disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Massa
Dosen Pengampu: Sekar Arum Mandalia, M.Si
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Manajemen Media Massa Cetak ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Sekar Arum Mandalia, M.Si pada mata kuliah Manajemen
Media Massa bidang studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana manajemen media
massa cetak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sekar Arum Mandalia, M.Si,
selaku dosen mata kuliah Manajemen Media Massa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Ani Nurhayati
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumus masalah dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa itu manajemen media massa?
2. Apa urgensi manajemen media massa?
3. Bagaimana manajemen media massa cetak?
4. Bagaimana manajemen redaksional media massa cetak?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen media massa.
2. Untuk mengetahui urgensi manajemen media massa.
3. Untuk mengetahui manajemen media massa cetak.
4. Untuk mengetahui manajemen redaksional media massa cetak.
2
PEMBAHASAN
3
kepemimpinan, sehingga terinterpretasikan dalam bentuk manajer. Berdasarkan
ketiga logika aspek tinjauan tersebut, maka media massa membutuhkan adanya
manajemen di bidang teknis jurnalistik dan pranata sosial.
Pada hakikatnya, manajemen media massa memiliki dua tugas utama, yakni
memilih dan memilah realitas sosial untuk dikemas menjadi serangkaian informasi
siap saji yang disebut dengan berita dan selanjutnya menyebarluaskan berita tersebut
kepada publik. Kehadiran manajemen dalam media juga membantu memaksimalkan
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan kompetensi dan jenis kegiatannya, di dalam sebuah manajemen juga
terdapat berbagai peranan yang hampir sama seperti dalam sebuah organisai,
diantaranya sebagai berikut:
1. Leader (pemimpin), yakni seseorang yang berperan menjadi tumpuan dan harapan
dalam berbagai macam aspek kehidupan anggota di bawahnya.
2. Entrepreneur (pengusaha), yakni seseorang yang memiliki keberanian cukup besar
untuk menanggung berbagai macam risiko yang dapat diperhitungkan (calculated
risk) pada setiap keputusan organisasi yang diambilnya.
3. Manager (manajer), yakni seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memecahkan berbagai macam persoalan multikompleks serta mampu menjadi
mediator yang objektif bagi para spesialis dan generalis yang menjadi
bawahannya.
4. Administrator, yakni seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjabarkan
berbagai macam konsep kebijakan dalam suatu tindakan operasional yang
terstruktur.
5. Supervisor (pengawas), yakni seseorang yang bertanggung jawab secara formal
atas kinerja sekelompok orang dalam sebuah unit organisasi.
6. Staff (staf), yakni seseorang yang berkontribusi untuk membantu pimpinannya
agar berhasil dalam menyelesaikan tugas.
4
7. Technicist (teknisi), yakni seseorang yang mempunyai jenis pengetahuan yang
bersifat spesifik dalam pekerjaannya dan berguna sebagai pendidikan dasar dalam
jenjang kariernya.
C. Manajemen Media Massa Cetak
Penerapan manajemen dalam media massa cetak meliputi meliputi upaya teknis
yang berkonsentrasi terhadap kondisi lingkungan eksternal, penjualan ruang untuk
iklan, mekanisme efisiensi untuk seluruh unit usaha, perencanaan suntikan modal,
dan lain sebagainya yang keseluruhan pendapatannya diperoleh melalui hasil
penjualan produk media cetak (berupa eceran, langganan, barter, dan lain
sebagainya), penjualan kolom (berupa iklan baris, berita duka cita, reuni, dan lain
sebagainya), serta penjualan jasa kegiatan off print seperti seminar, pameran, dan lain
sebagainya dalam rangka membentuk citra atau image positif bagi tokoh publik
maupun institusi.
