Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOLOGI MOLEKULER DASAR

Pengaturan Gen dan Ekpresi Protein pada kondisi


fisiologi maupun patologis dan beberapa tempat target
aksi obat

OLEH :
FERI SURACHMAT ( 19.201.018 )
LISYE MARSELINA SABENAN (20.201.001 )
SITTI YANMANI NURWULAN ( 20.201.003 )

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaturan Gen dan Ekpresi Protein pada kondisi
fisiologi maupun patologis dan beberapa tempat target aksi obat”.

Makalah ini diajukan ataupun dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
Farmakologi Molekuler Dasar.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para mahasiswa dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 31 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi farmakologi molekule
2.2 Ruang lingkup farmakologi molekuler
2.3 Sistem biologi dan aksi obat
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penemuan obat era modern diawali dengan adanya suatu penyakit dan identifikasi
target pengobatan yang bisa dinilai secara kuantitatif untuk menilai pengembangan senyawa.
Pada akhirnya, keberhasilan suatu terapi merupakan hasil langsung dari efektivitas obat
melawan targetnya, yang akhirnya menimbulkan perbaikan atau hilangnya suatu kondisi
penyakit. Kekhususan target obat sangat penting untuk mengurangi toksisitas, meskipun
kekhususan mutlak (satu obat-satu target) sangat sulit dicapai dan bahkan lebih sulit untuk
dibuktikan. Jelasnya, semakin banyak yang diketahui tentang struktur, fungsi, dan peran
fisiologis suatu target, semakin besar peluang dihasilkannya produk akhir yang sukses dalam
proses penemuan obat tersebut.
Dalam makalah ini akan dijabarkan beberapa prinsip kerja obat serta target kerjanya
pada tingkat molekuler. Secara garis besar, prinsip kerja obat digolongkan menjadi dua, yaitu
kerja obat spesifik dan kerja tidak spesifik

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ilmu Farmakologi Molekuler ?
2. Apa saja ruang lingkup dari Farmakologi Molekuler ?
3. Bagaimana system biologi dan aksi obat ?

1.3. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami ilmu Farmakologi Molekuler.
2. Agar mahasiswa mengetahui ruang lingkup dari Farmakologi Molekuler.
3. Agar mahasiswa mengerti system biologi dan aksi obat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Farmakologi Molekuler


Farmakologi Molekuler merupakan mata kuliah yang mempelajari aksi obat pada
tingkat molekuler, meliputi berbagai molekul biologis sebagai target obat, interaksi dengan
obat serta efek yang dihasilkan. Mata kuliah ini memerlukan pengetahuan dasar tentang
biologi molekuler dan reaksi-reaksi biokimia.
Farmakologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari mengenai transduksi signal
dan mekanisme aksi obat pada berbagai targetaksi obat, meliputi kanal ion, enzim,
transporter, dan reseptor. reseptor pada tingkat molekuler, ikatan obat-reseptor pada membran
plasma dan sel, sistem enzim sebagai target aksimolekul obat, perubahan-perubahan biokimia
karena aksi obat,keragaman reseptor obat dan ekspresi gen yang berperan dalam mekanisme
resistensi obat. Sehingga memberikan penjelasan bagaimana aksi obat sampai level
molekuler, sehingga banyak membantu dalam menjelaskan bagaimana mekanisme aksi obat.
Farmakologi molekuler merupakan bagian dari cabang ilmu farmakologi yang
menjelaskan tentang mekanisme kerja obat sampai pada tingkat molekul. Ilmu ini sangat
penting karena membuat kita dapat lebih memahami kerja spesifik obat dan efek sampingnya
pada manusia. Pada tingkat terapan, ilmu ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
bahan farmasi aktif yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit tertentu dan bagaimana
metode produksi obat-obatan yang konsisten sesuai dengan struktur dari obat tersebut.

2.2 Ruang Lingkup Farmakologi Molekuler


Ruang lingkup kajian farmakologi molekuler adalah pengaturan gen dan ekspresi
protein pada kondisi fisiologis maupun patologis, mekanisme aksi obat pada tingkat seluler,
genome dan protein, serta pengembangan dan penemuan obat.

