Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROSES CETAK PLASTIK DENGAN

ROTATIONAL MOLDING

DOSEN PEMBIMBING : Agin Viakri Dagmar,S.T., M.T

MATKUL : PROSES MANUFAKTUR

Disusun Oleh:

Gilang Taufiqu Rachman (200608001)

Rohmat Bahaudin Azmi (200608016)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

JALAN SUMATRA NO. 101, Gn. MALANG, RANDUAGUNG, KEC


KEBOMAS, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR 61121
KATA PENGANTAR

Segala pujibagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidakakan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpa hcurahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kitananti-natikansyafa’atnya di akhiratnanti.

Sayamengucapkansyukurkepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Agin
Viakri Dagmar,S.T., M.T. yang berjudul “Makalah Proses Cetak Plastik dengan Rotational Molding”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah saya ini
dengan tulus dan ikhlas. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca.

Gresik, 18 Desember 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

 PENDAHULUAN

Plastik merupakan bahan baku yang semakin berkembang didalam


dunia industri manufaktur. Dewasa ini plastik banyak digunakan untuk
berbagai macam bahan dasar. Penggunaan bahan plastik dapat dipakai
sebagai bahan pengemas, konstruksi, elektronik, otomotif, mebel,
pertanian, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak dan lain
sebagainya dengan cara mencetak. Tahapan proses pencetakan
(molding) plastik diawali dengan memanaskan bijih plastik (baru atau
hasil
recycle) diatas titik leburnya (melting point) sehingga menjadi leburan
plastik yang bisa dileburkan (Fahrurrozi, 2001). Plastik merupakan
salah
satu smart material yang memiliki peluang untuk menggeser
penggunaan
bahan logam. Penggunaan plastik berbagai bidang seperti diatas
didasarkan pada alasan bahwa bahan plastik mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan bahan lain, antara lain seperti ringan, dapat diberi
warna, mudah dibentuk (formability) dan murah jika diproduksi dalam
jumlah banyak (Amelia, 2008). Melihat peluang tersebut, industri plastik
berusaha terus menerus agar dapat menghasilkan produk yang murah
namun tetap berkualitas. Salah satu metode dalam pembentukan
bahan
plastik adalah menggunakan metode rotational molding, karakteristik
dari
produk rotational molding umumnya berbentuk besar, berongga dan
2
berlubang seperti tangki air, bak sampah, kapal plastik, kerucut lalu-
lintas,
pelampung, dan lain sebagainya (Beal, 2000).
Teknologi rotational molding memperluas kemampuan produsen
produk polymer dengan memungkinkan mereka untuk membuat produk
ringan, mulus, bebas bagian stress, murah, dan hampir semua ukuran
dalam bentuk yang paling kompleks. Produk dapat dirancang khusus
untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tepat dan lebih ekonomis
dibandingkan dengan injeksi konvensional ataupun blow molding (Beal,
2000).
Proses rotational molding menggunakan biaya produksi yang
sangat murah dari proses-proses lainnya, karena proses ini mempunyai
kemampuan bereksperimen dengan ketebalan dinding, biaya
sepenuhnya
tergantung dari ketebalan dinding produk. Semakin tipis dinding maka
materi dan waktu yang digunakan juga semakin berkurang (Beal, 2000).
Pada proses pembentukan plastik dengan metode rotational
molding perlu dibuat suatu cetakan (mold). Mold adalah bagian
terpenting
untuk mencetak plastik, mold tidak harus kuat karena pada proses
rotational molding tidak ada tekanan dan bentuk produk tergantung dari
bentuk mold tersebut. Keuntungan dari proses rotational molding
adalah
bisa menggunakan cetakan non logam seperti fiberglass atau kayu
sehingga bisa menghemat biaya produksi. Untuk pembuatan mold pada
rotational molding banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan dalam
mendesainnya, supaya mold yang telah didesain dan nantinya setelah
3
dilakukan proses manufaktur dapat menghasilkan produk yang
sempurna
sesuai bentuk mold tersebut (Crawford, 1996).
Permasalahan yang sering timbul dari pembentukan plastik dengan
metode rotational molding ini adalah terjadinya cacat produk dan
perbedaan ketebalan. Produk yang terjadi cacat seperti penyusutan
(shrinkage), gelembung (bubble), bentuk ini yang dinamakan tidak
dimensi
yang disebabkan oleh setting parameter-parameter yang tidak tepat
pada
saat proses produksi plastik. Seperti gelembung (bubble) dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu penyebabnya seperti
adanya
gas/uap yang terjebak di dalam mold,. Hal ini tentu saja sangat
merugikan
baik dari segi waktu maupun biaya. Dalam study eksperimental ini
mencoba meneliti sejauh mana pengaruh variasi waktu proses terhadap
cacat dan ketebalan produk dari proses rotational molding (George,
2004)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Sejarah Pastic

