Anda di halaman 1dari 5

Agama di Era Globalisasi

quicktoptens.com
Oleh Reza A.A Wattimena
Agama lahir di dunia ini sebagai berkah semesta. Ia mengajarkan hubungan
manusia dengan penciptanya, hubungannya dengan semua mahluk serta
hubungannya dengan diri sendiri. Agama mengajarkan kedamaian dan cinta,
baik ke dalam diri maupun kepada semua mahluk. Ia membuat hidup manusia
menjadi seimbang.

Sekarang ini, agama telah menjadi organisasi global dengan ruang lingkup
seluas dunia itu sendiri. Cabangnya ada di berbagai negara, baik agama yang
diakui maupun yang tidak.

Globalisasi

Sebagai organisasi global, agama tidak bisa dilepaskan dari pengaruh-pengaruh


globalisasi. Globalisasi itu sendiri adalah sebuah proses mengglobal yang terus
berlangsung, yakni dunia yang semakin lama semakin menjadi satu.
Ada tiga ciri dasar dari globalisasi yaitu : 
- Yang pertama adalah perkembangan pesat teknologi informasi, komunikasi
dan transportasi.
Perkembangan ini memicu banyak perubahan di dalam hidup manusia. Ia
didorong oleh nafsu kapitalisme global untuk meraup keuntungan sebanyak
mungkin, dan membuat seluruh dunia tergantung pada keberadaannya. Di
abad 21 ini, kita tidak bisa membayangkan hidup tanpa internet ataupun
jaringan telepon seluler yang memadai.
Hal ini mendorong ciri kedua globalisasi, yakni pemampatan ruang dan waktu.
Ruang kini menjadi begitu kecil. Teknologi transportasi yang murah dan aman
membuat jarak tidak lagi menjadi berarti. Sebelumnya, orang perlu menempuh
jarak ratusan ribu kilometer dengan waktu beberapa bulan untuk pergi dari
Indonesia ke Eropa. Kini, jarak yang sama dapat ditempuh kurang dari sehari,
berkat kemajuan teknologi pesawat terbang.

Tiga, globalisasi juga membawa perubahan yang begitu cepat bagi kehidupan


manusia. Terjadinya perjumpaan yang intens dari berbagai peradaban
membawa perubahan yang amat besar bagi masing-masing peradaban itu
sendiri. Identitas pun mengalami perubahan besar dalam waktu yang cepat.
Tradisi dan nilai-nilai, yang sebelumnya begitu aman dan nyaman dipegang,
kini mulai dikikis oleh gelombang perubahan besar.
Agama dan Globalisasi
Banyak orang menduga bahwa globalisasi merupakan fenomena kekinian.
Globalisasi tidak pernah terjadi di masa lampau. Globalisasi dianggap sebagai
bagian dari peradaban modern yang didominasi peradaban Barat. Istilah
"globalisasi' sendiri baru ditemukan sejak 1980-an. Globalisasi merupakan
fenomena di mana masyarakat dunia terhubung satu sama lain. Globalisasi
dicirikan dengan kemajuan teknologi komunikasi dan perdagangan.

Namun asumsi di atas tidak sepenuhnya tempat. Globalisasi telah terjadi di


masa lalu. Globalisasi yang kita kenal kini merupakan produk peradaban Barat.
Sedangkan masing-masing peradaban di dunia pernah mengalami globalisasi di
masa keemasannya sendiri. Peradaban Yunani,  China, India, dan Islam  pernah
menciptakan cara pendangnya sendiri mengenai globalisasi.

Peradaban Islam telah menciptakan globalisasinya sendiri. Globalisasi Islam


dicirikan dengan hubungan perdagangan antar benua. Sejarah Islam
merupakan sejarah globalisasi. Bagaimana Islam menyebarkan globalisasi di
seluruh dunia setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Globalisasi versis Islam
dimulai sejak upaya pembebasan negeri-negeri di sekitar Timur Tengah.
Pasukan Islam membebaskan Yerusalem, Syams, dan Persia. Ekspansi pasukan
Islam menyebar hingga ke Asia Tengah, Afrika, dan Eropa. Hubungan antar
benua dilindungi oleh tentara-tentara Muslim. Antar negara-negara muslim
memiliki hubungan di berbagai bidang seperti keilmuan, militer, politik, dan
perdagangan.

Globalisasi versi Islam telah terjalin selama ratusan abad.  Globalisasi versi
Islam menghubungkan antara negeri-negeri Islam di Eropa, Afrika, India,
sampai kepulauan Nusantara. Globalisasi yang terjadi di negeri-negeri Islam
pada waktu membentuk Dunia Islam yang masihh terbentuk hingga hari ini.
Dunia Islam membentang dari Afrika Utara sampai Papua. Dunia Islam
merupakan kumpulan negeri-negeri Islam Dunia Islam lebih luas dari dunia
Arab.