Secara garis besar, manajemen media cetak terdiri atas dua bagian besar, yakni
bagian redaksi dan perusahaan. Bagian redaksi merupakan bagian dari manajemen
media cetak yang bertugas membawahi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
produk berupa berita, dimulai dari proses perencanaan liputan, pencarian berita,
pengolahan data, serta perancangan halaman dan layout yang disesuaikan dengan
tujuan. Sedangkan bagian perusahaan merupakan bagian dari manajemen media cetak
yang bertugas membawahi berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan proses
pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi, iklan, pengelolaan SDM, perjanjian
kerja sama, dan lain sebagainya. Keseluruhan rangkaian aktivitas manajerial tersebut,
baik yang berlangsung di bagian redaksi maupun di bagian perusahaan akan
dilaksanakan secara terpimpin di bawah pimpinan seorang pemimpin umum yang
telah ditunjuk.
Pemimpin umum akan bertanggung jawab penuh untuk menjalankan keseluruhan
manajerial organisasi perusahaan, yakni meliputi peran sebagai pemegang otoritas
tertinggi atas semua kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan, serta membawahi
semua unit di perusahaan, baik di dalam lingkup keredaksian maupun di lingkup
5
perusahaan secara umum. Tetapi dalam kondisi tertentu seorang pemimpin umum
dapat tetap menjalankan fungsi kewartawanannya meski dalam porsi tertentu yang
telah disesuaikan.
1. Perencanaan
6
Tahap perencanaan merupakan kegiatan atau proses untuk menentukan isi dari
berita yang akan diterbitkan esok hari, serta membahas berita-berita yang
membutuhkan tindak lanjut. Proses dari pencarian serta penciptaan dari berita
biasanya dimulai di ruang redaksi melalui kegiatan rapat proyeksi atau rapat
mengenai perencanaan berita. Salah satu contoh kegiatan perencanaan adalah
suatu lembaga media yang melakukan rapat redaksi tiga kali seminggu. Rapat
tersebut terdiri dari rapat untuk perencanaan selama seminggu, evaluasi
pertengahan minggu, serta rapat di ujung minggu untuk membahas serta
merencanakan untuk edisi selanjutnya. Setiap berita yang ditampilkan di lembaga
media tersebut selalu melalui rapat serta persetujuan dari pimpinan redaksi,
sehingga kemudian dapat menghasilkan berita yang terkontrol juga tidak
menyalahi aturan dari manajemen mereka sendiri.
2. Pengorganisasian
Tahap ini adalah berupa proses penyusunan struktur organisasi juga pembagian
tugas pekerjaan dan penempatan orang berikut jabatannya dalam sebuah struktur
organisasi suatu lembaga media cetak. Pada proses redaksional, terdapat proses
staffing yang memiliki tujuan untuk melaksanakan aktivitas redaksional atau untuk
menempatkan orang-orang yang nantinya akan terlibat langsung dalam unit kerja
bidang redaksional yang merupakan fungsi vital dari sebuah media cetak.
3. Pergerakan
a. Peliputan, yaitu proses mencari berita (news hunting) atau kegiatan meliput
bahan berita dengan menggu nakan teknik reportase, wawancara, maupun
riset kepustakaan.
7
b. Penulisan, yaitu proses penulisan berita dengan meng gunakan teknik
melaporkan (to report) yang merujuk pada pola piramida terbalik serta
mengacu pada konsep 5W+1H.
c. Penyuntingan, yaitu kegiatan memperbaiki atau menyempurnakan tulisan
agar lebih logis, mudah dipahami, tidak rancu, dan tetap memerhatikan
fakta juga data agar tetap terjaga keakuratannya.
4. Pengawasan
Struktur manajemen yang ada di setiap media cetak akan berbeda antara satu
dengan yang lain, bergantung pada kebijakan juga peraturan dari suatu perusahaan
media cetak itu sendiri. Media cetak A dapat berbeda dengan media cetak B.
Selain itu, manajemen dari media cetak jenis koran dapat berbeda dengan
manajemen media cetak jenis tabloid dan majalah, karena walaupun memiliki
sasaran pasar yang sama, tapi tujuan dalam pemberitaan berbeda. Oleh karena itu,
setiap manajemen media cetak harus dapat menyesuaikan isi atau konten berita,
sesuai dengan peraturan juga kebijakan perusahaan masing-masing.
8
DAFTAR PUSTAKA