Anda di halaman 1dari 9

Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (1/4)

Lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi


terhadap kecukupan dan efektivan sistem pengendalian internal yang di miliki oleh
organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggungjawab.
Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (1/4)
Lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan dan efektivan sistem pengendalian internal yang di miliki oleh organisasi dan
kualitas pelaksanaan tanggungjawab.
1. Lingkup pekerjaan pemerikasaan internal, sebagaimana ditetapkan dalam standar ini,
meliputi pemeriksaan apa saja yang harus dilaksanakan. Walau demikian, dimungkinkan
pula diberi pedoman umum oleh manajemen dan dewan tentang lingkup pekerjaan dan
kegiatan yang di periksa.
2. Tujuan penijauan terhadap kecukupan suatu sistem pengendalian intenal adalah
menentukan apakah sistem yang ditetapkan telah memberikan kepastian yang layak atau
masuk akal bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dapat dicapai secara ekonomis dan
efisien.
a. Tujuan adalah pernyataan yang paling luas tentang apa yang ingin dicapai oleh
organisasi. Penetapan berbagai tujuan selanjutnya diikuti dengan menyeleksi
sasaran, pola penerapan, dan pengembangan sistem yang akan dipergunakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
b. Sasaran adalah tujuan khusus dari suatu sistem yang khusus, dapat pula menunjukan
pada berbagai hal seperti tujuan sasaran suatu pekerjaan, operasi atau program,
standar pekerjaan atau pengoprasian, tingkat pelaksaan, serta target atau hasil yang
diharapkan. Sasaran masing-masing sistem haruslah diidentifikasi. Sasaran tersebut
harus didefinisikan secara jelas, dapat diukur, dapat dicapai dan sejalan dengan
tujuan lebih luas yang telah ditetapkan serta secara jelas menyebutkan berbagi
resiko yang berkaitan dengan tidak tercapai berbagai tujuan.
c. Suatu sistem yang meliputi proses, operasional, fungsi, atau kegiatan adalah suatu
susunan, kumpulan, atau gabungan berbagai konsep, bagian, kegiatan, dan atau
orang-orang yang berhubungan atau saling mendukung untuk mencapai tujuan dan
sasaran. Pengertian ini dapat pula merupakan gabungan dari berbagai subsistem
yang beroprasi bersama untuk mencapai tujuan atau saran.
d. Dalam organisasi akan terdapat pengendalian yang cukup apabila manajemen telah
merencanakan dan menyusun tata cara yang memberikan kepastian yang layak atau
masuk akal bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dapat dicapai secara efisien
dan ekonomis. Proses penyusunan sistem dengan penentuan berbagai tujuan dan
sasaran. Ini kemudian diikuti dengan menghubungkan dan mengaikatkan berbagai
konsep, bagian, kegiatan, dan atau orang dengan cara tertentu sehingga secara
bersama-sama akan beroprasi untuk mencapi tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Apabila sistem yang disusun dilaksanakan secara tepat, berbagai
kegiatan yang direncanakan haruslah terlaksanakan sebgaimana yang telah
ditentukan dan harus pula memberikan berbagai hasil yang diharapkan.
e. Suatu kepastian yang layak atau masuk akal aka nada apabila dilakukan
tindakanpengendalian biaya untuk membatasi penyimpangan atau devisa sehingga
akan tetap berada dalam tingkat yang dapat ditolerir. Ini menunjukan, sebagai
contoh, bahwa kekeliruan atau kesalahan material atau perbuatan-perbuatan illegal
akan dapat dicegah atau dideteksi dan dikoreksi dalam jangka waktu yang tepat oleh
para pegawai pada saat melaksanakan tenggungjawab yang ditugaskan. Pada saat
pembentukan sistem, manajemen haruslah mernpertimbangkan hubungan antara
biaya dan keuntungan (cost-benefit rerationship). Kerugian potensial yang
berhubungan dengan berbagai risiko dan perbuatan yang menimbulkan kerugian
harus dibandingkan dengan biaya yang dikeruarkan untuk mencegah terjadinya hal
tersebut.
f. Pelaksanaan yang efisien adalah usaha mencapai berbagai tujuan dan sasaran secara