2.2.1 Definisi Gen


Gen merupakan sebuah unit informasi genetik yang tersandi dalam genetika.Gen
adalah unit molekul DNA atau RNA yang membawa informasi mengenai urutan asam amino
lengkap suatu protein, atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA
(RNAribosom) atau tRNA (transfer RNA). Terlibat dalam mengkode protein dan mewariskan
keturunan.

2.2.1.2 Definisi Ekspresi Gen


Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Dogmasentral
mengenai ekspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang
ditranskripsi oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.

Ekspresi gen merupakan sintesis protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu:

• Tahap pertama urutan rantai nukleutida tempale (cetakan) dari suatu DNA
untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA. Proses ini
disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel.

• Tahap kedua merupakan sintesis polipeptida dengan urutan spesifik


berdasarkan rantai DNA yang dibuat pada tahap pertama, proses ini disebut
translasi.

2.2.1.3 Tahapan Pengaturan Ekspresi Gen


Ekspresi gen merupakan proses penterjemaahan informasi yang dikode di dalam gen
menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Dogma sentral ekspresi gen adalah
sebagai berikut:

1. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan
yang disebut sense, sedangkan pasangan rantai DNAnya disebut rantai antisense. Terjadi di
dalam inti sel. Transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu
Inisiasi(permulaan),Elongasi(pemanjangan) Terminasi(pengakhiran) .
2. Translasi
Translasi berlangsung di dalam sitoplasma dan ribosom. Translasi merupakan
proses penterjemaahan sutu kode genetik menjadi protein yang sesuai. Translasi
terdiri dari tiga tahap, yaitu Inisiasi(permulaan),Elongasi(pemanjangan)
Terminasi(pengakhiran) .
2.3 Sistem Biologi dan Aksi Obat

2.3.1 Level Aksi Obat


Untuk mempelajari aksi suatu obat, periu mempertimbangkan efek yang
dihasilkan pada sistem biologis dalam level atau tingkatan bagian dari organisme
yang berbeda-beda. Tingkatan utama dari yang sederhana menuju yang
komplek adalah sebagai berikut molekuler biologi, subseluler, sel, organ atau
jaringan, organisme utuh, dan interaksi antar organisme.

2.3.2 Mekanisme Aksi Obat


Satu prinsip dasar dari farmakologi adalah molekul obat dapat mempengaruhi
komponen organisme hidup sehingga dapat menghasilkan efek atau respon. Obat dapat
bekerja dalam tubuh apabila berinteraksi atau berikatan dengan komponen tubuh dan
berdasarkan apakah obat tersebut diperantarai oleh komponen tertentu dari sel (target obat
spesifik). Ehrlich menyatakan bahwa " Corpora non agunt nisi fixata " atau suatu obat tidak
akan bekerja jika tidak berikatan dengan targetmya. Dalam bekerja pada suatu organisme
hidup, mekanisme aksi obat dibedakan menjadi : (1) aksi non-spesifik, yaitu mekanisme aksi
obat yang didasarkan sifat fisika kimiawi yang sederhana, (2) aksi spesifik, yaitu mekanisme
aksi obat yang melibatkan interaksi dengan komponen spesifik organisme misalnya reseptor,
enzim, komponen genetik, kanel ion.

