ISLAMIC
RELIGION
ISLAM DAN GLOBALISASI
13
Fakultas: Kode Mata Kuliah:
Program Studi: Disusun Oleh :SAKDUN,S.Ag M.Pd
Abstract Kompetensi
Dunia sedang berubah. Komunikasi antar manusia . Kemajuan ilmu teknologi, komunikasi,
transportasi, dan turisme, telahmenjadikan dunia sebagai‘desabesar’. Di tengahsituasi dunia yang
berubahitu, dunia Islam mencanangkanabad ke-15 Hijriyahinisebagaiabadkebangkitankembali Islam.
Walaupunpelecehanmenerpa, umat Islam mustitetapoptimistismenghadapinya.
Lalu, apamakna dan dampakdari proses globalisasiinformasiinibagi Islam? Satu hal yang
pastiialahbahwaumat Islam tidakbisahidup, berpikir dan bertindakisolatif,
tanpamempertimbangkansituasibangsa dan umatberagamalainnya.
Kesadaranakanlingkunganfisikmaupunsosialdari planet bumisemakinmerata.
Bumiinitidakbisadiklaimsebagaimiliksatubangsaatausatuumatsaja, melainkanmilik dan
tanggungjawabbersama.
Oleh karenanyatidaklahmengherankanbahwahalitumerupakansunnatullah,bahwaberbagaifalsafah,
ideologi, budaya dan agama yang adamengalami pasang surutbahkankebangkrutan. Contoh yang
masihhangattentunyakebangkrutanideologikomunisme di bekas Uni Soviet yang
telahmembawapengaruh global baik pada iklimpolitikmaupunekonomi dunia, secaralangsung juga
dirasakan oleh dunia Islam.
Islam adalah agama perdamaian. Kontribusi Islam untukperdamaian dunia dan regional,
sedemikianbesardalamsejarahumatmanusia. Menurut Islam,
tujuanutamapenciptaanmanusiaadalahsalingmengenal dan hidupdalamdamai.
Hal yang sama juga terdapatdalamsurat Al-Mumtahinah (60):8-9, Allah berfirman: “Allah
tiadamelarangkamuuntukberbuatbaik dan berlakuadilterhadap orang-orang yang
tidakmemerangimukarena agama dan tiada (pula) mengusirkamudarinegerimu. Sesungguhnya Allah
hanyamelarangkamumenjadikansebagaikawanmu orang-orang yang memerangikamukarena agama
dan mngusirkamudarinegerimu dan membantu (orang lain) untukmengusirmu. Dan
barangsiapamenjadikanmerekasebagaikawan, makamerekaitulah orang-orang yang zalim”.
Pandangan Barat tentang Islam adalah sebuah pandangan yang tidak sepenuhnya dapat
dibenarkan. Aksi teror yang terjadi di beberapa negara biasanya terkait dengan perjuangan
kemerdekaan, Palestina adalah salah satu contohnya. Namun kaum Muslimin juga tidak menyetujui
penggunaan kekerasan yang dipraktekkan secara sporadic itu. Sebab perjuangan dengan kekerasan
belum tentu menghasilkan seperti yang diinginkan. Dalam faktanya justru sering memperkeruh
suasana. Terjadi lingkaran kekerasan yang tiada habisnya.
Islam mewujudkan dirinya Tidak diragukan lagi, komunikasi yang lebih baik di antara kedua
masyarakat tersebut perlu dibangun. Masyarakat Barat perlu menyadari bahwa Islam, seperti agama-
agama lain, mengajarkan nilai-nilai yang mulia mengenai perdamaian dan cinta kepada umat manusia.
Barat juga harus sadar akan fakta bahwa, sebagaimana agama yang lain yang benar, terdapat
keragaman luar biasa dalam Islam.
di berbagai negara yang berbeda-beda dalam tradisi budaya yang beragam, dan , ekonomi, dan
politik yang berbeda pula.
Kaum Muslim juga perlu menghasilkan karya tulis guna mensosialisasikan pemahaman yang
lebih memadai tentang Islam kepada pembaca internasional. Kaum muslimin pun perlu menyadari
keragaman mereka, baik secara doktrinasi maupun politik. Lebih dari itu, bangsa-bangsa dengan
mayoritas Muslim harus tanggap aspirasi minoritas nun-Muslim atau aspirasi politik dan kesetiaan
golongan yang berbeda.