Saat ini seperti yang kita ketahui bahwa telah banyak perusahaan molding
yang berdiri diIndonesia,dari yang lokal maupun perusaan luar negeri seperti dari negara
jepang, india, korea selatan. moldingnya pun beranekaragam mulai dari Injection
Molding, Blowmold, Rotomold, Transfer molding, Extrusion molding. Mungkin ada
diantara kita yang belum tahu asal-usul sejarah molding itu sendiri,meskipun kita telah
lama bekerja dibidang Molding tentunya.

Molding memiliki asal-usul pada akhir abad 19, dimana pada saat itu para ahli
kimia Eropa dan Amerika banyak bereksperimen dengan berbagai jenis karet dan residu
dari campuran bahan kimia.

Sebelum membaca lebih lanjut, ingatkah pepatah mengatakan "Dimana ada


molding disitu pasti ada plastik". Maka dari itu kita juga perlu mengenal sejarah plastik
itu sendiri.

Plastik pertama yang dibuat oleh manusia pertama kali ditemukan pada tahun
1851 oleh seorang berkebangsaaan Inggris yaitu "Alexander Parkes". Dia secara terbuka
mempertunjukkan hasil penelitiannya pada 1862 di Pameran Internasional yang berada di
London, Dia menyebut materi ia dihasilkan dengan sebutan "Parkesine", material yang
berasal dari selulosa. "Parkesine" sendiri dapat dibakar dan dibentuk serta
mempertahankan bentuknya saat didinginkan. Namun sayangnya pada saat itu biaya
untuk menghasilkannya mahal, selain itu hasil dari "Parkesine" itu mudah retak dan
sangat mudah terbakar.

Pada tahun 1868, penemu berkebangsaan Amerika yaitu "John Wesley Hyatt"
mengembangkan bahan plastik yang ia beri nama "Seluloid". Peningkatan pada
penemuan sebelumnya "Parkesine" oleh Parkes. Dimana material tersebut juga dapat
diolah menjadi bentuk jadi seperti yang diinginkan. Selain itu Hyatt bersama dengan
saudaranya Yesaya mematenkan Mesin injeksi molding pertama pada tahun 1872.

Mesin tersebut tentunya relatif sederhana, jauh dibandingkan dengan mesin


yang digunakan saat ini yang jauh lebih canggih peralatannya. Mesin tersebut memiliki
sistem kerja seperti jarum suntik besar yang menggunakan plunger untuk menyuntikkan
material plastik melalui silinder panas ke dalam Molding. Mesin tersebut berkembang
perlahan-lahan selama bertahun-tahun, selama itu juga Mesin itu dapat menghasilkan
produk-produk seperti tombol dan sisir rambut.

Industri tersebut berkembang pesat di tahun 1940 yang pada saat itu terjadi
Perang Dunia II , yang menimbulkan permintaan besar yang mengakibatkan produksi
massal pada saat itu.

