Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Oleh

Nyantag Trang Ayrez

NIM. 21010108

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022
LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Oleh

Nyantag Trang Ayrez

NIM. 21010108

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022

i
ABSTRAK

Laporan Praktikum Kimia Dasar Institut Teknologi Petroleum


Balongan Indramayu (di bawah bimbingan Farizal Komara)
Kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, sifat-sifat materi,
perubahan suatu materi menjadi materi yang lain dan energi yang menyertai
perubahan materi.
Pengenceran adalah penambahan pelarut kedalam suatu larutan
atau pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan konsentrasi dari suatu zat.
Penyaringan adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk
memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada
perbedaan ukuran partikel zat zat yang bercampur.
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion OH- ,yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH- .

Kata Kunci : Pengenceran , Penyaringan , Asam , dan Basa

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN RESMI

KIMIA DASAR

Oleh

Nyantar Trang Ayrez

Nim 21010108

Diajukan guna memenuhi penilaian Mata Kuliah Kimia Dasar untuk Gelar Diploma III pada Program Studi Teknik Perm
Institut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu

Indramayu, Desember 2022

Disetujui oleh,

Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar

Dian Farkhtus Solikah, M.Pd

iii
LEMBAR BEBAS REVISI

LAPORAN RESMI

KIMIA DASAR

Oleh

Nyantag Trang Ayrez

Nim 21010108

Diajukan guna memenuhi penilaian Mata Kuliah Kimia Dasar untuk Gelar Diploma III pada Program Studi Teknik Perm
Institut Teknologi Petroleum Balongan
Indramayu

Indramayu, Desember 2022

Disetujui oleh,

Laboran Praktikum Kimia Dasar

Ninin Asminah, M.T

iv
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI

KIMIA DASAR

Oleh

Nyantag Trang Ayrez

Nim 21010108

Diajukan guna memenuhi penilaian Mata Kuliah Kimia Dasar untuk Gelar Diploma III pada Program Studi Teknik Perm
Institut Teknologi Petroleum Balongan
Indramayu

Indramayu, Desember 2022

Mengetahui,

Penanggung Jawab Kelompok

Farizal Komara

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Saya Persembahkan Untuk Allah SWT Yang Telah Memberikan


Kemudahan Dan Ridho-Nya Dalam Menyelesaikan Laporan ini, Keluarga
Khususnya Kedua Orang Tua Yang Senantiasa Memberikan Dukungan
Serta Do’a Yang Tiada Hentinya. Dan Ku Berjanji Akan Membalas Segala
Jasamu Dengan Keberhasilan Ku Kelak, Teman-Teman Angkatan 21 TP C
Khususnya Teman-Teman Satu Kelompok Yang Telah Bekerjasama
Dengan Baik Selama Melakukan Praktikum, Untuk PJK Kelompok 11
Farizal Komara Yang telah membimbing kami selama praktikum, Teman-
Teman Seperjuangan Yang Telah Ikut Membantu Dan Meramaikan
Suasana.

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nyantag Trang Ayrez

Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 05 Juni 2003

Alamat : Dusun Krajan Barat RT.06 RW.02 desa Pasirukem


Kec. Cilamaya Kulon Kab. Karawang

Agama : Islam

Telepon 081315120953

E-mail : nyantagta@gmail.com

2022 – sekarang
PendidikanInstitut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu 2019 – 2022 Pondok Pesantren Modern Daar El-istiqomah

2015 – 2018 Pondok Modern Darussalam Gontor 3

2009 – 2015 SDN MEKARMAYA 1

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan segala kemudahan, kelancaran, dan anugrahnya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan “Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi tercapainya laporan yang lebih baik.
Pembuatan laporan resmi ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Kimia Dasar, memenuhi syarat untuk Yudisium, menambah
wawasan ilmu para mahasiswa khususnya di bidang Kimia baik itu secara
teori maupun praktiknya, melatih mahasiswa untuk membuat laporan resmi,
mengetahui alat-alat laboratorium yang digunakan dalam kegiatan
praktikum dan fungsi alat-alat tersebut.
Adapun isi “Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar” ini
menguraikan tentang Pengenceran dan Penyaringan sarta Asam dan Basa
Dengan adanya “Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar” ini
selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Kimia Dasar mudah-mudahan juga memenuhi Sebagian kebutuhan
pembaca yang memerlukan laporan karya ilmiah berbahasa Indonesia,
khususnya dalam bidang Kimia Dasar.

Indramayu, Desember 2022

Nyantag Trang Ayrez

viii
UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan yang baik ini izinkan penyusun mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini, diantaranya:
1. Kedua orangtua yang tiada lebih memberikan seluruh pengorbanan dan kasih
sayangnya.
2. Bapak H. Nahdudin Islami, M.Si., selaku Ketua Yayasan Bina Islami dan
Institut Teknologi Petroleum Balongan Indramayu.
3. Ibu Hj. Hanifah Handayani, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi Petroleum
Balongan Indramayu.
4. Bapak Winarto M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan.
5. Ibu Dian Farkhatus Solikah, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar.
6. Ninin Asminah, M.T., selaku Laboran Praktikum Kimia Dasar.
7. Farizal Komara, selaku Penanggung jawab Kelompok 11.
8. Absharina Tsaqillah, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar
9. Ahmad Yusuf Hermanto, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
10. Anisa Meilani Zeane, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
11. Farizal Komara, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
12. Farikal Hasim, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
13. Muhammad Farel Saputra, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
14. Rio Dwi Prakoso, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
15. Sri Wahidiah Marasabessy, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.
16. Siti Amaliah, selaku Asisten Praktikum Kimia Dasar.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................iii
LEMBAR BEBAS REVISI....................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................vii
KATA PENGANTAR.............................................................................viii
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...............................................................................xi
DAFTAR TABEL....................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum..................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................2
1.3.1 Manfaat untuk Kampus...................................................2
1.3.2 Manfaat untuk Asisten Praktikum Kimia Dasar..............2
1.3.3 Manfaat untuk Praktikan.................................................2
1.4 Waktu Pelaksanaan........................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................5
2.1 Pengenceran dan Penyaringan.......................................................5
2.2 Asam Basa.....................................................................................11
BAB III METODOLOGI.......................................................................18
3.1 Metode Literatur............................................................................18

x
3.2 Metode Wawancara .................................................................... 18
3.3 Metode Observasi ....................................................................... 18
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ............... 19
4.1 Praktikum Pengenceran dan Penyaringan................................... 19
4.1.1 Alat dan Bahan ............................................................. 19
4.1.1.1 Alat ................................................................. 19
4.1.1.2 Bahan .............................................................. 23
4.1.2 Prosedur Percobaan ...................................................... 25
4.1.2.1 Pengenceran H2SO4 Pekat............................. 25
4.1.2.2 Penyaringan..................................................... 25
4.1.3 Hasil Pengamatan ......................................................... 26
4.1.3.1 Pengenceran.................................................... 26
4.1.3.2 Penyaringan..................................................... 26
4.1.4 Analisa Percobaan ........................................................ 26
4.1.4.1 Analisa Data.................................................... 26
4.1.4.2 Analisa Kesalahan........................................... 30
4.1.5 Kesimpulan ................................................................... 30
4.2 Praktikum Asam Basa................................................................. 30
4.2.1 Alat dan Bahan ............................................................. 30
4.2.1.1 Alat ................................................................. 30
4.2.1.2 Bahan .............................................................. 34
4.2.2 Prosedur Percobaan ...................................................... 37
4.2.3 Hasil Pengamatan ......................................................... 38
4.2.4 Analisa Percobaan ........................................................ 38
4.2.4.1 Analisa Data.................................................... 38
4.2.4.2 Analisa Kesalahan........................................... 40
4.2.5 Kesimpulan.................................................................... 40
BAB V PENUTUP................................................................................ 41
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 41
5.2 Saran ........................................................................................... 42
5.2.1 Saran Untuk Institut Teknologi Petroleum Balongan... 42

xi
5.2.2 Saran Untuk Asisten Praktikum......................................42
5.2.3 Saran Untuk Praktikan.....................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Ball Pipet................................................................................19


Gambar 4.2 Corong....................................................................................19
Gambar 4.3 Gelas Ukur..............................................................................20
Gambar 4.4 Kertas Penyaring.....................................................................20
Gambar 4.5 Labu Erlenmeyer....................................................................20
Gambar 4.6 Gelas Beaker...........................................................................21
Gambar 4.7 Batang Pengaduk....................................................................21
Gambar 4.8 Pipet Volumetri.......................................................................21
Gambar 4.9 Pipet Tetes..............................................................................22
Gambar 4.10 Tabung Reaksi......................................................................22
Gambar 4.11 Aquades................................................................................23
Gambar 4.12 H2SO4..............................................................................................................................23
Gambar 4.13 pB Nitrat...............................................................................24
Gambar 4.14 Ball Pipet..............................................................................30
Gambar 4.15 Corong..................................................................................31
Gambar 4.16 Labu Erlemeyer....................................................................31
Gambar 4.17 Pipet Volumetri.....................................................................31
Gambar 4.18 Pipet Tetes............................................................................32
Gambar 4.19 Tabung Reaksi......................................................................32
Gambar 4.20 pH Meter Digital...................................................................32
Gambar 4.21 Kertas Indikator Universal....................................................33
Gambar 4.22 Penjepit Batang.....................................................................33
Gambar 4.23 Kertas Lakmus Merah...........................................................33
Gambar 4.24 Kertas Lakmus Biru..............................................................34
Gambar 4.25 Aquades................................................................................34
Gambar 4.26 HCL......................................................................................35
Gambar 4.27 CH3COOH............................................................................35
Gambar 4.28 NaOH....................................................................................36
Gambar 4.29 Ba(OH)2........................................................................................................................36

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Alat Pada Percobaan Pengenceran Dan Penyaringan.................19


Tabel 4.2 Bahan Pada Percobaan Pengenceran Dan Penyaringan..............23
Tabel 4.3 Data Pengenceran........................................................................26
Tabel 4.4 Hasil Penyaringan........................................................................26
Tabel 4.5 Alat Pada Percobaan Asam Dan Basa.........................................30
Tabel 4.6 Bahan Pada Percobaan Asam Dan Basa.....................................34
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Asam Basa.....................................................48

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Draft Percobaan 1

Hasil Pengamatan 1

Draft Percobaan 2

Hasil Pengamatan 2

Kartu Kuning

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam selain
Fisika, Biologi, Astronomi, dan Geologi. Untuk dapat melakukan rekayasa
tersebut perlu mengetahui susunan, struktur, sifat dan perubahan materi.
Dari hal tersebut ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang susunan, struktur, serta sifat-sifat materi.

