Anda di halaman 1dari 1

Nama : Djaka Varesta Mulyo Susanto

Absen :13
Kelas : 8.6
MaPel : PAI

Kisah Nabi Ya´qub

Nabi Ya'qub a.s merupakan anak Nabi Ishaq a.s. Sedangkan Nabi Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim a.s. Melalui surah
Huud ayat 71, sebelumnya sudah terjadi peristiwa tatkala Nabi Ibrahim a.s beserta sang istri, Siti Sarah, didatangi
malaikat utusan Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira.

َ ُ‫ق يَ ْعق‬
‫وب‬ َ ‫َت فَبَ َّشرْ ٰنَهَا بِِإس ٰ َْح‬
َ ‫ق َو ِمن َو َرٓا ِء ِإس ٰ َْح‬ َ َ‫ ف‬Kٌ‫َوٱ ْم َرَأتُهۥُ قَٓاِئ َمة‬
Kْ ‫ض ِحك‬
Artinya: "Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira
tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub".

Seperti diketahui, kala itu usia Sarah sudah menginjak sekitar 90 tahun. Sedangkan Nabi Ibrahim berumur hampir
120 tahun. Kendati demikian, mereka masih dikarunia buah hati yang kelak menjadi Nabi Ishaq. Kemudian lahirlah
putranya dengan nama Ya'qub. Ketika dilahirkan oleh ibunya, Rifqah binti A’zar, Nabi Ya'qub a.s sebenarnya
memiliki saudara kembar yang bernama Ishu. Akan tetapi, di antara mereka berdua justru tidak tercipta adanya
kerukunan

Ishu bahkan disebutkan mulai menaruh sifat dengki dan iri hati terhadap Ya'qub. Pasalnya, Ishu merasa bahwa sang
saudara kembar lebih disayangi ibunya daripada dirinya sendiri. Kebencian itu semakin memuncak kala ia
mendapatkan kabar bahwa Ya'qub sudah diajukan Rifqah untuk didoakan dan diberkahi oleh Nabi Ishaq selaku
ayah.

Melihat situasi yang semakin memburuk, Ya'qub mencoba meminta saran kepada ayahanda mengenai solusi terbaik
dalam bersikap terhadap Ishu. Usai mendengar keluh kesah salah satu putranya itu, Nabi Ishaq memberikan saran
agar Ya'qub pergi berhijrah ke Fadan Araam di Irak untuk menghindari dampak permusuhan dengan saudara
kandungnya. Akhirnya, pergilah Ya'qub ke negeri Irak. Di sana, ia menemui saudara ibunya yang bernama Laban.
Kelak, dua anak Laban, yakni Laiya dan Rahel dijadikan istri oleh Nabi Ya'qub a.s. Dari istrinya Rahel itulah
kemudian lahir Nabi Yusuf a.s.
Sebagai seorang ayah yang baik, keteladaan yang juga bisa diambil hikmahnya dari kisah Nabi Ya'qub a.s di
antaranya adalah ia mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang bagus. Selain itu, ia juga memberikan nasihat
dan menyelesaikan masalah mereka dengan bijak.
Salah satu pesan Nabi Ya'qub a.s yang ditinggalkan kepada anaknya juga berkaitan dengan pesan ketakwaan kepada
Allah SWT. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 133 menyebutkan:

ُ‫ق ِإ ٰلَهًا ٰ َو ِحدًا َونَحْ ن‬


َ ‫ك وَِإ ٰلَهَ َءابَٓاِئكَ ِإ ْب ٰ َر ِهۦ َم َوِإ ْس ٰ َم ِعي َل َوِإ ْس ٰ َح‬
َ َ‫وا نَ ْعبُ ُد ِإ ٰلَه‬
۟ ُ‫ال لِبَنِي ِه ما تَ ْعبُ ُدونَ ِم ۢن بَ ْع ِدى قَال‬
َ َ َ‫ت ِإ ْذ ق‬
ُ ْ‫وب ْٱل َمو‬ َ ‫َأ ْم ُكنتُ ْم ُشهَدَٓا َء ِإ ْذ َح‬
َ ُ‫ض َر يَ ْعق‬
َ‫لَهۥُ ُم ْسلِ ُمون‬
Artinya: "Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Anda mungkin juga menyukai