ROTATIONAL MOLDING
Disusun Oleh:
Segala pujibagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidakakan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpa hcurahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kitananti-natikansyafa’atnya di akhiratnanti.
Sayamengucapkansyukurkepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Agin
Viakri Dagmar,S.T., M.T. yang berjudul “Makalah Proses Cetak Plastik dengan Rotational Molding”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah saya ini
dengan tulus dan ikhlas. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Saat ini seperti yang kita ketahui bahwa telah banyak perusahaan molding
yang berdiri diIndonesia,dari yang lokal maupun perusaan luar negeri seperti dari negara
jepang, india, korea selatan. moldingnya pun beranekaragam mulai dari Injection
Molding, Blowmold, Rotomold, Transfer molding, Extrusion molding. Mungkin ada
diantara kita yang belum tahu asal-usul sejarah molding itu sendiri,meskipun kita telah
lama bekerja dibidang Molding tentunya.
Molding memiliki asal-usul pada akhir abad 19, dimana pada saat itu para ahli
kimia Eropa dan Amerika banyak bereksperimen dengan berbagai jenis karet dan residu
dari campuran bahan kimia.
Plastik pertama yang dibuat oleh manusia pertama kali ditemukan pada tahun
1851 oleh seorang berkebangsaaan Inggris yaitu "Alexander Parkes". Dia secara terbuka
mempertunjukkan hasil penelitiannya pada 1862 di Pameran Internasional yang berada di
London, Dia menyebut materi ia dihasilkan dengan sebutan "Parkesine", material yang
berasal dari selulosa. "Parkesine" sendiri dapat dibakar dan dibentuk serta
mempertahankan bentuknya saat didinginkan. Namun sayangnya pada saat itu biaya
untuk menghasilkannya mahal, selain itu hasil dari "Parkesine" itu mudah retak dan
sangat mudah terbakar.
Pada tahun 1868, penemu berkebangsaan Amerika yaitu "John Wesley Hyatt"
mengembangkan bahan plastik yang ia beri nama "Seluloid". Peningkatan pada
penemuan sebelumnya "Parkesine" oleh Parkes. Dimana material tersebut juga dapat
diolah menjadi bentuk jadi seperti yang diinginkan. Selain itu Hyatt bersama dengan
saudaranya Yesaya mematenkan Mesin injeksi molding pertama pada tahun 1872.
Industri tersebut berkembang pesat di tahun 1940 yang pada saat itu terjadi
Perang Dunia II , yang menimbulkan permintaan besar yang mengakibatkan produksi
massal pada saat itu.
Sepanjang awal abad 20an banyak bahan plastik baru dikembangkan para
peneliti,berikut beberapa perkembangan bahan plastik baru : Rayon tahun 1891; plastik
pada tahun 1913; Nylon pada tahun 1920; polivinilklorida (PVC) pada tahun 1933; teflon
pada tahun 1938; Polyethlene pada tahun 1933.
Saat ini, penggunaan material plastik sebagai kemasan banyak dijumpai. Hal
ini dikarenakan beberapa keuntungan seperti ringan, praktis, dapat diberi warna, dan
murah jika diproduksi dalam jumlah banyak. Sebagai fungsi kemasan, plastik memiliki
daya tarik tersendiri pada produk yang dikemas. Kondisi ini dikarenakan orang dapat
langsung melihat isinya, dapat membantu menjaga keutuhan bentuk dari isinya dan
tentunya biaya yang murah. Beberapa contoh kemasan plastik yaitu kemasan berbentuk
tray dan blister. Blister banyak digunakan untuk obat dan beberapa jenis permen. Untuk
tray lebih banyak digunakan untuk makanan kering. Untuk pembuatannya digunakan
metode thermoforming dengan sistem vacum forming. Material yang digunakan
berbentuk plastik lembaran.
Pada proses ini lembaran dipanaskan kemudian dibentuk sesuai dengan
cetakannya dengan bantuan tekanan.. Proses pembentukannya dipengaruhi oleh beberapa
parameter seperti: temperatur ,pemanasan, lama waktu penahanan (holding time) dan
tekanan.