akurat dan tepat waktu dengan menggunakan berbagai sumber daya secara minimal.
g. Pelaksanaan yang ekonomis adalah usaha mencapai berbagai tujuan dan sasaran
dengan biaya yang sebanding dengan risiko.
3. Tujuan peninjauan terhadap keefektivan sistem pengendalian internal adalah memastikan
apakah sistem tersebut berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
a. Pengendalian yang efektif akan terjadi bila manajemen mengatur sistem dengan
tujuan memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan dan sasaran
organisasi akan dapat dicapai.
b. Pengaturan tersebut meliputi otorisasi dan memonitor pelaksanaan, membandingkan
aktual secara periodik dengan rencana pelaksanaan, dan mendokumentasikan
kegiatan ini untuk memberikan kepastian tambahan bahwa sistem telah berjalan
sebagaimana direncanakan: (1) Otorisasi mencakup penyerahan atau pemberian hak
untuk melakukan kegiatan atau transaksi. Otorisasi menunjukkan bahwa pihak yang
melakukan otorisasi telah memverifikasi dan mengesahkan kegiatan atau transaksi
tersebut sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan. (2)
Memonitor meliputi pengawasan, pengobservasian, kegiatan pengujian, serta
pelaporan kepada individu yang bertanggungjawab. Monitoring akan menghasilkan
verifikasi yang terus-menerus terhadap berbagai perkembangan dalam usaha untuk
mencapai tujuan dan sasaran. (3) Perbandingan secara aktual terhadap rencana
pelaksanaan yang dilakukan secara periodik akan mempertinggi kemungkinan
tercapainya kesesuaian antara kegiatan yang dilakukan dengan rencana kegiatan. (4)
Dokumentasi memberikan bukti tentang pelaksanaan wewenang dan tanggung
jawab atas kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, prosedur dan standar
pelaksanaan pengawasan, pengobservasian dan kegiatan pengujian, serta verifikasi
pelaksanaan yang direncanakan.
4. Tujuan peninjauan terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan adalah memastikan apakah
tujuan dan sasaran organisasitelah dicapai.
5. Tujuan utama pengendalian internal adalah meyakinkan:
a. keandalan (reliabilitas dan integritas) lnformasi;
b. kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan ketentuan
perundang-undangan;
c. perlindungan terhadap harta organisasi;
d. penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien;
e. tercapainya berbagaitujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Pengendalian adalah berbagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk mempertinggi
kemungkinan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran. Manajemen akan merencanakan
untuk menyusun dan mengatur pelaksanaan berbagai tindakan yang tepat untuk
memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa berbagai tujuan dan sasaran
organisasi dapat dicapai. Karenanya, pengendalian merupakan hasil dari perencanaan
penyusunan dan pengaturan yang dilakukan secara tepat oleh manajemen.
a. Pengendalian dapat merupakan tindakan preventif (untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya berbagai hal yang tidak diinginkan), pendeteksian (untuk mendeteksi dan
memperbaiki berbagai keadaan tidak diinginkan yang telah berlangsung), atau
direktif (untuk menyebabkan atau mendorong terjadinya keadaan yang diinginkan).
b. Seluruh varian dari istilah pengendalian (seperti pengendalian administratif,
pengendalian akuntansi, pengendalian internal, pengendalian manajemen,
pengendalian operasional, pengendalian output, pengendalian preventif, dan lain
sebagainya) dapat digabungkan dalam istilah pokok. Berbagai varian tersebut secara
pokok melakukan pembedaan terhadap tujuan-tujuan yang akan dicapai karena
sangat berguna untuk menggambarkan penerapan pengendalian yang spesifik.
Berbagai pihak yang berpartisipasi dalam proses pengendalian haruslah mengetahui
pembedaan setiap istilah serta penerapannya. Walaupun demikian, metodologi yang
dipergunakan oleh auditor internal dalam mengevaluasi suatu pengendalian dapat
diterapkan atas seluruh varian.
c. lstilah pengendalian internal dipergunakan secara umum untuk membedakan
