas tempat
dirinya sebagai orang yang barang hilang. temuan barang
selalu dapat dipercaya Tranparansi laporan hilang.
dalam perkataan, tindakan, keuangan dan Tempat
dan pekerjaan. penilaian sekolah pengumuman barang
secara berkala. temuan atau hilang.
Menyediakan kantin Tranparansi laporan
kejujuran. keuangan dan
Menyediakan kotak penilaian kelas
saran dan pengaduan. secara berkala.
Larangan membawa Larangan
fasilitas komunikasi menyontek.
pada saat ulangan
atau ujian.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang Menghargai dan Memberikan
menghargai perbedaan memberikan pelayanan yang sama
agama, suku, etnis, perlakuan yang sama terhadap seluruh
pendapat, sikap, dan terhadap seluruh warga kelas tanpa
tindakan orang lain yang warga sekolah tanpa membedakan suku,
berbeda dari dirinya membedakan suku, agama, ras,
agama, ras, golongan, golongan, status
status sosial, status sosial, dan status
ekonomi, dan ekonomi.
kemampuan khas. Memberikan
Memberikan pelayanan terhadap
perlakuan yang sama anak berkebutuhan
terhadap stakeholder khusus.
tanpa membedakan Bekerja dalam
suku, agama, ras, kelompok yang
KALENDER PENDIDIKAN
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
….
A. KESIMPULAN
1. Kurikulum SMP ....................... merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Sekolah yang meliputi kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini
disusun, selain mengacu kepada peraturan pemerintah pusat, juga disusun berdasarkan
peraturan daerah dan kondisi sekolah.
2. Kurikulum SMP ........... tahun ajaran 2020/2021 bersifat penyempurnaan dan
penyederhanaan dari kurikulum tahun sebelumnya dalam kondisi pandemi Covid-19.
Berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku)
menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana visi, misi dan tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
3. Kurikulum SMP .............. tahun ajaran 2020/2021 disusun dengan mengacu pada panduan
penyusunan KTSP yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
kalender pendidikan tahun ajaran 2020/2021, dan berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah dalam masa pandemi Covid-19 serta kekhasan sekolah.
B. SARAN – SARAN
1. Semua warga sekolah mempelajari dan memahami kurikulum ini agar dalam pelaksanaan tugas
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan senantiasa melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum ini untuk perbaikan di tahun mendatang.
No Bulan dan tahun Banyak Pekan Pekan Tidak Efektif Pekan Efektif
1 Juli 2020 3 2 1
2 Agustus 2020 4 1 3
3 September 2020 4 5
4 Oktober 2020 4 4
5 November 2020 4 4
6 Desember 2020 3 1 2
JUMLAH SEM I 22 4 18
,……………………..,….…… …………………………………..
NIP. NIP.
Penilaian Harian
Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian Akhir Semester (PAS)
Pengayaan / Remedial
JUMLAH
,……………………..,….…… …………………………………..
NIP. NIP.