Sepanjang awal abad 20an banyak bahan plastik baru dikembangkan para
peneliti,berikut beberapa perkembangan bahan plastik baru : Rayon tahun 1891; plastik
pada tahun 1913; Nylon pada tahun 1920; polivinilklorida (PVC) pada tahun 1933; teflon
pada tahun 1938; Polyethlene pada tahun 1933.

Pada tahun 1946, penemu berkebangsaan Amerika yaitu "James Watson


Hendry" membangun mesin injeksi pertama dengan sistem sekrup, Mesin tersebut
memungkinkan kita dapat mengendalika (kontrol) lebih tepat pada kecepatan injeksi dan
kualitas barang yang dihasilkan. Mesin ini juga memungkinkan material dapat dicampur
terlebih dahulu sebelum proses injeks. Sehingga material plastik berwarna atau yang
didaur ulang dapat ditambahkan pada bahan utama dan dicampur secara merata sebelum
disuntikkan (injeksi).

Pada 1970-an, Hendry terus mengembangkan mesin tersebut, Dia


mengembangkan proses injeksi molding pertama dengan dibantu gas/udara. Fleksibilitas
desain ini sangat baik serta mengurangi waktu produksi, biaya, berat dan limbah. Saat ini
Mesin injeksi dengan sistem sekrup sebagian besar di produksi oleh produsen mesin
injeksi.

Saat ini, penggunaan material plastik sebagai kemasan banyak dijumpai. Hal
ini dikarenakan beberapa keuntungan seperti ringan, praktis, dapat diberi warna, dan
murah jika diproduksi dalam jumlah banyak. Sebagai fungsi kemasan, plastik memiliki
daya tarik tersendiri pada produk yang dikemas. Kondisi ini dikarenakan orang dapat
langsung melihat isinya, dapat membantu menjaga keutuhan bentuk dari isinya dan
tentunya biaya yang murah. Beberapa contoh kemasan plastik yaitu kemasan berbentuk
tray dan blister. Blister banyak digunakan untuk obat dan beberapa jenis permen. Untuk
tray lebih banyak digunakan untuk makanan kering. Untuk pembuatannya digunakan
metode thermoforming dengan sistem vacum forming. Material yang digunakan
berbentuk plastik lembaran.
Pada proses ini lembaran dipanaskan kemudian dibentuk sesuai dengan
cetakannya dengan bantuan tekanan.. Proses pembentukannya dipengaruhi oleh beberapa
parameter seperti: temperatur ,pemanasan, lama waktu penahanan (holding time) dan
tekanan.
Dilihat dari sifatnya, plastik dibagi menjadi termoplastik dan termoset.
Termoplastik mempunyai sifat jika dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus
dipanaskan sampai suhu lebih dari 200º C bisa mencair. Bila temperature kemudian
diturunkan (didinginkan) material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali.
Sedangkan termoset setelah diproses menjadi produk tidak dapat kembali seperti bentuk
semula.

