JURUSAN SIPIL
NABELA – D1091131014
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
B. PEMBAHASAN
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
1. Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada
taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat dimabil
tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.
Dengan pengawasan diharapkan juga agar pelaksanaan rencana memanfaatkan semua unsur
manajemen (6M) secara efektif (berhasil guna) dan efisien (berdaya guna). H. Emerson
memberikan definisi tentang effectiveness dan efficience sebagai berikut “Effectives is
measuring in term of attaining pescribed goal or objectives”. Efektifitas adalah pengukuran
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. The ratio of input
to output, benefit to cost (performance to the use of resources), as that which maximizes result
which limited resources. In orders words, it was the realition between what is accomplished and
what might be accomplished. Effisien adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan)
dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber-
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa
yang harus diselesaikan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya melalui pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah,
pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu, pengujian terhadap
laporan berkala dan/atau sewaktu-waktu dari unit/satuan kerja, pengusutan atas kebenaran
laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme,
penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan, dan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan
desa. Pengawasan pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah berpedoman pada norma :
Dari beberapa ketentuan tersebut untuk dapat lebih meningkatkan kinerja pengawasan dalam hal
penerapan pengawasan yang berorientasi teknologi IT dan dalam upaya pengaksesan yang lebih
cepat dan akurat diperlukan sebuah sistem aplikasi pengawasan yang dapat mengakomodir
kondisi tersebut. Salah satu contoh sistem informasi tersebut adalah SIMWAS (Sistem Informasi
Pengawasan).
a. Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari Unit Kerja Pengawas Daerah.
b. Jenis informasi sumber daya yang dimiliki oleh Unit Kerja Pengawas Daerah.
c. Jenis layanan yang diberikan oleh Unit Kerja Pengawas Daerah.
Hal ini menentukan struktur data dan proses yang menjadi dasar penyusunan rencana SIMWAS
di setiap unit kerja pengawasan. Jenis layanan yang diberikan dan jenis informasi yang
dibutuhkan menentukan pola dan prioritas pengembangan SIMWAS suatu Instansi. Pola tersebut
menyangkut hubungan Government to Government (G2G). Dalam pengembangan SIMWAS,
perlu diperhatikan dan disiapkan aspek kepemimpinan (e-leadership), aspek kesadaran akan
manfaat SIMWAS (awareness building), aspek sumber daya manusia, serta peraturan
perundangan yang mendukung (applied regulation). Seluruh aspek tersebut berperan dalam
menentukan desain arsitektur sistem informasi yang akan dibangun. Berikut adalah pemaparan
konsep SIMWAS yaitu :
1. Analisis laporan yang dihasilkan sistem saat ini. Dalam tahap ini analis sistem
mempelajari output laporan yang dihasilkan dalam organisasi pengawasan saat sebelum
penerapan sistem, meliputi :
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
Program Kerja Pemeriksaan (PKP)
Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
Pokok-pokok Hasil Pemeriksaann (P2HP)
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)
2. Menganalisis alur proses kerja pengawasan. Dalam tahap ini analisis sistem akan
mempelajari alur proses kerja pengawasan meliputi :
Ruang lingkup pengawasan
Sasaran pemeriksaan
SKPD yang diperiksa
Jadwal pelaksanaan pemeriksaan
Jumlah tanaga pemeriksa yang dibutuhkan
Anggaran yang dibutuhkan.
Laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
b. Analisis Sumber Daya
Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis sumberdaya untuk penerapan aplikasi SIMWAS
pada Unit Kerja Pengawas Daerah meliputi :
1. Survei Pendahuluan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menghasilkan informasi yang sebanyak mungkin agar
sistem yang dibangun dapat sesuai dengan kehendak user (pemakai) dalam hal ini Unit
Kerja Pengawas Daerah. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh 2 orang analis sistem dengan
waktu 10 hari kerja.