Untuk lebih mengakrabkan ilmu kimia serta manfaat ilmu kimia


bagi kehidupan manusia berbagai cara pun harus dilakukan. Efektivitas dan
efisiensi pun diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan
teknologi, dan peningkatan kualitas hidup. Mengingat pentingnya manfaat
ilmu kimia dalam hidup, tidaklah mengherankan jika kemudian ilmu kimia
terus dikembangkan. Berbagai penelitian tentang apapun terus dilakukan.
Penemuan terus dilahirkan. Itu semua bertujuan untuk kehidupan
masyarakat banyak. Berbanding terbalik dengan ilmu kimia yang cenderung
tidak banyak disukai, manfaat ilmu kimia justru diminati dan dibutuhkan
oleh manusia itu sendiri.

Dengan inipun Institut Teknologi Petroleum Balongan memberikan


wahana pengembangan pengetahuan Kimia Dasar berupa Praktikum Kimia
Dasar kepada mahasiswanya yang berguna untuk menambah pengetahuan
serta pengenalan metode-metode praktikum yang digunakan di dunia kerja.
Kegiatan ini berlangsung selama bertahun-tahun dan ini adalah jadwal
tahunan di Institut Teknologi Petroleum Balongan Indramayu.

Untuk itu setelah melakukan praktikum tersebut penyusun


bermaksud untuk menyusun hasil praktikum kedalam sebuah laporan yang
berjudul “LAPORAN RESMI KIMIA DASAR”.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 11


1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui tata cara Pengenceran dan Penyaringan Larutan.


2. Mengetahhui bahan – bahan yang bisa atau dapat menentukan
pengenceran dan penyaringan.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pH laruutan.
4. Mengetahui jenis – jenis Asam Basa
5. Mengidenfikasi berbagai jenis larutan menggunakan idenfikasi
alami.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui beberapa macam alat-alat laboratorium.


2. Mengetahui fungsi dari setiap alat-alat laboratorium.
3. Mengetahui bentuk dari setiap alat-alat laboratorium.
4. Memahami tata cara pengenceran dan penyaringan larutan.
5. Mengetahui konsentrasi dari larutan setelah pengenceran.
6. Mengetahui reaksi pengenceran dan penyaringan larutan.
7. Mengetahui endapan yang terbentuk.
8. Mengetahui persamaan reaksi yang terjadi.
9. Megetahui konsentrasi (normalitas) suatu larutan.
10. Mengenal penggunaan kertas lakmus dan indikator pH sebagai
indikator analisis asam basa.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Untuk Kampus

1. Akreditas kampus

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 2


1.3.2 Manfaat Untuk Asisten Praktikum Kimia Dasar

1. Sebagai bahan pembelajaran

1.3.3 Manfaat Untuk Praktikan

1. Dapat mengetahui beberapa macam alat-alat laboratorium.


2. Dapat mengetahui fungsi dari setiap alat-alat laboratorium.
3. Dapat memahami tata cara pengenceran dan penyaringan larutan.
4. Dapat mengetahui konsentrasi dari larutan setelah pengenceran.
5. Dapat megetahui tentang asam dan basa.
6. Dapat mengetahui pH pada larutan.
7. Dapat memahami teknik dan cara mengetahui pH suatu larutan.
8. Dapat memahami dan menganalisis sifat – sifat asam dan basa
9. Dapat mengetahui kandungan suatu larutan.
10. Dapat memahami tentang percobaan 2 dan 3.

1.4 Waktu Pelaksanaan

Laporan ini berjudul “LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA


DASAR 2022”. Praktikum kimia ini dilakukan di Laboratorium Kimia
Institut Teknologi Petroleum Balongan, Indramayu. Praktikum ini diikuti
oleh
Mahasiswa Institut Teknologi Petroleum Balongan Jurusan Program studi
Teknik Perminyakan Semester I. Praktikum ini dilaksanakan Technical
Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2022, yang
didalamnya membahas Pengenalan Alat-alat Laboratorium dan
Kegunaannya, Praktikum dilakukan dengan pengamatan dan percobaan
secara langsung. Pada Hari Kamis, 8 Desember 2022 Percobaan 1 &
Percobaan 2 dilakukan pada hari
Rabu, 14 Desember 2022.

Susunan dari Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar ini adalah


BAB I Pendahuluan yang berisikan sub-sub bab, yaitu latar belakang, tujuan
pembuatan laporan resmi, manfaat pembuatan laporan resmi dan ruang
Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 3
lingkup pembuatan laporan resmi Kimia Dasar, BAB II Tinjauan Teori
berisikan penjabaran materi mengenai Pengenceran dan Penyaringan
Campuran serta asam basa, BAB III Metodologi berisikan tentang metode
yang digunakan untuk praktikkan agar paham dasar teori dari praktikum,
BAB IV Hasil Pengamatan dan Pembahasan berisikan tentang alat-alat dan
bahan serta Prosedur Percobaan dan Analisa Data yang digunakan pada
materi Pengenceran dan Penyaringan Campuran serta asam basa, BAB V
Penutup dari tiap subbabnya, yaitu kesimpulan dan saran.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 4


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGENCERAN DAN PENYARINGAN CAMPURAN

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui


secara pasti. Untuk menentukan konsentrasi, larutan harus dibalik atau
dibakukan. Itulah sebabnya disebut larutan standar atau baku.

Sifat asam-basa dapat ditentukan dengan indikator seperti kertas


lakal merah dan biru. Asam basa juga dapat dirasakan dengan mengecap
atau mengecap dengan tangan, namun sangat beresiko. Pengenceran adalah
penambahan zat terlarut ke dalam larutan. Jadi pada dasarnya jumlah mol
suatu zat sebelum dan sesudah pengenceran, jadi rumusnya

V1 . M1 = V2 . M2.....................................................................................................Persamaan 2.1
Keterangan :
V1 = Volume sebelum pengenceran (mL)

M1 = Konsentrasi sebelum pengenceran (M)

V2 = Volume sesudah pegenceran (mL)

M2 = Konsentrasi sesudah pengenceran (M)

Molaritas atau molaritas menyatakan konsentrasi suatu larutan, yang


didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut atau zat terlarut dalam setiap
larutan. Molaritas atau kelembutan dilambangkan dengan huruf M.
Untuk mendapatkan larutan yang diinginkan, hal ini dapat dilakukan
dengan mengencerkan larutan. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki
konsentrasi zat terlarut atau zat terlarut yang tinggi.
Pada proses molalitas, molalitas pelarut atau zat terlarut tidak
berubah atau konstan, hanya volumenya yang bertambah. Larutan pekat
diencerkan dengan menambahkan pelarut sehingga volume dan kemolaran
menjadi besar dan kemolaran menjadi lebih kecil.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 5


Pada prinsipnya semua penegnceran di lakukan dengan memakai
labu ukur, karena di labu ukur sudah terdapat tanda yang mengandung arti
sebatas dimana aquades terus ditambahkan. Prinsip-prinsip pengenceran
antara lain:
1. Pengenceran dilakuukan dengan memakai labu ukur.
2. Di hitung jumlah zat terlarut yang akan di encerkan.
3. Kemudian di masukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan di
encerkan diatas dan di tambahkan aquades sampai tanda batas yang di
dapat pada labu ukur atau gelas kimia.

Sebelum pengenceran di lakukan kadar solute yang akan di


encerkan harus dihitung terlebih dahulu. Misalnya untuk membuat larutan
standar HCl ( Asam Klorida ) 0,1 M dari larutan HCl (Asam Klorida) 0,2 M,
tentukan terlebih dahulu berapa banyak larutan standar yang akan di buat
dan di hitung berpa banyak larutan Indikator adalah zat yang ditambahkan
untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indikator
yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik pada
berbagai perubahan pH. Metyl merah adalah senyawa organik yang
memiliki rumus kimia C15H15N2O2, senyawa ini banyak dipakai untuk
indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada Ph dibawah
4,4 dan warna kuning diatas 6,2. Warna transisisnya mengahasilkan warna
orange (Suntana, 2012).

Menggunakan indikator pp dengan NaOH memiliki ph yang sangat


tinggi bahkan bisa mencapai ph antara 8-14. Dan ketika ditambahkan
dengan HCL maka akan berubah menjadi putih atau bening karena ph nya
turun bias mencapai < 7 (Nite, 2015).

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut perkilo gram


pelarut tang terkandung dalam suatu larutan molaritas (m) tidak dapat di
hitung dari kosentrasi molar (M), kecuali jika rapatan (densitar) larutan itu
di ketahui. Sedangkan Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram
ekuivalen zat terlarut yang terkandung di dalam 1 liter larutan. Batas
ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 6


satuan tertentu, reaksi

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 7


kimia dan 1 gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari pada 1 mol(Tryana,
2012).

HCl adalah asam kuat, dan memisah sepenuhnya dalam air.HCl


dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion hidrogen dan klorida. HCl memiliki
banyak kegunaan komersial, termasuk penggunaan dalam produksi baja dan
dalam produksi obat - obatan. Selain itu, HCl digunakan oleh perut untuk
mengaktifkan enzim yang memecah protein. Kimotripsin dan pepsin adalah
dua enzim ini, dan kehadiran HCl akan memungkinkan enzim ini menjadi
aktif dan mempercepat proses pencernaan (Nabila, 2014).

NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,


adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia (Nabila, 2014).

Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan


dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat
mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi
titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain
yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa
inidinamakan indikator (Aprilia, 2012).

Standar yang akan di buat dan di hitung terlebih berapa banyak


larutan standar yang akan di encerkan dengan persamaan:

V1M1=V2M ..........................................................................Persamaan 2.2

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 8


Sehingga :

𝑉
𝑀₁ = …..........................................................Persamaan 2.3
₂.𝑀₂

𝑉₁

Keterangan :
V1 = Volume sebelum pengenceran (mL)
M1 = Konsentrasi sebelum pengenceran (M)
V2 = Volume sesudah pegenceran (mL)
M2 = Konsentrasi sesudah pengenceran (M)
Untuk membuat larutan standar kadang kadang di lakukan dengan
mengencerkan larutan yang tersedia.

Kadar zat terlarut dalam larutan-larutan di nyatakan dengan


konsentrasi larutan.Konsentrasi larutan mempunyai berbagai satuan seperti
molaritas (M), molalitas (m) dan fraksi mol (x). Larutan yang mempunyai
konsentrasi besar disebut larutan pekat, sedangkan larutan yang mempunyai
konsentrasi kecil disebut larutan encer.

Molalitas (m)
𝑔𝑟𝑎
𝑚 ............................................................. Persamaan 2.4
𝑀= 𝑥

Keterangan:

g = Massa zat (gram)


Mr = Massa molekul relatif
p = Massa zat pelarut (gram)
m = Molalitas (mol/kg)
M = Molaritas (M)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 9




............………………………………………...Persamaan 2.5
𝑀=

Keterangan :

M = Molaritas

n = Banyaknya mol zatterlarut


v = Volume larutan (L)

Fraksi mol (x) adalah menyatakan jumlah mol zat terlarut atau
jumlah mol pelarut dalam jumlah pelarut dalam jumlah mol total larutan.

mol zat terlarut


X zat terlarut =
mol zat terlarut + mol zat pelarut
Penyaringan adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari
larutan. Dapat diartikan proses
mol zatpemisahan
pelarut dari campuran heterogen yang
Xpelarut cairan
mengandung = dan partikel-partikel padat denganmol
menggunakan media
filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.
Proses filtrasi sederhana adalah proses penyaringan dengan media filter
X zat terlarut+ Xpelarut =
Kertas Saring. Hal ini dilakukan dengan cara Kertas Saring dipotong
melingkar, kemudian dilipat dua, sebanyak tiga atau empat kali.Selanjutnya
buka dan letakkan dalam Corong pisah sehingga melekat pada Corong
pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahakan, sedikit demi
sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya
disebut dengan filtrat.Prinsip teknik filtrasi membran ini adalah dengan
menyaring cairan sampel melewati saringan yang sangat tipis dan yang
terbuat dari

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 10


bahan sejenis Selulosa. Proses filtrasi dengan tekanan umumnya dengan
cara divakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan
teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar
dibandingkan dengan cairannya.

Adapun proses penyerapan yang mengencerkan larutan pekat atau


konsentrasi tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar di peroleh
volume yang lebih besar lagi. Jika suatu laturan kimia pekat diencerkan,
kadang kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini di hilangkan dengan aman
asam sulfat harus di tambahkan kedalam air tidak boleh sebaliknya. Jika air
di tambahkan kedalam asam sulfat yang pekat, panas yang di lepaskan
sedemikian besar dan dapat menyebabkan asam sulfat memercik yang dapat
merusak kulit .

Pada pengenceran asam sulfat (H2SO4) pekat adalah untuk zat yang
menunjukkan reaksi eksoterm pada pengenceran. Dalam melakukan
pengenceran H2SO4 pekat dengan cara menuangkan H2SO4 sedikit demi
sedikit ke dalam pelarut yang sedikit berupa cairan, sedangkan pada
pengenceran yang dilakukan dengan menambahkan pelarut ke dalam zat
yang diencerkan. Pengenceran yaitu suatu cara yang di gunakan pada suatu
senyawa dengan menambahkan pelarut yang bersifat netral. Lazim dipakai
yaitu aquades dalam jumlah tertentu. Pada prinsipnya hanya menambahkan
pelarut saja sehingga jumlah mol zat sebelum dan sesudah pengenceran
sama. Penyaringan adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan partikel – pertikel padat pada media filter yang
hanya meloloskan cairan dan menahan pastikel – partikel padat pada jenis
filtrasi yang perlu diketahhui :
1. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan)

Proses penyaringan dengan media filter kertas saring.

2. Proses filtrasi dengan tekanan

Umumnya proses ini dilakukan dengan cara divakum

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 11


(disedot dengan pompavakum).

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 12


3. Proses filtrasi dengan membran

Prinsip teknik ini menyaring sampai melewati saringan


yang tipis.

Dalam industri, proses pemisahan atau penyaringan substansi zat


seringkali dilakukan dimana tetesan pelarut yang lebih singkat bergerak ke
atas melewati arus ke bawah, lambat-lambat dari pelarut yang lebih berat.
Penerapan teknologi ini ditunjukkan untuk mengekstrak DDT. Proses
filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari
filtrasi.Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan
menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media. Selain itu penyaringan
dapat juga didefinisikan sebagai pemisahan suatu endapan dari larutan
induk dalam bentuk mampat. Sekali endapan telah berada di dalam filter,
endapan itu dapat dicuci dengan mengalirkan larutan pencuci lewat filter.
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi.
Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori darimedia. Temperatur, perubahan suhu atau
temperatur dari air yang akandifiltrasi, menyebabkan massa jenis (density),
viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami
perunbahan. Selain itu juga dipengaruhi oleh daya tarik menarik diantara
partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam
ukuran besar partikel yang akan disaring. Pemilihan media dan ukuran
merupakan hal yang penting dalam penyaringan. Tebal dan tipisnya media
akan menentukan lamanya pengalirandan daya saring. Faktor– faktor yang
mempengaruhi kecepatan filtrasi: diameter pori – pori kertas saring, tebal
kertas saring., kepekatan larutan yangakan disaring.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 13


2.2 Asam dan Basa

Senyawa asam basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.


Secara umum zat-zat yang beras masam mengandung asam sitrat paa jeruk,
asam cuka, asam tartat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu
yang rusak atau basi. Sedangkan basa, umumnya mempunyai sifat yang licin
dan terasa pahit. Misalnya, sabun, juga para penderita penyakit maag selalu
minum obat yang mengandung Magnesium Hidroksida.

Salah satu ilmuwan yang menyampaikan konsep asam basa adalah


Arrhenius. Asam adalah suatu zat yang dilarutkan ke dalam air dan akan
menghasilkan Ion Hidrogen (H^+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen, tetapi bila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.

Basa adalah suatau senyawa ion OH yang menyebabkan sifat basa


adalah ion OH. NaOH merupakan suatu basa sebab dapat melepaskan OH,
yang jika dilarutkan ke dalam air.

𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) → 𝑁𝑎+(𝑎𝑞) + 𝑂𝐻(𝑎𝑞) ……………........Persamaan 2.1


Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat kecil

sehingga untuk memudahkan penulisan bisanyadigunakan besaran lain.


Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil (Sorensen, 1869 -
1939), mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan dalam
mengukur konsentrasi ion 𝐻+ dalam suatu larutan, pH meter.
Kertas lakmus ada dua warna, yaitu, warna biru dan merah, dipakai sebagai
indikator apakah senyawa dari suatu zat yang kita analisis bersifat asam atau
basa dengan melihat perubahan warna pada kertas lakmus. Senyawa asam
basa akan menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus. Indikator
asam basa adalah zat kimia yang mempunyai warna yang berbeda dengan
larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan indikator asam basa
ke dalam larutan. Kita akan melihat perubahan warna larutan indikator.
Indikator Universal sering digunakan karena dapat berubah warna dalam
rentang pH yang relatif kecil. Rentang pH berada di angka 1-14 dimana
asam berada di rentang pH <7 (di bawah 7), sedangkan basa rentang pH

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 14


>7 (di

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 15


atas 7). Perubahan warna dalam rentang pH yang relatif kecil. Perubahan
warna suatu indikator melibatkan kesetimbangan anara bentuk asam dan
basa dengan warna yang berbeda. Sedangkan pH meter dapat menunjukkan
angka pH secara digital dari zat yang dianalisis.
Senyawa asam dan basa sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Berbagai
kebutuhan mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, serta keperluan
kebersihan semuanya dapat tergolong dalam senawa asam atau basa.
Penentuan sifat larutan bisa dari rasanya. Secara umum, yang berasa masam
tergolong senyawa asam dan yang pahit adalah tergolong senyawa basa.
Tetapi tidak semuanya dapat kita cicipi karena berdampak bahaya bagi
tubuh dan kesehatan.
Indikator yang sering digunakan untuk menguji asam basa adalah
kertas lakmus. Lakmus merah akan menjadi warna biru bila larutan basa.
Sedangkan lakmus biru akan menjadi warna merah jika larutan asam. Dari
perubahan warna tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu larutan bersifat
asama, basa, atau netral.
Kertas lakmus biru tidak perlu dibeli secara khusus dari toko bahan
kimia, yang dibeli cukup kerts lakmus merah. Untuk memperoleh kertas
lakmus biru, cukup memegang lakmus merah di atas botol terbuka yang
berisi amonia. Uap amonia akan mengubah lakmus merah menjadi lakmus
biru. Biarkan beberapa menit di udara agar lakmus biru menjadi kering.
Selanjutnya kertas lakmus biru yang diperoleh dapat digunakan untuk
pemeriksaan bahan yang bersifat asam.
Asam – basa banyak kehidupan kita. Basa juga ada dimana – mana.
Asam asetat di dalam cuka, asam sitrat di dalam lemon dan jeruk,
Magnesium Hidroksida dalam obat maag, amonia dalam bermacam produk
pembersih rumah tangga.
Asam klorida adalah asam yang dihasilkan dalam lambung kita
yang sangat berperan penting dalam proses pencernaan makanan kita. asam
klorida dihasilkan oleh lambung sebanyak 1,2 sampai 1,5 liter tiap hari.
Asam

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 16


askorbat atau vitamin C adalah contoh lain asam yang sangat penting dalam
kehidupan kita.
Selain berperan dalam metabolisme manusia, vitamin C juga akan
berfungsi juga sebagai antioksidan yang bereaksi terhadap radikal bebas
seperti radikal OH yang dapat mengakibatkan kerusakan dalam tubuh kita.
beberapa mamalia mampu menghasilkan vitamin C mereka sendiri, tetapi
manusia, kelelawar, babi, dan bebrapa mamalia lainnya harus mendapatkan
dari makanan yang dimakannya.
Vitamin C dapat membantu untuk mencegah demam dan
melindungi tubuh dari kanker, karena pentingnya vitamin C bagi tubuh,
maka pada abad awal 20, vitamin C dibuat dlam bentuk tablet untuk
mempermudah manusia untuk memperolehnya.
Selain lakmus, ada juga indikator lainnya yaitu indikator alami.
Jika menggunakan indikator ini, kita bisa menentukan suatu larutan bersifat
asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya yaitu dengan menentukan
ekstrak tumbuhan ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat perubahan
warna. Dari perubahan warna itu kita bisa tahu mana larutan yang
mengandung asam atau basa.
Indikator lainnya juga ada pH meter. pH meter merupakan sebuah
alat elektronik atau bisa dikatan alat yang lebih modern untuk mengukur pH
(derajat keasam atau kebasaan) suatu cairan (ada suatu elktrode khusus yang
berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semua yang berfungsi untuk
mengukur pH). Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diuji. Jika sudah mencelupkannya pada pH meter,
akan muncul angka skala utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor
probe. Pada ujung elektrode kaca setelah 0.1 mm yang berbentuk bulat
(bulp). Bulp ini dipasangkan dengan silindir kaca non konduktor atau pastik
memanjang, yang selanjutnya diisi engan larutan HCl .
Miskonsepsi konsep asam basa dan reaksinya terdiri dari dua sub
konsep, yaitu identifikasi asam basa, dan reaksi asam basa. Miskonsepsi
pada konsep identifikasi asam basa yang dialami mahasiswa calon guru
kimia

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 17


adalah pemikiran bahwa zat yang mempunyai atom H dalam rumus
senyawanya jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan
menyebabkan larutan bersifat asam. Konsep sebenarnya adalah hanya
senyawa yang mempunyai atom H yang terikat dengan atom yang lebih
elektronegatif (misalnya O, F, N, Cl) yang akan menghasilkan H+ jika
dilarutkan dalam air.
Atom yang lebih elektronegatif akan menarik pasangan elektron
ikatan dengan H saat ikatan terputus. Miskonsepsi pada konsep reaksi asam
basa yang dialami mahasiswa calon guru kimia adalah pemikiran bahwa
reaksi asam basa harus melibatkan ion H+ dan OH dalam suatu reaksi asam
basa. Reaksi yang tidak melibatkan ion H+ dan OH bukanlah reaksi asam
basa. Miskonsepsi lainnya adalah bahwa air (H2O) bisa bereaksi dengan
asam dan basa karena bersifat netral.
Konsep yang benar dan lebih luas tentang reaksi asam basa
diberikan oleh Lewis, yaitu reaksi yang terjadi antara zat yang bersifat basa
(penyumbang pasangan elektron bebas) dengan zat yang bersifat asam
(penerima pasangan elektron bebas) (Jespersen, dkk., 2012:756). Calon guru
kimia sepertinya tidak terbiasa menggunakan defini Lewis dalam konsep
asam basa.
Alasan yang menyatakan bahwa zat yang netral bisa bereaksi
dengan asam dan basa merupakan hal yang keliru. Hal ini dicontohkan
dengan baik oleh garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang
bersifat netral, misalnya NaCl. Garam NaCl bersifat netral namun tidak bisa
bereaksi dengan asam maupun basa. Air (H2O) dapat bereaksi dengan asam
maupun basa karena H2O bisa menyumbangkan ion H+ dan bisamenerima
ion H+.
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 18


Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam
buah jeruk berfungsiuntuk memberi rasa limun yang tajam.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan meghasilkam larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam
adlah suatu zat yang dapat memberi proton
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam adalah suatu zat yang dapat member proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan
untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan
dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Ciri-ciri asam diantaranya: rasanya asam, dapat mengubah warna
kertas lakmus biru menjadi merah, mempunyai pH (derajat keasaman)
kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit),
dengan logam tertentu dapat mengahasilkan gas hydrogen dan bersifat
korosif atau merusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya. Istilah
"asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang
sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa
Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
berhubungandengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti
yang lebih khusus.Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam
kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
• Arrhenius : Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkankonsentrasi ion hidronium (H3O) ketika dilarutkan dalam
air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini
membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
• Bronsted : pada tahun 1923 J. N. Bronsted ahli kimia yang berasal dari
Denmark dan T. M. Lowry ahli kimia yang berasal dari Inggris
menjelaskan konsep asam basa berdasarkan transfer proton.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 19


BronstedLowry mendefinisikan asam sebagai donor proton (ion
hidrogen) dan basa sebagai akseptor proton (ion hidrogen).
• Lewis : teori Bronsted-Lowry hanya terbatas pada reaksi yang
melibatkan proton. Di sekitar kita masih banyak reaksi yang memiliki
sifat asam-basa tetapi tidak sesuai dengan teori asam basa
BronstedLowry. Pada tahun 1932 G. N. Lewis ahli kimia dari Amerika
mendefinisikan asam sebagai suatu zat yang dapat menerima sepasang
elektron, dan basa adalah zat yang dapat memberikan sepasang
elektron. Untuk keperluan eksperimen, para ilmuan menciptakan
lakmus.
Lakmus adalah sejenis zat yang di peroleh dari jenis lumut
kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu simbiosis jamur dan alga. Lakmus
yang banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang ini
tersedia dalam bentuk kertas. Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas
lakmus merah & kertas lakmus biru.Semua zat tergolong asam apabila
lakmus biru berubah menjadi merah, atau lakmus merah tidak berubah
warna. Semua zat tergolong basa apabila lakmus merah menjadi biru,
ataulakmus biru tidak berubah warna.
Di samping menggunakan indikator buatan, seperti lakmus,
fenolftalen, metil merah dan brom timol biru, kita juga dapat mengenali
senyawa asam atau basa dengan menggunakan indikator alami, seperti
bunga sepatu, bunga hidrangea, kol merah, kunyit dan beberapa jenis
tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang
memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Bagimanakah
cara membuat indikator alami.
Di bawah ini, beberapa cara pembuatan indikator alami dengan
menggunakan bunga sepatu, bunga hidrangea, kol merah dan kunyit. Tidak
semua tumbuhan dapat menjadi indikator yang baik, hanya tumbuhan
dengan warna yang mencolok yang dapat dijadikan sebagai indikator yang
baik, karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen warna sehingga
ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna. Indikator asam-basa yang
baik dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 20


dan larutan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 21


BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Literatur

Melalui data-data yang diberikan pada saat melaksanakan

praktikum Pengenceran dan Penyaringan serta Asam dan Basa. Saya

mendapatkannya dari buku-buku yang tersedia, laporan tahun lalu, dan dari

modul praktikum Pengenceran dan Penyaringan serta Asam dan Basa dan

data yang diperoleh dari buku dan jurnal.

3.2 Metode Wawancara


Metode ini dengan cara Asisten laboratorium praktikum

memberikan tugas kepada praktikan tentang pengenceran dan penyaringan

serta asam - basa dan juga memberikan pertanyaan kepada kakak tingkat

yang sebelumnya telah melaksanakan praktikum diatas tersebut. Dan

bertujuan agar praktikan paham dasar dasar teori dari praktikum

3.3 Metode Observasi


Dengan cara melakukan pengamatan dan meneliti, menghitung

serta melaksanakan praktimum secara langsung ke Laboratorium Kimia

Dasar.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 22


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Praktikum Pengenceran Dan Penyaringan Campuran


4.1.1 Alat dan Bahan
4.1.1.1 Alat
Tabel 4.1
Alat yang Digunakan Pada Percobaan Pengenceran
dan Penyaringan

No Gambar Alat Nama Alat

1.

