Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen :

BUDAYA AKADEMIK

OLEH :
Reski raditya (PO.71.4.221.14.1.038)
Rizki Amelia Rusdi (PO.71.4.221.14.1.039)
Rosita Mutiana (PO.71.4.221.14.1.040)
Rusli (PO.71.4.221.14.1.041)
Sarina (PO.71.4.221.14.1.042)
Satmariana Hasma (PO.71.4.221.14.1.043)
Shinta Bone (PO.71.4.221.14.1.044)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2014
BUDAYA AKADEMIK
1.  PENGERTIAN BUDAYA AKADEMIK

a.  Pengertian Budaya

Budaya  dapat diartikan sebagai  pandangan hidup yang diakui bersama


oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap,
nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Demikian juga
budaya dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara
hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk
memandang persoalan dan memecahkannya. 

Dalam kontek lain, budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi yang terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Atau budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh bersifat kompleks, abstrak, dan
luas.

Budaya dapat diartikan juga sebagai seuatu pengetahuan, keyakinan, seni,


moral, hukum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai
anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu.

Sedangkan kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan,


tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara  belajar. Kebudayaan atau kultur adalah
keseluruhan kompleks yang terbentuk di dalam sejarah dan diteruskan dari  masa
ke masa  melalui tradisi yang mencakup organisasi, sosial, ekonomi, agama,
kepercayaan, kebiasaan, hukum, seni, teknik dan ilmu.  Dengan demikian maka
budaya terbentuk melalui proses perjalanan waktu dalam sejarah yang
berkembang dari generasi ke generasi berikutnya. 

Memperhatikan uraian di  atas dapat disimpulkan bahwa budaya


merupakan keseluruhan konsep dari sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia yang meliputi kemampuan berfikir, sosial, ekonomi, agama,
kepercayaan, kebiasaan, hukum, seni, teknik dan ilmu.

b.  Pengertian Akademik

Pengertian Akademik secara etmologi berasal dari bahasa Yunani


yaituacademos yang berarti sebuah “taman umum (plasa)” di sebelah barat laut
kota Athena. Nama Academos adalah nama seorang pahlawan yang terbunuh pada
saat perang legendaris Troya. Pada plasa inilah filosof Socrates berpidato dan
membuka arena perdebatan tentang berbagai hal. Tempat ini juga menjadi tempat
Plato melakukan dialog dan mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada
orang-orang yang datang. Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik,
yaitu semacam tempat perguruan. Para pengikut perguruan tersebut disebut
academist, sedangkan perguruan semacam itu disebut academia.

Sedangkan pengertian akademik secara terminologi adalah keadaan orang-


orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan,
dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa di suatu
perguruan tinggi.

c.   Pengertian Budaya Akademik

Budaya akademik (Academic culture) dapat dipahami sebagai suatu


totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan
diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga penelitian.

Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal, artinya, dimiliki


oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Dalam
kontek lain, budaya akademik adalah suatu sikap hidup yang selalu mencari
kebenaran ilmiah melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang
mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis; rasional
dan obyektif oleh warga masyarakat akademik.

2.  CIRI-CIRI PERKEMBANGAN BUDAYA AKADEMIK


 Pengertian tentang budaya akademik sebagaimana tersebut di atas, perlu
didukung oleh perumusan karakteristik perkembangan budaya akademik itu
sendiri yang disebut ciri-ciri perkembangan budaya akademik yaitu meliputi :

1)      Penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyektif;

2)      Pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawab moral;

3)      Kebiasaan membaca;

4)      Penambahan ilmu dan wawasan;

5)      Kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat;

6)      Penulisan artikel, makalah, buku;


7)      Diskusi ilmiah;

8)      Proses belajar-mengajar, dan

9)      Manajemen perguruan tinggi yang baik.

3. BUDAYA AKADEMIK DI PERGURUAN TINGGI


Budaya akademik di Perguruan Tinggi yang harus ditumbuhkembangkan oleh
insan akademisi perguruan tinggi, yaitu meliputi :

1)      Budaya perilaku intelektual

2)      Moralitas yang baik  

3)      Penerapan perilaku disiplin

4)      Rasa tanggung jawab

5)      Keinginan menghasilkan suatu karya/pekerjaan  inovatif dan kreatif yang


terbaik.

6)      Sikap keteladanan

7)      Keinginan menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih baik, dalam setiap


pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

8)      Melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran dengan segala perangkatnya


dengan baik, dengan terus memburu referensi mutakhir.

9)      Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

10)  Terprogramnya suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Demikian juga  sikap dan perilaku masyarakat ilmiah yang mendorong lahirnya


budaya akademik di peruguruan tinggi, meliputi :

1)      Sikap Kritis, yaitu setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan


sikap ingin tahu segala sesuatu untuk selanjutnya diupayakan jawaban dan
pemecahannya melalui suatu kegiatan ilmiah penelitian.
2)      Kreatif, yaitu setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan sikap
inovatif, berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.