2. Analisis Sistem
Hasil survei pendahuluan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis sistem,
yaitu menghasilkan analisis terhadap sistem yang ada, gambaran sistem yang dibuat,
pembiayaan sumber daya yang dipakai serta manfaat ayang diperoleh Unit Kerja
Pengawas Daerah dalam menerapkan Aplikasi SIMWAS tersebut. Waktu kerja adalah 10
hari dengan 1 orang analis sistem.
3. Desain Sistem
Pada taham ini dibangun rancangan secara garis besar dan rinci mengenai kerja
operasional komputer terhadap sistem yang dibangun tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh 1 orang analis sistem dalam waktu 10 hari kerja.
4. Pembuatan Jaringan
Pembuatan jaringan dikerjakan oleh teknisi jaringan komputer menurut spesifikasi yang
diberikan oleh sistem analis. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 10 hari dan
dilaksanakan oleh 1 orang teknisi jaringan komputer.
5. Pembuatan Program
Pembuatan program dikerjakan oleh programer menurut spesifikasi yang diberikan oleh
sistem analis. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 30 hari dan dilaksanakan oleh 2
orang programer
6. Tes Jaringan
Setiap jaringan (network) akan dites dengan menggunakan data bayangan yang diberikan
oleh sistem analis. Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi jaringan komputer.
7. Tes Program
Setiap jaringan (network) akan dites dengan menggunakan data bayangan yang diberikan
oleh sistem analis. Kegiatan ini dilaksanakan oleh programer.
8. Tes sistem
Setelah kegiatan pembuatan program selesai, maka dilakukan tes sistem. Kegiatan ini
dilaksanakan 10 hari oleh sistem analis, programer dan teknisi.
9. Pelatihan dan Transformasi Sistem
Kegiatan pelatihan dan transformasi sistem ditujukan kepada tenaga outsorcing dan
tenaga pemelihara sistem dari pegawai Unit Kerja Pengawas Daerah, Kegiatan ini
dilaksanakan selama 30 hari kerja.
10. Implementasi Sistem
Pengimplementasian aplikasi SIMWAS menggunakan tehnik pararel run, yaitu
menjalankan sistem lama dan baru secara bersamaan pada satu kondisi dimana aplikasi
SIMWAS dapat berjalan tanpa kesalahan sama sekali kegatan ini akan diawasi oleh
sistem analis selama 1 bulan.
11. penyerahan sistem
Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari pembangunan sistem, yaitu menyerahkan sistem
kepada pemakai (user) dalam hal ini Unit Kerja Pengawas Daerah dan sekaligus
mengimplementasikan secara penuh.
Perbedaan sistem informasi pengawasan masa lalu dengan sistem informasi pengawasan
saat ini adalah pengawasan pada masa lalu masih belum menggunakan sistem informasi,
sedangkan pengawasan saat ini sudah menggunakan sistem informasi yaitu teknologi informasi
dalam membangun Sistem Informasi Pengawasan Daerah (SIMWAS). Berikut adalah contoh
implementasi sistem informasi pengawasan :
Gambar 1.1 Implementasi Sistem Informasi SIMWAS Daerah
Sumber : Google.com
C. PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan penataan ruang adalah
upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Salah satu upaya untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang
dalam kegiatan pembangunan adalah melalui pengawasan/pengendalian pemanfaatan ruang.
Pengawasan/pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Terdapat lima tahapan
dalam pengawasan yaitu tahap penetapan standar, tahap penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan, tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan, tahap perbandingan pelaksanaan dengan
standar dan analisa penyimpangan, dan tahap pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam membangun Sistem Informasi Pengawasan Daerah
(SIMWASDA) untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan
rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
D. REKOMENDASI
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu penyelenggaraan penataan ruang,
karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu penyelenggaraan penataan ruang akan
menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak sesuai dengan peraturan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena untuk menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan penataan ruang, menjamin terlaksananya penegakan hukum bidang penataan
ruang, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang. Serta pengawasan dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ruyatnasih, Yaya. 2010. Controlling pengawasan pengendalian
http://simwasdaerah.blogspot.co.id/2008/12/membangun-sistem-informasi-pengawasan.html.
Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2016