berbagai pengawasan dalam organisasi dengan berbagai pengawasan dari luar
organisasi. Karena pemeriksa internal bekerja dalam organisasi dan antara lain
bertanggung jawab untuk mengevaluasi tanggapan manajemen terhadap dorongan
yang berasal dari luar organisasi, tidak perlu dilakukan pembedaan terhadap
pengawasan internal dan eksternal. Selain itu, berdasarkan sudut pandang
organisasi, pengawasan internal adalah seluruh kegiatan yang ditujukan untuk
memastikan tercapainya tujuan dan sasaran organisasi. Pengawasan internal
dianggap sama dengan pengawasan di dalam organisasi.
d. Suatu sistem pengendalian yang menyeluruh bersifat konseptual, ini merupakan
gabungan dari berbagaisistem pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk
mencapai tujuan dan sasarannya.
7. Manajemen bertugas merencanakan, menyusun, dan mengatur sedemikian rupa untuk
memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa berbagai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan dapat dicapai.
a. Perencanaan dan penyusunan meliputi penetapan berbagai tujuan dan sasaran serta
penggunaan berbagai alat, seperti bagan organisasi, bagan akun, flow chart,
prosedur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang digunakan untuk menetapkan
arus data dan tanggung jawab individual dalam melaksanakan kegiatan, menetapkan
jalur informasi, dan menentukan standar pelaksanaan.
b. Pengaturan meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mem’berikan
kepastian tambahan bahwa sistem tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan
ini mencakup pengotorisasian dan pemonitoran pelaksanaan, pembandingan aktual
secara periodik dengan rencana pelaksanaan, dan pendokumentasian kegiatan secara
tepat.
c. Manajemen harus memastikan apakah berbagai tujuan dan sasaran tersebut tetap
sesuai, serta apakah sistem tersebut masih sesuai untuk saat ini. Karenanya,
manajemen secara periodik harus melakukan peninjauan terhadap berbagai tujuan
dan sasaran serta memodifikasi sistemnya agar sesuai dengan berbagai perubahan
kondisi internal dan eksternal.
d. Manajemen harus menetapkan dan mengembangkan keadaan yang akan menunjang
pengendalian manajemen secara keseluruhan.
8. Auditor internal harus menguji dan mengevaluasi berbagai proses perencanaan,
penyusunan, dan pengaturan untuk menentukan apakah terdapat kepastian bahwa
berbagaitujuan dan sasaran dapat dicapai. Evaluasi terhadap seluruh proses tersebut akan
menghasilkan berbagai informasi yang dapat digabungkan untuk menilai sistem
pengendalian internal secara keseluruhan.
a. Seluruh sistem, proses, operasi, fungsi, dan kegiatan didalam orgnisasi akan
menjadi sasaran evaluasi yang dilakukan oleh auditor internal.
b. Evaluasi harus dapat menentukan apakah terdapat suatu kondisi yang layak dan
masuk akal bahwa: (1) berbagai tujuan dan sasaran telah ditetapkan; (2)
pengotorisasian, pemonitoran, dan kegiatan membandingkan secara periodik telah
direncanakan, dilaksanakan, dan didokumentasikan sesuai dengan kebutuhan untuk
mencapai tuiuan dan sasaran; (3) hasil yang direncanakan telah diperoleh dimana
berbagai tujuan dan sasaran telah dicapai.
c. Meskipun melakukan evaluasi terhadap batas waktu tertentu auditor internal harus
pula mewaspadai berbagai perubahan kondisi aktual atau potensial yang
mempengaruhi kesanggupan memberikan kepastian yang layak berdasarkan suatu
cara pandang ke depan. Apabila hal tersebut, auditor internal harus memperkirakan
risiko yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan.
Disarikan dari buku: Standar Profesional Audit Internal, Penulis: Hiro Tugiman, Hal: 41-
47.
Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (2/4)
Pemeriksa internal harus meninjau keandalan berbagai informasi finansial dan
peIaksanaan pekeriaan atau operasi, serta berbagai cara yang dipergunakan untuk
mengidenfinasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi.
Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (2/4)