Dilihat dari sifatnya, plastik dibagi menjadi termoplastik dan termoset.
Termoplastik mempunyai sifat jika dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus
dipanaskan sampai suhu lebih dari 200º C bisa mencair. Bila temperature kemudian
diturunkan (didinginkan) material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali.
Sedangkan termoset setelah diproses menjadi produk tidak dapat kembali seperti bentuk
semula.
3. Elastomer
Elastomer terdiri dari molekul-molekul makro yang membentuk susunan jala yang
renggang. Susunan jala yang renggang ini terbentuk berdasarkan gaya fisik (yaitu :
gaya gesek dan belitan) dan gaya sambung kimiawi yang terdapat pada ikatan-ikatan
antara dua molekul makro. Ikatan antara dua molekul makro pada elasthomer
memiliki jarak satu dengan lainnya yang relatip besar bila dibandingkan dengan
duroplast. Kedua jenis gaya itulah (Fisik dan kimiawi) yang menentukan sifat dari
elastomer, yaitu : molekul-molekul makro yang tersusun “ruwet” dapat diluruskan
dengan sebuah gaya dan apabila gaya tersebut dihilangkan maka susunan molekul
makro akan kembali ke susunan semula, yaitu : susunan “ruwet”. Sifat elastik sepe rti
pada karet inilah yang menjadi alasan mengapa jenis plastik ini dinamakan elastomer.
Tetapi meskipun demikian, apabila elastomer dipanaskan melebihi batas temperatur
yang diizinkan dan kemudian didinginkan lagi maka elastomer akan rusak seperti
pada duroplast.
BAB III
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah kali ini adalah, sebagai berikut :
1. Pengertian Rotational Molding.
2. Tahap – Tahap Rotational Molding.
3. Keuntungan dan Kerugian Proses Rotational Molding.
4. Contoh Rotational Molding Machine.
Tujuan
Untuk Memahami Proses Pembuatan Plastik dengan Proses Rotational Molding.
BAB IV
Pembahasan
2. Heating
Pemanasan dilakukan pada moulding yang berputar pada kedua
sumbu dengan suhu yang tepat hingga bahan terbentuk sesuai
cetakan.
3. Cooling
Selama tahap pendinginan, cetakan tetap diputar untuk menjaga agar
suhu di dalam cetakan tetap terjaga dan merata.
4. Unloading/Demoulding
Penutup cetakan dibuka dan hasil yang telah terbentuk dapat
dikeluarkan dari cetakan untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Keuntungan dan Kerugian Proses Rotational Molding
BAB V
KESIMPULAN
Plastik ialah salah satu bahan baku yang diperoleh melalui proses sintesis dari
berbagai bahan mentah, yaitu : minyak bumi, gas bumi dan batu bara. Plastik juga dapat
dinamakan bahan organik karena terdiri dari persenyawaan-persenyawaan karbon,
kecuali plastik silikon yang mengandung silicium sebagai pengganti karbon (silicium
secara kimiawi mirip dengan karbon). Plastik juga disebut sebagai bahan berstruktur
makro molekuler karena bahan tersebut terdiri dari molekul-molekul yang
besar(makro).
Plastic molding adalah Proses pembentukan suatu benda atau produk dari
material plastik dengan bentuk dan ukuran tertentu yang mendapat perlakuan panas dan
pemberian tekanan dengan menggunakan alat bantu berupa cetakan atau Mold.
Proses pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut
belum tentu bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik. Jadi
pada prinsipnya ada pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya untuk
jenis thermoplastik dan adapula yang bisa digunakan oleh keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AkrrcP3Y7HGZL5qiNT
V6wLJRAx.;_ylv=3?qid=20080217185713AAQ493W
2. http://indonetwork.co.id/wmkbandung/sell
3. http://okasatria.blogspot.com/2008/02/mengenal-plastic-molding-mold- plastik.html
4. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=50
5. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=73
6. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0208/16/iptek/plas33.htm