2.2 Struktur Polimer Plastik


Semua plastik (kecuali plastik-silikon) terdiri dari persenyawaan karbon yang
membentuk molekul makro. Disamping karbon, masih terdapat elemen- elemen lain
yang terkandung didalam plastik, yaitu : Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Chlor dan Fluor.
Oksigen dan Hidrogen berasal dari bahan mentah (minyak bumi, gas bumi dan batubara).
Udara dan air adalah sumber dari Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Sedangkan Chlor dan
Fluor berasal dari garam-garaman (misalnya : NaCl).
Secara umum, fabrikasi dari plastik terdiri atas 2 tahap, yakni :
1. Sintesis dari persenyawaan-persenyawaan organik yang mampu bereaksi.
Persenyawaan-persenyawaan tersebut berstruktur molekular tunggal (monomer)
2. Penyatuan molekul tunggal yang mampu bereaksi menjadi molekul makro. Substansi
semacam ini umumnya disebut dengan polimer. Dalam reaksi penyatuan tersebut beribu-
ribu molekul tunggal dari monomer yang berbentuk gas maupun cair mengikatkan diri
satu dengan lainnya menjadi satu molekul makro dari polimer yang berbentuk padat.
Proses pengikatan dari dapat berlangsung dalam 3 macam, yakni : Polimerisasi,
Polikondensasi dan Poliadisi.
Pada Polimerisasi terbentuk molekul-molekul makro yang berbentuk benang
yang membelit satu dengan lainnya (tampak seperti benang ruwet). Ketidakteraturan
susunan ini dinamakan dengan amorpha. Sebagian molekul- molekul makro dapat
memiliki susunan teratur, yakni : susunan satu arah. Susunan yang demikian ini disebut
dengan susunan kristalik. Jadi, dengan demikian plastik yang memiliki molekul-molekul
makro yang sebagian tersusun secara amorphik dan yang lain tersusun secara kristalik
disebut dengan plastik bersusunan kristalik-sebagian. Salah satu ciri dari plastik
amorphik yakni : tembus pandang seperti kaca sedangkan plastik kristalik-sebagian itu
mempunyai ciri tidak tembus pandang (seperti “sante n”-dalam bahasa jawa).
Melalui proses Polikondensasi dan Poliadisi akan diperoleh molekul- molekul
makro yang tidak lagi saling membelit tetapi saling mengikatkan diri secara stereometrik
(3D) yang seolah-olah menyerupai sebuah jala. Tempat- tempat pengikatan diri tersebut
dapat berjarak pendek maupun panjang. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa plastik
terdiri dari molekul-molekul makro yang berbentuk benang. Molekul-molekul makro
tersebut tersusun secara amorphik, kristalik-sebagian atau jaringan jala.

2.3Jenis –Jenis Plastik


1. Thermoplast
Thermoplast mempunyai susunan molekul benang ruwet dan tanpa ikatan. Molekul-
molekul makro bersatu karena adanya gaya yang berasal dari gesekan dan belitan
antar molekul. Plastik semacam ini sangat mudah mengalami deformasi (perubahan
bentuk) apabila terkena gaya yang relatip kecil karena posisi-posisi molekul mudah
bergeser. Susunan molekul yang semula seperti benang ruwet apabila terkena gaya
akan berubah secara teratur (searah dengan gaya). Pada temperatur ruang, gaya lekat
antar molekul ini relatip besar, artinya : plastik thermo (thermoplast) keras. Dengan
naiknya temperatur maka berkuranglah gaya lekat antar molekul, belitan molekul
mengendorkan dari dan plastik menjadi elastis. Apabila dipanaskan lebih lanjut maka
molekul-molekul makro akan mudah bergerak, artinya plastiknya menjadi lunak dan
akhirnya mencair. Pada proses pendinginan plastik yang mula-mula berada dalam
keadaan cair melalui tahap lunak dan elastis menjadi material keras. Perubahan
keadaan ini dapat diulangi tanpa batas. Berdasarkan sifat mampu diubah melalui
pemanasan tersebut, jenis plastik ini dinamakan dengan thermoplast (thermoplast =
panas-bahasa Yunani).
2. Duroplast
Duroplast terdiri dari molekul-molekul makro yang membentuk susunan jala yang
rapat. Susunan jala ini terbentuk berdasarkan gaya sambung kimiawi. Gaya sambung
kimiawi tersebut apabila mengalami kenaikan temperature maka akan mengecil.
Meskipun demikian, pada temperatur tertentu susunan jala yang rapat ini akan
mengalami kerusakan dan apabila didinginkan kembali ke temperature semula jala
yang telah mengalami kerusakan tidak akan kembali ke susunan atau bentuk semula.
Jenis plastik ini apabila dipanaskan maka sifat-sifat mekanisnya hanya mengalami
sedikit perubahan. Oleh karena itu jenis plastik ini dinamakan dengan duroplast
(duros = keras-bahasa Yunani). Sebelum dikerjakan dilakukan “pembongkaran
susunan jala” (u mumnya pencairan) pada duroplast dan dikeraskan serta kemudian
melalui pemanasan ataupun pungurangan (penurunan) kekerasan dilakukan
pengerjaan akhir (pembentukan ke bentuk yang diinginkan).