Keandalan lnformasi
Pemeriksa internal harus meninjau keandalan (reliabilitas dan integritas) berbagai informasi
finansial dan peIaksanaan pekeriaan atau operasi, serta berbagai cara yang dipergunakan
untuk mengidenfinasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi.
Sistem informasi akan menyediakan data yang dipergunakan untuk pembuatan keputusan,
pengendalian, dan penyesuaian dengan berbagai persyaratan eksternal. Karena itu, pemeriksa
internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan apabila perlu menentukan apakah:
1. Berbagai catatan, laporan finansial, dan operasional mengandung informasi yang akurat,
dapat dibuktikan keberadaannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna;
2. Telah dilakukan pengawasan yang cukup dan efektif atas penyimpanan catatan dan
pelaporan.
1.
 
Kesesuaian dengan Kebijaksanaan, Rencana, Prosedur dan Peraturan Perundang-
undangan
Pemeriksa internal harus meninjau sistem yang tetah ditetapkan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang dimiliki, akibat yang pentlng terhadap berbagai pekerjaan
atau operasi dan laporan serta harus menentukan terhadap berbagai pekerjaan atau
operasidan laporan, serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi atau
melaksanakan hal-hal tersebut.
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem yang dibuat dengan tujuan
memastikan pemenuhan berbagai persyaratan seperti kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan
peraturan perundang-undangan yang dapat diterapkan. Pemeriksa internal bertanggung jawab
menentukan apakah sistem tersebut telah mencukupi dan etektif dan apakah berbagai
kegiatan yang diperiksa telah memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Disarikan dari buku: Standar Profesional Audit Internal, Penulis: Hiro Tugiman, Hal: 47-
48.
Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (3/4)
Oleh Webadmin  /   Minggu 21 Oktober 2018  /   Tidak ada komentar
Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk
melindungi harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan dari suatu
harta atau aktiva.

Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (3/4)


Perlindungan Terhadap Harta
Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi
harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan dari suatu harta atau aktiva.
1. Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang dipergunakan untuk
melindungi harta terhadap berbagai jenis kerugian seperti kerugian yang diakibatkan oleh
pencurian, kegiatan yang ilegal atau tidak pantas.
2. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu harta, pemeriksa harus mempergunakan
prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
 
Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien
Pemeriksa internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
ada.
1. Manajemen bertanggung jawab menetapkan standar operasional yang dipergunakan untuk
mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu kegiatan.
Auditor internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah:
 telah ditetapkan suatu standar operasional untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi;
 standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi;
 berbagai penyimpangan atau deviasi dari standar operasional telah diidentifikasi, dianalisis,
dan diberitahukan kepada berbagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
tindakan korektif;
 tindakan korektif telah dilakukan.
2. Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber
daya haruslah mengidentifikasi berbagai keadaan seperti:
 fasilitas-fasilitas yang tidak dipergunakan sepenuhnya,
 pekerjaan yang tidak produktif,
 berbagai prosedur yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan biaya, dan
 terlalu banyak atau terlalu sedikitnya.jumlah staf.
Disarikan dari buku: Standar Profesional Audit Internal, Penulis: Hiro Tugiman, Hal: 48-
49.
Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (4/4)
Oleh Webadmin  /   Rabu 2 September 2015  /   Tidak ada komentar
Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk
menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Lingkup Pekerjaan Pemeriksa Internal (4/4)