3)      Obyektif, yaitu kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar


berdasarkan pada suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau
ambisi pribadi.

4)      Analitis,  yaitu suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode
ilmiah yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu kebenaran ilmiah.

5)      Konstruktif, yaitu suatu kegiatan ilmiah yang merupakan budaya akademik


harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang memberikan asas
kemanfaatan bagi masyarakat.

6)       Dinamis, yang berarti ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus


dikembangkan terus-menerus.

7)      Dialogis, artinya dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam


masyarakat akademik harus memberikan ruang pada semua masyarakat
ilmiah  untuk mengembangkan diri, melakukan kritik serta mendiskusikannya.

8)      Menerima kritik, ciri ini sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu
setiap insan akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.

9)      Menghargai prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik


harus menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.

10)  Bebas dari prasangka, yang berarti budaya akademik harus mengembangkan


moralitas ilmiah yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran ilmiah.

11)  Menghargai waktu,  yang berarti masyarakat intelektual harus senantiasa


memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin,  terutama demi kegiatan
ilmiah dan prestasi kerja .

12)  Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, yang berarti masyarakat


akademik harus benar-benar memiliki karakter ilmiah sebagai inti pokok budaya
akademik.

13)  Berorientasi ke masa depan,  artinya suatu masyarakat akademik harus


mampu mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke masa depan dengan suatu
perhitungan yang cermat, realistis dan rasional.

14)   Kesejawatan/kemitraan, artinya suatu masyarakat ilmiah harus memiliki rasa


persaudaraan yang kuat untuk mewujudkan suatu kerja sama yang baik. Oleh
karena itu budaya akademik senantiasa memegang dan menghargai  tradisi
almamater sebagai suatu tanggung jawab moral masyarakat intelektual akademik.

15)  Kebebasan akademik meliputi kebebasan menulis, meneliti, menghasilkan


karya keilmuan, menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuni, dalam kerangka akademis.

Dengan adanya sikap dan prilaku masyarakat ilmiah tersebut  diharapkan dapat


mengembangkan  budaya mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat
dijadikan sebagai budaya akademik bagi tenaga akademik, tenaga pengajar dan
mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.

4.  UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA AKADEMIK


Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. diperlukan
upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di
kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik
tersebut.Dalam rangka mewujudkan kampus Perguruan Tinggi yang baik, para
sivitas akademika Perguruan Tinggi sangat dianjurkan untuk menciptakan budaya
akademik sebagai berikut:

1)      Budaya kerja disiplin dan tepat waktu

2)      Budaya membaca

3)      Budaya meneliti

4)   Budaya menulis/berkarya

5)   Budaya malu dalam melakukan hal negatif

6)   Budaya hidup sehat dalam perilaku sehari-hari

7)   Budaya bersih, aman, dan nyaman

8)   Budaya cinta damai dan saling menghargai

9)   Budaya taat asas dan aturan

10)  Budaya toleransi dan transparansi

11)  Budaya jujur dan tanggung jawab

12)  Budaya kerja yang kreatif


13)  Budaya kerja yang ramah lingkungan

14)  Budaya Keteladanan

15)  Budaya Kesadaran yang tinggi akan pentingnya kualitas;

16)  Budaya kerja keras dan menghargai waktu

17)  Budaya tolong menolong

Demikian juga budaya akademik dapat ditingkatkan dengan upaya melalui


beberapa pemenuhan kualifikasi komponen sebagai berikut:

1)      Pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat akademik

2)      Pengembangan infrastruktur pendidikan.

3)      Pengembangan kinerja civitas akademika

4)      Peningkatan kualitas pembelajaran

5)      Tersedia jaminan mutu.

6)      Tersedia perpustakaan yang berkualitas

7)      Tersedia ICT yang sangat berkualitas.

8)      Tersedia Laboratorium yang berbasis kebutuhan.

9)      Terselenggara forum diskusi, seminar dan workshop.

10)   Dihasilkan karya tulis ilmiah melalui jurnal, koran, majalah dan buku.

5.   FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT BUDAYA


AKADEMIK
Faktor yang dapat menghambat tumbuh dan berkembangnya budaya akademik di
perguruan tinggi, antara sebagai berikut :

1)      Peruguruan Tinggi mirip keraton: Budaya akademik di perguruan tinggi


tidak berkembang dengan baik karena kultur keraton sudah masuk ke dalam dunia
akademik di perguruan tinggi.
2)      Mataramisme sudah masuk ke dalam budaya akademik di perguruan tinggi
sehingga perguruan tinggi muncul  juga "raja" dan setiap orang
harus sowan(menghadap atasan) bila berbuat sesuatu.