A. Aksi Obat Non-Spesifik


Kerja non-spesifik, yaitu mekanisme kerja obat yang didasarkan sifat fisika kimiawi
yang sederhana. Pertimbangan utama obat yang beraksi berdasarkan mekanisme fisika
kimiawi non-spesifik adalah bahwa obat tersebut tidak menunjukkan efek yang lain pada
dosis dimana obat tersebut menghasilkan suatu aksi fisikakimiawi dalam miliu fisiologi yang
sesuai. Aksi obat non-spesifik biasanya melibatkan dosis yang besar dalam menimbulkan
efek atau respon. Aksi obat non-spesisik yang berdasarkan sifat fisika adalah aksi yang
berdasarkan osmolaritas, massa fisis, adsorpsi, radioaktivitas, radioopasitas atau muatan
listrik. Sedangkan yang berdasarkan sifat kimia adalah berdasarkan asam basa, oksidasi,
reduksi atau kelasi.
B. Aksi Obat Spesifik
Beberapa obat menghasilkan suatu efek setelah berikatan atau berinteraksi dengan
komponen organisme yang spesifik. Komponen organisme tersebut biasanya berupa suatu
protein. Beberapa obat beraksi sebagai substrat yang salah atau sebagai inhibitor untuk
sistem transport atau enzim. Kebanyakan obat menghasilkan efeknya dengan aksi
pada molekul yang spesifik dalam organisme, biasanya pada membran sel. Protein
tersebut dinamakan reseptor, dan secara normal merespon senyawa kimia endogen dalam
tubuh. Senyawa kimia endogen tersebut adalah substansi transmitter sinapsis atau hormon.
Sebagai contoh, asetilkolin merupakan suatu substansi transmitter yang dilepaskan dan ujung
syaraf autonom dan dapat mengaktivasi reseptor pada otot polos skeletal, mengawali
serangkaian kejadian yang menghasilkan kontraksi otot polos. Senyawa kimia (misalnya
asetilkolin) atau obat yang mengaktivasi reseptor dan menghasilkan respon dinamakan
agonis. Beberapa obat dinamakan antagonis dapat berikatan dengan reseptor, tapi tidak
menghasilkan suatu efek. Antagonis menurunkan kemungkinan substansi transmitter (atau
agonis yang lain) untuk berinteraksi dengan reseptor sehingga lebih lanjut dapat menurunkan
atau mengeblok aksi agonis tersebut.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat beberapa komponen organisme yang
digunakan sebagai target aksi suatu obat.Target obat spesifik tersebut adalah :
 Enzim
 Kanel ion
 Molekul pembawa
 Reseptor

A. Enzim
Cara Kerja Enzim adalah Substrat harus ada hubungan atau kontak
antara enzim dengan substrat untuk dapat bekerja terhadap suatu zat. Oleh
karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat.
Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat
tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau
kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya
mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat
menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi
lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini
enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan
mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.

TabelI beberapacontohenzimsebagaitargetaksiobat(Rangeta/., 1999)

B. Kanal ion
Kanal ion, yang merupakan salah satu kelas target obat terbesar, paling
sering menjadi target obat-obatan hipnotis dan penenang. Kanal ion adalah
protein penyusun pori yang mengontro gradien voltage melintasi membran
plasma (mengontrolpotensialsel) dengan memungkinkan aliran ion berdasarkan
gradient elektrokimia. Mekanisme kerja kanal ion pertama kali dihipotesiskan
oleh ahli biofisika (Alan Hodgkin dan Andrew Huxley, 1951), yang
menyatakan bahwa ion bergerak melalui “lubang” di membrane sebagai hasil
daya elektrokimia (aliran arus listrik). Lubang bersifat selektif, hanya ion
tertentu yang bisa lewat (misalnya Na+, K+ , Ca2+ danlain-lain).

Adapun keuntungan kerja obat pada kanal ion adalah:


1. Kanal ion merupakan titik pertemuan komunikasi sel secara terpadu.
2. Kanal ion membantu lewatnya ion dan modulasi kanal ion dapat memberikan efek
yang bermakna.
3. Ada beberapa subtipe yang mendukung target kerja obat.
4. Sebagian besar kanal ion memiliki tempat pengikatan ligan tersendiri sehingga kanal
ion sangat sensitif terhadap modulasi kimia.
Namun, sedikitnya obat yang bekerja pada kanal ion menunjukkan kalau ada
kelemahan dari kerja obat pada kanal ion. Kelemahannya adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar kanal ion terlihat lebih dari satu jenis sel sehingga kemampuannya
untuk bekerja pada organ tertentu menjadi berkurang.
2. Karena perannya sangat penting dalam homeostasis sel, modulasi kanal ion dapat
menimbulkan efek samping yang berari.
3. Kelemahan kerja obat pada kanal ion khususnya terlihat pada penyakit motilitas,
karena belum ada kanal ion yang hanya terlihat di jenis-jenis sel kunci yang terlibat
dalam pengendalian motilitas gastrointestinal.