Ball Pipet

Gambar 4.1

2.

Corong

Gambar 4.2

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 23


3.

Gelas Ukur

Gambar 4.3

4.

Kertas penyaring

Gambar 4.4

5.

Labu Erlemeyer

Gambar 4.5

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 24


20
6.

Gelas Beaker

Gambar 4.6

7.

Batang Pengaduk

Gambar 4.7
8.

Pipet Volumetri

Gambar 4.8

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 25


20
9.

Pipet Tetes

Gambar 4.9

10.

Tabung Reaksi

Gambar 4.10

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 26


20
4.1.1.2 Bahan

Tabel 4.2

Bahan yang Digunakan Pada Percobaan Pengenceran dan


Penyaringan Larutan
No Gambar Bahan Nama Bahan

1.

Aquadest

Gambar 4.11

2.

H2SO4 (Asam Sulfat)

Gambar 4.12

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 27


20
3.

Pb(No)3 ( pB Nitrat)

Gambar 4.13

4.1.2 Prosedur Percobaan


4.1.2.1 Pengenceran

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan


2. Mengambil 10 mL Aquadest dengan menggunakan gelas
ukur lalu tuang ke tabung reaksi.
3. Mengambil 1 mL H2SO4 dengan menggunakan Pipet
Tetes sebanyak 20 tetes
4. Memasukkan H2SO4 kedalam tabung reaksi yang telah
terisi aquadest secara perlahan
5. Menjepit tabung reaksi yang berisi larutan dan digoyang-
goyangkan
6. Menghitung pengenceran konsentasi H2SO4
7. Merapihkan alat dan bahan yang digunnakan

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 28


4.1.2.2 Penyaringan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengambil 5ml larutan Pb Nitrat
3. Masukkan Pb Nitrat ke dalam tabung reaksi yang sudah ada
larutan pengenceran H2SO4
4. Amati endapan yang terjadi, catat warna dari endapan
5. Mengambil kertas saring dan lipat menjadi seperempat
lingkaran meletakkan kertas saring ke dalam corong gelas
kemudian basahi dengan aquadest hingga melekat.
6. Mengamati hasil filtrasi pada Labu Erlenmeyer dan endapan
pada kertas saring
7. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan

4.1.3 Hasil Pengamatan


4.1.3.1 Pengenceran
V1.M1 = V2.M2
1mL.1mol = 11.M2
M2 = 1/11
M2 = 0,09 M
Jadi hasil akhir H2SO4 adalah 0,09 M

Tabel 4.3

Data Pengenceran H2SO4 Pekat

Volume awal Konsentrasi Volume akhir


H2SO4 Pekat H2SO4
awal H2SO4
Pekat

1 mL 1M 11 mL

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 29


Volume Akhir H2SO4 = V air + V H2SO4 pekat

4.1.3.2 Penyaringan
Tabel 4.4
Hasil Penyaringan

Warna H2SO4 Warna Pb Warna


Pekat Nitrat Endapan

Bening Bening Putih

4.1.4 Analisa Percobaan


4.1.4.1 Analisa Data

Pada percobaan Pengenceran dan Penyaringan Larutan


bertujuan untuk Mengetahui tata cara Pengenceran dan
Penyaringan Larutan, mengetahui bahan-bahan yang bisa atau
dapat menentukan pengenceran dan penyaringan, mengetahui
reaksi pengenceran dan penyaringan larutan.

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah


diketahui dengan pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya, larutan
tersebut harus dibalikan atau distandarisasi. Oleh karena itu disebut
larutan baku atau standar. Pengenceran adalah penambahan larutan
ke dalam suatu larutan.Kadar zat terlarut dalam larutan- larutan di
nyatakan dengan konsentrasi larutan.Konsentrasi larutan
mempunyai berbagai satuan seperti molaritas (M), molalitas (m)
dan fraksi mol (x).Larutan yang mempunyai konsentrasi besar
disebut larutan pekat sedangkan larutan encer. Penyaringan adalah
cara untuk memisahkan endapan dan larutan. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 30


dalam larutan konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat pelarut.

Konsentrasi disebut dengan zat terlarut dalam larutan


dapat diukur dengan notasi kurang siku. Molalitas adalah satuan
konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
1 liter larutan. Pada percobaan pengenceran dan penyaringan
campuran yang bertujuan memahami tata cara bagaimana
pengenceran bisa terjadi dan bagaimana cara penyaringan,
mengetahui konsentrasi dalam larutan setelah pengenceran,
mengetahui endapan yang terbentuk dan mengetahui persamaan
reaksi yang terjadi.

Alat dan bahan yang di gunakan pada percobaan ini ialah


Balp, Corong Gelas, Gelas Ukur, Kertas Saring, Labu Erlenmeyer,
Labu Ukur, Pengaduk Gelas, Pipet Mohr, Pipet Tetes, Tabung
Reaksi, Aquadest, HCl, H2SO4, H2SO4pekat, Pb Nitrat.

Prosedur Percobaan pada pengenceran HCl dengan Labu


Ukur adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
mengambil larutan HCL sebanyak 15 ml dengan
menggunakanpipet yang dihubungkan dengan Balp, memasukkan
larutan HCl tersebut kedalam labu ukur, memasukkan aquadest
sebanyak 20 mLkedalam labu ukur kemudian di goyangkan secara
perlahan, menghitung konsentrasi HCL yang telah diencerkan,
merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan. Pada H2SO4
pekat pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.mengambil 5 mL Aquadest dengan menggunakan gelas
ukur lalu tuang ke tabung reaksi, mengambil 1 mL H2SO4 dengan
menggunakan pipet yang dihubungkan dengan Balp, memasukkan
H2SO4 kedalam tabung reaksi yang telah terisi aquadest secara
perlahan, menjepit tabung reaksi yang berisi larutan dan
digoyang-goyangkan, menghitung

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 31


konsentrasi larutan H2SO4 setelah pengenceran, merapihkan alat
dan bahan yang telah digunakan.

Pada prosedur percobaan penyaringan adalah menyiapkan


alat dan bahan yang akan digunakan, mengambil 5mL Aquadest
dan memasukkan kedalam gelas beaker. mengambil serbuk Pb
(NO3)2 sebanyak 3 gram menggunakan Neraca analitik,
memasukkan serbuk Pb (NO3)2 kedalam gelas beaker sambil
diaduk hingga jenuh, mencampurkan Pb(NO3)2 dengan H2SO4,
mengambil kertas saring dan lipat menjadi seperempat lingkaran,
meletakkan kertas saring ke dalam corong gelas kemudian basahi
dengan aquadest hingga melekat, meletakkan corong gelas ke
dalam labu Erlenmeyer, menuangkan hasil campuran Pb(NO3)2
dengan H2SO4 kedalam Kertas Saring, mengamati hasil filtrasi
pada Labu Erlenmeyer dan endapan pada kertas saring,
merapihkanalatdanbahan yang telah digunakan.

Hasil pengamatan dari pengenceran HCl dengan Labu


Ukur ialah M1= 1, V1 = 1 mL, V2 = 11 mL dan mencari konsentrasi
M2. Dari pengenceran H2SO4 pekat pun dapat V1= 1 mL,V2 = 11
mL, M1= 1 M2= 0,009 Dari penyaringan persamaan reaksi yang di
peroleh adalah Pb(No3)2 + H2SO4 = PbSo4-2 + 2HNo3 yangberwana
bening kemudian endapan menjadi putih.
Miskonsepsi konsep asam basa dan reaksinya terdiri dari
dua sub konsep, yaitu identifikasi asam basa, dan reaksi asam basa.
Miskonsepsi pada konsep identifikasi asam basa yang dialami
mahasiswa calon guru kimia adalah pemikiran bahwa zat yang
mempunyai atom H dalam rumus senyawanya jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dan menyebabkan larutan
bersifat asam. Miskonsepsi lainnya adalah bahwa air (H2O) bisa
bereaksi dengan asam dan basa karena bersifat netral. Konsep yang
benar dan lebih luas tentang reaksi asam basa diberikan oleh

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 32


Lewis, yaitu reaksi yang terjadi antara zat yang bersifat basa
(penyumbang

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 33


pasangan elektron bebas) dengan zat yang bersifat asam (penerima
pasangan elektron bebas) (Jespersen, dkk., 2012:756). Calon guru
kimia sepertinya tidak terbiasa menggunakan defini Lewis dalam
konsep asam basa. Alasan yang menyatakan bahwa zat yang netral
bisa bereaksi dengan asam dan basa merupakan hal yang keliru.
Hal ini dicontohkan dengan baik oleh garam yang terbentuk dari
asam kuat dan basa kuat yang bersifat netral, misalnya NaCl.
Garam NaCl bersifat netral namun tidak bisa bereaksi dengan asam
maupun basa. Air (H2O) dapat bereaksi dengan asam maupun basa
karena H2O bisa menyumbangkan ion H+ dan bisa menerima ion
H+.

4.1.4.2 Analisa Kesalahan

Pada percobaan pengenceran dan Penyaringan


Larutan, kami tidak melakukan kesalahan.

