APT. SHANTI
VISI
Menjadi Fakultas Farmasi yang unggul, inovatif dan berbudaya.
MISI
Menyelenggarakan tata kelola yang efektif dan efisien dalam
menunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
berorientasi budaya mutu untuk menghasilkan kinerja yang
produktif, dan berdaya saing global. Visi & Misi
Mengembangkan Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidik maupun tenaga kependidikan yang unggul dan Fakultas Farmasi Unmas
berkarakter. Denpasar
Menyelenggarakan pendidikan tinggi farmasi yang inovatif,
terstandar dan terintegrasi serta berbasis riset dan
pengabdian kepada masyarakat untuk menwujudkan
reputasi akademik yang berdaya saing global.
Menyelenggarakan penelitian yang inovatif dan
berkelanjutan dalam bidang kefarmasian dengan
mengutamakan pengembangan obat tradisional berbasis
kearifan lokal yang terintegrasi pada pengobatan
konvensional dengan luaran invensi dan produk inovasi yang
berdaya saing global.
Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di
bidang kefarmasian dengan mengutamakan penerapan
hasil penelitian terkini yang mampu berkontribusi dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian masyarakat.
Visi P r o g r a m S t u d i D I I I F a r m a s i
Menyelenggarakan
Menyelenggarakan Menyelenggarakan
penelitian inovatif dan
pendidikan diploma pengabdian kepada
berkelanjutan dalam
tiga farmasi bermutu masyarakat di bidang
bidang kefarmasian
dan berwawasan kefarmasian dengan
yang mengutamakan
budaya untuk mengutamakan
pengembangan obat
menghasilkan lulusan penerapan hasil
herbal sebagai
yang kompeten penelitian terkini yang
pengobatan
sebagai tenaga teknis mampu berkontribusi
komplementer dan
kefarmasian, dan dalam meningkatkan
alternatif dengan
memiliki jiwa kualitas hidup
luaran invensi dan
kewirausahaan. masyarakat.
produk inovatif.
Deskripsi
kompetensi
SUPPOSITORIA DAN OVULA
Mampu menjelaskan jenis supositoria dan ovula 6
Mampu menjelaskan jenis bahan tambahan dan fungsinya dalam pembuatan sediaan
supositoria dan ovula
Mampu menjelaskan komponen dan tujuan penggunaan sediaan suppositoria dan
ovula
Mampu menghitung kebutuhan jumlah bahan aktif, basis dan bahan tambahan dalam
pembuatan sediaan suppositoria dan ovula yang sudah ditentukan formulanya
Mampu menjelaskan proses pelepasan obat dari sediaan berdasarkan basis suppositoria
dan ovula
FI III (1979)
Sediaan padat yang digunakan melalui
dubur, umumnya berbentu torpedo, dapat
melarut, melunak atau meleleh pada suhu
tubuh. Bobot suppo dengan dasar lemak
coklat untuk dewasa 3 gram, untuk anak 2
gram. Penyimpanan dalam wadah tertutup
baik dan di tempat sejuk.
8
FI VI (2020)
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,
sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.
Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak
coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi,
campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul dan ester asam
lemak polietilen glikol.
9
PENGGUNAAN
URETHRA /
REKTUM VAGINA
SAL. URIN
10
REKTAL
• P = 32 mm
• Silinder, torpedo, peluru, jari-jari
BENTUK, kecil
UKURAN, • Berat 2 gr (dws); anak/bayi 1 gr
BERAT
VAGINA (pessarium)
URETHRA (bougie)
Ramping seperti pensil
Pria
d = 3 - 6 mm
P = 140 mm
w = 4 gr
Wanita
p dan w ½ pria
12
FI VI (2020):
Supositoria vaginal umumnya berbentuk
bulat atau bulat telur dan berbobot lebih
kurang 5 g, dibuat dari zat pembawa yang
larut dalam air atau yang dapat bercampur
dalam air, seperti polietilen glikol atau
gelatin tergliserinasi.
AKSI SUPPO 13
LOKAL
•Konstipasi, rasa sakit, gatal, iritasi, radang (wasir)
•Vagina : antiseptik hygiene wanita, antibiotik
•Urethra : antibiotik; anastesi pengujian urethral
SISTEMIK
•Mukosa rektum + vagina memungkinkan
absorbsi
14
Mudah tengik
Penyimpanan di tempat
KERUGIAN
sejuk
FORMULASI
SUPPOSITORIA
17
Basis
KOMPONEN Deagglomerator
SUPPOSITORIA Peningkat kelarutan obat
Pengawet antimikroba
1. BASIS 18
Syarat Basis:
•Tidak iritasi
•Tidak toksik
•Tidak timbulkan sensitifitas
19
Jenis Basis Supositoria
Basis lemak
(Oleaginous base/ Lipophilic base)
• Tidak berbahaya
• Lunak
• Tidak reaktif
• Meleleh pada suhu tubuh
Kelemahan
• Mudah tengik
• Meleleh pada suhu panas
• Cair bila dicampur obat tertentu
• Pemanasan terlalu lama → Titik Leleh rendah
22
tidak banyak lagi digunakan karena
banyak kelemahannya (kecuali karena
keperluan Penelitian dan akademis),
seperti:
• sifat polimorfiknya,
PENGGUNAAN
• kontraksi yang tidak memadai
Oleum Cacao selama pendinginan,
• titik leleh rendah,
• ketidakstabilan kimiawi,
• daya serap air yang buruk, dan
• biaya tinggi.
