Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Mikrobiologi

Dosen : Inayah

OLEH

SATMARIANA HASMA
PO 71 4221 14 1 043
TK 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM D-IV
2014
Materi pembahasan

Pemindahan Penyakit yang Berasal dari Mikroorganisme


melalui Pernafasan
o System Pernapasan
Pernapasan adalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup
dengan gas yang ada di lingkungannya. Dalam proses pernapasan terjadi proses
respirasi yaitu proses perombakan bahan makanan dengan menggunakan oksigen
sehingga diperoleh energi dan gas karbon dioksida.

o Alat pernapasan manusia


Melalui alat respirasi yang terdiri dari

1. Hidung (lavom nasalis)


Hidung merupakan bagian paling atas dari alat pernapasan dan
merupakan alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung
terdapat saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terbagi menjadi dua, yaitu
sebelah kanan dan kiri yang dibatasi oleh sekat
hidung.
Rongga hidung berhubungan dengan
rongga mulut. Rongga hidung memiliki tiga
fungsi utama, yaitu
a. Menghangatkan udara
b. Melembabkan udara
c. Menyaring udara

Di dalam rongga hidung terdapat rambut-


rambut halus dan selaput lendir yang berfungisi untuk menyaring udara
yang masuk dan mengeluarkan partikel-partikel.

2. Laring (pangkal tenggorokan)

Pada bagian belakang rongga


hidung terdapat daerah yang diebut faring
(tekak). Faring merupakan lanjutan dari
saluran hidung yang meneruskan udara ke
laring.

Laring terdiri dari lempeng-


lempengan tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot
untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah
yang menghubungkan faring dengan trakea.

3. Trakea

Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan


kerongkongan dan berbentuk pipa. Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh selaput
lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia
berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk
kedalam paru-paru.

4. Bronkus

Bronkus merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan


trakea. Bronkus terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Setiap bronkus terdiri dari
lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus
bercabang-cabang lagi yang disebut bronkiolus. Dinding bronkiolus tipis tidak
dan tidak bertulang rawan.

5. Pulmo (paru-paru)

Paru- paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan
diatas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi
rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis
yang disebut pleura.

Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu


paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-
paru kiri terdiri dari dua gelambir,
sedangkan paru-paru kanan terdiri dari
tiga gelambir. Di dalam paru-paru terdapat
bronkus dan bronkiolus. Bercabang lagi
membentuk saluran halus yang berakhir
pada gelembung-gelembung halus atau
gelembung paru-paru yang disebut
alveolus (alveoli=jamak). Dinding alveolus
sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada dinding
alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

o Pengertian mikroba udara


Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium
tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu
dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba.
Mikroba yang terdapat diudara berasal dari tanah yang disebabkan oleh percikan
tanah dan akibat tiupan angin. Daerah yang terbebas dari mikroba tanah atau disebut
juga daerah steril yaitu terdapat pada: 100-1000 m diatas permukaan tanah (kecuali jika
ada pesawat lewat) 100 m dibawah permukaan tanah.

o Infeksi Asal Udara


Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan
tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas
organisme-organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa
serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di
udara, batuk, dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di
udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-
paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas. Sebaliknya,
partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif yang
berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan
macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu
mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju
atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan
membasuh partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu.

Menurut Unus Suriawiria (1985), kompisisi baku udara yang kita hisap setiap
saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun begitu sejalan dengan semakin kompleknya
masalah pencemaran udara maka komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya
karena terdapat komponen asing/mikroorganisme.

o Komposisi udara murni tanpa cemaran mikrooganisme


  Komposisi baku udara secara kimia sebagai berikut:

Tabel  Komposisi udara murni tanpa cemaran mikrooganisme

Komponen Komposisi (ppm)


Per Volume Per Berat
Nitrogen 780.900 755.100
Oksigen 209.500 231.500
Argon 9.300 12.800
CO2 300 460
Neon 18 12,5
Helium 5,2 0,72
Metan 2,2 1,2
Kripton 1 2,9
N. Oksida 1 1,5
Hidrogen 0,5 0,08
Xenon 0,08 0,36

o Distribusi Mikroba di Udara


1.  Mikroba Di Luar Ruangan

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun


terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari
permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering,
jerami, atau partikel debu yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat
ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada
ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora
jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan
baik di daerah kutub maupun tropis.

Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah


ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari
miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan
Corynebacterium, dan lain-lain.

2.  Mikroba di dalam Ruangan

Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar
orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti
bakteri tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini
tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses
tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari
saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan
udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan
yang mengandung patogen.  Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh
bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat
berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin
berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen tanaman juga diangkut
dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada
tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara. 

3. Mikroorganisme Udara di Rumah Sakit

Meskipun rumah sakit adalah tempat pengobatan berbagai penyakit, ada


kasus dimana penyakit menular tambahan diderita pasien pada saat rawat inap.
Udara di dalam rumah sakit dapat bertindak sebagai reservoir mikroorganisme
patogen yang ditularkan oleh pasien.  Infeksi yang diperoleh selama perawatan di
rumah sakit tersebut disebut infeksi nosokomial dan patogen yang terlibat disebut
sebagai patogen nosokomial. Infeksi, diwujudkan oleh gejala terkait, setelah tiga
hari dirawat di rumah sakit bisa dianggap sebagai infeksi nosokomial (Gleckman &
Hibert, 1982 dan Bonten & Stobberingh, 1995). Terdapat dua cara utama
penyebaran patogen nosokomial, yaitu dengan kontak (baik langsung atau tidak
langsung), dan penyebaran melalui udara.

Infeksi nosokomial di rumah sakit mungkin dibawa oleh staf atau pasien
yang masuk ke rumah sakit. Infeksi nosokomial yang banyak ditemukan yaitu
berasal dari Haemophilus. influenzae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, anggota Enterobacteriaceae dan virus
pernafasan.

o Kelompok kehidupan mikroba udara


Alga, protozoa, khamir, kapang, dan bakteri telah diisolasi dari
udara dekat permukaan bumi. Contoh mengenai jasad-jasad renik yang
dijumpai di atmosfer kota diperlihatkan pada tabel berikut:

Tinggi (meter) Bakteri (genus) Cendawan (genus)


1.500 – 4.500 Alcaligenes Aspergillus
  Bacillus Macrosporium
Penicillium
4.500 – 7.500 Bacillus Aspergillus
Clasdosporium
7.500 – 10.500 Sarcina Aspergillus
Bacillus Hormodendrum
10.500 – 13.500 Bacillus Aspergillus
Kurthia Hormodendrum
13.500 – 16.500 Micrococcus Penicillium
Bacillus
Contoh udara tersebut diambil dari daerah perindustrian selama jangka
waktu beberapa bulan. Bagian terbanyak dari mikroba yang berasal dari udara
adalah spora kapang, terutama dari genus Aspergillus. Di antara tipe-tipe bakteri
yang ditemukan ada bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basilus
Gram positif, kokus Gram positif, dan basilus Gram negatif.
 Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad
hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun
dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang
tidak diharapkan kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad
kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya
dinyatakan sebagai substrat yang terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang
termasuk dalam jasad kontaminan antara lain adalah:
1. Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya.
2. Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan sebagainya.
3. Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya
Banyak jenis dari jamur kontaminan udara yang bersifat termofilik, yaitu
jamur yang tahan pada pemanasan tinggi di atas 80 0C, misal selama suatu
benda/substrat sedang disterilkan. Ketahanan ini umumnya kalau mereka sedang
berada di dalam stadia/ fase spora. Ini terbukti bahwa walaupun suatu
substrat/media sudah disterilkan, tetapi di dalamnya setelah melewati waktu
tertentu kemudian tumbuh dan berkembang pula bakteri ataupun jamur tanpa
diharapkan sebelumnya.

o Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Mikroba


Di Udara 
Sejumlah faktor intrinsik dan lingkungan mempengaruhi dan distribusi jenis
mikroflora di udara. faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis
mikroorganisme dan juga keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak daripada sel
vegetatif.  Hal ini terutama karena sifat spora dorman yang memungkinkan mereka
untuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan,
kurangnya nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet.Demikian pula spora fungi
berlimpah di udara karena spora merupakan alat penyebaran penyebaran fungi.  

Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka waktu


mereka untuk tetap  melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang lebih kecil
dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap di sana selama jangka waktu
lama. Miselium fungi memiliki ukuran yang lebih besar dan karena itu tidak dapat
bertahan lama di udara.  Keadaan suspensi memainkan peran penting keberadaan
mikroorganisme di udara. Semakin kecil suspensi, semakin besar kemungkinan
mereka untuk tetap berada di udara.  Biasanya mereka melekat pada partikel debu
dan air liur. Mikroorganisme yang ada dalam partikel debu di udara hanya hidup
untuk waktu yang singkat. Tetesan yang dibuang ke udara melalui batuk atau bersin
juga hanya dapat bertahan di udara untuk waktu singkat. Namun jika ukuran
suspensi menurun, mereka dapat bertahan lama di udara.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu


atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan
kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari
mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E.
colimenunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. 
Ada peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan
suhu dari -18° C sampai 49o C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa.
Partikel influenza, polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada
temperatur rendah, 7-24° C. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk
kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban
relatif yang lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian
mikroorganisme. Hampir semua virus mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17
sampai 25%. Namun, virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 – 81%.
Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu. Pada
semua temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada RH
ekstrem. Terlepas dari RH, peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu
bertahan.  

Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di


udara.Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit
aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama.
Angin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih
jauh.  Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi
vertikal mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran vertikal.
Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan
bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan suhu semakin
rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora yang dapat bertahan dalam
kondisi ini, dengan demikian, mikroba yang masih mampu bertahan pada
ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-bentuk resisten lainnya.

o Penyakit yang menyerang system pernafasan


Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan
sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi.
Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam akan
berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai menjelang
malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun secara
drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan sangat
cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang
menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh
lainnya.
Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary
tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melinkan hanya
“tidur” untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang
tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka
bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga
(lubang) pada paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-batuk dan
memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan
tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita.
Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang
disekitarnya.

Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang


berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar
dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui
debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari
yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit
kronis. 

Gejala umum yang sering dirasakan adalah :

1.      Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan    bisa
disertai juga dengan batuk darah.

2.      Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi
saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari

3.      Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagaltumbuh serta
penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.

4.      Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu
makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah
dilakukan penanganan gizi

5.      Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak

Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC


TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat
yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda
sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat
yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya
segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk
menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.

Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,


Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering
digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan
dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan.
Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana
sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-
orang disekitar si penderita.

Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan


petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6–12 bulan) berturut-turut tanpa putus
serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan
yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi
dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si
penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan
kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut.
Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang
sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC
akan sulit untuk disembuhkan.

Dilakukannya pengobatan selama 6–9 bulan karena, bakteri-bakteri


tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun
sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk
menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase
pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan
tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan.

Selain obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa
digunakan yang sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
----Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu
secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali minum,
setiap kali minum 15 – 30 pil.

----- Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas


air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap harinya.

Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru


ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang
tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga
sesak napas, dan badan terasa lemas.

Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae

dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam


tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru,
bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak
(meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.

Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk.


Untuk itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama
agar terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan
sehat. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke
dokter jika mendapati gejala tersebut di atas.

Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera


lakukan upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari
rumah ke rumah oleh petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan.
Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker untuk mencegah masuknya
kuman ketika berada di wilayah endemik pneumonia.

Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu
membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat
disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang
menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.

Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu


pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini
diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan
mendapatkan therapy sesuai penyebabnya.

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan


pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis
disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan
otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat
jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya
tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranyayaitu :

1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
4. Listeria monocytogenes (listeria).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalahStaphylococcus
aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum
ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit
kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan
sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari
sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras),
mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur,
bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit
diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif),
gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya


penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang
intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah
(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray
(rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.
Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga
meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka
pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk
menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi.
Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang
ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae danNeisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenesakan diberikan
Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau
Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala
yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang
(diazepam) dan lain sebagainya.

Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk,


bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan
merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan
atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati.
Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan
bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai
macam penyakit.

SARS

Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory


Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal
gangguan pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk.
Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan
umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan
flu.

Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan


Hong Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan
Kesehatan Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan
belum ada satu pun kasus kematian akibat penyakit.

SARS adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang
dialami penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang
penderita SARS dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan
menggigil, sakit kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh.

Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan


pernapasan ringan Mencuci tangan sesering mungkin.
Bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak mengandung kuman atau kotoran,
gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang menempel di kulit. 
Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor. 
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak
menyebar ke orang lain. 
Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi
mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.

Flu burung
selama tiga sampai tujuh hari Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan
penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan kekurangan oksigen
dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan memerlukan napas bantuan
mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan). Belum ditemukan vaksin untuk
mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan adalah sikap waspada agar tidak
terjangkit.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

-         burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada
unggas dan dapat menyerang manusia. Flu burung terkadang sulit terdeteksi pada
stadium awal, karena gejala klinis penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu
biasa,antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala,
dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini dapat menyerang paru-paru
dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak dilakukan penanganan
segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal dunia.

Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas
dan memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22°C
dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui
saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam
jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas
bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas
manusia.

Walaupun secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam


beberapa kasus tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat
menyerang manusia. Upaya pencegahan penularan virus flu burung adalah
senantiasa menjaga sanitasi lingkungan. Pola hidup yang tidak menjaga kesehatan
dan kebersihan lingkungan akan mempercepat penyebaran virus ini. Selain itu,
rajinlah mencuci tangan, jangan sembarangan mengorek lubang hidung jika jemari
belum dicuci dengan sabun. Waspadai semua kotoran unggas peliharaan, kandang,
sangkar maupun kotoran burung liar.

o Pengendalian penyakit yang terbawa udara


1) Imunisasi

Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan


sejak dini

2) Pengubahan kandungan jasad penyebab infeksi di udara

Yaitu dengan penyaringan, sterilisasi atau pengenceran. Penyaringan udara


yang diputar ulang dengan mengalirkan jumlah udara melalui penyaring dengan
memerlukan sistem ventilasi komplek ditambah penggunaan energi yang besar.
Teknik pengendalian di udara dengan pengenceran dengan melakukan penggantian
udara dalam dengan udara luar secara terus-menerus. Terdapat juga metode untuk
mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu :

a)  Metode sinar ultraviolet

Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak
mata sehingga sinar harus diarahkan ke langit-langit

b)  Metode aliran udara satu arah

Digunakan di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal


untuk pemanasan atau pengaturan udara

c)  Metode sirkulasi ulang, udara tersaring

Digunakan di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering


diganti.

d)  Metode pembakaran

Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat


organisme yang menginfeksi sedang dipindahkan (Volk and Wheeler, 1989).

 Upaya untuk membebaskan udara dalam ruangan dari mikroba 

Saat ini telah banyak dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba. Cara
sterilisasi udara yang digunakan pada penyejuk udara tersebut antara lain sebagai berikut:

1.      Mengalirkan udara melalui filter yang mengandung Leuconostoc Citreum

(bahan efektif untuk menangkal avian influenza dari tumbuhan kimchii), Ag-
Z (nano silver zeolite), Houttuyina (tumbuhan obat alami dari Korea),  dan  Triclosan
(pembunuh jamur, bakteri, dan kuman). Keempat zat kimia itu akan bekerja secara
efektif membunuh semua jenis bakteri, kuman, dan virus flu burung.

 2.  Mengalirkan udara melewati tetesan air yang telah dialiri arus listrik.
 3.  Mengalirkan udara melewati ion perak.

Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Sebagaiman dengan firman Allah dalam surat al-furqon ayat 2 yang berbunyi:

“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya”.

Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-


perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya
masing-masing dalam hidup.

Allah memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit dan Allah pula
yang menyembuhkan.  Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam alqur’an
surat  Asy Syu'araa':  ayat 78-80 yang artinya:

“ (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki
aku dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila
aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”.
Daftar pustaka
Diah Aryulina, Choirul, 2006. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

MIKROBIOLOGI%20LINGKUNGAN.htm Diposkan oleh sri riani di 02.01 

Anonimous. 2013. Mikrobiologi udara. Online.http://mikrobiologiudara.blogspot.com/

Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),

Anda mungkin juga menyukai