4.1.5 Kesimpulan
Dari percobaan pengenceran dan Penyaringan Larutan ini dapat di
kesimpulannya, yaitu:
1. Pengenceran adalah penambahan larutan untuk memperkecil
konsentrasi suatu larutan.
2. Persamaan pengenceran yaitu : V1M1=V2M2
1. Penyaringan adalah proses pemisahan antara benda padat dan
cair.
2. Warna endapan yang didapat adalah putih.
3. Konsentrasi yang di dapat dari H2SO4 adalah 0,09 M

4.2 Asam dan Basa


4.2.1 Alat dan Bahan
4.2.1.1 Alat
Tabel 4.5
Alat-Alat yang digunakan dalam Percobaan Asam Basa

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 34


No Gambar Alat Nama Alat

1.

Ball Pipet

Gambar 4.14

2.

Corong

Gambar 4.15

3.

Labu Erlenmeyer

Gambar 4.16

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 35


30
4.

Pipet Volumetri

Gambar 4.17

5.

Pipet Tetes

Gambar 4.18

6.

Tabung Reaksi

Gambar 4.19

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 36


30
7.

pH Meter Digital

Gambar 4.20

8.

Kertas Indikator
Universal

Gambar 4.21

9.

Penjepit Batang

Gambar 4.22

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 37


30
10.

Kertas Lakmus
Merah

Gambar 4.23

11

Kertas Lakmus Biru

Gambar 4.24

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 38


30
4.2.1.2 Bahan
Tabel 4.6
Bahan yang Digunakan Pada Asam Basa

No Gambar Bahan Nama Bahan

Aquadest

1.

Gambar 4.25

2.
HCl (Asam Klorida)

Gambar 4.26

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 39


30
3.
CH3COOH
(Asam Asetat)

Gambar 4.27

NaOH
(Natrium Hidroksida)
4.

Gambar 4.28

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 40


30
Ba(OH)2

5. (Barium
Hidroksida)

Gambar 4.29

4.2.2 Prosedur Percobaan

Identifikasi asam basa dengan pengukuran Ph

1. Menyiapkan 4 jenis larutan asam dan basa. Mengamati dan


mencatat warna cairan
2. Mengambil 5 mL larutan tersebut ke dalam tabung reaksi.
Menandai masing-masing larutan dengan nama L1 s/d L4
3. Mengambil kertas lakmus merah, lakmus biru, indikator universal,
serta pH meter, mencelupkan ujungnya ke dalam larutan. Hati-hati
jangan sampai terkena jari tangan (Bila diperlukan gunakan
penjepit tabung). Kemudian mengeringkan kertas lakmus merah,
lakmus biru, indikator universal, dan pH meter tersebut. Mencatat
perubahan warna pada lakmus merah dan lakmus biru.
Menentukan pH larutan dengan mencocokan warna kertas
indikator universal tersebut dengan petunjuk yang ada di kotak
kertas pH. Serta mencatat angka yang terbaca pada pH meter

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 41


30
4. Melakukan “prosedur 3” untuk semua larutan di atas. Mencatat
masing masing perubahan warna, nilai pH dan menandai larutan
mana yang asam dan basa
5. Merapikan alat dan bahan yang digunakan

4.2.3 Hasil
Pengamatan
Tabel 4.7

Hasil Pengamatan Asam Basa

Gelas Nama Zat Perubahan Perubahan pH pH Sifat


Kimia Warna Warna Indikator Meter Zat
Pada Pada Universal Digital
Lakmus Lakmus
Merah Biru

L1 HCL Merah Merah 1 0,3 Asam

L2 CH3COOH Merah Merah 2 2,1 Asam

L3 NaOH Biru Biru 13 12,8 Basa

L4 Ba(OH)2 Biru Biru 14 11,3 Basa

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 42


4.2.4 Analisa Percobaan
4.2.4.1 Analisa Data
Setelah dilakukannya percobaan Asam Basa, dapat dapat
diketahuai tujuan dari percobaan yaitu mengetahui jenis jenis,
mengidenfikasi asam basa dari berbagai larutan dengan
menggunakan indikator untuk mengidentifikasik asam basa.
Dari hasil pengamatan Asam-Basa yang kami lakukan
didapatkan yaitu, tabung 1 yang ditandai dengan L1 adalah larutan
HCl cairannya berwarna bening, kertas lakmus merah berubah
menjadi merah sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi
berwarna merah, lalu pH indikator universalnya adalah 1, pH meter
nya adalah 0,3 jadi sifat zatnya adalah asam. Tabung 2 yang
ditandai dengan L2 adalah larutan CH3COOH cairannya berwarna
bening, kertas lakmus merah tetap berwarna merah sedangkan
kertas lakmus biru berubah menjadi merah, lalu pH indikator
universalnya adalah 2, pH meter nya adalah 2,1 jadi sifat zatnya
adalah asam. Tabung 3 yang ditandai dengan L3 adalah larutan
Ba(OH)2 cairannya berwarna putih keruh, kertas lakmus merah
berubah menjadi warna biru sedangkan kertas lakmus biru berubah
menjadi warna merah, lalu pH indikatornya adalah 13, pH meter
digitalnya adalah 12,8. jadi sifat zatnya adalah basa. Dan yang
terakhir adalah tabung 4 yang ditandai dengan L4 adalah larutan
NaOH cairannya berwarna bening, kertas lakmus merah berubah
menjadi biru sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru, lalu
pH indikator universal adalah 14, pH meter digitalnya adalah 11,3
jadi sifat zatnya adalah basa.

Pada percobaan asam basa dengan menggunakan berbagai


memggunakan berbagi macam larutan asam pada misalnya , HCl
sebagai larutan asam sebagai larutan basa : Ba (Oh)2 sebagai
larutan basa.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 43


Kedua larutan ini merupakan asam dan basa kuat yang telah
kita ukur pHnya karena larutan HCl pHnya itu adalah 1,3 dan
larutan Ba(OH2) pHnya adalah 8,6 dari hasil pengukuran pH meter
digital. Lalu, kita coba kedua larutan ini dengan ditambahkan
larutan aquadest dan hasilnya larutan HCl tetap mempunyai pH
1,3, sedangkan Ba (OH)2 pHnya berubah menjadi 7,6. Selanjutnya
kita melakukan percobaan untuk mengetahui asam basa kedua
larutan ini menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus yang
digunakan yaitu kertas lakmus merah dan lakmus biru.
Kita menjadi tahu jika kertas lakmus merah menjadi biru itu
berarti larutkan tersebut adalah basa. Sebaliknya jika lakmus biru
menjadi merah berati larutan tersebut adalah asam. Begitu juga
untuk larutkan CH3COOH adalah asam dan NaOH adalah basa.
Indikator yang sering digunakan untuk menguji asam atau
basa adalah lakmus. Lakmus merah akan menjadi warna biru jadi
larutan basa. Lakmus biru akan menjadi warna merah jika larutan
Asam. Dari perubahan warna kertas lakmus dapat disimpulkan
apakah suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Walaupun
banyak asam basa dalam sekitar kita, seperti pada jeruk, sayuran,
pembersih rumah tangga, kita harus tetap herhati – hati.
Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan
larutan asam, sedangkan reaksi antara oksida dengan air
menghasilkan larutan basa. Asam dan basa dapat dibedakan
melalui indikator asam basa. Larutan asam basa dapat diperoleh
dengan melarutkan asam atau basa secara langsung kedalam air.
Selain itu larutan ini juga dapat diperoleh melalui reaksi antara
senyawa oksida dengan air. Ketas indikator universal mampu
menunjukan tingkat kesamaan dan kebasaan dari suatu zat. Dengan
membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji
dengan kertas standart yang ada pada indikator universal, kita dapat
menentukan tingkat keasaman suatu zat.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 44


Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-
bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara
mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan
warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa . Indikator
alami yang biasa di pakai adalah dalam pengujian sama basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok berupa bunga-bungaan, umbi-
umbian, kulit buah dan dedauanan.
Selain itu suatu tumbuhan dapat menjadi indikator yang
baik adalah karena pada kelopak bunga tumbuhan memiliki
pigmen sehingga ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna.
Indikator asam basa yang baik adalah yang dapat memperlihatkan
warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan basa. Syarat
dapat atau tidaknya suatu tanaman yang menjadikan sebagai
indikator alami asam basa. Dengan terjadinya perubahan warna.
Apabila mengekstraknya dengan tetesan pada larutan asam maupun
basa. Tak sedikit tumbuhan yang mempunyai kandungan zat kimia.
Zat tersebut berasal dari famili antosianin dengan warna yang
alami. Memiliki warna merah pada larutan asam, sedangkan biru
pada larutan basa.