Globalisasi versi Islam menyatukan negeri-negeri Islam atas dasar agama dan
peradaban. Bepergian di negeri-negeri Islam tidak membutuhkan passport
atau dokumen lainnya. Islam menjadi peradaban kompleks dan disegani dunia.
Peradaban Islam mewarisi peradaban Yunani kuno, Khaldea, Suryani, dan lain
sebagainya. Peradaban Islam menyerap ilmu pengetahuan dari peradaban
kuno tersebut tanpa harus terlarut dalam peradaban-peradaban tersebut.
Peradaban Islam merupakan pewaris peradaban dunia. Islam telah
berkembang melampaui batas-batas etnis, suku, dan ras. Islam mempunyai
paradigmanya sendiri tentangan peradaban dan hubungan antar peradaban.

Luasnya peradaban Islam menyebabkan munculnya geopolitiknya sendiri.


Geopolitik Islam berpusat kepada kekhalifahan Islam. Kekhalifahan Islam di
Baghdad dan Istanbul merupakan lambang persatuan dunia Islam. Walaupun
banyak muncul kerajaan-kerajaan Islam, namun khalifah menjadi simbol
persatuan dunia Islam.  

Islam mempunyai paradigma sendiri mengenai hubungan internasional. Islam


mempunyai kerangka nilai sendiri tentang bagaimana bangsa-bangsa Muslim
dan non-muslim berinteraksi. Alquran juga memberikan rambu-rambu kepada
bangsa-bangsa Muslim mengenai berinteraksi baik sesama muslim maupun
non-muslim. Berbagai macam kejadian mengakibatkan munculnya paradigma
ini. Perang Salib yang berlangsung puluhan tahun dan serangan tentara
Mongol telah memporak-porandakan peradaban Islam. Dan

Kolonialisme Barat kemudian menghentikan globalisasi di dunia Islam. Seiring


dengan merosotnya dunia Islam, pihak imperialis Barat mulai menguasai
negeri-negeri Islam satu persatu. Pihak kolonial mencoba menghentikan
Islamisasi dan menyebarkan agama Kristen kepada masyarakat Islam
dijajahnya. Namun upaya ini tidak berhasil. Islam tetap menjadi identitas
politik dan budaya lokal.

Selama 800 tahun peradaban Islam merajai dunia, banyak hal yang telah
ditinggalkan. Banyak penemuan yang dihasilkan peradaban Islam. Ilmuwan
Islam menemuka astrolabe, kertas, peta, dan berbagai hasil karya intelektual
lainnya. Islam mewariskan dan mentransmisikan warisan peradaban Yunani
kepada peradaban Barat. Peradaban Islam menghasilkan banyak sekali karya
ilmiah yang berkualitas kepada dunia.

Namun kemudian peradaban Islam mengalami kemunduraan secara perlahan.


Dan ini merupakan hukum sejarah. Islam pernah merangkak naik mengalami
masa kejayaan dan keemasan hingga akhir meredup dan kini meninggalkan
kenangan masa lalu.

Globalisasi yang pernah diciptakan Islam kini hanya menjadi inspirasi untuk
masa datang. Peradaban Islam sangat kaya dengan teori-teori tentang
globalisasi. Teori-teori dapat digunakan di masa kini dan masa depan.

Globalisasi yang terjadi kini diinisiasi oleh peradaban Barat. Namun Barat kini
mengalami kemunduran. Peradaban-peradaban kembali bermunculan.
Peradaban Islam kini dalam usaha untuk merangkak naik walaupun dengan
susah payah. Namun timbulnya ISIS, A-Qaeda, Taliban, Jamaah Islamiyah dan
Abu Sayyaf memperburuk citra Islam di mata dunia.

Saat ini peradaban China dan India diperkirakan akan kembali merajai dunia.
Keduanya merupakan negara raksasa. Chin dan India akan menerapkan
kembali kebijakan dari masa lampau untuk dunia di masa kini. Globalisasi di
masa mendatang akan diwarnai peradaban---peradaban Konfusius dan Hindu.
Lalu di mana peran Islam?

Sesungguhnya dalam kedua peradaban ini ada unsur-unsur Islam yang sangat
kentara. China mempunyai populasi muslim hingga 100 juta. Sedangkan di
India, umat Islam menempati posisi-posisi penting. Kedua negara ini
berpotensi berperan penting di dunia. Umat Islam dapat berkiprah di negara-
negaranya masing-masing. Islam tidak melarang umat Islam untuk bekerja
pada orang kafir sepanjang itu maslahat.

Negara-negara Islam yang tergabung OIC dapat mempererat hubungan di


antara merea di berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, industri,
dan lain sebagainya. Perbedaan di antara negara-negara lslam tidak dapat
dihapuska karena itu karakteristik masing-masing negara Muslim. Perbedaan
merupaka sunnatullah. Di masa depan diharapkan umat Islam akan kembali
berjaya kembali.

Anda mungkin juga menyukai