3. Elastomer
Elastomer terdiri dari molekul-molekul makro yang membentuk susunan jala yang
renggang. Susunan jala yang renggang ini terbentuk berdasarkan gaya fisik (yaitu :
gaya gesek dan belitan) dan gaya sambung kimiawi yang terdapat pada ikatan-ikatan
antara dua molekul makro. Ikatan antara dua molekul makro pada elasthomer
memiliki jarak satu dengan lainnya yang relatip besar bila dibandingkan dengan
duroplast. Kedua jenis gaya itulah (Fisik dan kimiawi) yang menentukan sifat dari
elastomer, yaitu : molekul-molekul makro yang tersusun “ruwet” dapat diluruskan
dengan sebuah gaya dan apabila gaya tersebut dihilangkan maka susunan molekul
makro akan kembali ke susunan semula, yaitu : susunan “ruwet”. Sifat elastik sepe rti
pada karet inilah yang menjadi alasan mengapa jenis plastik ini dinamakan elastomer.
Tetapi meskipun demikian, apabila elastomer dipanaskan melebihi batas temperatur
yang diizinkan dan kemudian didinginkan lagi maka elastomer akan rusak seperti
pada duroplast.

BAB III
Rumusan Masalah
 Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah kali ini adalah, sebagai berikut :
1. Pengertian Rotational Molding.
2. Tahap – Tahap Rotational Molding.
3. Keuntungan dan Kerugian Proses Rotational Molding.
4. Contoh Rotational Molding Machine.
 Tujuan
Untuk Memahami Proses Pembuatan Plastik dengan Proses Rotational Molding.
BAB IV

Pembahasan

 Pengertian Rotational Molding


• Rotational Moulding adalah sebuah proses serbaguna untuk menciptakan berbagai
jenis produk yang berbahan dasar plastik. Proses Rotational Moulding merupakan
proses pembentukan plastik dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan rendah
yang menggunakan panas dan biaxial rotation (rotasi pada dua sisi). Penguin
memanfaatkan teknologi Rotational Moulding dan bahan dasar Polyethylene yang
telah menjadi satu-satunya standar metode manufaktur dunia untuk pembuatan tangki
air & kimia sehingga mampu memproduksi lebih dari 1 juta unit per tahunnya. Proses
ini memiliki kelebihan istimewa dalam proses produksi produk plastik berongga
dengan ukuran besar seperti tangki air dan tangki bahan kimia. Rotational Moulding
juga lebih ekonomis dan praktis dibandingkan dengan proses pencetakan lainnya.
Tangki Penguin dibentuk secara utuh tanpa sambungan dan bebas tegangan pada
setiap sudutnya. Bagian dinding terbawah tangki merupakan daerah yang
menanggung tekanan terbesar. Melalui metode cetak rotasi, pembagian resin dapat
diatur untuk membentuk dinding yang lebih tebal pada bagian bawah tangki sehingga
mampu menahan tekanan yang dapat mengakibatkan bocor ataupun retak.

 Tahap – Tahap Rotational Molding


1. Loading
Bahan diletakkan ke dalam moulding dengan takaran sesuai dengan
kapasitas yang dikehendaki.

2. Heating
Pemanasan dilakukan pada moulding yang berputar pada kedua
sumbu dengan suhu yang tepat hingga bahan terbentuk sesuai
cetakan.

3. Cooling
Selama tahap pendinginan, cetakan tetap diputar untuk menjaga agar
suhu di dalam cetakan tetap terjaga dan merata.

4. Unloading/Demoulding
Penutup cetakan dibuka dan hasil yang telah terbentuk dapat
dikeluarkan dari cetakan untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
 Keuntungan dan Kerugian Proses Rotational Molding

1. Keuntungan Rotational Molding

 Pilihan desain tak terbatas.


