Anda di halaman 1dari 22

TEK.

FORMULASI SEDIAAN SEMI SOLID & LIQUID

SUPPOSITORIA
KELOMPOK 8 :
N.Purnama Siti Patwasari 31115148
Riky Rakhmatullah 31115159
Pengertian Suppositoria
Menurut Farmakope Sediaan padat dalam berbagai bobot
dan bentuk, yang diberikan melalui
Indonesia edisi IV rektal, vagina atau uretra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada
suhu tubuh.
Supositoria juga dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat,
sebagai pembawa zat terapetik yang
bersifat lokal atau sistemik.

2
Tujuan penggunaan
✘ Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun
vagina atau uretra, seperti penyakit wasir, hemoroid, ambein.
✘ Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien
mudah muntah, atau tidak sadar.
✘ Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzim di dalam saluran
gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia didalam hepar

3
Macam-macam Suppositoria
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
 Rektal suppositoria sering disebut suppositoria saja, bentuk peluru
digunakan lewat rektal atau anus, berat menurut FI ed.IV ±2g.
 Vaginal suppositoria ( Ovula ), bentuk bola lonjong seperti kerucut,
digunakan lewat vagina, berat umumnya 5g.
 Uretral suppositoria, digunakan lewat uretra, bentuk batang panjang
antara 7 cm sampai 14 cm.
“ Kelebihan :
 Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym
pencernaan dan asam lambung.
 Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah
sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada
penggunaan obat peroral.
 Dapat diberikan pada bayi, anak-anak, dan lansia yang
susah menelan.
 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.

5
Kekurangan :

✘ Tidak nyaman digunakan


✘ Absorbsi obat sering tidak teratur
✘ Pemakaian kurang praktis
✘ Tidak bisa digunakan ditempat umum

6
Evaluasi
Keseragaman
bobot
Penampilan Ketegaran Pelelehan
sediaan

Keseragaman
kandungan
Waktu hancur

7
Yang harus diperhatikan dalam
formulasi :

1. Pemilihan zat aktif


2. Pemilihan basis
3. Pemilihan bahan pembantu yang dapat meningkatkan
homogenitas pelarut dan produk

8
Bahan dasar suppositoria
✘ Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau
dicetak, tapi akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur
dengan cairan tubuh.
✘ Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
✘ Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
✘ Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukan perubahan warna, bau,
dan pemisahan obat
✘ Kadar air cukup

9
Basis suppositoria :

Gelatin tergliserinasi Campuran


Lemak coklat PEG
polietilenglikol

10
Syarat basis :
✘ Melebur pada temperatur rektal
✘ Tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan sensitisasi
✘ Dapat dicampur dengan berbagai obat
✘ Mudah dilepas dari cetakan
✘ Memiliki sifat pembasahan dan emulsifikasi
✘ Bilangan airnya tinggi
✘ Stabil baik secara fisika atau kimia
✘ Tidak mempengaruhi efektivitas obat
✘ Memepengaruhi pelepasan bahan aktif
✘ Memberi bentuk yang sesuai untuk memudahkan pemakaiannya

11
Tipe basis suppositoria :
✘ Basis surfaktan
✘ Basis berlemak
✘ Basis larut air dan bercampur dengan air

12
Metode pembuatan suppositoria

 Pencetakan dengan tangan / manual


 Pencetakan dengan kompresi
 Pencetakan dengan penuangan / cetak tuang

13
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan suppositoria Dan Pemeriksaan mutu
suppositoria
✘ Penyiapan cetakan Setelah dicetak, dilakukan
✘ Pembuatan basis
pemeriksaan sebagai berikut :
suppositoria  Penetapan kadar zat aktifnya

✘ Penyiapan zat aktif  Test terhadap titik leburnya


 Test kerapuhan
✘ Pencampuran dan
penuangan  Test waktu hancur

✘ Pendinginan dan
Test homogenitas

penyempurnaan

14
Pengemasan suppositoria
 Dikemas sedemikian rupa sehingga setiap suppositoria terpisah,
tidak mudah hancur dan meleleh.
 Biasanya dimasukan dalam wadah alumunium foil lalu dikemas
dalam dus
 Harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk

15
Contoh sediaan pabrik

16
Contoh aplikasi

17
Komposisi formula suppositoria
ibuprofen

18
Cara pembuatan suppositori
ibuprofen


✘ Sejumlah lemak coklat dilelehkan menggunakan hotplate pada
suhu 35˚C dan ditambahkan ibuprofen secara perlahan lalu
diaduk sampai homogen
✘ Campuran tersebut dituang dalam cetakan yang telah diolesi
parafin cair, lalu dibiarkan 15 menit dalam suhu ruang, simpan
kedalam lemari es suhu 4˚C selama 45 menit.

19
Evaluasi Sediaan suppositoria ibuprofen

 Uji Organoleptis :Dilakukan dengan cara mengambil 10 supositoria yang dihasilkan,


kemudian diamati secara visual, meliputi homogenitas warna, bentuk sediaan, dan
kondisi permukaan supositoria
 Uji Keseragaman Bobot : Dilakukan dengan cara menimbang 10 supositoria,
kemudian dihitung bobot rata-rata dan persen deviasinya
 Uji Waktu Leleh : Supositoria dimasukkan ke dalam alat disintegrasi tablet yang
berisi 700 ml air dengan suhu yang dipertahankan pada 37 ± 0,5 ⁰C
 Uji Disolusi : Uji disolusi dilakukan dengan alat uji disolusi tipe I yaitu tipe keranjang
(basket). Media disolusi yang digunakan adalah 250 ml dapar fosfat pH 7,4 ± 0,1
pada suhu 37 ± 0,1 ⁰C dan kecepatan 50 rpm. Pada menit ke 5, 10, 15, 30, 45, 60,
90, dan 120 diambil sampel sejumlah 10 ml kemudian diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 221,6 nm.

20
Daftar Pustaka

• Allen, L. Suppositories. London: Pharmaceutical Press; 2008.

• Sunarti, T. dan Astuti, I.Y..R.W.S. Uji Disolusi dan Penetapan Kadar Meloxicam
Supositoria X dan Meloxicam Supositoria Y menggunakan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pharmacy, 2011; 10(1):81-88.

• Majri, M. & Baseir, M. Formulation and Evaluation of Ibuprorofen Suppositories.


International Research Journal of Pharmacy, 2016; 7(6), pp.87-90.

21
Terimakasih

22

Anda mungkin juga menyukai