4.2.4.2 Analisa kesalahan


Pada percobaan asam & basa kami melakukan kesalahan.
1. Kurang memahami penuh materi
2.
3. Mengambil alat yang tidak diperlukan
4.2.5 Kesimpulan
1. Asam adalah larutan yang memiliki Ph <7
2. Basa adalah larutan yang memiliki Ph >7
3. Ph netral adalah 7

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 45


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan praktikum Pengenceran dan Penyaringan
serta Asam dan Basa dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Dapat menetukan suatu konsentrasi dari suatu larutan.
2. Dapat menentukan reaksi yang terjadi.
3. Dapat melihat perubahan warna pada suatu larutan.
4. Pada percobaan pengenceran HCl dengan Aquadest mendapatkan hasil
yaitu HCl yang encer.
5. Hasil dari pengenceran larutan HCl diperoleh konsentrasi larutan akhir
yaitu 0,128 M dengan menggunakan persamaan M1.V1 = M2.V2.
6. Pada percobaan pengenceran H2SO4 dengan Aquadest mendapatkan
reaksi eksoterm.
7. Konsentrasi akhir dalam pengenceran H2SO4 diperoleh sebesar 0,09 M
8. Pada percobaan mengenai penyaringan Pb Nitrat dengan H2SO4 Pekat
menghasilkan endapan yang berwarna putih.
9. Persamaan reaksi yang dihasilkan dalam campuran Pb(NO3)2 dengan
H2SO4 antara lain:
Pb(NO3)2(Aq) + H2SO4(Aq) → PbSO4(s) + 2HNO3(Aq)
10. Penyaringan adalah proses pemisahan zat cair dengan zat padat melalui
media filter dimana cuma bisa meloloskan cairan dan zat padat terhenti.
11. Pengenceran dilakukan untuk memperoleh volume akhir yang lebih
besar dari larutan sebelumnya.
12. Setelah dilakukannya praktikum percobaan pertama ini, praktikan dapat
mengetahui tata cara pengenceran dan penyaringan larutan dan
mengetahui hasil reaksi dari penyaringan dan pengenceran larutan.
13. Larutan Asam = HCl , CH3COOH
14. Larutan Basa = NaOH , Ba(OH)2
15. Ph netral adalah 7

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 46


16. Larutan Basa memiliki rasa pahit
17. Larutan Asam memiliki rasa masam
18. Asam adalah larutan yang memiliki Ph <7
19. Basa adalah larutan yang memiliki Ph >7
20. Terdapat 2 macam lakmus yaitu: kertas lakmus merah dan kertas lakmus
biru
21. Kertas lakmus digunakan sebagai indikator apakah larutan yang
diidentifikasi bersifat asam atau basa
22. Perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru dan kertas lakmus
merah menjadi biru menandakan bahwa pH larutan bersifat basa dan pH
nya di atas 7
23. Untuk mengetahui pH larutan maka digunakan Kertas IndikatorUniversal
24. Untuk mengetahui pH larutan dengan lebih tepat dan teliti menggunakan
pH Meter Digital

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Institut Teknologi Petroleum Balongan


1. Lebih memperhatikan pada perawatan peralatan praktikum yang
ada di laboratorium.

5.2.2 Untuk Asisten Praktikum

1. Pengaturan jadwal praktikum harap diatur sebaik mungkin, agar


tidak mengganggu jadwal kuliah praktikan.

5.2.3 Untuk Praktikan


1. Selalu berhati-hati pada saat praktikum berlangsung.

2. Mengikuti dengan baik semua intruksi dari asisten praktikum.

3. Tidak melakukan hal yang tidak perlu selama praktikum


berlangsung.
4. Buatlah laporan praktikum dengan ikhlas hati

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar 2022 47


DAFTAR PUSTAKA

Nahadi, M.Si, M.Pd. 2007. “Intisari Kimia Untuk SMA” Pustaka


Setia : Bandung

Brady, James. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur jilid 1


(terjemahan). Tangeran. Binarupa Akasara.

Pratiwi, W. 2019. Modul Praktikum Kimia Dasar. Indramayu :


Akademi Minyak dan Gas Balongan
LAMPIRAN

45
Disusun Oleh :

Kelompok 11
PJK : Farizal Komara
Nama Anggota :
1. Monika Helwi Septina 21010080
2. Dian Firmansyah 21010081
3. Reyhan Firmasnyah 21010090
4. Raka Indra Ferdiansyah 21010091
5. Nyantag Trang Ayrez 21010108
6. Cendy Aprian 21010109
7. Dimas Reza Pahlevi 21010119

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM
BALONGAN INDRAMAYU
2022

46
DRAFT PERCOBAAN I PENGENCERAN

DAN PENYARINGAN LARUTAN

1.1 Tujuan
1. Melatih mahasiswa untuk membuat laporan resmi.
2. Mengetahui konsentrasi dari larutan setelah pengenceran.
3. Mengetahui reaksi pengenceran dan penyaringan campuran.
4. Mengetahui endapan yang terbentuk.
5. Dapat mengetahui alat dan bahan dari percobaan 1

1.2 Dasar Teori

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat yaitu memiliki konsentrasi


tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar dapat diperoleh volume akhir yang
lebih besar jika suatu larutan senyawa yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah senyawa dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat (H2SO4 ) yang panasnya dilepas sedemikian besarnya yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dengan menyebabkan asam sulfat memerah,
jika kita berada di dekatnya dan terkena percikannya dapat menyebabkan kerusakan
pada kulit.
Pengenceran Larutan adalah proses penurunan Konsentrasi larutan dengan
penambahan zat pelarut seperti air ke dalam Larutan yang pekat untuk menurunkan
Konsentrasi Larutan dari yang semula pekat menjadi lebih encer guna keperluan
didalam Laboratorium.
Pengenceran merupakan suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan cara menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquades. penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan ( Brady,1999).
Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Beberapa unsur
atau zat memiliki sifat heterogen sehingga cenderung mengendap bahan membentuk
endapan jika dilarutkan. Dengan cara penyaringan makan dapat ini akan terpisah dari

47
larutannya. Kadar zat yang terlarut kemudian memiliki konsentrasi larutan
konsentrasi larutan mempunyai berbagai satuan seperti molaritas (M), molalitas (n)
dan fraksi mol (x).

Larutan yang mempunyai konsentrasi besar disebut larutan pekat sedangkan


larutan yang mempunyai konsentrasi rendah disebut larutan encer.
Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam 1 liter larutan. Molaritas sama dengan jumlah mol (n) dibagi dengan
volume larutan (V). Pada proses pengenceran jumlah volume dan molaritas nya
berubah, namun jumlahnya molnya tetap.
Penyaringan adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari dalam
larutan. Hal tersebut dapat terjadi karena endapan zat terlarut memiliki ukuran
partikel yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran rongga pada kertas saring
sehingga memungkinkan endapan terperangkap di kertas saring.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih yang
terdispersi baik sebagian molekul atom atau ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute dan relatif
terhadap jumlah pelarut. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai
pelarut adalah air atau biasa digunakan dengan aquades.
Dalam analisis kadang-kadang kita memerlukan suatu zat dalam konsentrasi
yang berbeda- beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya tinggi
harus diencerkan. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah
larutan yang akan kita buat kemudian menghitung banyaknya larutan awal yang akan
diencerkan.
Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah
solute yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali
volume dan konsentrasi.
konsentrasi larutan setelah pengenceran akan lebih kecil dibandingkan.
konsentrasi larutan semula yang menyebabkan pH asam akan naik dan pH basa
akan turun.

48
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya, larutan tersebut harus di balikan
atau distandarisasi. Oleh karena itu disebut larutan baku atau larutan standar.
Pengenceran biasanya dilakukan dengan cara menambahkan air murni atau air
suling pada suatu larutan yang pekat yaitu memiliki konsentrasi tinggi. Molaritas suatu
larutan akan berkurang karena pengenceran yang dilakukan pengenceran tidak
merubah jumlah mol zat terlarut. Untuk membuat larutan standar biasanya dilakukan
dengan mengencerkan larutan yang sudah tersedia, misalnya untuk membuat larutan
standar HCL (asam klorida) 0,1 M dari larutan HCl (asam klorida) 0,2 M. Maka
tentukanlah terlebih dahulu berapa banyakkah larutan standar yang harus diencerkan
melalui persamaan :
V1M1 = V2M2 ………………………........................Persamaan 2.1
Keterangan :

V1 = volume sebelum pengenceran (mL)


M1 = konsentrasi sebelum pengenceran (M)
V2 = volume sesudah pegenceran (mL)
M2 = konsentrasi sesudah pengenceran (M)

Dengan menggunakan persamaan di atas maka kita dapat mencari


pengenceran dengan memasukkan data yang diketahui sehingga mendapatkan sebuah
hasil volume sebelum pengenceran berbanding lurus dengan volume setelah
pengenceran juga konsentrasi setelah pengenceran.
Dalam memisahkan antara pelarut dan zat terlarut dalam campuran
terdapat beragam metode yaitu distilasi, penyaringan, sentrifugasi, dan kristalisasi.
Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan zat pelarut biasanya disebut
dengan konsentrasi konsentrasi larutan secara kuantitatif menyatakan komposisi zat
terlarut dan pelarut dalam larutan . Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dalm jumlah total zat dengan jumlah zat pelarut.
Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar. Sedangkan , secara kualitatif
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer atau berkonsentrasi rendah dan
pekat memiliki konsentrasi tinggi.

49
Dalam proses penyaringan akan ditemui temperatur perubahan suhu dari air,
yang akan difiltrasi menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut dan
viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain itu akan dipengaruhi
oleh gaya tarik menarik antara partikel harus menyebabkan kekeruhan sehingga
terjadi perbedaan dalam ukuran besar partikel yang akan disaring. Pada sebuah proses
percobaan akan disaring endapan hasil reaksi asam sulfat (H 2SO4) encer dengan Pb
asetat. Dimana Pb asetat dan H2SO4 (asam sulfat) akan menjadi PbSO4 ( Pb sulfat)
dan 2CH3COOH. Dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi, yaitu :
Pb (CH3COOH)2 + H2SO4 PbSO4 + 2 CH3COOH + H2

PbSO2 ( Pb Sulfat) mengendap karena memiliki ciri-ciri, yaitu :

1. Terendap Sempurna
2. Murni
3. Spesifik ( memiliki sifat khusus )

4. Larutan tersebut tidak mampu melewati kertas saring yang berada pada dinding
corong tersebut.

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan


atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan
kimia yang berkatian dari suatu bahan.
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu :

• Metode Pemisahan Sederhana


Metode pemisahan sederhan adalah metode yang menggunkan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk proses pemisahan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.
• Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanika alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabung dua atau

50
lebih metode sederhana. Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan
campuran harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan pemilihan metode
pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan faktor yang
tidak berhasil.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah di dalam sel makhluk
hidup atau bahan terikat dengan bahan lainnya secara kimia dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau
besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan
panas dan sebagainya.
4. Standar kemungkinan yang diinginkan pemurnian 100% memerlukan tahap yang
berbeda dengan 90%.
5. Zat residual dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan harga dan biaya pemisahan.