 Lebih ekonomis dibandingkan blow dan injection moulding.
 Proses produksi yang cepat.
 Dapat memproduksi dinding berlapis.
 Berbagai macam produk dapat dibentuk mulai dari ukuran kecil hingga paling
besar maupun dari bentuk paling sederhana hingga yang memerlukan detail rumit
dan dalam jumlah besar.
 Mampu mencetak dinding permukaan yang halus/polos, bertekstur ataupun
kombinasi keduanya.
 Produk yang dihasilkan memiliki karakteristik bebas tegangan dan tanpa
sambungan.
 Memiliki ketebalan dinding konsisten dan sudut luar yang kuat.

2. Kerugian Rotational Molding


 Waktu manufactur yang panjang.
 Pemilihan bahan cetkan terbatas.
 Beberapa fitur geometris sulit dicetak.
 Biaya bahan relatif lebih tinggi karena kebutuhan untuk bahan aditif khusus.

 Contoh Rotational Molding Machine

1. Rock & Roll Machine


• Mesin ini dirancang untuk
memproduksi komponen panjang
dan tipis. Mesin ini memiliki satu
lengan, tetapi ada juga jenis Rock
& Roll dengan dua lengan. Setiap
lengan memutar cetakan 360
derajat dalam satu arah dan
cetakan 45 derajat vertikal
maupun horizontal.
2. CLAMSHELL MACHINE

• Mesin cetak rotasi lengan tunggal.


Lengan biasanya didukung oleh
bagian lain pada kedua ujungnya.
Mesin Clamshell memanaskan dan
mendinginkan cetaka di ruang yang
sama. Mesin ini tergolong randah
biaya dibandingkan dengan yang
lain dan dapat mencetak lebih dari
satucetakan pada satu lengan
tunggal.

3. Vertical or Up & Over Rotational Machine

• Mesin ini bervariasi dalam


ukuran antara kecil an
menengah dibandingkan
dengan mesin rotasi lainnya.
Rotasi mesin ini vertiakal dan
tergolong mesin cetak yang
hemat energi.
4. Shuttle Machine

• Kebanyakan mesin Shuttle


memiliki dua lengan yang
cetakannya bergerak bolak balik.
Dalam beberapa kasus ada mesin
yang hanya memiliki satu lengan.
Cetakan mesin ini bergerak dalam
linear masuk dan keluar dari
pemanasan dan pendinginan
ruang.

BAB V
KESIMPULAN
Plastik ialah salah satu bahan baku yang diperoleh melalui proses sintesis dari
berbagai bahan mentah, yaitu : minyak bumi, gas bumi dan batu bara. Plastik juga dapat
dinamakan bahan organik karena terdiri dari persenyawaan-persenyawaan karbon,
kecuali plastik silikon yang mengandung silicium sebagai pengganti karbon (silicium
secara kimiawi mirip dengan karbon). Plastik juga disebut sebagai bahan berstruktur
makro molekuler karena bahan tersebut terdiri dari molekul-molekul yang
besar(makro).
Plastic molding adalah Proses pembentukan suatu benda atau produk dari
material plastik dengan bentuk dan ukuran tertentu yang mendapat perlakuan panas dan
pemberian tekanan dengan menggunakan alat bantu berupa cetakan atau Mold.
Proses pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut
belum tentu bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik. Jadi
pada prinsipnya ada pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya untuk
jenis thermoplastik dan adapula yang bisa digunakan oleh keduanya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AkrrcP3Y7HGZL5qiNT
V6wLJRAx.;_ylv=3?qid=20080217185713AAQ493W
2. http://indonetwork.co.id/wmkbandung/sell
3. http://okasatria.blogspot.com/2008/02/mengenal-plastic-molding-mold- plastik.html
4. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=50
5. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=73
6. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0208/16/iptek/plas33.htm

Anda mungkin juga menyukai