3)      Fasilitas dan sarana-prasarana serta dana kurang mendukung;

4)      Sivitas akademika belum menghayati kehidupan akademik;

5)      Sivitas akadmika belum terbiasa berpikir ilmiah akademik;

6)      Perguruan Tinggi lebih banyak digunakan untuk mencari keuntungan


(profit);

7)      Senior kikir ilmu terhadap seniornya, sehingga tranformasi pengetahuan


akademik terhambat.

8)      Terlalu rendahnya gaji. Sehingga pegawai sibuk mencari nafkah di luar


Perguruan Tinggi  tempat ia bekerja.

9)      Corak hubungan senior-yunior yang kurang kolegial, sehingga tidak


keharmonisan dalam bekerja.

10)  Kurangnya  penghargaan (reward) atas   prestasi yang dicapai oleh pegawai.

11)  Terbatasnya Literatur, buku, jurnal, Koran, majalah di perpustakaan.

12)  Kesempatan beasiswa kurang, sehingga kemampuan pegawai kurang dapat


dikembangkan dan ditingkatkan.

13)  Lingkungan sosial budaya setempat kurang mendukung.

14)  Rendahnya sikap mental dan tanggungjawab karyawan dan staf administrasi


dalam pelayanan kegiatan akademik.

15)  Kurangnya kemampuan manajerial pegawai yang diangkat menduduki


jabatan struktural.

16)  Rendahnya sikap mental para pimpinan Perguruan Tinggi dalam menerima


kritik dari bawahannya.

17)   Sistem proses belajar mengajar yang kurang baik.

18)   Kurangnya kualitas kesejahteraan dan kebahagian pegawai.


6. BUDAYA AKADEMIK DALAM PANDANGAN ISLAM
Islam menuntut agar manusia menggunakan budaya akademik.  Berpikir
rasional adalah ciri utama ajaran Islam maka Al Qur’an menantang setiap orang
yang meragukan ajaran Islam untuk menggunakan budaya akademik yaitu
menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas yang
lurus. Di antara pernyataan Al Qur’an yang menunjukkan hal tersebut adalah al-
Qur’an Surat  Al Baqarah ayat 111 yang artinya : ”Katakanlah :’Tunjukannlah
bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.

Bukti kebenaran yang diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan
Allah karena Allah tidak perlu bukti apapun atas apa yang dilakukan manusia.
Bukti tersebut diminta Allah untuk manusia karena yang perlu bukti manusia.
Ayat tersebut  menerangkan bahwa jangan sampai manusia menyangkut prinsip
kehidupannya hanya mendasarkan kepada klaim-klaim yang tidak mendasar
melainkan harus didasarkan kepada bukti yang jelas yang rasional dan obyektif.

Karakteristik muslim yang berbudaya akademik sebagaimana dijelaskan


al-Qur’an ayat surat Ali Imran ayat 190-191. Dalam ayat tersebut seorang muslim
yang memiliki karakter berbudaya akademik disebut dengan istilah ulul albab
yang secara kebahasaan mengandung arti “orang-orang yang memiliki akal yang
murni”. Dalam ayat tersebut paling tidak ada dua karakter yaitu: 1) ) Mereka
selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi dan 2) Orang yang selalu
mengingat Allah SWT dalam keadaan berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring.

PENUTUP
Untuk meningkatkan budaya akademik perguruan tinggi yang baik, maka sangat
diperlukan sikap dari prilaku dari semua pihak civitas akademik, yaitu:

1)      Menumbuhkan keinginan semua pihak untuk maju

2)      Menumbuhkan keyakinan atau pemahaman bahwa setiap orang yang


tergambung dalam perguruan tinggi menjadi bagian penting untuk memajukan
perguruan tinggi ke depan.

3)      Memahami ukuran-ukuran kemajuan dari setiap peran yang disandang oleh


masing-masing sivitas akademika Perguruan Tinggi.

4)      Dibangun silaturahmi akademik yang mantap sehingga melahirkan suasana


harmonis dan ke ilmuan di kalangan warga kampus;
5)      Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau amanah yang tinggi oleh semua
pihak dalam mengembangkan perguruan tinggi.

6)      Memiliki semangat beramal sholeh dan berjuang di jalan Allah lewat


pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat.2006. Komunikasi Antarbudaya:
Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung:Remaja
Rosdakarya.

Fajar. 2002. Mahasiswa dan Budaya Akademik. Bandung, Rineka.

Hassan, Fuad. 2000. Renungan Budaya. Jakarta: Balai Budaya.

http://arnoldsiahaanworld.blogspot.com/2013/01/peringkat-universitas-indonesia
2013.html

Anda mungkin juga menyukai