Suatu zat dapat dipisahkan dari zat campuran karena mempunyai perbedaan
sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan beberapa dasar pemisahan campuran antara
lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
2. Titik didih larutan
3. Titik beku
4. Difusi

Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara


kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi seperti yang
berasal dari proses penyaringan. Intinya adsorbsi tersebut erat kaitannya dengan
proses penyaringan.

Di dalam percobaan yang akan dilakukan, yaitu penyaringan endapan PbSO4


( Timbal Sulfat) yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 (Asam Sulfat) dengan
Pb(NO3)2 atau Timbal (II) Nitrat.

51
Untuk membuat suatu larutan dalam laboratorium maka diperlukan cara-cara
khusus agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri.
Misalnya pada pengenceran asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah dengan
cara menambahkan aquadest pada asam sulfat bukan sebaliknya. Hal ini karena ada
perbedaan massa kedua zat tersebut, sehingga air akan mengapung diatas asam sulfat
karena massa jenisnmya lebih rendah.

Jika pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan aquadest pada asam


sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih sama seperti air jatuh
kedalam pelarut dan minyak panas. Dalam pengenceran, reaksi yang terjadi dapat
berupa reaksi eksoterm maupun endoterm.

Reaksi endoterm merupakan reaksi yang terdapat dan terjadi dari lingkungan
ke system, sehingga membutuhkan panas atau kalor jika reaksi endoterm. Reaksi
eksoterm berbanding terbalik dengan reaksi endoterm. Sementara reaksi endoterm
adalah reaksi yang terjadi dan system ke lingkungan.

1.3 Alat dan bahan

1.3.1 Alat

1. Ball Pipet
2. Batang Pengaduk
3. Corong
4. Gelas Ukur
5. Labu Erlenmeyer
6. Pipet Uetes
7. Pipet Volumetric
8. Tabung Reaksi

1.3.2 Bahan

1. Aquadest
2. PbSO4
3. Pb-Nitrat

52
1.4 Prosedur Percobaan
A.
Pengenceran H2SO4 pekat

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengambil Aquadest sebanyak 5 mL dengan Gelas Ukur dan menuangkannya ke
dalam Tabung Reaksi.
3. Mengambil 1 mL H2SO4 Pekat dengan menggunakan Pipet Mohr yang
dihubungkan dengan Balp.

4. Memasukan H2SO4 kedalam tabung reaksi yang berisi Aquadest secara perlahan.
5. Menjepit Tabung Reaksi yang berisi larutan dan digoyanggoyangkan.
6. Menghitung konsentrasi larutan H2SO4 pekat setelah diencerkan.
7. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

B.
Penyaringan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengambil 5 mL Aquadest dan masukan kedalam Gelas Beaker.
3. Mengambil serbuk Pb(NO3)2 sebanyak 3 gram menggunakan neraca analitik.
4. Memasukan serbuk Pb(NO3)2 kedalam Gelas Beaker sambil diaduk hingga jenuh.
5. Mencampurkan Pb(NO3)2 dengan H2SO4.
6. Mengambil Kertas Saring dan lipat menjadi seperempat bagian lingkaran.
7. Meletakan Kertas Saring kedalam Corong Gelas kemudian basahi dengan Aquadest
hingga melekat.
8. Meletakan Corong Gelas kedalam Labu Erlenmeyer.
9. Menuangkan hasil campuran Pb(NO3)2 dan H2SO4 kedalam Kertas Saring.
10. Mengamati hasil filtrasi pada Labu Erlenmeyer dan endapan pada Kertas Saring.
11. Merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan

53
54
55
DRAFT PERCOBAAN II PRAKTIKUM
KIMIA DASAR

Disusun Oleh :

Kelompok 11

PJK : Farizal Komara


Nama Anggota :
1. Sulton Salahudin 18010096
2. Monika Helwi Septina 21010080
3. Dian Firmansyah 21010081
4. Reyhan Firmansyah 21010090
5. Raka Indra Ferdiansyah 21010091
6. Nyantag Trang Ayrez 21010108
7. Cendy Aprian 21010109
8. Dimas Reza Pahlevi 21010119

PROGRAM STUDI TEKNIK


PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI
PETROLEUM BALONGAN INDRAMAYU
2022

56
DRAFT PERCOBAAN II ASAM DAN BASA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

2.1 Tujuan
1. Dapat membuat laporan resmi
2. Melakukan identifikasi asam-basa dengan pengukuran pH larutan.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pH larutan.
4. Dapat mengetahui alat dan bahan dari percobaan 2
5. Mampu melakukan percobaan asam basa

2.2 Dasar Teori

Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara
umum zat- zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada
jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu
yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit,
misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu meminum obat yang
mengandung magnesium hidroksida.
Salah satu ilmuwan yang menyampaikan konsep asam basa adalah Arrhenius.
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidrogen (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen. Misalnya gas hidrogen
klorida yang merupakan senyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan ke dalam air akan
terurai menjadi
ion- ionnya. HCl(aq) + H2O(l) → H3O+ (aq) + Cl- (aq).
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion OH–,yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH –. NaOH
merupakan suatu basa sebab dapat melepaskan OH– jika dilarutkan ke dalam air.
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq). Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya
sangat kecil sehingga untuk kemudahan penulisan digunakan besaran lain. Untuk
menghindari penggunaan angka yang sangat kecil, Sorensen (1868–1939)
mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan dalam mengukur konsentrasi
ion H+ dan perubahannya dalam suatu larutan.
Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+
dalam suatu larutan: pH = – log [H+]. pH suatu larutan dapat dengan suatu kertas
lakmus, indikator universal, dan pH meter. Kertas lakmus (ada 2 warna biru dan
merah) dipakai sebagai indikator apakah senyawa atau zat yang kita analisis bersifat
asam atau basa dengan melihat perubahan warnanya. Senyawa asam akan dapat
menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus biru menjadi merah. Senyawa
basa akan menimbulkan perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi biru.
Indikator universal sering digunakan, karena dapat berubah warna dalam
rentang pH yang relatif kecil. Rentang pH berada di 1-14, dimana asam berada di
rentang pH < 7 sedangkan basa berada di rentang pH > 7. Perubahan warna suatu
indikator melibatkan kesetimbangan antara bentuk asam dan bentuk basa dengan
warna yang berbeda.

Gambar 1 : Indikator Universal


Sedangkan pH meter dapat menunjukan angka pH secara digital dari zat yang
dianalisis.

2.3 Alat dan bahan

 Alat
1) Tabung Reaksi 4 Buah
2) Rak Tabung 1 Buah
3) Lakmus Merah 4 Buah
4) Lakmus Biru 4 Buah
5) Kertas pH Universal 4 Buah
6) pH Meter Digital 1 Buah
7) Pipet Tetes 6 Buah
8) Pipet Volumetri 1 Buah
9) Gelas Beker 100 mL 1 Buah
10) Batang Pengaduk 1 Buah
11) Corong 1 Buah
12) Penjepit Tabung 1 Buah

 Bahan
  larutan asam : HCl, CH3COOH
2)
2 larutan basa : NaOH, Ba(OH)2
3)
Aquadest

2.4 Prosedur Percobaan

A. Identifikasi asam-basa dengan pengukuran pH

1) Siapkan 4 jenis larutan asam dan basa. Amati dan catat warna
cairan.

2) Ambil 5 mL larutan tersebut ke dalam tabung reaksi. Tandai


masing-masing larutan dengan nama L1 s/d L4.

3) Ambil kertas lakmus merah, lakmus biru, indikator universal, serta


pH meter, celupkan ujungnya ke dalam larutan. Hati-hati jangan
sampai terkena jari tangan (Bila diperlukan gunakan penjepit
tabung). Kemudian keringkan kertas lakmus merah, lakmus biru,
indikator universal, dan pH meter tersebut. Catat perubahan warna
pada lakmus merah dan lakmus biru. Tentukan pH larutan dengan
mencocokan warna kertas indikator universal tersebut dengan
petunjuk yang ada di kotak kertas pH. Serta pada pH meter catat
angka yang terbaca.
4) Lakukan “prosedur 3” untuk semua larutan di atas. Catat masing-
masing perubahan warna, nilai pH dan tandai larutan mana yang
asam dan basa.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. (1998). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1 (Terjemahan).
Tangerang:Binarupa Aksara
Kartohardiono, S. dkk. (1999). Buku Panduan Praktikum Kimia Dasar. Jakarta:
DepartemenTeknik Kimia Universitas Indonesia

Pratiwi, W. (2012). Panduan Praktikum Kimia Dasar I. Indramayu: Akademi Minyak


dan GasBalongan
Wirjosoemarto, K. dkk. (2000). Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi.
UPI Bandung.

Anda mungkin juga menyukai