Anda di halaman 1dari 6

Nama : Galih Tectona PJP : Hirmas Fuady P, S.Si, M.

Si
NIM : E1401201124 Nama Asisten :
Kelompok : II 1. Siti Halimatussadiah (G34170062)
Hari / Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2020 2. Adrian Leonardo H (G34170108)
3. Aldy M Zulfiqri (G34180021)
4. Ridwan Putra F (G84180030)
PERMEABILITAS MEMBRAN SEL

PENDAHULUAN
Dasar Teori
Membran plasma adalah perbatasan yang memisahkan sel hidup dari lingkungan
sekelilingnya. Bergantung pada jenis sel dan organel tertentu di dalam sel, maka setiap sel
mampu memiliki ratusan protein yang berbeda. Protein ini memiliki peran sebagai channel dan
carrier (Jauharah WD et al.2017). Protein pada membran dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelas berbeda yang dibedakan berdasarkan kedekatan hubungannya dengan lapisan ganda lipid
yaitu : protein integral, protein perifer, dan protein yang teredam pada lipid (Susilowati RP
2019). Pada membran lipid bilayer terdapat dua lapisan lipid yang terbagi menjadi bagian yang
bersifat hidrofobik ( ekor fosfolipid yang terletak di tengah dan tidak suka air ), dan bagian yang
di luar ( kepala fosfolipid ) yang bersifat hidrofilik atau menyukai air (Nurhayati N dan
Darmawati S 2017). Membran plasma memiliki fungsi sebagai penyelubung sel, sebagai
pembatas sekaligus memelihara perbedaan antara isi sel dengan lingkungannya. Selain itu,
membran plasma merupakan filter untuk memilih bahan-bahan yang melewatinya dan menjaga
perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel (Susilowati RP 2019).
Sebagian besar membran lipid bilayer mengandung fosfolipid. Lipid ini dapat
mempengaruhi protein yang terikat pada membran melalui kepala yang bersifat hidrofilik atau
rantai lemak yaitu ekor yang bersifat hidrofobik (Pathak D dan Mallik R 2017). Pada sabun
terdapat molekul berbentuk molekul rantai karbon dan hidrogen yang panjang. Sama halnya
seperti membran, ujung molekul pada rantai karbon di larutan sabun bersifat tidak suka air
(hidrofobik) seperti ekor pada fosfolipid. Pada larutan sabun, di salah satu ujung rantai terdapat
atom-atom konfigurasi yang suka berada di air (hidrofilik) seperti pada kepala fosfolipid.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati karakter lapisan ganda fospolipid pada lapisan
gelembung sabun.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas stainless, sendok teh, nampan
plastik, 4 buah sedotan, gunting, pisau , karet gelang, kertas hitam, dan pensil. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah sabun cuci piring sunlight, air, gula, kertas hitam, dan cuka.

Prosedur

1.
Sabun cair, gula pasir, air hangat dan sedotan dipersiapkan.

(Pe

2.

Gula dilarutkan dengan air hangat.

3.
Sabun dilarutkan dengan air dan gula. Larutan didiamkan
selama semalam.

4.
Rendam bungkai dari sedotan dilarutan, angkat perlahan
bingkai dan tiup perlahan.

5.
Lapisan larutan pada bingkai sedotan disentuh perlahan
dengan tangan kering, dibasahi air, larutan sabun, dan cuka.
6.
Lapisan larutan disentuhkan karet kering, karet berlapis
larutan, terakhir karet yang berlapis tengah nya di lewati
pulpen.

HASIL PEMBAHASAN
Perlakuan 1

Gambar 2 Lapisan gelembung.


Berdasarkan hasil pengamatan, gelembung yang terdapat pada bingkai sedotan terlihat
sangat tipis dan mudah pecah. Hal ini serupa dengan lapisan pada membran plasma, membran
plasma bersifat sangat tipis yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya,
tetapi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron (Susilowati RP 2019). Pada
membran plasma lapisan luar biasa yang tebalnya hanya 8 nm (Campbell NA et al.2008). Dalam
model mosaik fluid ( fluid mosaic model ), membran merupakan struktur yang bersifat fluid
( tidak mempunyai bentuk yang tetap dan mudah mengalir ) dengan ‘ mosaik ‘ berupa berbagai
protein yang tertanam di dalam atau melekat pada lapisan ganda ( bilayer ) fosfolipid.
Perlakuan 2
Tabel 1 Hasil pengamatan perlakuan 2

Lapisan Gelembung
Perlakuan
Pecah Tidak Pecah
Jari kering v
Jari dilapisi (dibasahi) air v
Jari dilapisi (dibasahi) larutan v
sabun
Jari dilapisi (dibasahi) - -
minyak goreng
Jari dilapisi (dibasahi) v
alkohol/cuka

Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, lapisan gelembung pada bingkai pecah
pada saat disentuh secara perlahan dengan tangan yang kering. Sedangkan, pada saat disentuh
secara perlahan dengan tangan yang sudah dibasahi dengan air, larutan sabun, dan minyak tidak
pecah dan tangan dapat menembus lapisan gelembung. Larutan sabun memiliki molekul karbon
dan hidrogen yang kandungan utama penyusanannya adalah minyak dan alkali, dimana lapisan
yang mengarah pada larutan memiliki sifat hidrofilik ( suka air ), sehingga ketika disentuh oleh
jari yang dibasahi dengan larutan yang sejenis ( air, larutan sabun, dan minyak ) gelembung tidak
akan pecah. Sedangkan, saat gelembung disentuh dengan tangan kering akan pecah. Membran
memiliki karakteristik yang bersifat permeabilitas yaitu, kemampuan membran untuk meloloskan
suatu molekuler yang menembus atau melaluinya (Apriani R et al.2018).
Membran plasma terdiri dari dua lapisan molekul fosfolipid ( lembaran bimolekuler ) di
mana molekul fosfolipid disusun oleh kepala hidrofilik yang menghadap keluar dan rantai lipid
hidrofobik di luar yang berhubungan dengan wilayah bagian dalam lembaran bimolekuler
(Susilowati RP 2019). Lapisan lipid bilayer ini merupakan lapisan lemak, sama halnya dengan
lapisan membran pada gelembung. Hal ini menyebabkan minyak dapat menembus lapisan
membran gelembung karena memiliki sifat yang sejenis. Beberapa molekul sederhana non polar,
misalnya hidrokarbon, karbondioksida, dan oksigen dapat larut dalam lapisan ganda lipid
membran dan melintas dengan mudah. Akan tetapi, inti hidrofobik menghalangi ion dan molekul
polar yang bersifat hidrofilik untuk melintas langsung melalui membran (Campbell NA et
al.2008).
Perlakuan 3

Gambar 3 Perlakuan ketiga.

Molekul polar seperti glukosa dan gula hanya bisa lewat dengan lambat melalui lapisan
+¿¿
ganda lipid. Beberapa atom yang bermuatan seperti Na+ ¿¿, K +¿¿ , Ca2 , dan Cl−¿¿ lebih sulit lagi
untuk menembus lapisan membran. Zat – zat hidrofilik dapat menghindari kontak dengan lapisan
ganda lipid dengan cara menyeberang melalui protein transpor yang membentang pada kedua sisi
membran (Campbell NA et al.2008). Berdasarkan praktikum, karet gelang yang diletakkan pada
lapisan gelembung memiliki peran yang sama seperti protein transpor pada membran. Karet
gelang ini berfungsi sebagai jalur untuk objek yang tidak sejenis dapat menembus lapisan
gelembung sehingga tidak mudah pecah.
Beberapa protein transpor, yang disebut protein saluran (channel protein), berfungsi
sebagai saluran zat-zat yang terlarut , yang dapat membuka dan menutup sesuai dengan keadaan
sel. Sedangkan sebagai carrier protein memiliki peran dalam transpor zat-zat yang melintasi
membran (Jauharah WD et al.2017). Sebagai channel protein, protein memiliki saluran hidrofilik
yang dapat digunakan sebagai terowongan atom diatomik atau molekul menyeberangi membran
(Campbell NA et al.2008).Oleh sebab itu, karet gelang dibasahi terlebih dahulu dengan larutan
sabun agar sejenis dengan lapisan gelembung sehingga dapat menjadi terowongan untuk objek
lain ( sedotan ). Protein transpor bersifat spesifik bagi zat yang dipindahkan, hanya
memungkinkan zat tertentu menyeberangi membran. Dengan demikian, permeabilitas selektif
membran bergantung pada penghalangan selektif oleh lapisan ganda lipid dan pada protein
transpor spesifik yang tertanam dalam membran (Campbell NA et al.2008)
Simpulan

Praktikan menyimpulkan bahwa penyusun membran plasma (Plasmalema) adalah lapisan ganda
fospolipid (phospholipid bilayer) yang bersifat selektif permeabel. Fospolipid bilayer sendiri
tersusun dari lipid (lemak) dan protein yang masing-masing memiliki peran yang sangat penting
dalam melindungi sel. Dengan praktikum kali ini, praktikan mengetahui sistem kerja membran
sel menggunakan percobaan opera sabun.

Daftar Pustaka

Apriani R, Rohman T, Mustikasari K. 2018. Sistesis dan karakterisasi membran selulosa asetat
dari tandan kosong kelapa sawit. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan. 9(2) : 91-98
Campbell NA, Reece JB.2008.Biologi Edisi 8 Jilid 1.Jakarta (ID) : Erlangga
Jauharah WD, Santoso DR, Juswono UP. 2017. Analisis karakteristik beda potensial membran
albumin dan membran vitelin telur ayam akibat efek diazinon. Natural B. 4(2) : 94-95
Nurhayati B dan Darmawati S. 2017. Biologi Sel dan Molekular. Jakarta (ID) : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Pathak D dan Mallik R. 2017. Lipid – motor interactions : soap opera or symphony?. Current
Opinion in Cell Biology. 44: 79-85
Susilowati RP. 2019. Kajian Sel dan Molekular. Purwokerto Selatan (ID) : CV. Pena Persada

Anda mungkin juga menyukai