Pencapaian Tujuan
Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menilai apakah
hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan
apakah pekerjaan, operasi, atau program tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana.
1. Manajemen bertanggung jawab menetapkan berbagai tujuan dan sasaran dari program,
pengembangan, dan penerapan prosedur pengawasan serta pencapaian hasil pekerjaan yang
diinginkan. Pemeriksa internal harus menilai apakah tujuan dan sasaran tersebut telah sesuai
dengan tujuan organisasi, dan apakah hal-hal tersebut dapat dicapai.
1. Istilah “pekerjaan, operasi” menunjuk berbagai kegiatan organisasi yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan tujuan menghasilkan suatu produk atau memberikan jasa atau
pelayanan. Kegiatan tersebut meliputi, namun tidak terbatas pada, pemasaran, penjualan,
produksi, pembelian, sumber daya manusia, keuangan dan akuntansi, serta bantuan kepada
pemerintah. Hasil operasi dapat diukur dengan perbandingan terhadap berbagai tujuan dan
sasaran telah ditetapkan yang akan mencakup anggaran, jadwal produksi atau rencana
waktu, dan atau rencana pelaksanaan.
2. Istilah “program” menunjuk kegiatan organisasi yang memiliki khusus. Kegiatan ini
meliputi, namun tidak terbatas pada, peningkatan modal, penjualan berbagai fasilitas,
usaha-usaha pengumpulan uang, usaha memperkenalkan produk atau pelayanan
pengeluaran modal atau capital expenditure, dan berbagai bantuan pemerintah untuk suatu
tujuan tertentu. Kegiatan dengan tujuan khusus ini dapat berlangsung secara singkat atau
untuk waktu yang lama, menjangkau beberapa tahun. Bila suatu program telah
diselesaikan, program tersebut akan diakhiri. Hasil suatu program dengan dibandingkan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3. Manajemen bertanggung jawab menetapkan kriteria yang akan dipergunakan untuk
menentukan apakah tujuan dan sasaran program telah dicapai.
4. Pemeriksa internal harus menentukan apakah kriteria tersebut telah ditetapkan. Pemeriksa
harus menggunakan kriteria tersebut dalam mengevaluasi, apabila dianggap mencukupi
atau memadai.
5. Apabila manajemen belum menetapkan suatu kriteria, berdasarkan pendapat pemeriksa
intemal dianggap tidak mencukupi atau memadai, pemeriksa internal harus melaporkan
keadaan tersebut kepada tingkatan manajemen yang sesuai atau tepat. Sebagai tambahan,
pemeriksa internal dapat merekomendasikan suatu rangkaian tindakan yang tepat
tergantung pada keadaan di lapangan.
6. Pemeriksa internal dapat merekomendasikan berbagai alternatif sumber kriteria kepada
manajemen, seperti: (1) berbagai standar industri yang dapat diterima, (2) berbagai standar
yang dapat dibuat oleh asosiasi atau profesi, (3) berbagai standar yang ditetapkan
berdasarkan hukum atau peraturan Pemerintah.
7. Apabila kriteria yang memadai belum ditetapkan oleh manajemen, pemeriksa dapat
menyusun suatu kriteria yang menurut anggapannya memadai bagi pelaksanaan
pemeriksaan, pembentukan suatu pendapat, dan penerbitan laporan tentang pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
8. Evaluasi yang dilakukan oleh pemeriksa internal terhadap penyelesaian, pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan dapat dilakukan terhadap keseluruhan pekerjaan atau program, atau
hanya terhadap suatu bagian dari operasi atau program. Tujuan pemeriksaan dapat
mencakup penentuan apakah: (1) berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
manajemen bagi kegiatan atau program yang diusulkan, baru atau telah berjalan, telah
memadai serta telah dibicarakan dan diberitahukan secara efektif; (2) kegiatan atau
program telah mencapai tingkatan hasil sementara atau akhir Yang dikehendaki; (3)
berbagai faktor yang menghalangi keberhasilan pelaksanaan telah diidentifikasi,
dievaluasi, dan dibatasi secara tepat; (4) manajemen telah mempertimbangkan berbagai
alternatif bagi pengaturan kegiatan atau program yang mungkin akan memberikan hasil
yang lebih efisien dan efektif; (5) suatu kegiatan atau program tersebut saling melengkapi,
menyerupai, tumpang tindih, bertentangan dengan berbagai kegiatan atau program
lain; (6) berbagai pengawasan dalam pengukuran dan pelaporan tentang pencapaian tujuan
dan sasaran telah ditetapkanakan akan memadai; (7) suatu kegiatan atau program
memenuhi atau tidak bertentangan dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur,
hukum dan peraturan.
9. Auditor internal harus memberitahukan hasil pemeriksaan kepada tingkatan manajemen
yang tepat. Laporan tersebut harus menyatakan kriteria yang ditetapkan oleh manajemen
dan dipergunakan oleh auditor internal serta kriteria yang tidak terdapat atau tidak
memadai.
2. Pemeriksa internal dapat memberikan bantuan kepada manajer yang bertanggungjawab
untuk menentukan tujuan, sasaran, dan sistem, dengan menentukan apakah berbagai asumsi
yang mendasari suatu hal telah sesuai; apakah telah menggunakan berbagai informasi yang
akurat, terbaru, dan relevan; apakah telah dilakukan pengawasan yang sesuai bagi suatu
kegiatan atau program.
Disarikan dari buku: Standar Profesional Audit Internal, Penulis: Hiro Tugiman, Hal: 49-
52.

Anda mungkin juga menyukai