Contoh lain Basis Lemak 23
Massa
Suppocire® Cremao® Massupol® Witepsol®
estarinum®
Setelah dimasukkan ke dalam 24
rektum, basis supositoria yang larut
dalam air akan larut dalam volume 2. Basis larut
cairan rektal yang tersedia.
air
Basis hidrofilik yang larut dalam air
(atau dapat campur-air)
(hydrophilic
contohnya: 1) basis gelatin base)
tergliserinasi (gliserol-gelatin); dan
2) polietilen glikol (PEG; makrogol).
Basis gliserol-gelatin sebagian besar
digunakan untuk tujuan pencahar
dan dalam bentuk sediaan vagina.
25
Ilustrasi Proses
pelepasan obat
dari Suppositoria
(a) basis lemak;
(b) basis hidrofilik
26
POLISORBAT
PROPILENGLIKOL
BAHAN TAMBAHAN YG 30
MENINGKATKAN STABILITAS
BEESWAX (3 – 6 %) ASAM STEARAT DAN GLISEROL
SPERMACETI (20 – 30 %) STEARAT
obat
Asam lemak, surfaktan, garam empedu, donor oksida nitrat, fenotiazin, dan salisilat
semuanya merupakan peningkat permeasi yang dapat meningkatkan absorpsi obat
melalui rektal. Mereka memiliki berbagai mekanisme aksi.
Pengawet diperlukan
dalam formulasi Basis
supositoria larut air untuk
mencegah pertumbuhan
mikroba.
Contoh bahan: metil
paraben.
35
METODE
PEMBUATAN Molding
SUPPOSITORIA
Compression
Pembuatan dengan tangan
hanya dapat dikerjakan
untuk suppositoria yang
1. Dengan menggunakan bahan dasar
tangan oleum cacao berskala kecil
(dalam batch 6–50) dan jika
bahan obat tidak tahan
terhadap pemanasan.
36
37
1) Pelumasan cetakan.
2. Moulding 2) Kalibrasi cetakan.
3) Mencairkan basis dalam tangki panas yang
(pencetakan) dikontrol suhu (kapasitas 200 L hingga 500 L)
dan penambahan obat dan eksipien.
4) Mengisi cetakan dengan massa cair
obat+basis.
5) Pendinginan cetakan yang telah berisi
massa obat pada ruang pendingin. Waktu
dan suhu dikontrol.
6) Hasil cetakan dikeluarkan setelah beku,
dicek dan kemudian dikemas dalam strip
dan diberi label.
7) Strip dikemas dalam kemasan sekunder box,
terkadang bisa ditambahkan aplikator.
3. Compression 38
Aminofilin 250 mg
Penentuan Basis q.s.
bilangan
Basis terdiri dari
pengganti • Oleum cacao = 94%
• Cera alba = 6%
Dibuat 15 suppositoria
41
100% basis = 18 g
Oleum cacao: cera flava = 94:6
Oleum cacao = 94% x 18 g = 16,92 g
90% basis = 15 g,
maka 10% basis = 100% basis – 90% basis
= 18 g-15 g = 3 g
10% aminofilin = 10/90 x 15 g = 1,67 g
Bilangan pengganti = bobot basis yang
digantikan zat aktif, maka
Bilangan pengganti = 3 g/ 1,67 g = 1,796
Perhitungan Hitung bilangan pengganti (f) dengan rumus
bilangan
100 𝐸−𝐺
𝑓= +1
[ 𝐺 𝑋 ]
43
44
Contoh kasus lain (2)
E = 1,693 g (100% basis)
G = 1,512 g (10% z.a + 90% basis)
→ 10% z.a = 10/100 x 1,512 g = 0,1512 g
→ 90% basis = 90/100 x 1,512 g = 1,3608 g
→ 10% basis = 100% basis (E gram) – 90% basis
= 1,693 g – 1,3608 g = 0,3322 g
Bilangan pengganti:
→Kesetaraan 1 g z.a ~ 1 g basis
→10% z.a ~ 10% basis
→0,1512g ~ 0,3322 g
→ 1 g z.a ~ 2,1971 g basis
→ Maka bilangan pengganti adalah 2,1971
Continue… 45
http://bit.ly/megooglescholar