Agama apa pun di dunia ini, lebih-lebih Islam, pada prinsipnya membawa misi kemanusiaan dan
memberi penghargaan tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, namun dalam kenyataan nya tidak
demikian. Berabagai tindak kekerasan, kerusuhan, dan ketidak adilan, sering kali melibatkan sentimen
agama. Kenyataan ini pada gilirannya menimbulkan persepsi negatif terhadap Islam.
Tindak represif dan radikal dalam pemberantasan kejahatan dan kemaksiatan misalnya, oleh
sebagian kalangan dipandang merupakan bagian dari dakwah(amarmakruf nah Munkar).Walaupun
sebagian kaum Muslim menganggap tindakan tidak bersahabat tersebut dianggap kurang etis, selain
menimbulkan korban jiwa dan harta, akan memperburuk citra Islam.
Radikalisme dan segala bentuk kekerasan yang membawa bendera Islam yang terjadi di
Indonesia akhir-akhir ini sesungguhnya bukan hal baru. Gerakan-gerakan radikal telah ada sejak
Rasulullah SAW wafat. Tampilnya gerakan Islam radikal telah memberikan warna negative dalam
kehidupan bermasyarakat saatini. Sehingga menimbulkan gangguan sosial. Massa graassroot
(akarrumput) begitu mudah terprovokasi kondisi ini tentu saja menjadi ancaman bagi tatanan sosial
yang rukun.
Fenomenainitentusajasangatmengkhawatirkanbagikeutuhantatanansosialmasyarakat. Setiap
orang memangberhakberpegangteguh pada keyakinan dan tafsir ataskebenaran masing-masing.
Namun, bagaimana agar keyakinanitutidakmembuatpenilaiannegatifterhadap orang ataukelompok
yang berbedakeyakinannya. Apalagijikaimplementasi ide ituditempuhdengantindakanrepresi dan
radikal (atasnama agama). Klaimkebenaranatassuatupahamkeagamaan dan “penghakiman”
terhadappaham lain sebagaisesat (dan tentusajamasukneraka) perludiksihabis. Jika sikap
‘memandangsebelahmata’ itumasihtumbuhsubur,
makamembanguntoleransikehidupanberagamaakansulitterwujud. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman,
“Tentangsesuatuapapunkamuberselisih, makaputusannya (terserah) kepada Allah. (Yang
mempunyaisifat-sifatdemikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-nyalahakubertawakkal dan kepada-
nyaakukembali,” (QS Asy-Syura[42]:10).
Ayat itumemberikanjalanpenyelesaianterhadapperbedaan-perbedaan,
baikdalampemikiranmaupungerakan, khususnyabidangkeagamaan. Allah telahmenciptakanpotensi-
potensi yang bisamenggerakkan dunia inibegituberagam, baikbahasa, budaya, maupun agama. Allah
tentulebihtahuapa yang akanterjadikarenaperbedaan-perbedaanitu, manusiaakanberselisih dan
cenderungmenempatkandiri pada posisi yang paling benar,
jikasemuapihakbersikapdewadalammenghadapiperbedaanitu, makasegalaperbedaan dan
dinamikatersebutakantumbuhsecaraalamiah. Dan tidakperlurisaudenganperbedaanpendapat. Karena
sesungguhnyaperbedaanadalahrahmatsebagaimanadikatakandalamRasulullah.
Daftar Pustaka
1. Al-Qaradhawi, Y. Islam Agama Ramah Lingkungan. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2. Anwar C. 2000. Isla, dan tantangankemanusiaanabad XXI. Pustaka Pelajar Offset.
Yogyakarta.
3. Chapra, MU. 2000. Islam dan TantanganEkomoni. GemaInsani Press. Jakarta.
4. Kamil S. 2002. Islam dan Demokrasi: Telah Konseptual dan Historis Gaya Media
Pratama. Pamulang
5. Muzaffar, C. 2004. Muslim, Dialog dan teror. Profetik. Bandung.
6. Schimmel, A. 2003. Islam Interpretasi. Inisiasi Press. Depok.
7. Zaqzyq, M.H. 2003. Islam dan Tantangandalammenghadapipemikiran Barat.
Pustaka Setia. Bandung.