Tabel II beberapa contoh kanel ion sebagai target aksi obat (Rang et a/., 1999)

C. Molekul Pembawa
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan
terciptanya lalu lintas membran. Molekul yang dapat melewati membran sel antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat
masuk ke dalam sel.

Transporter membrane adalah suatu protein yang terlibat dalam pergerakan ion,
molekul-molekul kecil, atau molekul makro melewati suatu membrane biologis
melalui proses difusi yang dipercepat atau transpor aktif. Secara structural, transport
membrane adalah protein membrane yang utuh, yakni, tranporter membrane ada
didalam membrane dan melintasi membrane untuk mengangkut zat-zat eksogen dan
endogen. Transporter membrane dikenal sebagai pemain kunci dalam proses
penyerapan, distribusi, metabolism, dan eliminasi obat.

Tabel III beberapa contoh molekul pembawa sebagai target aksi obat (Rang et at., 1999)

D. Reseptor
Reseptor merupakan suatu molekul target yang jetas dan spesifik terdapat dalam
organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu komplek yang
reversibel sehingga pada akhirnya menimbulkan respon. Reseptor didefinisikan sebagai suatu
makromolekulseluler yang secara spesifik dan langsung berikatan dengan ligan (obat,
hormon,neurotransmiter) untuk memicu proses biokimiawi antara dan di dalam sel yang
akhirnyamenimbulkan efek. (Ikawati, 2006). Reseptor merupakan senyawa biopolimer
dalamtubuh orgnisme yang dapat berinteraksi dengan senyawa kimia tertentu
sehinggamenghasilkan tanggapan biologis. Secara umum, reseptor adalah suatu protein
integralmisalnya makromolekul polipeptida yang tertanam pada lapisan fosfolipida
padamembran sel. Reseptor bekerja dalam lingkungan membran sel, sehingga sifat
danmekanisme aksi dari reseptor akan tergantung pada lingkungan kimia dari
membranfosfolipid. Selain di membran sel, beberapa reseptor juga terdapat di dalam
sitoplasmadan membran inti sel.Reseptor berfungsi untuk mengenal dan mengikat suatu
ligan/obat dengan spesifitasyang tinggi dan meneruskan signal tersebut ke dalam sel melalui
beberapa cara yaitu:
1. Perubahan permeabilitas membrane
2. Pembentukan second messenger
3. Mempengaruhi transkripsi gen
Tabel IV beberapa contoh reseptor sebagai target aksi obat (Rang et a/., 1999)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Farmakologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari mengenai transduksi signal
dan mekanisme aksi obat pada berbagai targetaksi obat, meliputi kanal ion, enzim,
transporter, dan reseptor.
 Ruang lingkup kajian farmakologi molekuler adalah pengaturan gen dan ekspresi
protein pada kondisi fisiologis maupun patologis, mekanisme aksi obat pada tingkat
seluler, genome dan protein, serta pengembangan dan penemuan obat.
 Tingkatan utama dari yang sederhana menuju yang komplek adalah sebagai
berikut molekuler btologi, subseluler, sel, organ atau jaringan, organisme utuh, dan
interaksi antar organisme.
 Dalam bekerja pada suatu organisme hidup, mekanisme aksi obat dibedakan menjadi :
(1) aksi non-spesifik, yaitu mekanisme aksi obat yang didasarkan sifat fisika kimiawi
yang sederhana, (2) aksi spesifik, yaitu mekanisme aksi obat yang melibatkan
interaksi dengan komponen spesifik organisme misalnya reseptor, enzim, komponen
genetik, kanel ion.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5. jilid 3. Alih
Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta.

Kimball, John W., 1988. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 2. Alih Bahasa: Siti Soetarmi
Tjitrosomo dan Nawangsari Sugiri. Erlangga. Jakarta.

Widodo, Gunawan Pamudji., Herowati, Rina. 2011. Reseptor. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Zullies Ikawati. 2008. Farmakologi Molekuler. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai